All Chapters of Raja Naga Meninggalkan Gunung: Chapter 1151 - Chapter 1160

1176 Chapters

Bab 1151

Bruk, bruk ....Di saat kerumunan itu mengepung Tobi dan bersiap mengambil tindakan, terdengar suara jeritan keras.Setelah dilihat lebih dekat, ternyata itu jeritan orang-orang yang tadinya mau menyerang Tobi. Satu per satu dari mereka tergeletak di tanah. Semuanya tampak menutupi wajah mereka sambil mengadu kesakitan.Ternyata dalam waktu singkat itu, Tobi memegang tongkat di tangannya dan langsung menggulingkan mereka semua dengan tiga pukulan berturut-turut.Hanya saja, ada sebagian yang kakinya langsung patah. Ada pula yang lebih beruntung karena hanya satu kaki saja yang patah.Para preman itu langsung memandang Tobi dengan wajah penuh ketakutan. Tidak ada yang menyangka kalau bocah ini begitu jago bertarung. Mereka jelas bukanlah tandingannya, apalagi kekuatan mereka bahkan tidak sebanding sama sekali.Mata Yuga juga menunjukkan keterkejutan. Namun, dia terlihat kesal. Dia kemudian tersenyum sinis. "Nak, tak kusangka, seni bela dirimu bagus juga. Pantas saja kamu berani merajale
Read more

Bab 1152

Saat ini, giliran Tobi yang memperlihatkan ekspresi menghina. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Pecundang dari mana? Beraninya sombong di depanku? Sepertinya sudah bosan hidup!"Pernyataan ini jelas membuat semua orang marah, tetapi mereka tidak berani berkata apa-apa.Lagi pula, di saat seperti ini, apa masih ada yang berani pamer? Kalau ada, bukankah orang itu sudah gila?Sayangnya, masih ada orang gila seperti itu. Yuga yang terluka merangkak keluar dan berkata dengan marah, "Nak, jangan terlalu sombong!""Kamu tahu siapa aku? Beraninya kamu melukaiku?""Tuan Yuga, 'kan? Bukankah kamu barusan sudah bilang?" Tobi tampak tidak peduli.Yuga tampak tidak berdaya. Dia kemudian berkata dengan marah, "Kalau begitu, tahukah kamu Tuan Yuga yang kamu provokasi itu siapa? Dari mana latar belakangnya? Aku beri tahu kamu, aku ini tuan muda Keluarga Bustan.""..."Tobi kehabisan kata-kata. Apa otak pria ini bermasalah?Yuga juga merasa ucapannya masih kurang jelas, jadi dia segera menamba
Read more

Bab 1153

"A ... apa yang mau kamu lakukan?" Wajah Yuga memucat karena ketakutan. Ada juga rasa marah bercampur dengan kaget."Apa yang ingin aku lakukan? Bukankah aku sudah bilang barusan? Kamu menginginkan nyawaku. Sebaliknya, aku hanya ingin satu kakimu. Nggak keterlaluan, 'kan?" kata Tobi dengan datar."Nggak, nggak bisa!"Yuga cemas dan buru-buru berkata, "Begini saja. Asalkan kamu melepaskanku, aku akan anggap barusan nggak terjadi apa-apa dan membiarkan semuanya berlalu begitu saja.""Sebaliknya, kalau kamu menyentuhku, Keluarga Bustan pasti nggak berdiam diri. Berdasarkan kekuatan Keluarga Bustan, seberapa hebat pun kekuatanmu, kamu mungkin akan mati juga.""Kamu masih berani mengancamku?" kata Tobi dengan ringan."Nggak, ini bukan ancaman. Ini permintaan, permintaan." Melihat ekspresi Tobi, Yuga juga ketakutan. Dia tidak berani melawan lagi.Singkatnya, Yuga harus menyelamatkan nyawanya dulu. Setelah itu, barulah dia memikirkan cara untuk membuat lawan mati mengenaskan."Baguslah kalau
Read more

Bab 1154

"Hmm." Yuga berkata dengan hati-hati, "Tuan Leonel telah ditolak berkali-kali oleh Fiona. Dia sangat marah pada Fiona. Sekarang mungkin dia sudah pergi ke hotel tempat Fiona menginap.""Apa kamu bilang?"Wajah Tobi berubah pucat.Yuga terkejut. Dia takut Tobi memukulnya lagi. Dia buru-buru berkata, "Aku ... aku sudah ceritakan semuanya kepadamu. Kamu nggak boleh memukulku lagi. Terlebih lagi, semua yang aku katakan itu benar. Selain itu, yang memberitahunya lokasi hotel juga aku.""Tuan Leonel mungkin sudah sampai di hotel sekarang."Yuga jelas-jelas ketakutan. Dia hanya ingin bergegas mengusir Tobi ke tempat Leonel secepat mungkin. Dia tidak sadar kata-katanya telah membuat Tobi emosi.Wajah Tobi berubah dingin dan langsung bertanya, "Hotel mana? Nomor kamar berapa?"Yuga buru-buru memberitahunya.Kebetulan hotel ini cukup dekat dan jaraknya tidak terlalu jauh dari sana."Sebaiknya kamu berdoa agar Fiona baik-baik saja. Kalau nggak, kamu pasti akan mati mengenaskan," ucap Tobi dengan
Read more

Bab 1155

Wajah Leonel berubah dingin. Dia pun bertanya, "Bu Helia, apa maksudmu? Apa kamu anggap aku itu binatang buas?"Ekspresi wajah Helia juga berubah. Dia buru-buru berkata, "Mana mungkin? Tuan Leonel, jangan bercanda. Hanya saja, Fiona dan Prita sedang berganti pakaian sekarang dan nggak begitu leluasa menerima tamu.""Benarkah? Kalau begitu, biar aku lihat bagaimana penampilannya sekarang?" Leonel tidak peduli dengan apa yang dikatakan Helia dan langsung menerobos masuk, tanpa menunggu lebih lama lagi.Melihat itu, Hamid buru-buru berkata, "Tuan Leonel, aku masih sibuk. Aku nggak ganggu kalian lagi.""Pergilah!"Leonel langsung masuk ke dalam tanpa menoleh sedikit pun ke belakang.Raut wajah Helia berubah pucat. Dia bergegas masuk ke dalam.Pria pengawal di belakang langsung menutup pintu, bahkan menguncinya. Setelah itu, dia pun masuk ke dalam.Begitu mendengar suara familier itu, ekspresi Fiona dan Prita juga berubah. Lantaran mereka tahu siapa orang yang mendatangi mereka."Kak Fiona,
Read more

Bab 1156

"Tuan Leonel, kamu serius?" Helia tahu keluarga terpandang seperti keluarganya Leonel tidak mungkin mengizinkan putra mereka menikahi seorang selebriti.Namun, memang terkadang ada pengecualian.Leonel menegaskan. "Tentu saja!" Meski tahu hal itu tidak mungkin terjadi, dia tidak peduli lagi. Sekalipun harus berbohong, dia juga harus mendapatkan Fiona."Kalau begitu, menurutku, Fiona akan mempertimbangkannya. Tapi kamu yakin Keluarga Byantara kalian benar-benar menerimanya?" tanya Helia."Karena aku sudah setuju, seharusnya nggak ada masalah lagi. Fiona, bagaimana menurutmu?" tanya Leonel.Fiona tertegun sejenak dan tidak tahu harus menjawab apa.Helia baru saja bersiap untuk angkat bicara.Leonel melambaikan tangannya dan berkata langsung, "Jangan bicara!" Dia tidak bodoh. Saat berbicara dengan Helia barusan, Leonel juga memperhatikan ekspresi Fiona. Gadis itu jelas tidak terlihat seperti yang dikatakan Helia.Apalagi, kabar yang baru dia terima dari Pak Hamid, ditambah lagi, saat Fion
Read more

Bab 1157

Tidak dimungkiri, Helia cukup pintar.Sayangnya, teriakan itu juga tidak ada gunanya.Leonel bukan hanya tidak panik sama sekali, tetapi wajahnya juga terlihat tenang. Dia bahkan berkata dengan nada mengejek, "Teriaklah! Kita lihat apa ada yang datang menolong kalian nggak!""Aku lupa bilang, kamar yang berada di sekitar sini sudah kosong semuanya. Sebelumnya, memang ada tamu yang tinggal, tapi di saat kalian mengadakan konser, mereka semua sudah diusir keluar."Leonel hanya perlu memberikan sedikit uang kepada pihak hotel untuk mengusir para tamu itu. Pihak hotel tinggal mencari alasan dan menyelesaikan masalah itu dengan mudah.Begitu mendengar kata-kata itu, ketiga wanita langsung putus asa.Tidak ada lagi yang bisa menyelamatkan mereka lagi sekarang.Menghadapi pengawal yang kuat, kedua wanita itu tidak bisa melawan sama sekali. Tak butuh waktu lama, tangan mereka sudah diikat ke belakang dan mulut mereka juga telah ditutupi selotip.Leonel juga tidak peduli dengan teriakan mereka.
Read more

Bab 1158

Astaga. Jika terlambat sedikit, nyawa Fiona mungkin sudah berakhir di sini.Melihat adegan ini, Leonel langsung marah. Tak disangka, Fiona lebih memilih mati daripada menuruti keinginannya.Apa di mata Fiona, dirinya begitu buruk?Selain tampan, apa lagi yang dimiliki bocah itu?Memangnya punya wajah tampan ada gunanya?Leonel tampak emosi. Dia melangkah maju untuk menarik tubuh Fiona dengan kasar. "Fiona, apa kamu begitu membenciku? Baiklah. Makin kamu membenciku, makin pula aku ingin bersenang-senang denganmu di depan umum.""Jangan mendekat!"Fiona menjadi cemas. Dia mengangkat tangan kanannya dan langsung menampar wajah Leonel.Leonel tertegun sejenak. Dia tidak sempat bereaksi dan tidak terpikirkan akan kemungkinan ini. Jika tidak, hanya berdasarkan wanita lemah seperti Fiona, mana mungkin dia bisa menyentuhnya?"Hei, Jalang, beraninya kamu memukulku!"Leonel tidak terima diperlakukan seperti itu. Dia langsung mendaratkan sebuah tamparan di wajah Fiona.Plak!Terdengar suara tajam
Read more

Bab 1159

Di saat Tobi menendang pintu, Leonel sudah sempat menoleh untuk melihat. Hanya sekilas pandang, dia sudah tahu orang yang menendang Tobi itu adalah Tobi.Dia punya kesan yang kuat terhadap Tobi. Apalagi, setelah melihatnya di atas panggung hari ini.Sialan! Ternyata bocah ini masih hidup!Apalagi, bocah ini malah datang ke sini untuk merusak rencananya.Yuga sungguh tidak berguna. Bukankah Leonel sudah memintanya mencari orang untuk melumpuhkan bocah ini?Suara pintu ditendang barusan sangatlah keras hingga membuat semua orang tanpa sadar melihat ke arah pintu, termasuk Prita dan Helia.Prita mulanya sempat tertegun sejenak. Kemudian, wajahnya dipenuhi kejutan dan kegembiraan.Itu Tuan Tobi!Tuan Tobi datang!Meski tidak tahu Tuan Tobi bisa mengatasi masalah ini atau tidak, dia kini merasakan secercah harapan. Setidaknya, jauh lebih baik daripada situasi saat ini, 'kan?Helia juga terkejut. Melihat sosok Tobi di depan pintu, dia tiba-tiba merasa pria itu berbeda dari apa yang dia lihat
Read more

Bab 1160

Selain itu, di saat dia hendak bunuh diri barusan, posisi pengawal itu sangat jauh darinya. Meski begitu, pengawal itu bisa datang dengan cepat dan menghentikannya.Terlihat jelas bahwa kekuatan pengawal ini sangatlah hebat.Namun, Tobi tampak menghina dan berteriak dengan dingin, "Enyahlah!"Helia, Prita, dan Fiona sempat tertegun sejenak. Memang benar, Tobi sangat mendominasi dan heroik. Namun, bisakah dia mengalahkan pengawal yang kuat itu?Wajah pengawal paruh baya itu terlihat dingin. Sebenarnya, dia sudah merasa bahwa dirinya bukan tandingannya sama sekali. Namun, tuannya memerintahkannya agar tidak boleh mundur."Ayo, biar aku lihat kemampuanmu."Pengawal paruh baya itu mengepalkan tangannya erat-erat. Energi dalam tubuhnya melonjak dengan liar. Dia langsung meluncur ke arah Tobi dengan cepat.Segala sesuatu yang ada di ruangan itu bergerak dengan sendirinya. Dia tampak begitu mendominasi dan berkuasa.Ketiga wanita itu merasakan energi yang menakutkan. Kemudian, melihat pengawa
Read more
DMCA.com Protection Status