Beranda / CEO / Cinta Setelah Luka / Bab 51 - Bab 60

Semua Bab Cinta Setelah Luka: Bab 51 - Bab 60

76 Bab

Bab 51 Tentang Harun

Harun datang tiba-tiba, membuat Kaira, Kamran, Kayana, dan Kevin terkejut. Pria itu mendekat ke arah Kaira dan membantu wanita tua di hadapan Kaira duduk kembali di kursi roda."Kak, kenapa bisa ada di sini?" tanya Kaira yang masih tersengal karena membantu Harun tadi."Aku kebetulan lewat habis periksa pasien. Lalu, mendengar ada keributan di sini, makanya masuk untuk memastikan tidak ada hal buruk terjadi," jelas Harun sambil menatap Kaira."Apa yang terjadi? Kenapa Nyonya ini bisa jatuh dari kursi roda?" lanjut Harun, bertanya dengan penasaran."Dia ....""Saya terpeleset hingga terjatuh. Dokter Kaira ingin membantu," jelas Kayana berusaha menutupi yang sebenarnya terjadi.Kaira melirik ke arah Kayana. Senyuman terukir di sudut bibir wanita tua itu membalas tatapan Kaira dan mengangguk, memberi kode jika semua baik-baik saja."Benar begitu, Dokter Kaira?" tanya Harun yang tak lantas percaya begitu saja dengan perkataan wanita tua itu."Emm ....""Benar Pak Dokter. Apa yang di katak
Baca selengkapnya

Bab 52 Lelah

Kaira menatap ke arah Kaivan. Menelan ludah sambil mencoba menetralisir amarahnya. Hatinya kembali sakit kala harus mengingat pedih masa lalu. Kedua tangan Kaira meremas kuat ujung celana panjang yang ia kenakan. Air matanya kembali tumpah.Harun yang sejak tadi diam perlahan bangkit dan meninggalkan keduanya. Memberi ruang untuk Kaira dan Kaivan berbicara agar lebih nyaman, ia merasa tidak harus ikut campur terlalu dalam dengan masalah kedua adiknya.'Aku berharap, masalahmu cepat selesai, Kaira. Aku tidak tega melihatmu terus bersedih dan terpuruk. Aku tahu, kau mampu melakukannya. Jangan menyerah adikku. Ikuti kata hatimu. Apa pun keputusanmu, itu pasti yang terbaik.'Harun menatap sejenak ke arah Kaira dan Kaivan sebelum meninggalkan ruangan Kaira. Kemudian membatin. Setelah itu, ia menutup pintu perlahan dan melangkah meninggalkan tempat itu."Kaira," panggil Kaivan lembut."Mas, tadinya aku berpikir untuk bisa menerima dan memberikan mereka kesempatan. Namun, setelah aku mencoba
Baca selengkapnya

Bab 53 Bertemu Kembali

Kaira menghentikan langkahnya. Kedua matanya terbelalak ketika mengetahui siapa yang ditabraknya. Orang itu pun tak kalah terkejutnya dengan Kaira."Kau ... Dokter perebut tunanganku, bukan?" tuduh orang itu yang ternyata Tasya."Jangan asal bicara, kau. Aku tidak pernah merebut tunanganmu," ucap Kaira lembut. Berusaha tenang meski ia sedikit kesal dengan ucapan Tasya."Masih mengelak? Sudah jelas-jelas kau merebut Kaivan dariku. Aku pikir kau sudah mati karena lumpuh. Tidak di sangka, kau masih hidup dan berjalan dengan normal," maki Tasya dengan tatapan tajam."Cukup, Tasya! Aku tidak pernah merebut Kaivan darimu. Ya, kau lihat. Aku masih hidup dan sehat. Kenapa? Apa kau menyesal karena tidak berhasil melenyapkanku?" Kaira mulai terpancing emosi. Meski suaranya lembut. Namun, tatapannya nanar ke arah Tasya seolah menantang.Tasya tersenyum kecut. "Seharusnya kala itu, aku bisa melenyapkanku hingga kau tidak bisa lagi bersama Kaivan," ucap Tasya semakin emosi."Oh, seperti itu. Saya
Baca selengkapnya

Bab 54 Kepanikan

Harun yang tengah bertugas di ruang IGD terkejut melihat Kaira digendong oleh Kaivan. Pria berparas manis itu mendekati Kaivan."Apa yang terjadi? Kenapa wajah Kaira lebam dan bibirnya berdarah?" Harun mengulangi pertanyaannya dengan panik sambil menatap ke arah Kaivan penuh kecemasan. "Nanti aku ceritakan. Sekarang, cepat tolong Kaira. Lengan kirinya juga sakit. Aku takut hal buruk terjadi padanya," jelas Kaivan yang masih menggendong Kaira."Ba--baik. Suster, tolong bantu saya ambilkan brankar," ucap Harun dengan gugup sambil memanggil salah satu perawat di ruangan itu."Baik, Dok."Kondisi Kaira memburuk. Wanita itu tak sadarkan diri. Seketika tubuhnya melemas. Kaivan semakin panik, begitu pun Harun."Kaira, bangun, Sayang. Kaira!" ucap Kaivan sambil meletakkan tubuh Kaira pada brankar dan menggoyang-goyangkan sedikit tubuhnya."Tenanglah. Aku akan melakukan pemeriksaan. Kau tunggu di sini," ucap Harun sambil mendorong brankar ke ruang pemeriksaan di bantu beberapa perawat.Harun
Baca selengkapnya

Bab 55 Mengundurkan Diri

Kaira berusaha keras mengangkat tangan kirinya dan menggerakkan perlahan. Namun, terasa berdenyut dan sakit. "Ini, ini bekas luka yang dulu. Sekarang terluka lagi. Itu artinya ... aww!" Kaira sedikit memekik karena tangannya terasa sakit saat di gerakkan. Dengan cepat Kaivan meraih tangan kiri Kaira dan mengusapnya lembut sambil sesekali meniupnya. "Tenanglah, Sayang. Kau baru saja siuman dan tanganmu baru di operasi. Pelan-pelan, ya," ucap Kaivan sambil terus meniup dan mengusap-usap tangan Kaira yang terluka. "Apa aku tidak akan bisa menggunakan tangan kiriku lagi? Apa aku tidak akan bisa melakukan operasi lagi? Apa aku ...." "Kaira, bersabarlah. Aku yakin kau masih bisa menggunakan tanganmu kembali. Kau harus bersabar. Kau ...." "Jangan menghiburku! Kau pasti sudah tahu, jika tanganku tidak akan bisa berfungsi dengan baik kembali, bukan?" "Itu hanya sementara. Setelah kau sembuh dan menjalani terapi, tanganmu akan kembali pulih." "Aku tahu kau sedang berbohong. Dulu
Baca selengkapnya

Bab 56 Putus Asa

Kaira terus melangkah meski Harun mengejar dan memanggilnya. Wanita itu semakin mempercepat langkahnya saat mengetahui Harun semakin mendekatinya. Kaira membuka pintu tangga darurat dan melangkah cepat menuruni anak tangga. Harun terus mengejarnya."Kaira, berhentilah. Aku mohon," pinta Harun yang sedikit tersengal mengejar sang adik. Namun, Kaira tidak menghiraukan dan makin mempercepat langkahnya."Kaira, kita bisa bicara baik-baik. Tolong jangan seperti ini," ucap Harun yang terus mengejar Kaira.Mereka tiba pada anak tangga terakhir. Kaira membuka pintu dan keduanya sudah berada di lobi rumah sakit. Kaira terus melangkah menuju pintu keluar. Harun terus mengikutinya."Kaira, dengarkan Kakak dulu." Harun berhasil meraih sebelah tangan Kaira dan menghentikan langkahnya. Kaira berusaha memberontak. Namun, tenaganya kalah kuat dengan Harun."Lepaskan tanganku."Kaira berusaha menepis tangan Harun darinya. Namun, lelaki berparas manis itu tidak mengindahkannya."Kak, sakit tahu. Lepas
Baca selengkapnya

Bab 57 Kebahagiaan Kecil

Kaira duduk di balkon rumahnya sambil menggenggam sebuah bola karet dan terkadang membuka tangannya. Wanita itu sedang melakukan terapi untuk bisa menggerakkan jari-jari tangan kirinya.Terkadang, ia harus meringis menahan sakit ketika otot pergelangan tangan dan jari-jarinya bergerak. Namun, Kaira terus berusaha melakukannya meski sulit. Napas wanita itu pun kadang tersengal ketika harus menahan kesakitan tersebut.Kaivan datang membawa segelas jus stroberi kesukaan Kaira dan kukis. Menaruh kudapan tersebut di meja samping sang istri. Kemudian, duduk disebelah Kaira. Pria tampan bermata elang itu mengambil handuk kecil di meja dan mengelap kening Kaira tang berkeringat perlahan."Sayang, istirahat dulu, ya. Kau sudah cukup lelah," ucap Kaivan lembut sambil meraih tubuh Kaira dan menghadapkan ke arahnya."Aku belum lelah," tolak Kaira sambil melirik ke arah tangan kirinya."Aku tahu, kau wanita yang kuat dan pantang menyerah. Tanganmu sudah banyak perubahan dan aku senang melihatnya.
Baca selengkapnya

Bab 58 Berkunjung ke Rumah Kaira

Kaivan tampak kesal. Wajahnya memerah menahan amarah. Kedua tangannya mengepal dan meninju meja. Kedua matanya nyalang menatap ke arah dinding. Ferdinan yang berada di hadapan Kaivan tidak berani berkata-kata, ia paham betul bagaimana pria yang di hadapinya jika tengah marah. Bisa-bisa menjadi bahan amukan. Diam lebih baik dan aman menurut Ferdinan."Bagaimana mungkin ini terjadi? Aku benar-benar tidak habis pikir."Kaivan berkata geram sambil duduk dan meremas rambutnya. Dadanya sesak menahan amarah yang terbendung. Ferdinan melirik ke arah Kaivan tanpa suara. Meski pun mereka bersahabat. Namun, jika pria tampan itu sudah marah, sebaiknya di diamkan saja dahulu sampai mereda."Fer, apa semua yang kau dengar itu benar adanya?" tanya Kaivan sambil menatap tajam ke arah Ferdinan dan curiga.Ya, Kaivan emosi setelah mendengar perkataan Ferdinan tentang Tasya. Pasalnya, gadis itu meminta perlindungan maminya agar Kaivan tidak mempersalahkan kasus Kaira yang telah ia celakai beberapa waktu
Baca selengkapnya

Bab 59 Berbaikan

Harun terus membujuk Kaira agar mau memaafkannya. Sebab, ia tidak terbiasa bertengkar selama ini dengan sang adik. "Apa kau ingin aku meminta maaf kepadamu di depan mereka? Supaya kau mau memaafkan ku? Jika itu yang kau inginkan, akan aku lakukan. Sekarang, ikut aku ke rumah sakit dan aku akan meminta maaf padamu di hadapan mereka."Harun geram karena Adzkia tidak juga memaafkan dan masih merajuk padanya. Pria berparas manis itu berdiri dan meraih sebelah tangan Kaira, hendak membawanya ke rumah sakit untuk meminta maaf.Kaira mendelik. Berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Harun. Namun, tenaga lelaki itu terlalu kuat dan sulit bagi Kaira untuk memberontak."Tidak perlu. Lepaskan aku, Kak. Sakit tahu," ucap Kaira kesal."Tidak mau, sebelum kau ....""Oke, aku maafkan Kakak. Namun, tolong lepaskan dulu tanganku.""Baiklah."Harun pun melepaskan tangan Kaira. Wanita itu memegangi tangannya yang tampak merah. Harun khawatir dan kembali merasa bersalah."Maaf. Kau sih keras kepala
Baca selengkapnya

Bab 60 Berdebat

Tasya terlihat mondar-mandir di ruang tamu, sembari jari telunjuk ia ketukan pada dagu. Tampak wanita seksi itu sedang memikirkan sesuatu. Kedua matanya nyalang menahan amarah."Aku harus buat perhitungan. Lihat saja, aku akan membuat hidupmu lebih menderita, Kaira. Itu adalah hukuman yang harus kamu terima karena merebut Kaivan dariku," ucap Tasya dengan tatapan menyeringai.Wanita seksi itu melangkah keluar rumah. Sepertinya, ia hendak keluar menemui seseorang. Tasya melajukan mobilnya cukup kencang. Terlihat tergesa-gesa sekali.Empat puluh lima menit kemudian, Tasya tiba di sebuah rumah tua yang bangunannya sudah tampak rapuh. Namun, cukup baik untuk di gunakan sebagai tempat persembunyian.Tasya tampak bersama beberapa orang lelaki. Postur tubuhnya cukup tinggi dan menyeramkan. Wanita itu memperhatikan mereka satu per satu."Aku ada kerjaan untuk kalian," ucap Tasya dengan wajah serius."Apa? Apa bayarannya besar?" ucap salah seorang dari mereka yang bertubuh gembul."Kalian tena
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status