All Chapters of Istri Sementara untuk Kakak Ipar: Chapter 81 - Chapter 90

347 Chapters

BAB 81

Edward yang kukuh ingin bercerai membuat Julia gelap mata. Dia tidak memiliki dukungan dari kedua orang tuanya yang saat ini juga sedang sibuk mencari keberadaan Alenta, sedangkan Karina sudah beberapa hari ini tidak pernah datang ke rumah. Julia bangkit dari duduknya, entah mengapa dia benar-benar sangat marah. Dia sudah memiliki kehidupan sempurna dengan menikahi Edward yang tampan dan kaya raya, serta Elea yang sangat cantik mirip seperti dirinya. Sebelumnya, karir Julia dalam pekerjaan juga cukup baik, jelas dia tidak bisa menerima jika harus kehilangan Edward yang artinya dia akan kehilangan kehidupan sempurnanya. Semuanya berhubungan dengan Edward, itulah hal yang paling tidak boleh hilang darinya adalah, Edward. Menuju ke dapur, lalu mengambil sebilah pisau membuat pelayan yang ada di sana keheranan. Edward bangkit dari duduknya, dia tidak ingin bicara lagi karena pikirnya, Julia juga sudah pergi. Langkah kaki Edward terhenti, dia menatap kembalinya Alenta dengan pisau yang
Read more

BAB 82

Mendapatkan kabar bahwa Julia kembali masuk ke rumah sakit, Herin dan Wilhem bergegas untuk mendatangi rumah sakit. Sebagai orang tua, tentulah mereka tidak bisa tenang jika sampai anak mereka dalam bahaya. Begitu sampai di ruangan Julia, Herin benar-benar sangat terpukul melihat apa yang terjadi dengan Julia. Dia menyalahkan diri sendiri yang sudah menghancurkan putrinya, menyesali apa yang sudah dia lakukan hanya karena dia pikir itu adalah yang terbaik. “Kenapa kau harus melakukan itu, Julia?” tanya Herin, menatap Putrinya dengan sorot mata yang terlihat sangat kecewa.Mendengar pertanyaan dari Ibunya, Julia menjadi kesal sekaligus sedih. Bagaimana Ibunya bisa menanyakan alasan dia melakukan itu jika fakta yang sebenarnya adalah, Ibunya sendiri yang menjadi oknum utama terjadinya kekacauan ini. “Tidak perlu menanyakan sesuatu yang seharusnya ibu sendiri sudah tahu jawabannya, lagi pula apapun yang aku lakukan ini tidak ada hubungannya dengan
Read more

BAB 83

“Julia, itu tidak benar, kan?” tanya Herin, menatap putrinya dengan tatapan mata yang begitu kecewa. “Julia, kenapa diam saja? Ayo, cepat bantah tuduhan yang tidak benar itu!” Perintah Herin yang justru membuat Julia melengos tak peduli. Wilhem membuang nafasnya, kepalanya benar-benar seperti ingin meledak dengan semua yang terjadi belakangan ini. Edward tersenyum, jelas dia tahu Julia pasti tidak akan menyangkal karena saat ini Julia sendiri sedang malas untuk banyak bicara. Pada akhirnya, Julia tak memiliki pilihan lain selain membiarkan saja Edward keluar dari ruangan, pulang ke rumah untuk bersama dengan Elea. Bagaimanapun caranya dia mencoba untuk menghentikan, Edward juga tidak akan pernah mungkin mendengarkan dirinya. Herin duduk di bangku yang sudah diambilkan Wilhem, tubuhnya lemas karena lagi-lagi harus menghadapi kenyataan yang sangat tidak pernah ada di benaknya. Matanya kembali terarahkan kepada Julia, putrinya yang sangat dia say
Read more

BAB 84

Karina terduduk lemas di pinggiran tempat tidur Elea setelah mendengar cerita dari Edward tentang Julia yang memberikan obat tidur kepada Elea. Dia memang benar merasa kecewa, tapi juga merasa akan lebih baik kalau tidak memperbesar masalah itu dulu. “Baiklah, Edward. Ibu mengerti benar bahwa saat ini kau merasa sangat kesal dan juga kecewa atas apa yang dilakukan Julia. Tapi, cobalah untuk berpikir lebih jauh,” pinta Karina kepada Edward. “Bagaimanapun, dia adalah seorang istri yang mengalami kecelakaan sampai dia harus koma dan itu semua diakibatkan adiknya sendiri. Begitu dia bangun, dia harus menghadapi kenyataan yang sangat menyakitkan yaitu, kau sebagai suaminya justru malah menikahi adik kandungnya.”Edward hanya bisa menahan kekesalan mendengar apa yang diucapkan oleh ibunya, jelas dia sangat tidak setuju dengan kalimat itu entah bagaimanapun faktanya. “Edward, pasti sangat berat untukmu melewati semua ini. Tapi, Tidak ada yang lebih pe
Read more

BAB 85

“Ngomong-ngomong, ini kali pertamanya aku melihatmu di rumahnya bibi Lien. Kau siapanya Bibi Lien?” tanya pemuda itu penasaran. Alenta hanya bisa memaksakan senyumnya agar tak terlihat sombong dan tidak menghargai orang yang mengajaknya bicara. “Aku memang tidak pernah datang ke tempat ini sebelumnya, aku tinggal di kota. Aku keponakannya Bibi Lien,” jawab Alenta, meski sebenarnya dia terlalu malas bicara cukup panjang seperti itu. Pria itu tersenyum, dia mencoba menyembunyikan perasaan ingin tahu yang lebih banyak lagi tentang Alenta. Namun, kalau dia terlalu banyak bicara, dan terus bertanya kepada Alenta jelas saja dia akan dianggap orang aneh oleh Alenta. “Begitu, ya? Ngomong-ngomong, perkenalkan,” pria itu menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan. “Namaku, Benjamin.”Alenta terpaksa menyambut tangan pria yang bernama Benjamin itu. “Alenta,” jawabnya singkat. Benjamin tersenyum lebar, betah sekali dia menyentuh tangan Alenta membuat perasaan tidak nyaman untuk Alenta sendi
Read more

BAB 86

Sudah menjadi kebiasaan Alenta, setiap pagi setelah menyiapkan sarapan dia akan menumbuk daun tumbuhan herbal hingga halus. Siangnya setelah Lien pergi ke toko obat herbal nya, Alenta menyibukkan diri untuk membersihkan pelataran rumah yang mulau di tumbuhi rumput kecil baru tumbuh. “Wah, buah juga sudah banyak yang berjatuhan,” gumam Alenta menyayangkan sekali. Padahal, harga buah kalau di kota cukup mahal, tapi di pedesaan justru terbuang begitu saja. Alenta memutuskan untuk mengambil buah-buah yang masih segar, niatnya ingin dia buat pie, dan juga selai. “Ck! kenapa tinggi sekali, sih?!” gerutu Alenta karena tak sampai. Tidak mungkin juga dia melompat, bahaya untuk bayinya. “Hai, Alenta? Perlu bantuan?” Sapa Benjamin, entah sejak kapan juga dia memperhatikan Alenta. Benjamin dengan segera berjalan mendekati Alenta, membuat Alenta semakin bingung. Bukankah jarak rumahnya dengan rumah Bibi Lien cukup jauh meskipun memang benar mereka bertetangga. Yah, maklum saja lahan milik Bib
Read more

BAB 87

Julia berjalan dengan lenggok yang menggoda, dia bahkan sengaja tidak mengenakan pakaian dalamnya. Mungkin, dia pikir akan lebih cepat dan tidak membuang-buang waktu. “Untuk apa kau datang ke sini lagi?” tanya Edward yang terlihat acuh. “Pakaian yang kau gunakan itu, apa kau sedang mencoba untuk menggodaku?” Edward masih enggan menatap Julia terlalu lama. Julia tersenyum, dia melakukan semua itu juga dengan perhitungan yang matang. Rumah tangganya yang coba ingin dia pertahankan akhirnya membuat Julia kembali melakukan sesuatu yang mungkin terbilang agak memalukan. Tapi, Edward adalah suaminya jadi itu hal yang wajar untuk mereka.Julia malai naik ke atas tempat tidur, dia mencoba untuk menaiki tubuh Edward dengan gerakan yang manja, dan menggoda. Namun, Edward bergegas bangkit sehingga membuat Julia tak bisa melanjutkan apa yang ingin dia lakukan. Edward menatap Julia yang bersimpuh di atas tempat tidur, tidak jauh darinya. “Apa kau pikir aku
Read more

BAB 88

Alenta meringis kesakitan saat kontraksi yang dia rasakan semakin menjadi-jadi. Awalnya, Alenta masih bisa bersikap santai seolah tidak masalah menahan sakit itu, tapi begitu kontraksi mulai mendekati pembukaan empat, Alenta menjerit kesakitan tak tahan lagi. “Ugh! Arrgh......”Suara Alenta memekik kesakitan terdengar jelas, membuat siapapun yang mendengar tahu kalau rasa sakit itu pastilah sangat luar biasa. Sudah tiga jam, Alenta masih harus berjuang lebih keras lagi untuk menahan sakit. Lien yang berada di sana mencoba untuk menguatkan, berharap benar Alenta bisa terus bersabar karena masih membutuhkan waktu untuk bisa sampai pembukaan kesepuluh.“Bersabarlah Alenta, Bibi tahu ini sangat menyakitkan. Tapi, cobalah fokus saja dengan keselamatan bayi yang akan kau lahirkan. Kau pasti tidak akan memikirkan dirimu sendiri, maka itu cobalah saja fokus dengan bayimu,” ucap Lien pelan berbisik kepada Alenta. Benjamin menunggu di
Read more

BAB 89

Edward menutup laptopnya, ada rasa berdenyut pada dada dan perutnya yang seolah terjadi secara bersamaan. Edward pikir, itu adalah gejala karena beberapa bulan terakhir dia benar-benar tidak makan dengan baik, dan terus mengkonsumsi alkohol untuk bisa menenangkan diri dan secara melupakan tentang kepedihannya karena belum menemukan Alenta. “Akh!” Pekik Edward saat rasa sakit itu menjalar bahkan sampai ke kepala. Edward bangkit dari duduknya sembari menahan sakit, tapi usahanya untuk bangkit itu membuat keringat dingin mulai bermunculan di sekujur tubuhnya. Entah mengapa, tubuhnya juga gemetar cukup hebat membuat Edward sendiri kebingungan harus melakukan apa. Bruk!Pada akhirnya, Edward ambruk begitu saja tak sadarkan diri. Edward kembali membuka matanya, dahinya mengernyit karena pusing yang dia rasakan masih ada. Namun, dia sudah tidak lagi berada di ruang kerjanya dan sudah berada di rumah sakit. Entah siapa yang membawan
Read more

BAB 90

“Levine Tyron Wels,” ucap Alenta, dia masih betah memandangi wajah putranya dengan perasaan bahagia. Lien dan Benjamin tersenyum lebar, mereka juga merasakan kebahagiaan yang sama apalagi setelah mendengar nama yang diberikan Alenta kepada putranya benar-benar sangat bagus. “Jadi, kita panggil dia siapa?” tanya Benjamin merasa begitu penasaran. Alenta kembali menatap putranya sembari terus mengusap Ibu putranya itu menggunakan jari telunjuknya. “Mari panggil dia dengan sebutan, Ron!”Benjamin kembali tersenyum, dia mengusap kepala Ron dengan lembut. “Hai, Ron?” Sapanya lembut. “Perkenalkan, aku adalah paman Benjamin! Tapi, kalau kau mau panggil Ayah Benjamin juga boleh, kok...” ujarnya, lalu terkekeh. Alenta berdecih, tak bersungguh-sungguh dia merasa tersinggung apalagi marah. Lien hanya bisa tersenyum menyaksikan semua itu. Tidak masalah apa yang akan terjadi kedepannya, hanya saja dia ingin Alenta dan bayinya yang bernama
Read more
PREV
1
...
7891011
...
35
DMCA.com Protection Status