All Chapters of Istri Sementara untuk Kakak Ipar: Chapter 71 - Chapter 80

347 Chapters

BAB 71

“Alenta baik-baik saja, tidak perlu khawatir,” jawab Edward. Jawaban Edward barusan benar-benar membuat Herin kecewa. Bagaimanapun, dia merasa perlu sekali untuk bertemu dengan Alenta agar bisa bicara dengannya. Tapi, Edward seolah menyiratkan bahwa tidak ada izin untuk bertemu dengan Alenta tanpa persetujuan darinya. Julia terdiam menahan kesal, cara Edward melindungi Alenta sangat ia benci. Padahal, tidak seharusnya Edward bersikap tidak adil seperti itu. Herin tidak lagi memiliki keinginan untuk bicara, begitu juga dengan Julia. Pada akhirnya, mereka benar-benar kompak menikmati sarapan meski tidak bisa senyaman yang mereka inginkan. Edward sebentar menghabiskan waktu untuk bersama Elea, dia harus bekerja nanti, tidak lupa juga akan melihat keadaan Alenta lebih dulu. “Bibi ana?” tanya Elea mencari Alenta. Mendengar pertanyaan yang sama setiap hari dari putrinya tentang keberadaan Alenta, Edward benar-benar mera
Read more

BAB 72

Hari terus berganti, Edward juga masih sibuk mondar-mandir ke sana kemari. Dia memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang ayah untuk Elea, namun masih tidak mampu untuk menjadi suami yang baik bagi Julia. Perasaannya terhadap Julia tak bisa tumbuh barang sedikit, dia juga sudah lelah mencobanya. Kehamilan Alenta yang sudah dibuktikan kebenarannya, membuat semua anggota keluarga menolak hal itu mentah-mentah. Karina, Dia adalah orang yang paling menolak kehamilannya Alenta. “Ibunya yang cacat dan tidak cerdas itu, akan sangat mempengaruhi keturunannya! Aku tidak mau memiliki cucu yang bodoh, juga tidak ada hal yang bisa dibanggakan!” Seperti itulah ucapan Karina yang terus saja membuat Edward kesel. Masa bodoh saja, Edward tidak ingin memperdulikan semua orang yang menentang kehamilannya Alenta. Pikirannya terlalu penuh dengan Alenta, setiap waktu dia hanya mengkhawatirkan Alenta saja. Anehnya, Edward justru merasa
Read more

BAB 73

“Kondisi berbahaya yang menimpa bayi, di mana ia dilahirkan tanpa beberapa bagian otak dan tulang tengkorak. Risiko bayi untuk terlahir dengan kondisi ini akan meningkat jika ibunya kekurangan asam folat selama hamil. Anensefali adalah salah satu kelainan pembentukan tabung saraf.”Terkejut luar biasa hingga dia tidak bisa berkedip, mulutnya sedikit terbuka, dan bahkan Alenta lupa untuk bernafas beberapa detik. Air matanya tiba-tiba saja terjatuh, dia benar-benar heran kenapa Tuhan selalu saja memberikan cobaan hidup yang seperti tak bisa dia jalani. “Tidak, tidak mungkin....”Alenta menggelengkan kepalanya, sungguh dia tidak bisa menerima kenyataan itu. Dokter tersebut hanya bisa menatap Alenta, dia juga akan menjelaskan lebih detail lagi tentang kondisi janin yang ada di dalam perut Alenta. “Bohong, dokter sedang berbohong, kan?!” tanya Alenta dengan ekspresi wajahnya yang menuntut karena dia benar-benar tidak bisa menerima
Read more

BAB 74

Edward berjalan cepat, menuju ke ruang tengah di mana semua keluarga sudah berkumpul di sana. Sebelum sampai di rumahnya Edward, Karina sudah menghubungi Herin, Wilhem, Horrison, dan juga Edward untuk berkumpul di rumah karena ada hal yang sangat penting harus dibahas. Edward awalnya menolak karena dia banyak pekerjaan di luar, tapi saat Ibunya membahas tentang Alenta yang juga sedang dalam perjalanan menuju ke rumah, tanpa berpikir panjang Edward meninggalkan semua pekerjaannya. Begitu sampai di ruang tengah, Edward benar-benar hanya mengarahkan pandangannya untuk memperhatikan Alenta yang sembab. Bahkan, dia juga masih menangis. Edward menatap Ibunya, menjelaskan melalui sorot matanya bahwa dia merasa kesal. “Apa yang Ibu lakukan?” tanya Edward.Jelas saja, ekspresi yang ditunjukkan oleh Edward adalah ekspresi kemarahan. Dia tidak akan memberikan toleransi kepada ibunya jika ibunya membuat ulah sampai Alenta menangis seper
Read more

BAB 75

“Kak, janin yang sedang dibicarakan ini adalah anakku!” Bentak Alenta tak terima. Air matanya sejak tadi tak berhenti mengalir, bibirnya kini sudah tidak bisa menahan lagi untuk menyampaikan apa yang sebenarnya sedang dia rasakan saat itu. Hari ini juga mengangkat janin yang artinya, membunuh anaknya sendiri? Tidak, kalimat itu sangat mudah untuk diucapkan tapi juga sangat mudah membuat Alenta merasa marah. Masih mencoba untuk menahan diri, padahal sebenarnya Edward sendiri bisa memberikan reaksi yang jauh lebih dari pada itu. “Kalau memang pada akhirnya aku dan janin ini mati, itu sama sekali bukan akhir yang buruk. Aku tidak akan-”Ucapan Alenta terhenti begitu saja saat Edward menunjukkan tatapan yang sangat menyeramkan. Tajam, dingin, dan menyiratkan kemarahan yang begitu luar biasa. “Siapa yang akan mengizinkanmu mati?” tanya Edward, tangannya mengepal kuat. “Kau pikir kau siapa bicara seperti itu? Jangan kony
Read more

BAB 76

Plak!Wajah Edward berpaling saat Alenta melancarkan tamparan ke wajahnya. Sebagai seorang Ibu dari Edward, tentu saja dia merasa tidak terima dengan apa yang dilakukan oleh Alenta. “Apa-apaan kau ini, Alenta?!” Tanya karina tak terima. Edward mengangkat telapak tangannya sampai ke batas pundak, dia ingin ibunya diam dan tidak mengatakan apapun tadi. Alenta masih menatap Edward dengan tatapan yang marah, air matanya juga masih terus menghiasi kedua bola matanya. Pelupuknya sampai sembab dan bengkak. “Aku tidak pernah berhutang apapun padamu sebelumnya, bahkan diam-diam membiayai kuliah dan kehidupanku, tidak sepeser pun aku pernah memintanya darimu bukan?! Tidakkah kau merasa bersalah untuk apa yang kau lakukan?”Edward tak ingin menanggapi apa yang diucapkan oleh Alenta, kali ini dia hanya akan mendengarkan saja karena dia tahu benar situasi hati Alenta saat ini benar-benar sedang kacau. “Kau ya
Read more

BAB 77

Edward memukul setir kemudinya, pikirannya kacau tak dapat dia tahan. Sudah dua hari penuh dia mencari keberadaan Alenta, hingga kini masih tak dia dapati keberadaannya. Marah, kecewa, menyesali dengan tindakannya hingga pada akhirnya tidak bisa mencegah Alenta pergi. “Alenta, sebenarnya kau pergi kemana?” tanya Edward pilu. 2 hari itu juga Edward tidak tidur, terus berusaha namun tak mendapatkan hasilnya juga. Sebentar melihat ponselnya berdering, panggilan dari Julia entah sudah beberapa kali sejak semalam. Tergerak pada akhirnya untuk menerima panggilan itu, dia juga tidak lupa bagaimana Elea kalau sudah histeris. “Ada apa?” tanya Edward begitu sambungan telepon terhubung. “Elea menangis terus sejak semalam, dia mengatakan keberadaan mu,” ucap Julia. Edward membuang nafasnya, padahal beberapa hari yang lalu Julia sendiri yang mengatakan padanya bahwa Elea bisa nyaman dan tenang saat diasuh oleh Julia
Read more

BAB 78

Edward merasa tidak bisa menyerah, tekadnya untuk mencari Alenta begitu kuat, seakan tiap detik sangat berarti. “Apa yang harus kulakukan lagi? Semua cara sudah kucoba, tapi tak ada hasil.”keluhnya dalam hati. Setiap kenalan yang mungkin tahu keberadaan Alenta telah dihubunginya, namun tetap saja kabar tentang Alenta itu seakan-akan menguap. Bahkan, ia telah menyewa seorang detektif profesional untuk membantu mencari Alenta, namun hasilnya masih nihil. Rasa putus asa mulai menyelimuti pikirannya, namun suatu tekad yang kuat membuat Edward bersikeras tidak menyerah begitu saja. “Aku harus tetap mencoba, aku harus menemukannya. Alenta, di manakah kau sebenarnya?” gumamnya lembut, hatinya terus terombang-ambing antara harapan dan ketidakpastian.Sejak pagi, Elea menangis tersedu-sedu, dan pekerjaan di kantor yang menumpuk tak mampu menyita perhatiannya. Ia terus terhanyut dalam lamunannya, memikirkan nasib Alenta yang entah di mana. Karina, Ibunya
Read more

BAB 79

Edward kembali ke rumah dengan tubuh yang lesu, kekecewaan yang dia rasakan karena masih tidak bisa menemukan Alenta. Sudah berusaha dengan sangat keras, nyatanya masih tidak bisa menemukan wanitanya. Semalaman dia mengelilingi kota, mencoba mencari kabar tentang adakah rekaman kamera pengawas yang tidak sengaja merekam Alenta, namun masih belum ditemukan hingga saat ini. “Selamat pagi, Tuan?” sapa pelayan rumah begitu mendapati Edward masuk ke dalam rumah. Melihat Tuan rumahnya nampak lesu tanpa kata, pelayan rumah seperti sudah bisa menduga, itu pasti karena masih belum bisa menemukan Alenta. “Elea dimana?” tanya Edward karena tak mendengar suara Elea sama sekali. Sejak kemarin, Elea terlalu tenang membuat Edward jadi kebingungan sekarang. “Masih tidur, Tuan.”Jawaban pelayan rumah barusan benar-benar terasa sangat mengherankan, ini sudah pukul 10.00 hampir siang, tapi Elea masih tidur. “Aneh sekali,” u
Read more

BAB 80

Plak!Wajah Julia berpaling saat satu tamparan mendarat di wajahnya. Tercengang, dia tidak percaya bahwa pada akhirnya ada seseorang yang memberikan tamparan cukup kuat untuknya. Matanya mulai bergerak, menatap orang yang memberikan tamparan di wajahnya itu. “Kenapa kau menamparku, Edward?” tanya Julia menahan tangisnya. Malu sekali rasanya, ada beberapa orang yang melihat ke arahnya dengan ekspresi wajah terkejut. Apa yang dilakukan oleh Edward barusan seperti mempermalukan Julia habis-habisan rasanya. Edward mengeraskan rahang, bahkan sampai menggeretakkan giginya sementara sorot matanya terus menatap Julia dengan tatapan yang tajam. Dia terlalu marah sampai enggan untuk mengatakan apapun, padahal jelas saja dia bahkan ingin melakukan yang lebih daripada hanya sebuah tamparan. “Aku harap, semua ini bisa selesai dengan sangat cepat, Julia!” bentak Edward membuat Julia terperanjat dalam diam. Julia tidak bisa berkata-kata, d
Read more
PREV
1
...
678910
...
35
DMCA.com Protection Status