Lelehan air mata mengalir deras dari sepasang mata Violet.Tangannya yang gemetaran mulai terulur ingin meraih kain penutup yang menutupi seseorang yang sudah tak lagi bernyawa. Begitu sampai di rumah sakit, petugas langsung mengantarkan Violet ke kamar mayat, didampingi juga oleh pihak berwajib. Violet terisak-isak sedih, hatinya bergetar hebat karena ketakutan.“Tidak, tidak mungkin Reiner, kan? Tidak, aku mohon...” Pikirannya terus menerka-nerka, apakah benar pria yang sudah tak lagi bernyawa itu adalah Reiner. Kepalanya tak lagi berbentuk karena terlindas ban truk, membuat Violet semakin takut untuk melihat lebih jauh. Begitu membuka penutup itu, hati Violet serasa hancur.“Bukan, pasti bukan Reiner...,” isaknya, tak kuasa menahan rasa sakit yang menyayat hatinya. Wajah pria yang selama ini selalu mengganggu perasaannya, kini tak lagi bisa dilihat. Violet merasa tubuhnya lemas, lututnya gemeta
Read more