Home / Pernikahan / Istri Sementara untuk Kakak Ipar / Chapter 271 - Chapter 280

All Chapters of Istri Sementara untuk Kakak Ipar: Chapter 271 - Chapter 280

347 Chapters

BAB 271

Plak! Ron terdiam dalam kepasrahan saat Alenta tiba di rumah sakit, tanpa kata langsung saja melayangkan tamparan ke wajahnya. Tahu, Ibunya itu pasti sangat kecewa. “Berani sekali kau mengabaikan peringatan dari Ibu, Ron?” air mata air yang terjatuh oleh kekecewaan atas sikap putranya yang sangat tidak manusiawi. “Ternyata, aku adalah wanita yang gagal dalam mendidik kedua anakku, Aku gagal menjalankan peranku sebagai seorang Ibu!” Alenta menjadi sangat lemas. Memiliki sifat arogan dan juga benci, Alenta sudah mencoba untuk memakluminya karena mau bagaimanapun Ron adalah seorang manusia. Namun, yang tidak bisa diterima oleh Alenta adalah kegagalan sebagai seorang Ibu yang mendidik anaknya. Dia sudah berusaha dengan sangat keras mendidik putra-putranya menjadi pria yang lembut dan juga hangat, namun kenyataan mengatakan lain. Sangat berbanding terbalik, padahal Ron sejak kec
Read more

BAB 272

Selama beberapa hari Aruna berada di rumah sakit, Ron tak bisa sekalipun melihatnya. Semua itu karena Alenta yang membatasi geraknya. Ruangan Aruna dijaga oleh dua orang bodyguard utusan Alenta. Selama itu pula, Ron pun menyadari jika selalu diikuti oleh orang yang pasti juga suruhan Alenta. Tidak bisa berbuat seperti yang dia inginkan, Ron masih akan diam. Namun, siang hari saat Ron tengah mengadakan meeting bulanan yang jelas itu sangat penting, salah satu pihak rumah sakit yang minta untuk selalu memberikan kabar tentang perkembangan kondisi Aruna memberikan kabar yang sangat mengejutkan. “Selamat siang, Tuan Ron. Maaf, mungkin pesan ini saya kirimkan saat anda sedang melakukan aktivitas yang penting. Namun, saya merasa kabar yang akan saya berikan juga penting. Nona Aruna sudah meninggalkan rumah sakit, dan saya sendiri tidak dapat mengetahuinya. Keadaan Nona Aruna saat dibawa masih be
Read more

BAB 273

Ron duduk termenung di ruang kerjanya, matanya melihat kosong ke arah luar jendela. Sudah satu minggu berlalu sejak Aruna menghilang, dan dia masih belum menemukan petunjuk apa pun tentang keberadaan Aruna. Dia bahkan telah menyewa dua detektif swasta tambahan untuk membantu pencarian, namun hasilnya tetap nihil.Kedua tangannya menggenggam erat-erat meja kerja, menahan rasa frustasi dan kekhawatiran yang menggebu-gebu dalam hatinya. “Aruna, aku cuma ingin tahu keadaanmu, kenapa sulit sekali untuk mendapatkannya? Sungguh, aku tidak memiliki niat buruk terhadapmu.”Dia merasa bersalah atas siksaan yang pernah diberikannya kepada Aruna dan ingin meminta maaf, tetapi dia tidak tahu bagaimana caranya jika Aruna sendiri entah kemana.Ron akhirnya mengambil keputusan untuk menghubungi Reiner, guna mendapatkan bantuan darinya. “Reiner, aku memerlukan bantuanmu. Aku sudah mencoba segala cara untuk menemukan Aruna, tapi semuanya gagal. Tolong, b
Read more

BAB 274

“Violet, mau sampai kapan kau terus berimajinasi dengan pikiran-pikiran aneh mu itu, hah?!” tanya Rainer yang sudah tidak sanggup lagi mendengarkan omong kosong Violet. Paham, saat ini Violet masih sangat kesal dengan apa yang dia dengar. Namun, Reiner sungguh tidak ada hubungannya dengan apa yang terjadi kepada Aruna. Kalaupun Reiner mengetahui Aruna berada di tangan kakaknya, jelas Reiner tidak memiliki hak untuk mengatur kehidupan Kakak laki-lakinya itu, kan? Ron yang salah, Reiner berharap hanya fokus saja kepada Ron sebagai tersangkanya, tidak usah melibatkannya segala. Violet masih menatap Reiner dengan tatapan yang penuh kemarahan, dia tidak akan mendengarkan apapun kalimat yang keluar dari mulut pria itu. “Terserah, apapun yang akan kau katakan, tidak akan pernah aku mau mendengarnya lagi!” teriak Violet. “Kau, adalah sebuah penyesalan yang tidak akan pernah berujung di dalam hidupku!” Mendengar itu, Reiner mengeraskan rahangnya. Padahal, semua ini dilakuk
Read more

BAB 275

Mendengar ucapan Violet, Abigail pun tersenyum puas. Masih membutuhkan proses yang panjang, Violet butuh bercerai dengan Reiner, dan pasti akan sulit mengingat pasangannya adalah seorang Reiner. Abigail cukup percaya diri untuk itu, dia jelas akan mengusahakan apapun untuk bisa mendapatkan hatinya Violet. “Baiklah, aku akan membantumu. Tapi, kau juga harus tahu benar bahwa tidak ada bantuan yang gratis, kan?” ujar Abigail. Sejak awal Abigail ingin menegaskan kepada Violet, dia tidak ingin besar kepala hanya dengan harapannya saja. Mendengar itu, Violet pun mengepalkan tangannya. Matanya yang menyiratkan keyakinan itu tidak dapat diredupkan. Dengan penuh keyakinan Violet menatap Abigail lalu berkata, “Baiklah, karena anda sudah menegaskan sejak awal maka saya juga hanya bisa memberikan penawaran yang sanggup untuk saya berikan. Saya bisa bekerja untuk perusahaan anda, menuruti semua perint
Read more

BAB 276

Reiner mengusap wajahnya dengan kasar, frustasi sekali karena tidak bisa menemukan Violet. Sudah empat hari, namun juga tidak ada kabar apapun tentang keberadaan wanita itu. Ingat ada meeting penting, Reiner putuskan untuk datang ke kantor saja dulu. Begitu datang ke kantor, langsung masuk ke ruangannya, Reiner melihat surat permohonan pengunduran diri yang bahkan sudah disetujui oleh Alenta dan juga Edward. Reiner terperangah tak percaya, surat pengunduran diri itu atas nama Violet. Marah, kecewa, dan merasa kedua orang tuanya terlalu ikut campur, Reiner langsung saja meremas surat pengunduran diri itu, membuatnya menjadi bola dan menghempaskan begitu saja. “Apa-apaan ini?!” Reiner kesal. Segera mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celana, Reiner mencoba untuk
Read more

BAB 277

“Kenapa kau menempatkan aku sebagai tersangka utamanya, Violet?” tanya Reiner dengan tatapan matanya yang menekan, tak terima dengan sikap Violet yang semakin frontal dalam mengekspresikan kemarahannya. Violet tersenyum, namun jelas sekali kesannya Dia sangat kesal. Sudah berhari-hari dia mencoba untuk merenungkan apa yang terjadi, namun tetap saja berakhir dengan kebencian yang tertuju kepada Reiner, dan juga Ron.“Presdir Reiner,” panggil Violet, matanya menatap tajam kepada pria itu. “Andai saja kau mengatakan sejak awal keberadaan kakakku, dan apa yang dilakukan oleh kakakmu, mungkin saat ini aku akan bersimpuh di hadapanmu, berterima kasih sampai berlinangan air mata. Tapi, semuanya sudah sangat parah, kau juga ikut andil dalam semua ini.” Reiner mengepalkan tangannya, dia masih tidak bisa menerima semua itu. Pada intinya, bukan dia yang mencelakai Aruna, dia tidak ada sangkut pautnya dengan apa yang terjadi itu. “Kau b
Read more

BAB 278

Pertanyaan dari Abigail itu membuat Reiner terdiam membeku. Matanya yang tidak fokus itu sudah cukup menjelaskan betapa tidak siapnya untuk menjawab pertanyaan tersebut. Violet tersenyum, tentu dia paham bahwa Reiner tidak akan mungkin memiliki perasaan cinta. Bahkan, kasihan pun sepertinya tidak ada di hati pria itu. “Kau terlihat bingung, tapi aku jadi bisa mengetahui jawabannya bahwa kau bahkan tidak bisa mengenali perasaanmu sendiri. Atau mungkin, Kau hanya tahu bersikap seolah kau mempedulikan istrimu, tapi kau tidak memiliki alasan yang berhubungan dengan hati, apa itu benar?” timpal Abigail. Keraguan yang terlihat di wajah Reiner sebenarnya Abigail cukup memahami hal itu. Reiner bingung bagiamana menggambarkan tentang perasaannya, dia tahu perasaan apa yang dia miliki sehingga dia harus mempertahankan Violet di sisinya. Violet menghela nafasnya, sungguh dia sudah lelah membuang-buang waktu untuk membicarakan hal yan
Read more

BAB 279

Sebulan kemudian, Aruna terduduk lesu di atas closed. Tubuhnya lemas, keringat bercucuran, dan matanya terpaku pada benda kecil yang memberinya kabar mengejutkan. “Hal gila macam apalagi ini? Apakah Tuhan masih belum ingin melepaskan ku, membiarkanku sedikit saja merasakan ketenangan?” tanya Aruna pelan, merasai denyut nyeri pada dadanya.Alat penguji kehamilan yang dipegangnya menunjukkan hasil positif. Aruna memutuskan untuk menggunakan alat tersebut karena dia belum juga datang bulan dan merasa tubuhnya aneh.“Pria brengsek itu, bagaimana bisa....” Aruna menggelengkan kepalanya. Tawa terlontar dari bibir Aruna, namun air mata seketika menetes di pipinya. Rasa sedih dan kekecewaan bercampur menjadi satu. Bagaimana mungkin dia mengandung anak dari pria yang sangat dibencinya?Aruna menggigit bibirnya, menahan rasa sakit dan marah yang semakin mendalam.Pikiran-pikiran buruk melintas di
Read more

BAB 280

Reiner merobek-robek dokumen perceraian yang dikirimkan Violet kepadanya. Kesal sekali, meskipun sudah mengetahui tentang dokumen perceraian itu, nyatanya Reinier masih saja merasa terkejut. Dia pikir, Violet tidak memiliki keberanian sebesar itu meskipun memang benar dia mendapatkan dukungan dari Edward dan juga Alenta. “Violet!” Reiner benar-benar merasa kesal, matanya menatap marah meski tak ada Violet di sana. “Violet, kau tidak akan mendapatkan perceraian seperti yang kau inginkan, aku tidak akan mengizinkan hal itu terjadi!”Masih merasa kurang puas karena emosinya tak kunjung mendapatkan pelampiasan, Reiner menghempaskan semua barang-barang yang ada di meja kerjanya dengan brutal. Tidak tahu sudah seberapa berantakan ruang kerja pribadinya itu, Reiner sungguh tidak memperdulikannya. Bahkan, laptop yang jatuh ke bawah juga justru dia tendang kuat-kuat sampai mental dan membentur dinding. Mencoba untuk menghub
Read more
PREV
1
...
2627282930
...
35
DMCA.com Protection Status