Semua Bab Istri Sementara untuk Kakak Ipar: Bab 311 - Bab 320

347 Bab

BAB 311

“Ahhhhhhh” teriak Violet kala merasakan sakit pada perutnya. Sejak tadi Reiner berada di sampingnya, mengikuti instruksi dari Dokter untuk membantu mengurangi rasa sakit yang dirasakan Violet. Kini, tubuh kurus dengan perutnya yang besar tengah merasakan sakit dari kontraksi saat akan melahirkan. Untuk pertama kalinya, Reiner melihat Violet meringis kesakitan. Sejak semalam, sakit perut itu sudah dirasakan oleh Violet. Hanya saja, semakin bertambahnya waktu Violet seperti nyata terlihat sangat kesakitan. Reiner memijat dengan lembut punggung violet, mengusapnya, dan membantu Violet untuk melakukan beberapa gerakan untuk membuat persalinan semakin cepat terjadi. “Ahhhhh sakit!” Violet menggigit bibir bawahnya, matanya memejam, sedangkan air mata itu terus menetes.
Baca selengkapnya

BAB 312

“Wah, dia benar-benar sangat cantik!” puji Alenta yang rasanya sulit untuk mengalihkan pandangan dari cucu keduanya itu. “Wajahnya benar-benar mirip sekali dengan kalian berdua,” timpalnya. Mendengar pujian dari Alenta, Violet dan juga Reiner benar-benar tersenyum bahagia. Edward juga merasakan kebahagiaan yang sama, Dia memiliki cucu laki-laki dan memiliki cucu perempuan sekarang. Seperti yang dirasakan Alenta, dia juga berharap kedua cucunya itu dapat hidup dengan baik dan penuh limpahan kasih sayang. Mengingat Jhonson, kadang kala membuat hati Edward sakit karena seperti mengulang kisah di mana saat itu dia tidak mengetahui keberadaan Ron. “Semoga semuanya cepat membaik, Tuhan. Meksipun aku tidak bisa memaksakan kehendak Ron, ataupun Aruna, aku hanya berharap Johnson akan mendapatkan kasih sayang dari Ayah kandungnya, juga keluarga besarnya.” harap Edward di dalam hatinya
Baca selengkapnya

BAB 113

“Kenapa memangnya?” tanya Violet kebingungan. “Bukannya biasanya pria akan menuntut istrinya untuk melahirkan banyak anak? Lagi pula, kau itu kan memiliki banyak uang, sehingga tidak masalah bagimu memiliki banyak anak, bukan?” Seperti Itulah kehidupan rumah tangga yang diketahui oleh violet, dia cukup yakin dengan hal itu. Beberapa teman kerjanya dulu menceritakan hal serupa, padahal pendapatan mereka juga terbilang sangat pas-pasan. Ada sebagian mengatakan jika memiliki anak termasuk investasi, ada juga yang mengatakan anak adalah rezeki. Mendengar ucapan Violet, Reiner pun membuang nafas kasarnya. Serius wajahnya terlihat saat menatap violet lalu menjawab, “Melahirkan satu anak saja kau bisa seperti akan mati, kau pikir aku akan mampu menyaksikan proses melahirkan itu lagi? Tidak, aku sama sekali tidak menginginkan anak lagi jika yang harus dipertaruhkan
Baca selengkapnya

BAB 314

“Paman, Bibi, aku tahu ini terlalu mendadak. Tapi, niatku untuk menikahi Aruna sudah sangat bulat, aku harap kalian memberikan izin kepadaku,” ucap James dengan nada dan ekspresi wajah yang terlihat memohon. Karem dan Jena saling menatap, jelas mereka tidak tahu harus bagaimana memberikan tanggapan untuk apa yang diucapkan James. Jika memang benar Aruna lah yang menginginkan pernikahan itu, mereka tentu tidak akan pernah menghalang-halangi. Namun, setelah apa yang terjadi sebelumnya, Sepertinya itu akan sangat sulit bagi Aruna maupun mereka berdua. Karem membuang napas, merasa bersalah juga jika tidak memberikan kepada James. “Kami tidak dapat mengiyakan apalagi mengucapkan kata tidak, James. Pernikahan itu utamanya melibatkan kalian berdua, kami juga harus berbicara lebih dulu dengan Aruna. Yang akan menjalani Aruna dan juga kau sendiri, jadi kami akan menanyakan kesiapan Aruna dulu, ya,” ujar Karem. James menganggukkan kepalanya, e
Baca selengkapnya

BAB 315

Violet menjauhkan ponselnya, perasaannya mulai gelisah setelah membaca pesan yang dikirimkan Aruna padanya. “Aku akan menikahi James, ini adalah keputusan yang paling tepat saat ini. Aku akan menikah dengan sangat sederhana, kau tidak perlu repot datang, Arabella masih terlalu kecil untuk bepergian jauh. Aku sangat merindukanmu, aku harap kita segera bertemu, anak-anak kita pasti akan sangat akur nantinya, bukan? Ayah dan Ibu selalu mengkhawatirkan keadaanmu, mereka merasa bersalah karena jarak yang memisahkan. Aku harap, aku akan menebus pengorbanan bersama ini untukku, Vio adikku tersayang!” Tidak ada satupun balasan yang diberikan Violet, dia bingung bagaimana harus memberikan tanggapannya. James, meski pria itu sangat baik seperti yang diceritakan Aruna selama ini, lantas bagaimana dengan perasaan yang akan menjadi masalah? Aruna tidak mencintai James, namun memilih untuk m
Baca selengkapnya

BAB 316

Upacara pernikahan James dan Aruna digelar, sangat sederhana seperti yang mereka inginkan. Hanya kedua orang tua Aruna, dan pamannya James saja. Alasannya adalah karena kedua orang tua James tidak memberikan Restu mereka. Tidak menjadi halangan, pada akhirnya pernikahan itu pun tetap terjadi. “Sekarang, kalian berdua sudah sah menjadi sepasang suami dan istri.” James tersenyum lebar, menunjukkan benar seberapa besar kebahagiaan yang dia rasakan karena akhirnya bisa menikahi wanita yang ia cintai selama ini. James dan Aruna berciuman bibir di hadapan semua orang, selama itu pula Aruna terus mencoba untuk tersenyum meski jantungnya berdebar aneh. Seharusnya dia merasa bahagia, anehnya Aruna justru merasa takut seolah permasalahan baru akan segera terjadi.
Baca selengkapnya

BAB 317

“Aku benar-benar tidak tahu apa yang bagus darimu sampai-sampai putraku bahkan mengabaikan kami berdua hanya untuk menikahi mu.” tatapan mata ibunya James begitu tajam terarahkan kepada Aruna. Mendengar kalimat yang begitu tidak enak untuk didengar, Aruna pun hanya bisa terdiam dalam segala pemikirannya. Jelas dia pun sudah meminta James untuk memikirkannya berulang-ulang sebelum memutuskan untuk menikahinya. Aruna tidak menyangka bahwa setiap hubungan pasti akan memiliki kendala, tidak tahu dari mana arah datangnya. Tiba-tiba sajak Aruna merasa ragu, dia tidak ingin membuat James menjadi pria yang bertentangan dengan orang tuanya. Sadar diri, Aruna bukanlah sosok yang bisa diprioritaskan oleh James. “Putraku sudah bertunangan dengan putri dari pembisnis hebat, tapi hanya karena dia mengenalmu,
Baca selengkapnya

BAB 318

Malam itu, Reiner keluar dari kamarnya, berniat mengambil air di dapur. Violet sendiri juga tidak sedang tidur, menyusui Arabella. Sesampainya di dapur, ternyata ada Wendy di sana, entah apa yang dia lakukan Reiner juga tidak memperdulikannya. “Ada yang bisa saya bantu, Tuan Reiner?” ucap Wendy menawarkan bantuan dengan nada bicara yang lembut. Dengan segera Reiner menggelengkan kepalanya, jelas dia bisa mengambil air untuk dia minum sendiri tanpa bantuan dari orang lain. “Apa Nona kecil bangun, Tuan?” tanya Wendy, Sepertinya dia sengaja terus bertanya karena melihat Reiner sudah akan pergi dari dapur, seolah-olah dia merasa tidak rela terlalu cepat Reiner beranjak. “Iya, istriku sedang menyusuinya. Arabella, anak yang sangat pengertian, tidak terlalu menyusahkan saat malam hari.” jawab Reiner. We
Baca selengkapnya

BAB 319

Sebuah malam yang dingin, bercampur hujan deras yang turun. Sudah hampir satu pekan ini hujan selalu turun dengan derasnya, bahkan beberapa kali sampai ada badai hujan beberapa waktu yang lalu. Namun, meski begitu kegiatan panas yang ada di atas ranjang tak memperdulikan cuaca di luar sana. Reiner, pria itu menggila dengan keindahan rasa dari kegiatan bersama dengan Violet. Sudah tak ada lagi rasa canggung, Violet bahkan tak lagi memberikan penolakan seperti sebelumnya. Beberapa saat kemudian, kegiatan itu selesai, Arabella yang masih tidur nyenyak itu membuat Violet dan Reiner bisa beristirahat sejenak dengan nyaman. “Besok adalah ulang tahunmu, kita pergi makan malam bersama Arabella saja, ya,” ajak Reiner. Violet menganggukkan kepalanya, sejak melahirkan Arabella dia memang hampir tak pernah kelu
Baca selengkapnya

BAB 320

“Bangunlah, kau terlihat memiliki maksud yang tidak seharusnya,” peringat Reiner kepada Wendy. Mendengar itu, Wendy pun merasa gugup, segera dia bangkit. Sadar bahwa cara ia menggoda tidak mengena di hati Reiner, Wendy mulai memikirkan cara yang lain. Sejenak dia berpikir, mungkin saja Reiner adalah pria yang menyukai wanita polos. “Baiklah, aku akan mencobanya.” batin Wendy, tersenyum tipis, penuh maksud. “Tuan, apa saya melakukan kesalahan?” tanyanya, lagi-lagi menggunakan nada bicara yang sangat tidak nyaman untuk Reiner dengar. “Tidak penting, aku sama sekali tidak ingin menanggapi sesuatu yang menurutku tidak penting untuk dibahas.” jawab Reiner menohok. Wendy hanya bisa memaksakan senyumnya, menyadari benar bahwa Reiner adalah tipe pria yang sangat luar bia
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
303132333435
DMCA.com Protection Status