Selena menjalani kehidupan yang sederhana dan tenang di rumah kecil itu. Saat ini, dia sedang duduk di sana sembari membuat ukiran kayu. Sementara Lian, entah apa yang dilakukannya, wajahnya terlihat sangat kesal. Dia mematikan ponselnya dan menggerutu beberapa kali."Kamu ini kenapa sih?" ujar Selena sambil meliriknya sekilas.Lian buru-buru mengangkat kepalanya. "Ah, nggak apa-apa, kok. Oh iya, mendingan kamu nggak usah lihat ponselmu beberapa hari ini, isinya cuma berita-berita nggak jelas."Selena tertawa kecil. "Berita yang kamu maksud itu soal pernikahan Harvey, 'kan?""Kamu sudah tahu?""Iya, berita itu ramai banget internet, mana mungkin aku nggak tahu?"Lian memperhatikan ekspresi Selena dengan saksama. "Jadi, kamu nggak marah? Bulan lalu, waktu Tuan Harvey menunda pernikahannya, kupikir dia melakukannya demi kamu.""Marah? Kenapa aku harus marah? Kalau marah, tandanya aku masih mencintai pria itu. Memang, sih, cinta bisa bikin orang kehilangan akal sehat dan jadi gila, tapi b
Baca selengkapnya