Semua Bab Kontrak Pernikahan Suami Dokter Dadakan: Bab 21 - Bab 30

125 Bab

Ch. 21 Pernyataan Cinta

"Kamu malah udah nonton film-nya, Ra? Gimana? Bagus, nggak?"Namira tengah mengobrol dengan beberapa anak koas dan perawat, malam ini IGD kosong, maklum para koas wangi berkumpul malam ini, jadilah kerjaan mereka hanya nongkrong, makan dan berghibah bersama. "Udah. Bagus pokoknya! Tapi aku nggak bakal kasih bocoran." Ujar Namira dengan senyum lebar."Kamu nonton kapan? Kenapa nggak ajak-ajak?" Tanya Puspa dengan wajah cemberut. Sejenak Namira tertegun. Kenapa nggak ajak-ajak? Bisa geger satu rumah sakit kalau sampai mereka tahu beberapa minggu belakangan ini Namira dan dokter Kelvin punya kedekatan khusus? Bukan, mereka tidak pacaran, hanya saja sering jalan bareng atau sekedar nongkrong berdua. "Ya maaf. Kapan-kapan deh ayo nonton rame-rame." Jawab Namira dengan senyum lebar. Momen-momen bersama Kelvin mendadak berkelebat dalam benaknya. Membuat hati Namira berbunga-bunga dan terasa begitu bahagia. "Yuk ah agendain kapan? Udah suntuk banget aku, perlu hiburan nih!" Anin menggeru
Baca selengkapnya

Ch. 22 Bagaimana Caranya?

"Bang, jadi ke Jakarta besok?"Kelvin yang tengah menikmati steak yang dia pesan kontan mengangkat wajah, menatap Namira, sang kekasih yang tengah menatapnya dengan tatapan serius. "Jadi. Kan ibu negara yang nyuruh. Kalau sampai nggak balik besok, dijamin habis aku, Yang." Jawab Kelvin mengabaikan sejenak makanannya. "Penting banget ya, Bang? Padahal besok mumpung masuk malam, jadi seharian bisa jalan-jalan." Desis suara itu lesu. Wajah itu nampak murung, membuat Kelvin meletakkan pisau dan garpu lalu meraih tangan Namira dan meremasnya lembut. Iba juga melihat wajah dan ekspresi Namira, tapi mau bagaimana lagi? Besok jadwal Kelvin foto prewedding dan fitting baju pengantin! Bisa habis Kelvin kalau sampai dia tidak pulang. Lebih habis lagi kalau nanti mamanya menyusul kemari dan memergoki Kelvin tengah berpacaran dengan gadis lain. "Penting. Soal masa depan aku ini. Mau bahas kelanjutan PPDS aku ntar." Jawab Kelvin berdusta. Tidak mungkin kan dia terus terang bilang kalau dia pula
Baca selengkapnya

Ch. 23 Prewedding?

"Ini bagus nih, Tha! Cocok banget sama kulit putih kamu!"Agatha hanya nyengir sambil mengangguk. Di hadapannya sudah duduk Dewi dan Handira tentunya. Ditambah satu lagi orang dari MUA yang hendak merias Agatha di hari pernikahannya nanti. Tak lupa, MUA ini juga yang akan merias dia untuk sesi foto prewedding. "Iya, bener nih. Cocok banget buat Kakak. Atau mau yang warna sage? Meskipun udah nggak ngetrend, tapi cantik juga warnanya Kak." Promosi wanita berkacama itu dengan menggebu-gebu. Kembali Agatha hanya nyegir dan menganggukkan kepalanya. Foto gaun dan kebaya dalam katalog itu memang cantik-cantik, hanya saja Agatha sama sekali tidak berminat dengan hari besarnya esok. "Coba nanti nunggu Kelvin dulu, Tha. Dia suka warna yang mana." Gumam Handira sambil tersenyum. Mendengar nama Kelvin, mata Agatha membulat. Mendadak ia punya ide untuk menjahili lelaki menyebalkan itu. "Iya kayaknya harus gitu deh, Ma. Nunggu om-- eh, mas Kelvin dulu." Agatha keceplosan, membuat Dewi dan Handi
Baca selengkapnya

Ch. 24 Prewedding (2)

"Om, tolongin napa sih!" Agatha menggerutu, gown warna navy itu sungguh sangat menyusahkan! Belum lagi sepatu hak tinggi yang membungkus kaki. Kelvin yang sudah nampak ganteng dan gagah dengan setelan kemeja dan dasi warna senda dengan gown Agatha kontan menoleh. Ia menatap cuek ke arah Agatha yang kesulitan menapaki tangga guna naik ke lantai dua, tempat di mana pemotretan di lakukan. "Makanya, jangan suka menyusahkan diri!" Kelvin mengomel, ia masih menatap Agatha yang kini sudah berada satu tangga lebih rendah dari Kelvin. Gadis itu menatap Kelvin dengan tatapan tak suka. Wajah yang biasanya polos hanya bersalut lipbalm itu kontan melotot kesal. "Menyusahkan diri gimana sih, Om? Ini memang konsep yang dipilih kudu pake gaun kayak gini!" Salak Agatha kesal. "Terserah lah! Sini ayo!" Kelvin mengulurkan tangan yang langsung disambuy oleh Agatha. Kali pertama tangan mereka bersentuhan. Membuat keduanya nampak tertegun sejenak. Mata mereka yang awalnya menatap tangan mereka yang s
Baca selengkapnya

Ch. 25 Awal Mula

"Manis banget mereka, ya?" Bisik Dewi pada Handira. Mereka duduk dan mengawasi jalannya pemotretan kedua sejoli itu. Meskipun awalnya muka mereka jutek, namun lambat laun wajah mereka mencair dan bisa begitu luwes berpose di depan kamera. "Sudah kubilang, mereka berdua itu cocok dan serasi." Balas Handira yang nampak tersenyum puas. "Benar! Semoga kekakuan dan rasa canggung di antara mereka bisa segera mencair." Itu yang Dewi harapkan, mereka berdua akan segera menikah, bagaimana bisa sepasang suami-istri sekaku itu nantinya? "Tidak akan lama, Wi! Percayalah!" Balas Handira penuh percaya diri. Dewi memalingkan wajah, menoleh menatap Handira yang masih menatap keduanya dari tempatnya duduk. Wajah Handira nampak sangat bahagia, membuat Dewi ikut tersenyum dan merasa bahagia. "Lalu dengan proyekmu, kapan kamu akan mu--.""Sssttt!" Handira memotong pertanyaan Dewi, telunjuknya menepel di bibir, sebuah kode untuk Dewi agar tidak melanjutkan kalimatnya. "Jangan bahas itu di sini, Wi.
Baca selengkapnya

Ch. 26 Siasat Kelvin

"Hah? Serius, Ma? Dari siapa?"Wajah Kelvin berubah pucat, jantungnya berdegup dua kali lebih cepat. Nomor terakhir yang tadi Kelvin hubungi sebelum ponselnya berpindah ke tangan Dewi adalah Namira! Dan satu-satunya orang yang mungkin menghubungi Kelvin dengan segera setelah panggilan Kelvin tidak terjawab tadi. "Mana mama tahu, baru mau mama tengok udah mati tuh ponselmu. Low bat."Fiuh!! Rasanya lega luar biasa mendengar jawaban Dewi. Entah benar Namira atau bukan yang tadi menelepon Kelvin, yang penting untuk saat ini dia aman! Tidak bisa dia bayangkan kalau ponsel Kelvin tidak mati dan benar Namira yang menghubungi Kelvin tadi! Dewi pasti ngamuk dan Kelvin terancam gagal lanjut spesialis! "Ada PB nggak, Ma? Charge-in dong hape Kelvin." Mohon Kelvin dengan wajah memelas. "Nggak bawa, Vin. Lagian kamu ini, bisa-bisanya!" Omel Dewi dengan lirikan gemas. "Hehehe ... namanya juga lupa, Ma!" Kelvin nyengir lebar, sangat bersyukur dengan insiden matinya ponsel. Mereka terus melangk
Baca selengkapnya

Ch. 27 Dikerjain

"Om ... Seriusan ini mau dianterin pulang?"Sudah hampir dekat dengan rumah, Agatha menoleh mendapati Kelvin masih begitu serius dengan kemudi. Mendengar pertanyaan Agatha, Kelvin spontan menoleh, membalas tatapan memohon iba itu dari sorot mata Agatha. "Saya mana ada main-main sih? Nggak dengar tadi mama kamu kasih perintah apa ke saya?"Agatha mencebik, ia melempar ujung kemeja yang tadi dia pilin dengan gemas. Kelvin hanya melirik sekilas, meskipun cuek, namun wajah itu nampak menahan tawa. "Anterin ke mall aja deh, Om. Bosen di rumah. Ntar om langsung balik aja. Kalo ditan--.""No!" Potong Kelvin cepat. "Saya anter ke rumah, setelah sampai di rumah terserah kamu mau ngapain. Yang penting ini saya anterin dulu!"Agatha tidak menjawab, ia hanya memasang wajah kesal sambil meremas-remas tangannya sendiri. Susah sekali ternyata membujuk om-om jutek satu ini! Ia lebih ingin jalan-jalan di mall dan menonton bioskop! "Jangan bikin saya susah kenapa sih? Ntar kamu di sana kenapa-kenapa
Baca selengkapnya

Ch. 28 Nonton?

"Sialan! Kenapa pake lupa kalo hape ada di tas bocil sih?" Kelvin menggerutu, ia membawa mobil menuju tempat yang sudah di infokan oleh Agatha. "Moga nggak dianeh-anehin itu hape. Kekunci sih, cuma khawatir gue dia bisa otak-atik itu hape. Kelar idup gue, serius!" Kelvin terus mengomel, merutuki kesalahannya sendiri. Kelvin tidak buang-buang waktu lagi, ia mengabaikan segala lelah demi mendapatkan benda itu sesegera mungkin. "Ayolah, Vin ... Jangan sampai kebodohan lu ini bawa masalah baru, Vin! Idup lu udah cukup ruwet, ruwet banget malah!"***"Mana sih ini om-om jutek? Lama amat!" Agatha berkali-kali melirik jam tangan, ia paling benci disuruh menunggu seperti ini. Jadwal film-nya sebentar lagi, dan ia masih belum membeli tiket! Entah masih ada seat atau tidak, Agatha tidak tahu. Pokoknya kalau sampai dia gagal nonton hari ini, semua gara-gara Kelvin! Agatha menendang-nendang lantai sebagai bentuk kekesalannya, hingga kemudian dari pintu studio, terlihat sosok itu berjalan mas
Baca selengkapnya

Ch. 29 Salah Siapa?

"Nih!"Kelvin yang baru saja masuk koridor studio kontan menoleh, menerima popcorn yang disodorkan Agatha kepadanya. Gadis itu segera melewati Kelvin dan melangkah lebih dulu. Kelvin hanya menghela napas panakng, mengikuti langkah Agatha yang kemudian berhenti di depan bangku deretan depan. "Nomor berapa, Om?" Tanya Agatha santai. "Om lagi?" Kelvin membelalak, gemas sekali rasanya."Lha terus mau dipanggil apa? Babe?" Balas Agatha semakin menyebalkan. Kelvin tidak membalas, ia tahu akan sia-sia bicara dengan gadis itu disaat seperti ini. Ia melangkah menuju nomor kursi yang ada di tiket. Duduk di salah satu kursi tanpa menghiraukan Agatha yang mengekor di belakangnya. "Wah cocok nih duduk di sini. Nggak depan banget, nggak belakang banget." Cerocosnya lalu duduk di sebelah Kelvin. Kelvin hanya melirik sekilas, tangannya sibuk membuka kemasan popcorn yang ada di tangan, sementara Agatha sibuk menikmati Java Ice Tea di kursi yang dia duduki. "Om ... balik kapan?" Tanya suara itu t
Baca selengkapnya

Ch. 30 Amarah Namira

"Eh, udah pulang? Gimana tadi nontonnya?"Agatha turun dari mobil, langsung disambut dengan senyum lebar Handira. Wajah itu nampak begitu sumringah berbanding terbalik dengan Agatha yang wajahnya keruh dengan ekspresi kesal."Nggak asik!" Jawab Agatha singkat lalu ngeloyor pergi, berbagai masuk ke dalam rumah. "Loh ... Loh! Kok langsung masuk gimana sih, Tha? Ini masih ada Kelvin!" Teriak Handira heboh, sementara Kelvin yang sudah berdiri di depan mobil hanya nyengir lebar. "Nggak apa-apa kok, Tan. Kelvin mau pa--.""Kok langsung mau pulang, Vin? Makan malam di sini dulu, ya?" Potong Handira cepat. "Maaf kalo Agatha tadi tantrum, kamu yang sabar ya, Vin. Nanti lama kelamaan nggak kok." Ujar Handira merasa tidak enak. "Santai aja, Tan. Ya mungkin tadi ada hal-hal yang bikin dia nggak nyaman."Handira tersenyum, ia baru saja hendak kembali bersuara, namun Kelvin mendahuluinya. "Kelvin pamit ya, Tan? Mau istirahat. Capek banget rasanya, besok juga sudah harus balik."Jika tadi Handir
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status