All Chapters of Dipoligami Karna Tak Kunjung Hamil: Chapter 21 - Chapter 30

41 Chapters

Ada Apakah Gerangan?

(Mungkin memang sudah saatnya Kak Zidan mengenal wanita lain untuk jenjang yang lebih serius. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Jika itu sudah menjadi kehendak Allah, aku tidak bisa menghalanginya. Kehidupan kita sudah masing-masing. Akupun telah bersama dengan Mas Fahmi. Dan tidak akan pernah bersatu bersama Kak Zidan. Semoga kamu bisa mendapatkan jodoh yang terbaik ya, Kak Zid) Batin Ayana ketika dirinya sedang beristirahat menyandarkan bahunya disandaran ranjang.Hatinya gelisah, pikirannya berkecamuk.(Aduh, sudah sih ini kenapa pikiranku jadi kemana-mana. Kak Zidan adalah masa laluku, saatnya aku fokus dengan kehidupanku bersama dengan Mas Fahmi. Pokoknya aku harus fokus untuk memiliki momongan. Titik tidak pakai koma.) Ayana mengacak-acak wajahnya dengan kedua tangannya.Ia bergegas bersih-bersih karena tidak lama lagi Fahmi akan pulang ke rumah.Sepanjang harinya, kini begitu lelah dengan rutinitasnya menjadi pengajar sekaligus pengasuh untuk santriwati di Pesantren.Berangkat
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

Happy Anniversary

"Wa'alaikumsalam, Bu." Ucap lirih Difa dengan wajah gelisah dan kebingungan.Dahlia adalah janda beranak dua.Anak pertama bernama Dito sedangkan anak keduanya bernama Difa.Ia hidup menjadi sudah kurang lebih selama lima tahun setelah suaminya meninggal dunia.Semenjak suaminya meninggal, ekonomi keluarga Difa menjadi kurang baik. Dahlia harus membanting tulang demi menyekolahkan Dito dan Difa.Namun, Dito kini lupa akan perjuangan Dahlia.Dito yang sudah bekerja di Kota besar, jarang sekali memberikan uang kepada Dahlia. Sehingga Dahlia harus tetap membanting tulang untuk kebutuhan sehari-hari.Besar harapannya kepada Difa. Semoga Difa kelak dapat membahagiakannya dan bisa merubah ekonominya agar kembali membaik.Nampaknya, raut wajah kegelisahan Difa terpantau oleh Zidan yang sudah berdiri sedari tadi didepan pintu ruangan Difa."Apakah kamu sudah sarapan? Jika belum, mari kita sarapan bersama." Suara Zidan membuyarkan pikiran Difa.Difa terkejut dengan adanya Zidan yang telah berd
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

Dingin dan Acuh

"Membangun rumah? Jadi, kamu nanti akan tinggal di Pesantren?" Bu Fatimah bertanya kembali."Iya, Bu. Aku harus tinggal disana. Karena, dunia Pesantren tidak hanya belajar dari pagi sampai sore saja. Melainkan malam hari pun juga harus. Lagi pula, Zidan tidak nyaman jika tinggal disini karena satu atap bersama Ayana. Walaupun Ayana temanku, tetap dia adalah adik iparku. Takut ada fitnah dan hal-hal yang tidak diinginkan." Jelas Zidan kepada Bu Fatimah.Bu Fatimah mengerti akan maksud Zidan. Ia mengangguk perlahan."Ya sudah, aku ke kamar dulu ya, Bu. Mau bersih-bersih. Badanku sudah lengket sekali." Zidan melangkahkan kakinya menaiki anak tangga."Iya, Nak. Nanti kalau sudah selesai, segera turun ya. Ada yang ingin Ibu bicarakan denganmu!"***Waktu telah menunjukkan pukul sebelas malam. Namun rupanya Fahmi dan Ayana belum juga tiba di rumah.Zidan sesekali memperhatikan jam dinding yang terpajang didinding kamarnya.Berulang kali pula, ia menengok keluar pintu kamar.Barangkali terde
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more

Semakin Dingin

"Eh, maaf Difa. Hehehe, jadi tidak fokus begini." Ucap Ayana."Tidak apa-apa, Umi. Ada yang sedang Umi pikirkan, kah?" Tanya Difa."Tidak ada, Difa. Hanya sedikit lelah saja mungkin." Jawab Ayana sedikit berbohong."Oh iya, Umi. Difa boleh bertanya tentang Kyai Zidan?" Difa bertanya kembali kepada Ayana.Ayana mengangguk.Tok..Tok..Tok..Dengan kompak Ayana dan Difa menoleh kearah sumber suara ketukan pintu diruangan Ayana itu."Difa! Kamu kemana saja? Ikut aku sebentar, sekarang!""Kyai?" Ucap lirih Difa.Difa langsung menoleh kembali kearah Ayana, Ayana memberikan kode untuknya agar segera menuruti perintah Zidan.Zidan menatap sekilas mata Ayana, ketika Difa hendak beranjak dari tempat duduknya.Zidan langsung membalikkan tubuhnya dengan diekori Difa dibelakangnya.(Kak Zidan kenapa ya? Seperti acuh sekali denganku, apa aku membuat kesalahan?) Batin Ayana."Ah, sudahlah!" Gumam Ayana, ia kembali melanjutkan aktifitasnya.***"Ada apa Kyai mencari Difa?" Tanya Difa ketika dirinya
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

Luka Hati, Luka Tubuh

"Sayang! Kenapa keadaan kamu seperti ini?" Ucap Fahmi ketika memeluk tubuh Ayana.Zidan tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya dapat melihat Ayana dari jarak dekat saja.Wajahnya pucat, ia begitu kasihan terhadap Ayana."Nak, kamu kenapa bisa sampai seperti ini?" Tangis Bu Fatimah pecah."Sayang? Ceritakan! Kamu kenapa?" Tanya Fahmi sekali lagi.Ayana memandang lemas manik-manik mata Fahmi. Tubuhnya tidak kuat berdiri kembali."M-Mas, A-Aku terserempet m-mobil... " Belum sempat Ayana menceritakan semuanya. Ia sudah jatuh pingsan.Dengan segera Fahmi menangkap tubuh mungil Ayana."Ayana!" Teriak kompak Fahmi dan Zidan."Ya Allah, mengapa bisa terserempet mobil sih, Nak?" Tangis Bu Fatimah kembali kencang.Fahmi langsung membopong tubuh Ayana dan membawanya di sofa panjang rumahnya.Tidak peduli dengan pakaian basah kuyup yang telah bercampur dengan darah. Saat ini tujuan utama adalah segera menolong Ayana yang sedang tidak baik-baik saja.Fahmi sesekali memeluk tubuh Ayana, Zidan dengan
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

Perasaan Terdalam

"Yakin, Kakak bisa? Lalu, bagaimana dengan Pesantren?" Tanya Fahmi.Zidan menarik nafas panjangnya."Itu akan menjadi urusanku, yang terpenting kita berikan yang terbaik untuk Ayana sesegera mungkin!" Jawab Zidan."Kalau begitu, sekarang juga kita bawa Ayana ke Rumah Sakit." Titah Bu Fatimah.Fahmi mendekati Zidan lalu berbisik."Kak, tolong jaga Ayana sepenuh hati. Biar bagaimanapun, ia adalah teman Kakak sejak kecil. Apakah kakak tega melupakan begitu saja kenangan-kenangan kakak dimasa-masa itu? Anggap saja, Ayana ini adik kandungmu. Jadi, kamu bisa menjaga dan merawatnya tanpa ada kecanggungan. Aku mohon! Aku sangat menyayangi dia!" Bisik Fahmi kepada Zidan.Zidan tampak berpikir sejenak dan mencerna apa yang dikatakan oleh adiknya tersebut."Tapi, Fahmi! Aku dan dia bukan mahrom! Mana pantas aku seperti itu?" Protes Zidan."Please, Kak! Kita harus bertanggungjawab atas amanah dari Kyai Akbar." Ucap Fahmi.Zidan tidak menjawab ucapan Fahmi, ia begitu bingung harus bertindak apa na
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

Sebuah Pengakuan

"Dan sekarang, kamu baru akan memperjuangkannya? Semua sudah terlambat, aku sudah menjadi milik orang lain. Aku mohon, lupakan saja perasaanmu terhadapku. Aku akan fokus pada keluarga kecilku." Imbuh Ayana kembali.Zidan membisu, lagi-lagi ia menyesalinya. Nasi sudah menjadi bubur, tidak mungkin waktu dapat diputar kembali."Aku akan menunggu kamu sampai kapanpun! Aku berjanji kepadamu!" Ungkap Zidan dengan perasaan yang teramat dalam.Ayana menghela napasnya. Ia membuang mukanya kembali."Cukup! Menjauhlah dariku!" Sentak Ayana kepada Zidan.Zidan mengangguk perlahan tanda mengerti apa yang dimaksudkan oleh Ayana."Baiklah, Ayana Zahira! Aku akan turuti kemauan kamu. Tapi, jangan pernah salahkan aku jika suatu saat aku akan bertindak lebih nekat dari apa yang kamu bayangkan, demi mendapatkan kamu!" Tegas Zidan kepada Ayana.Ayana seketika menoleh kearah Zidan.Tatapan mata keduanya begitu tajam."Apa kamu bilang?" Tanya Ayana dengan penuh kebingungan.Apa yang sudah diucapkan oleh Zi
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

Khawatir

"Entahlah, Mal. Aku ingin menebus kesalahanku dengan cara merawatnya. Namun, Ayana sepertinya marah denganku." Jelas Zidan kembali.Kamal merasa iba terhadap apa yang menimpa Zidan dan Ayana."Yang sabar ya, Kyai. Semoga keadaannya segera membaik. Kalau ada apa-apa, bisa segera menghubungiku, Kyai." Pinta Kamal kepada Zidan."Siap, Mal. Aku jalan dulu ya. Titip Pesantren, assalamu'alaikum." Zidan kemudian masuk kedalam mobilnya dan segera melaju dengan kecepatan sedang."Astaghfirullah, Umi. Semoga lekas pulih kembali." Ucap lirih Kamal."Ada apa, Kamal?" Tanya Difa yang tiba-tiba datang menemuinya.Kamal yang memperhatikan kepergian mobil Zidan, kemudian tersentak ketika mengetahui Difa telah berdiri didekatnya."Hmmm.. Umi semalam terserempet mobil, Difa. Kasihan sekali Umi." Jelas Kamal."Ya Allah, pantas saja Kyai sampai izin untuk beberapa waktu karena ternyata Umi sedang mendapatkan musibah seperti itu." Sahut Difa."Ya sudah, setelah mengajar, kita lanjutkan kembali obralan kit
last updateLast Updated : 2025-02-24
Read more

Menjenguk Umi

"Hari ini? Tapi, tugas sedang banyak-banyaknya, Difa. Bagaimana dong?" Jawab Kamal."Ih, sebentar saja kok. Tidak enak lah, masa kita sebagai karyawannya, tidak langsung menjenguk. Tidak akan makan waktu banyak juga, yang penting kita sudah hadir menjenguk, pasti Umi akan senang melihat kedatangan kita." Difa sedang membujuk dan sedikit mencoba memberikan penjelasan kepada Kamal.Kamal tampak berpikir sejenak."Ya sudah deh, nanti aku bilang sama yang lain. Nanti sore saja ya menjenguknya." Jawab Kamal"Baiklah, Kamal. Terima kasih, aku lanjut mengajar ya." Sahut Difa dengan melangkahkan kakinya menuju madrasah para santriwati."Iya, Difa." Kamal yang hendak melanjutkan pekerjaannya, mengurungkan niatnya ketika tiba-tiba ada seorang perempuan berpakaian syar'i datang berkunjung ke Pesantrennya."Assalamu'alaikum, betulkah ini Pesantren Ar-Rahman yang di asuh oleh Kyai Zidan Amar, anak dari Ibu Fatimah?"Kamal berdiri dan menyambutnya."Wa'alaikumsalam, betul. Mohon maaf Ukhti, dengan
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more

Perhatian

"Eh, ini aku habis membeli gorengan dan cemilan. Dibuka, Mal. Mumpung masih panas." Perintah Zidan kepada Kamal."Siap, Kyai." Sahut Kamal.Semuanya tampak berbincang-bincang dan asyik dalam obrolannya.Ayana menjadi terhibur dan tidak jenuh lagi ketika di Rumah Sakit."Kak, aku mau dong! Sepertinya enak." Ucap Ayana ketika melihat semuanya tengah menikmati gorengan dan beberapa cemilan yang dibawa oleh Zidan.Zidan menoleh ke arah Ayana."Jangan, Za. Aku kan sudah bilang, tahan dulu. Kamu harus sehat dulu baru bisa makan yang aneh-aneh." Jawab Zidan.Kamal, Agata, Amir dan Difa tampak menyimak.Ayana bersungut kesal."Sedikit saja, Kak. Sedikit saja. Please." Bujuk Ayana kembali.Zidan kemudian mengambil kentang goreng yang berada didalam cup kecil.Ia berdiri lalu berjalan menghampiri Ayana. Zidan merasa sedikit iba jika Ayana sudah memohonnya."Janji ya, sedikit saja?" Ucap Zidan ketika berdiri didekat Ayana.Ayana mengangguk dengan cepat.Zidan kemudian mengambil sebuah kentang go
last updateLast Updated : 2025-02-26
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status