Semua Bab Dipoligami Karna Tak Kunjung Hamil: Bab 41 - Bab 50

56 Bab

Galau

"Abi, pikirkan Sarah juga dong, Bi. Sarah itu kan anak kita satu-satunya. Isteri Fahmi itu kan hanya anak angkat Kyai Akbar, bukan anak kandung. Lagi pula, tidak masalah jika dipoligami. Karena di agama kita sendiripun membolehkannya jika memang ada alasan yang kuat." Tegas Umi Naima."Umi, janganlah bicara seperti itu. Tidak baik. Kita harus mengambil jalur tengah, Mi. Jangan hanya ingin mencari keuntungan secara sepihak. Apalagi sampai merugikan orang lain. Ada baiknya, kita harus berdiskusi kembali. Tidak boleh mengambil keputusan sendiri." Kyai Haji Hasan kembali mempertegas kepada Umi Naima."Ya sudahlah kalau begitu, Bi." Jawab Umi Naima."Ya sudah, sebaiknya Umi buatkan cemilan untuk Abi." Pinta Kyai Haji Hasan pada Umi Naima."Baiklah." Sahut Umi Naima seraya beranjak dari tempat duduknya dan segera pergi meninggalkan Kyai Haji Hasan diteras rumahnya.***"Za, rotinya dimakan dulu. Dari tadi kamu belum sarapan. Menyentuhnya saja tidak." Perintah Zidan kepada Ayana.Ayana sedan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-09
Baca selengkapnya

Kesimpulan Pahit

"Za..."Ayana menepis tangan Zidan dengan kasar."Lepaskan! Jangan pernah sentuh-sentuh aku lagi!" Sentak Ayana yang kemudian pergi meninggalkan Zidan seorang diri diteras depan. Dengan angin yang semakin malam semakin menusuk tulang.Zidan tidak mengerti apa maksud Ayana.Kemudian ia meraih ponselnya dan membuka pesan dari Difa."Oh, apa jangan-jangan dia sempat membaca pesan dari Difa? Ah, Za.. Apakah kamu cemburu? Itu tandanya, perasaan kamu masih ada untukku." Gumam Zidan dengan senyum terkekeh dan menjadi salah tingkah tatkala melihat Ayana dengan tiba-tiba cemburu kepadanya.Itu menjadi suatu kebanggaan bagi Zidan.***"Fahmi, kapan Ayana akan kembali pulang?" Tanya Bu Fatimah saat sedang sarapan bersama dengan Fahmi saja.Karena, Zidan dan Ayana masih berada ditempat Kyai Akbar.Fahmi yang baru saja menyesap kopi panasnya, kemudian ia meletakkan cangkir kopi diatas meja makan."Entahlah, Bu. Biarkan saja Ayana menenangkan diri dulu. Aku tidak ingin mengganggunya." Jawab Fahmi.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-11
Baca selengkapnya

Kembali ke Jakarta

"Lepaskan tanganku! Kita bukan mahrom. Tidak baik seperti ini." Sentak Ayana.Zidan melepaskan tangan Ayana. Ayana segera pergi meninggalkan Zidan.Suasana sekeliling sungai tampak sepi sekali. Dengan ditumbuhi banyak pepohonan.Zidan berlari mengejar Ayana dan menarik tangan Ayana kembali hingga membuat tubuh Ayana terhempas dalam pelukan Zidan.Zidan memeluk tubuh Ayana dengan begitu erat.Keduanya saling berpandangan dengan jarak yang begitu dekat."Jangan tinggalkan aku, aku sangat menyayangimu, aku rela berbuat apapun asal kamu tetap disampingku selamanya." Zidan tidak memikirkan jika tiba-tiba ada yang melihatnya.Ia terus memeluk erat tubuh Ayana.Ayana memberontak demi melepaskan pelukan dari Zidan. Namun, tenaganya tidak cukup kuat untuk melawan Zidan yang tubuhnya lebih besar dan tinggi darinya."Lepaskan aku, Kak. Jika ada yang melihat kita bagaimana? Akan menjadi fitnah!" Ucap Ayana dengan tubuh terus memberontak."Aku tidak akan melepaskanmu kalau kamu belum memaafkan aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-13
Baca selengkapnya

Alhamdulillah, Sudah Membaik

"Memangnya kamu ingin yang bagaimana, Ayana Zahira?" Tanya Zidan dengan menyebut nama lengkap Ayana."Ya, barangkali kamu memang berniat menjadikan Difa sebagai calon isteri kamu begitu, Kak." Jawab Ayana.Zidan menggelengkan kepalanya."Kalau kamu saja yang menjadi isteriku, bagaimana?" Ucapan Zidan membuat Ayana menjadi kesal dan emosi.Ayana terkejut bukan main, ingin rasanya ia menjambak rambut Zidan. Namun ia sadar, Zidan sedang mengemudi mobil."Apa maksud dari ucapanmu, Kak? Kamu melecehkan aku atau bagaimana? Kamu itu sadar tidak sih, Kak? Kalau aku sudah mempunyai suami. Haram hukumnya menggoda isteri orang, apalagi aku ini isteri dari adikmu sendiri. Lama-lama aku muak dengan kelakuan kamu, Kak. Turunkan aku disini! Cepat turunkan aku!" Sentak Ayana seolah singa yang baru saja keluar dari hutan hendak mencari mangsa karena saking laparnya.Zidan menjadi kalang kabut tatkala Ayana meluapkan seluruh emosinya. Ia menjadi gelagapan."Maafkan aku, Za. Aku hanya bercanda. Aku tida
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-14
Baca selengkapnya

Keputusan Berat

"Habis bertarung ya? Haus sekali sepertinya, sampai-sampai suaranya terdengar!" Ucap Zidan seolah menyindir Ayana.Ayana menghentikan aktifitasnya dan menoleh kearah Zidan.Zidan bergeming dengan terus menikmati cemilan yang berada ditangannya."Tidak perlu ikut campur, Kak. Itu urusanku dengan suamiku!" Hardik Ayana kesal."Bagaimana tidak menjadi urusanku, kalau suaranya saja mengganggu pendengaranku." Sahut Zidan tanpa menoleh sedikitpun kearah Ayana.Ayana mendengus kesal, ia langsung berjalan pergi meninggalkan Zidan seraya membawa botol air minum dalam genggamannya.Zidan tersenyum sinis dengan menatap tajam Ayana. Rasanya ingin segera berlari dan memeluk dan menc*umi seluruh tubuh Ayana.Namun, terdapat dinding pembatas yang menjulang tinggi antara dirinya dan Ayana yang tidak mungkin dirobohkan dengan mudah begitu saja."Aahh.. Zaa.. Zaa.. Pesonamu semakin hari semakin membuat imanku tidak kuat saja."***"Bu, tolong segera hubungi keluarga Kyai Haji Hasan bahwa minggu depan k
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-15
Baca selengkapnya

Mutlak! Lanjut Poligami

"Jika memang ini takdir dari Allah, aku putuskan untuk berpoligami dan bersedia memiliki dua isteri." Tegas Fahmi dengan pandangan kosong tanpa melihat kearah manapun.Ayana menoleh kearah Fahmi, air matanya membasahi kedua pipinya.Tangis Ayana begitu sangat terisak, walaupun ia mengikhlaskan untuk Fahmi berpoligami. Namun, hatinya tidak dapat dipungkiri bahwa ia akan hidup berbagi dengan madu. Sesuatu yang sangat tidak mudah.Sorot mata Zidan tidak lepas menatap Ayana yang tidak berhenti untuk menangisi keputusan ini.Bu Fatimah, Umi Farida turut meneteskan air mata di kala keputusan telah diucapkan oleh Fahmi.Kedua wanita itu sangat sedih tatkala harus melihat Ayana akan dipoligami oleh Fahmi.Umi Naima dan Sarah tersenyum berbinar, tanpa melihat kesedihan yang dialami oleh Ayana.Begitu pula dengan Kyai Haji Hasan yang hatinya merasa lega atas keputusan yang Fahmi ambil.Namun, tidak bagi Kyai Akbar yang tampak memikirkan hati Ayana. Anak angkat yang sangat ia sayangi sedari dulu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

Galau Membawa Luka

"Za, andai aku bisa menikahimu suatu hari nanti. Aku tidak akan terlalu memusingkan masalah keturunan, Za. Keturunan itu adalah bonus pernikahan. Yang terpenting, bagaimana cara kita beribadah panjang dengan baik. Dan satu hal, aku tidak akan menikah kembali ketika mengetahui dirimu tidak bisa hamil atau tidak bisa memberikan aku keturunan. Mungkin memang sudah jalannya seperti itu. Atau jika memang kamu bersedia, kita bisa melakukan program bayi tabung. Seperti yang sedang marak saat ini. Zaman sudah begitu canggih. Aku rela merogoh kocek sangat dalam jika kamu menginginkan untuk mendapatkan keturunan dariku." Penjelasan Zidan membuat air mata Ayana kembali menetes dengan begitu deras. Ayana memeluk tubuh Zidan dengan erat."Semoga kelak kita berjodoh ya, Kak!" Ucap Ayana dengan jarak yang begitu dekat.Zidan mengangguk perlahan tanda mengiyakan ucapan Ayana."Aamiiiin, semoga Allah mendengarkan do'a kita." Jawab Zidan.Keduanya saling berpandangan kembali."Kak, apakah aku berdosa s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

Hmm.. Bolehkah Sedekat Ini?

Zidan menjadi salah tingkah tatkala Ayana menyentuh lengannya.Namun, ia tidak bisa menolaknya. Karena, posisinya Ayana sedang sakit dan butuh bantuannya."Iya, Za. Cepatlah istirahat." Zidan memerintahkan Ayana agar segera beristirahat.Sembari menunggu Ayana terlelap, Zidan meraih laptopnya agar tidak terlalu bosan didalam kamarnya.Selang tiga puluh menit, Ayana telah terlelap akibat pengaruh obat yang mungkin telah beraksi.Zidan pergi meninggalkan Ayana agar Ayana dapat istirahat dengan tenang.***"Selamat malam, Kyai. Apakah mengajinya bisa dimulai sekarang?" Tanya Kamal tatkala berdiri didepan pintu rumah Zidan."Dimulai saja, Kamal. Nanti aku menyusul. Baca do'a pembuka dulu saja." Perintah Zidan seraya membuat teh hangat digelas besar.Kamal sedikit menyipitkan kedua bola matanya."Baik, Kyai. Hmm.. Alafu, Kyai. Apakah dirumah Kyai sedang ada orang?" Tanya Kamal dengan melihat lantai dua yang masih terang karena pancaran sinar lampu.Zidan menghembuskan napasnya, dan segera
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-20
Baca selengkapnya

H-3 Pernikahan

"Ini kopinya, Kak!" Ucap Ayana berjalan seraya membawa dua cangkir kopi menghampiri Zidan yang telah duduk di sofa empuknya."Syukron Isteri haluku. Bagaimana kalau kita menikmati ini semua di rooftop? Sekalian kita bisa melihat sunrise. Pasti sangat indah sekali. Kamu pasti suka kan?" Ajak Zidan kepada Ayana.Ayana mengangguk dengan melemparkan senyumannya."Ayo, Kak." Jawab Ayana.Zidan berjalan menuju rooftop dan Ayana mengekorinya.Sesampainya di rooftop masih terlihat gelap, hanya matahari sudah mulai menampakan sinarnya dengan malu-malu.Zidan duduk disamping Ayana disebuah kursi panjang yang beralaskan sofa ringan."Masya Allah, indah sekali. Sebentar lagi sunrisenya muncul, Kak." Ucap Ayana dengan wajah sumringah.Zidan tersenyum."Iya, Za. Kita tunggu saja." Jawab Zidan.Keduanya menikmati secangkir kopi dan sarapan yang telah dibuat oleh Ayana."Za, apa rencanamu ketika nanti Fahmi dan Sarah sudah menikah? Apakah kamu akan tetap tinggal dirumah Ibu?" Tanya Zidan kepada Ayana
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya

Hari Pernikahan Fahmi & Sarah

"Kamu akan tetap menjadi isteri satu-satunya untukku, sayang." Ucap Fahmi.Ayana menyunggingkan senyumannya.Fahmi kemudian melum*t b*bir Ayana dengan lembut sehingga keduanya berpagut dalam kehangatan yang begitu dalam, keduanya saling membalas satu sama lain untuk terakhir kalinya sebelum Fahmi resmi menjadi suami Sarah.Tok..Tok..Tok.."Fahmi, Ayana! Ayo kita berangkat sekarang!"Suara ketukan pintu Zidan membuyarkan pagutan Fahmi dan Ayana.Ayana tampak berat sekali melepaskan sang suami."Iya, Kak. Sebentar!" Jawab Fahmi dengan suara sedikit tinggi."Ayo, sayang. Kita keluar. Ibu dan Kak Zidan sudah menunggu kita." Ucap Fahmi menarik tangan Ayana."Baik, Mas." Jawab Ayana.Fahmi dan Ayana keluar dari kamar dan segera berjalan menuju parkiran mobil.Dibawah sana sudah ada Bu Fatimah dan juga Zidan yang telah menunggu."Ibu dengan Zidan ya, kalian berdua saja!" Pinta Bu Fatimah kepada Fahmi dan Ayana."Baik, Bu." Jawab kompak dari Fahmi dan Ayana.Semuanya masuk kedalam mobil dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status