Beranda / Romansa / Istriku Teman Anakku / Bab 111 - Bab 120

Semua Bab Istriku Teman Anakku: Bab 111 - Bab 120

352 Bab

Bab 111: Masri Berubah Ganas

“Biar si Masri bisa bertanggung jawab dengan dirinya kan pah, tahun ini kan dia lulus, dan usianya sudah lebih 17 tahunan. Pas kan, kayak sahabat Gibran, si Bopak, kan dia Akmil di Magelang, udah hampir 2 tahunan, jadi 2 tahunan lagi dia lulus tuh!”“Hmmm…masuk akal juga, nanti papa akan tanya pelan-pelan, apakah dia mau masuk Akmil seperti saran kamu itu,” sahut Tommy setuju dengan saran Gibran.Kita tinggalkan sejenak Gibran dengan kepusingannya hadapi berbagai persoalan yang mendera pikirannya. Mulai dari masalah Val, Tamara hingga soal Masri ini.Kita ke Masri, keturunan Harnady yang berbeda dari Gibran dan 3 saudarinya yang lain. Sejak di ejek Gibran hanya punya kemampuan se upil, Masri mulai bertanya pada Sonu, bodyguard keluarganya, apa kegiatan Gibran kalau tak kuliah.“Tuan muda Gibran itu sangat rajin latihan beladiri, dia bahkan ikut latihan militer loh tuan muda Masri?” cerita Sonu.“Oh ya..berarti Abang hebat sekali kalau berkelahi?” tanya Masri penasaran sekaligus kaget.
Baca selengkapnya

Bab 112: Pesona Tamara, Bikin Masri Salting

“Kamu terbuka saja, sejak kapan latihan beladiri..?” Gibran menatap adiknya yang pendiam dan tak pernah mau terbuka, apapun itu.“Sejak…aku sembuh dari luka-luka karena di keroyok geng motor Bang!” sahut Masri pendek, sambil menerima air dingin yang disodorkan Tamara.Gibran sesaat heran melihat Tamara dan Masri saling tatap dan keduanya agak kikuk. "Hmm...mulai deh dua orang ini!" pikir Gibran.Walaupun selama hampir 6 bulanan ini dekat, tapi hubungan Gibran dan Tamara tak ada yang istimewa, Tamara tahu Gibran tak begitu ‘sreg’ dengannya, setelah tahu dia simpanan seseorang.“Hati-hati dengan ilmu beladiri kamu itu Masri, kamu bisa membunuh orang. Kulihat kamu sangat ganas saat bertarung!” tegur Gibran. Masri…hanya mengangguk, tak menyahut omongan kakaknya.Sampai kini, selain kedua orang tuanya, Gibran lah yang paling dia segani, apalagi Masri tahu Abang nya ini lihai beladiri dan sangat sayang dengannya.“Untung banget kamu datang di saat tepat, Gibran sudah keteteran menghadapi ke
Baca selengkapnya

Bab 113: Masri yang Berdarah Dingin

Sudah 3 batang rokok Gibran habiskan, dia terus amati sebuah rumah yang sejak tadi dia incar. Rumah yang bertuliskan Weda Atmoko hanya di jaga seorang satpam di depan.Gibran memutuskan satroni mantan kekasih Tamara, pengeroyokan yang dilakukan 7 orang terhadapnya membuat pemuda ini akan buat perhitungan dengan si politikus itu.Namun Gibran terkaget-kaget, saat ada teriakan seseorang dari dalam rumah, lalu tak sekonyong-konyong keluar seseorang dari rumah itu dan sekali tendang, satpam yang berada di depan rumah ini terjengkang dan pingsan.Gerakan orang ini sangat tangkas dan cepat. Sampai-sampai Gibran kaget sendiri.Orang ini terus berlari dan keluar dari kompleks perumahan itu, lalu dengan sebuah mobil kabur secepatnya dari sana.Gibran sampai melongo melihat cepatnya gerakan orang itu, yang kini menghilang dalam keluar dari kompleks perumahan ini dan menghilang dikepadatan jalan raya, yang masih ramai, walaupun malam hari.Tak lama datang beberapa polisi dan langsung amankan tem
Baca selengkapnya

Bab 114: Tragedy Keluarga Harnady

Entah kenapa sejak tadi malam perasaan Gibran tak enak, dia pun bingung sendiri. Ada apa dengan dirinya, kenapa perasaan tak enak melanda hatinya.Tiba-tiba dia teringat pesan Tommy dan Rachel, kedua ortunya sesaat sebelum terbang ke Dubai.“Mulai saat ini, kamu akan menjadi pengganti papa, awasi adik-adikmu, juga keponakanmu, juga jangan lupa selalu tanya kabar kedua kakakmu, Gita dan Bella dan sering-seringlah jenguk kakek dan nenekmu!” pesan Tommy.“Ahh papa ini ada-ada saja, paling lama kan papa dan mami hanya 3 minggu perginya,” sahut Gibran, dipikirnya papanya hanya bercanda saja.Rachel maminya hanya diam dan membiarkan Tommy memberi nasehat pada Gibran.Dan...saat ini sudah 18 hari kedua ortunya meninggalkan rumah, untuk urusan bisnis dan juga sekalian umroh.Kemarin dia sempat vidcall dengan maminya, dan mengabarkan kondisinya baik-baik saja, juga kedua adiknya serta Dyan keponakannya, juga mengabarkan kakek dan neneknya baik-baik saja.Anehnya wajah Rachel terlihat sangat b
Baca selengkapnya

Bab 115: Curiga Ini Sabotase

3 bulan kemudian…!Komjen Polisi Sutomo menatap wajah Gibran. “Jadi Om berkesimpulan, kecelakaan pesawat papa dan mamiku di sengaja?” Gibran balik bertanya, dan Sutomo langsung anggukan kepala.“Betul mas, Om berkesimpulan begitu, tapi tim yang Om bentuk masih terus lakukan investigasi, ini butuh waktu lama!”"Siapa kira-kira pelakunya Om?" suara Gibran terdengar dingin, ada kemarahan yang ditahan-tahan."Itu yang masih kami selidiki, kami juga curiga, ini ada hubungannya dengan Roy Sumanjaya atau Olly Bantano, musuh orang tua mas Gibran!" tukas Sutomo sambil menghela nafas. “Baiklah Om, aku dukung, soal biaya jangan dipikirkan, terus saja lakukan investigasi!” sela Gibran sambil mengertakan rahangnya.Gibran masih ingat, bagaimana marahnya Rachel dengan keluarga Val, hingga mengusir dari apartemennya. Saat tahu Val ini kemenakan Roy Sumanjaya. Setelah berbasa-basi, Komjen Sutomo pun permisi, meninggalkan Gibran seorang diri di ruang kerja yang dulunya milik Tommy Harnadi.Gibran di
Baca selengkapnya

Bab 116: Tak Sengaja Bertemu Laura

Gibran menatap wajah adiknya, hari ini Masri pamit untuk ke Semarang, Masri lulus setelah nge-daftar secara online dan dia diharuskan ke Semarang.Untuk lakukan daftar ulang sekaligus tes fisik secara menyeluruh, dan bila dinyatakan lulus langsung masuk asrama.“Masri pamit ya Bang!”“Jaga diri baik-baik, jangan sia-siakan pendidikan itu, waktu 4 tahun tak lama.” Gibran sebenarnya sangat berat berpisah dengan adiknya ini.Tiap kali menatap wajah Masri, dia selalu teringat Rachel, ibu kandung mereka. Wajah Masri benar-benar sangat mirip Rachel dalam bentuk laki-laki.Sehingga wajah Masri sangat tampan, terlalu tampan malah, pikirnya kagum sendiri.Sebaliknya, sikap Gibran yang dewasa ini mengingatkan Masri dengan papanya, hampir berkaca-kaca juga matanya. Kalau teringat mendiang ortunya yang dikatakan tewas dalam tragedy jatuhnya pesawat beberapa bulan lalu.Masri kadang tak tega melihat Abang nya ini harus dewasa sebelum waktunya, di usia yang masih sangat muda, belum genap 22 tahunan
Baca selengkapnya

Bab 117: Dekati Laura

Laura ternyata masih menunggunya. “Mari kita pulang, ini sudah jelang malam,” ajak Gibran. Laura mengangguk dan mereka mencari taksi dan langsung meluncur.“Eh alamat kamu di mana Laura?”Gibran baru sadar dia tak tahu di mana Laura kini tinggal, seingatnya rumah mewah Roy Sumanjaya sudah di sita pengadilan dan kini dalam proses lelang, termasuk aset-asetnya yang lain. Roy sudah bangkrut!Laura pun sebutkan alamatnya, ternyata sebuah kompleks perumahan kelas menengah. Gibran hanya mengangguk tanpa bertanya dan minta sopir taksi menuju ke alamat yang disebut Laura.Sampai di rumah, Laura ajak Gibran mampir, pemuda inipun mengiyakan, walaupun dalam hatinya ada rasa was-was, semoga saja tak bertemu Roy Sumanjaya, pikirnya.Gibran tentu saja yakin, bila bertemu pria setengah tua itu, ia yakin pasti akan ada bentrokan. Gibran tentu saja tak bakal mau mengalah, tak peduli ada Laura saat ini.Namun kekhawatiran Gibran sirna, saat Laura sebut dia hanya tinggal dengan tante-nya. Semenjak tidak
Baca selengkapnya

Bab 118: Diserang Preman

Gibran sudah diingatkan kakeknya kemana-mana harus bawa pengawal, namun Gibran tetap percaya diri dengan kemampuannya. Apalagi pistol berizinnya tak pernah lepas dari badannya.Tapi Sonu pengawal setia ayahnya pasti akan bergerak super cepat, kalau Gibran mengontaknya. Semenjak Tommy Harnady dan Rachel tak ada lagi, Sonu diminta Kakek Purnomo kawal Gibran, sedangkan Syifa punya pengawal sendiri hingga 3 orang.Kakek yang sudah renta ini benar-benar protektif dengan cucu-cucunya ini, apalagi Gibran dan Masri adalah dua orang keturunan laki-lakinya.Purnomo yakin, kematian Tommy dan Rachel tidak wajar, pasti dilakukan ‘musuh-musuh’ Tommy yang dendam dengannya.Purnomo sangat mendukung saat Masri putuskan masuk Akpol, sehingga kakek ini lega, setidaknya kelak Masri mampu jaga dirinya sendiri, karena dia calon aparat kelak.Diam-diam Purnomo bahkan minta tolong ke Komjen Sutomo, agar memuluskan Masri masuk Akpol.“Siap Tuan Besar, aku akan pantau tuan muda Masri Harnady!” janji Sutomo, ya
Baca selengkapnya

Bab 119: Kisah Mengejutkan Laura

Namun, tak percuma Gibran sampai kini berlatih keras, dia tak gentar dan lengah. Tubuhnya kembali bergulingan di pasir, di kejar dua orang penyerangnya yang tak di kenal ini.Breeettt…tak urung jaskul Gibran terkena sabetan pisau panjang ini, marah bukan main pemuda ini.Kali ini Gibran bangkit dan dia melompat sambil melakukan tendangan yang sangat keras.Bughhh…ngeeekkk….orang ini terpental, tendangan Gibran telak menghajar perutnya.Namun, kembali Gibran harus secepat kilat menghindar, saat serangan datang lagi mengarah ke tubuhnya.Sratttt…lagi-lagi jaskul Gibran sobek besar terkena pisau yang sangat tajam ini.Takkkk….Gibran langsung berputar dan sebuah sapuan kakinya membuat penyerangnya terjungkal ke pasir, tendangan yang Gibran lepaskan kena tulang kering si penyerangnya ini.Pisaunya terlepas, Gibran langsung mengambil pisau itu dan…crakkkk…rekannya yang menyerang telak kena tusukan pisau yang Gibran sarangkan.Dorr…dorr…terdengar dua kali letusan senjata, Gibran yang kaget l
Baca selengkapnya

Bab 120: Ambil Alih Perusahaan

Gibran datang ke kantor polisi, dia ingin melihat langsung dua orang yang menyerangnya tadi malam.Dari balik kaca dia mendengarkan keduanya sedang diinterogasi polisi. Tubuh keduanya terlihat babak bundas, bekas tembakan Sonu di bahu masih diperban.“Mereka masih bandel, tak mau beritahu di mana Olly Bantano bersembunyi Mas Gibran!” seorang perwira polisi berpangkat Kombes dan nama Arif di dada menyapa Gibran. “Hmm…cukup setia juga mereka, Bang Arif bisa nggak bongkar soal si Olly Bantano ini ada kaitannya dengan Roy Sumanjaya?” pancing Gibran.“Sampai kini belum mengarah ke sana mas, tapi kami akan terus cecar dua orang sampai mengaku di mana Olly Bantano bersembunyi!” janji Kombes Arif.Kombes Arif blak-blakan ngaku ini perintah langsung dari Kabareskrim Komjen Sutomo, yang minta mereka terus bongkar kasus ini sampai tuntas.Gibran lega, setidaknya janji Komjen Sutomo bikin dia tenang, kasus ini terus di kawal aparat. Walaupun dia geregetan juga, Roy dan Olly sampai kini sangat l
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
36
DMCA.com Protection Status