Udara terasa lebih pekat, sampai-sampai rasanya sulit untuk bernapas. Tidak ada yang berani bersuara ataupun bergerak, bahkan detak jantung pun rasanya berhenti. Fasha berdiri dengan kedua lutut yang gemetar, kepalanya menunduk dalam. Dia sangat ketakutan. Selama bekerja di istana, baru kali ini dia bertemu langsung dengan Pangeran Alexant. Pertemuan pertama yang sangat buruk, disebabkan oleh gadis kecil putri dari Selena. Seandainya terjadi apa-apa padanya, tak mungkin dia menyalahkan Beatrice. Gadis kecil itu tidak bersalah, dia hanya terlalu bersemangat. Fasha melirik ke arah Alexant yang bangkit perlahan. Sebenarnya dia ingin membantu, tetapi terlalu takut untuk mendekat. Lagi pula, peraturan istana tidak memperbolehkan pelayan sepertinya untuk menyentuh pangeran, meskipun itu sekedar membantu. Saking takutnya, dia bahkan juga membiarkan Beatrice bangun sendiri. Gadis itu meringis, mengusap bokongnya yang sepertinya terasa nyeri. "Di mana matamu?" Pertanyaan Alexant mengguntur.
Read more