Home / CEO / Wanita Masa lalu SANG CEO / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Wanita Masa lalu SANG CEO: Chapter 51 - Chapter 60

123 Chapters

51. Mimpi itu

***Kasih terbaring di atas tempat tidurnya, terlelap dalam mimpi yang membawanya kembali ke masa lalu. Dia merasakan atmosfer kelas sekolah, koridor yang ramai dengan suara tawa dan langkah-langkah ringan siswa. Di dalam mimpinya, dia melihat dirinya sendiri di masa SMA.Kasih berjalan melintasi koridor sekolah dan berjalan ke luar gerbang karena kelas telah berakhir, tas punggungnya tergantung di satu pundak. Dia tersenyum kepada teman-temannya yang melewatinya dan membalas sapaan hangat mereka.Namun, dalam mimpinya, ada satu pria yang selalu muncul, wajahnya samar, tetapi menarik perhatian Kasih. Pria itu selalu berada di salah satu kafe dekat sekolah atau di bawah pohon rindang di dekat taman. Meskipun wajahnya kabur, ada kehangatan dan kelembutan yang terpancar dari pria itu.Pria asing itu berjalan mendekati Kasih dengan langkah-langkah hati-hati. Dia memberikan kalung liontin berbentuk hati kepada Kasih. Wajah Kasih berseri-seri saat melihat kalun
last updateLast Updated : 2024-01-12
Read more

52. Harga yang Harus Kau Bayar

***Penthouse mewah itu hening, hanya terdengar suara gemericik air dari pancuran mandi yang terbuka di kamar mandi utama. Arthur memasuki ruangan dengan langkah pasti, dan ketika matanya menyapu sekeliling, ia melihat Kasih duduk di sofa besar dengan punggung terbongkok, air mata yang tak terbendung jatuh membasahi pipinya."Kasih," desis Arthur, suaranya menggema di ruangan sepi. Dia merasa hatinya berdebar keras, ketidakpastian mencengkeram di dalam dirinya.Kasih menoleh, wajahnya yang pucat tampak terkejut melihat kehadiran Arthur. Dia segera berusaha menyembunyikan wajahnya yang penuh dengan kedukaan di balik sehelai rambut panjangnya."Kenapa kamu di sini?" tanya Kasih dengan suara serak, mencoba menyembunyikan kesedihan di balik kata-katanya.Arthur mendekati Kasih, tetapi tetap menjaga jarak. "Aku hanya ingin ke sini, ini juga milikku. Apa yang membuatmu menangis seperti ini? Apa kamu menyesal karena telah membuatku muak?"Kasih menundukkan kepala, menahan tangisannya, tetapi
last updateLast Updated : 2024-01-13
Read more

53. Untuk Menjaganya

***Arthur saat ini berada di salah satu rumah pribadinya yang mewah terasa sepi, hanya terdengar desiran angin lembut yang menyusup melalui jendela. Arthur, duduk di kursi kulitnya yang elegan, merenung dengan pandangan kosong. Di tengah lamunan, dia tiba-tiba mengingat janji lama yang ingin dipegangnya, janji untuk melindungi Kasih dari segala ancaman yang mengancam.Dia mencapai ponselnya dan menekan nomor Pink, salah satu asistennya yang paling tepercaya. Dengan cepat, panggilan itu dijawab."Ya, Tuan Arthur?""Pink, aku butuh bantuanmu. Segera jemput Kasih di penthouse dan bawalah dia ke klinik pribadi Angelia. Jangan sampai orang-orang Prabu mengetahui keberadaannya. Ini penting, Pink.""Baik, Tuan Arthur. Segera saya lakukan. Sejauh ini semua baik-baik saja, saya pasti akan menjaga Nona Kasih dengan baik,” balas Pink bersungguh-sungguh.Arthur menghela nafas sejenak sebelum bicara lagu, "Kasih dalam bahaya. Kita tidak bisa menga
last updateLast Updated : 2024-01-13
Read more

54. Hadiah yang Melukai

***Kediaman Arthur yang megah seakan berlapis kesunyian saat Prabu tiba di sana. Dia mengetuk pintu dengan cepat dan kemudian salah satu maid membukanya."Selamat malam, Papa," sapa Rose dengan senyuman lembut. Namun, senyumnya pudar saat melihat wajah serius Prabu."Di mana Arthur?" tanya Prabu langsung, matanya mencari-cari keberadaan pria itu.Rose menelan ludah, "Arthur tidak berada di sini, Pa. Dia sudah beberapa hari tidak pulang."Prabu menatap Rose dengan heran, "Apa? Kenapa tidak memberi tahu Papa sebelumnya? Apa dia tidak menjawab panggilan kamu atau memberitahu kamu kalau dia sedang apa?"Rose menggelengkan kepala sambil menahan air matanya yang ingin meledak. "Tidak, Papa. Arthur tidak pernah menjawab panggilan dariku. Aku selalu khawatir sesuatu terjadi padanya."Prabu merasa hatinya mengerut. Sesuatu yang tidak beres. "Sudah beberapa hari dia tidak pulang? Apa dia memberi tahu kamu ke mana dia pergi sebelumnya?"
last updateLast Updated : 2024-01-13
Read more

55. Dosa dan Dendam

***Rose merasa keputusasaan yang mendalam. Semakin lama, hubungannya dengan Arthur semakin memburuk. Ia merasa diabaikan, tidak diperhatikan, dan itu membuat hatinya hancur. Tanpa berpikir panjang, Rose memutuskan untuk pergi ke bar untuk mencari pelarian dari kenyataan yang sulit itu.Suara musik berirama dan tawa riuh para pengunjung memenuhi ruangan di bar malam itu. Rose duduk di pojokan, menatap kosong ke dalam gelas minuman keras di tangannya. Sejumlah gelas kosong berserakan di sekitarnya, mencerminkan seberapa banyak ia telah mencoba menghapus rasa sakit dalam dirinya.Barman mendekat, "Apakah Anda baik-baik saja, Nona? Sudah cukup minum untuk malam ini."Rose hanya mengangguk, tanpa mengangkat mata dari gelasnya. Barman meninggalkannya sendirian dalam kesendirian yang gelap dan penuh duka.Beberapa gelas lagi dihadapannya, Rose merasa dunia berputar. Dia merenung tentang hidupnya yang semakin rumit. Tiba-tiba, Sanders, pria itu, muncul di sampingnya."Rose, apa yang terjadi?
last updateLast Updated : 2024-01-14
Read more

56. Cinta yang Rumit

***Rose melangkah dengan langkah ragu ke dalam rumah, mata masih terasa berat karena malam yang dihabiskan di bar dengan Sanders. Namun, kejutan menyergapnya saat melihat Arthur yang duduk di sofa, dengan tatapan tajam yang seolah-olah bisa menembus jiwanya. Ia merinding seketika.“Kamu pulang agak terlambat, bukan? Ah, bahkan sangat terlambat,” ucap Arthur dengan tatapan tajam.Rose langsung berpura-pura tenang, “Oh, maafkan aku. Aku tidak tahu kamu sudah pulang.”Arthur masih menatapnya, tatapannya menusuk tajam. Rose mencoba mempertahankan ketenangannya, meskipun perasaan khawatir mulai menyelinap di dalam dirinya.“Aku baru saja merayakan ulang tahun temanku, itu saja. Kamu sulit dihubungi, jadi aku belum memberitahumu,” kata Rose berusaha tenang dan tersenyum.Arthur mengendus udara. “Bau alkohol cukup kental di tubuhmu. Kamu merayakannya dengan sangat baik, sepertinya.”“Yah
last updateLast Updated : 2024-01-14
Read more

57. Hukuman yang Manis

***Pink memasuki ruangan Kasih dengan senyum ramahnya, membawa sebuah ponsel dalam genggamannya. Kasih mengangkat wajahnya dari sketsa perhiasan yang tengah dikerjakannya, memberi sambutan yang hangat.“Nona Kasih, Tuan Arthur meminta saya untuk memberikan ini pada Anda,” ucap Pink dengan tersenyum.Kasih langsung mengangguk, “Terima kasih, Pink.” Wanita itu menerima ponsel dengan senyum, ia tidak menyangka kalau Arthur akan mengembalikan ponselnya dengan cepat.“Nona, ada pesan juga dari Tuan Arthur, dia menyampaikan bahwa Anda hanya boleh menghubungi satu orang dengan ponsel ini. Nama yang telah diizinkan adalah Zayn,” kata Pink mengingatkan.Kasih tersenyum bahagia mendengarnya. Setiap keputusan yang memberinya sedikit kebebasan dari keterbatasannya selalu disambut dengan gembira.“ Terima kasih banyak, Pink. Ini sangat berarti bagiku,” balas Kasih tersenyum dengan cerah.“Sama
last updateLast Updated : 2024-01-14
Read more

58. Aku Menginginkanmu

***Ruang kerja Arthur di penthouse dipenuhi oleh hening yang tegang. Kasih sudah duduk di depan meja besar yang penuh dengan berkas dan dokumen, matanya menatap kosong ke arah jendela yang memperlihatkan cahaya kota malam yang gemerlap. Arthur, dengan sikap santai, berdiri di depan jendela, menunggu dengan kesabaran yang terlihat dari ekspresi wajahnya yang tenang.Waktu berlalu tanpa suara. Arthur sengaja membiarkan suasana itu tercipta, berharap bahwa Kasih akan memulai pembicaraan pertama kali. Ia ingin melihat sejauh mana Kasih bisa membuka diri. Namun, Kasih tetap terdiam, matanya fokus pada hampa di luar jendela.Setelah beberapa saat, Arthur pura-pura akan meninggalkan ruangan dengan langkah ringan. Namun, sebelum ia sempat membuka pintu, tangan lembut Kasih menahan lengan jasnya."Tunggu sebentar," ucap Kasih dengan suara yang tenang, namun terdengar tegas.Arthur berhenti dan menatap Kasih dengan ekspresi tidak terbaca. Kasih melepaskan pegangannya, duduk kembali, dan menata
last updateLast Updated : 2024-01-15
Read more

59. Yang Selalu jadi Bayangan

***Ruang kerja yang megah di penthouse menjadi saksi bisu ketika Arthur membuka pintu pengetahuan bisnis untuk Kasih. Matahari sore menerobos masuk melalui jendela, memberikan cahaya lembut yang memancar ke dalam ruangan. Arthur duduk di seberang meja besar, dan Kasih duduk di kursi yang nyaman, menanti dengan antusias."Kasih," ucap Arthur dengan nada yang tenang namun penuh otoritas, "sebagai pemegang saham terbesar di perusahaan itu, kamu perlu memahami seluk-beluk bisnis. Itu akan memudahkanmu dalam membuat keputusan yang tepat dan mengarahkan perusahaan ke arah yang benar."Arthur memulai pembelajaran dengan membahas laporan keuangan perusahaan, strategi pemasaran, hingga teknik negosiasi yang efektif. Kasih yang duduk di hadapannya menyerap semua informasi dengan sungguh-sungguh. Ia merasa beruntung memiliki kesempatan untuk belajar langsung dari seorang pebisnis ulung seperti Arthur."Salah satu kunci kesuksesan adalah memahami pasar dengan baik.
last updateLast Updated : 2024-01-15
Read more

60. Membunuh Perasaan ini

***“Kenapa Arthur belum mengabariku?” gumam Kasih sembari menatap ponselnya.Pagi itu, sinar matahari menyinari penthouse yang telah menjadi tempat tinggal Kasih selama beberapa waktu. Kesunyian pagi hanya terganggu oleh derap langkah Pink yang mendekat. Kasih, yang tengah duduk di sofa, mengangkat pandangannya ketika Pink memasuki ruangan."Selamat pagi, Nona Kasih," sapa Pink dengan senyuman ramah, namun matanya menyiratkan ketidaknyamanan."Pagi, Pink. Ada sesuatu yang ingin kamu sampaikan?" tanya Kasih dengan ekspresi penasaran.Pink menghela napas dalam, mencoba menata kata-kata dengan hati-hati. "Tuan Arthur memerintahkan untuk memberitahu Nona bahwa Nona akan pindah dari sini ke salah satu villa pribadinya. Semuanya atas perintahnya."Kasih terkejut mendengar berita itu. "Pindah? Kenapa?" tanyanya, mencoba mencari alasan di balik keputusan itu.Pink menjawab dengan lugas, "Semua ini atas perintah Tuan Arthur. Esok, dan dalam waktu yang tidak ditentukan, Tuan Arthur tidak akan
last updateLast Updated : 2024-01-16
Read more
PREV
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status