Home / CEO / Wanita Masa lalu SANG CEO / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Wanita Masa lalu SANG CEO: Chapter 61 - Chapter 70

123 Chapters

61. Mimpi itu

***Suara cappuccino mesin kopi menggema di kafe yang ramai, menciptakan latar belakang yang nyaman untuk pertemuan tak terduga antara Bryan dan Kasih. Kedua orang itu tak sengaja bertemu di tempat yang sama setelah begitu lama berpisah.Bryan, yang sudah memperhatikan keberadaan Kasih sejak tadi, memutuskan untuk menghampiri wanita itu. Langkahnya mantap, dan dengan senyum penuh keyakinan, ia mendekati meja di mana Kasih duduk sendirian."Kasih," sapanya dengan suara ramah, mencoba menunjukkan kehangatan.Kasih menoleh, terkejut melihat Bryan berdiri di hadapannya. Ekspresinya tetap tenang meskipun terdapat keraguan yang terlihat di matanya. "Bryan."Bryan tersenyum lebar, seolah mencoba menyembunyikan ketegangannya. "Sudah lama, ya? Aku selalu mengirimmu pesan, tapi kamu tak pernah membalasnya. Bagaimana kabarmu?"Kasih hanya mengangguk, tidak sepenuhnya yakin akan arah percakapan ini. Bryan langsung duduk di kursi di depan Kasih, seakan tidak memperdulikan apakah dia diundang atau
last updateLast Updated : 2024-01-16
Read more

62. Balas Dendam

***Dalam ruang kerjanya di villa yang menjadi tempatnya belajar, Kasih duduk di hadapan laptop dengan berkas-berkas yang berserakan di meja. Beberapa buku dan catatan bisnis berserakan di sekelilingnya. Rapat pemegang saham PT. Bintang Utama Group sudah di depan mata, dan gugup mulai melandanya. Ini adalah kali pertama Kasih benar-benar terjun ke dalam dunia bisnis yang rumit dan kompleks. Di masa lalu, Vita maupun Bryan selalu melarangnya terlibat langsung di perusahaan, ternyata keduanya sengaja melarangnya agar ia tidak bisa menguasai perusahaan mendiang ayahnya, di masa lalu, Kasih adalah gadis yang naif dan juga bodoh.Kasih menjelajahi laporan keuangan, membaca strategi pemasaran, dan mengkaji kebijakan-kebijakan perusahaan. Sejak pagi hingga malam, ia tenggelam dalam lautan informasi yang seakan tak berujung. Ambisi dan tekadnya untuk mengembangkan dan merebut perusahaan mendiang ayahnya menjadi semakin kuat.Namun, di antara catatan bisnis dan grafik ke
last updateLast Updated : 2024-01-17
Read more

63. Merebut Kembali

***Rose duduk di ruang tamu yang elegan, menikmati secangkir teh sambil merenung. Ia sengaja pulang cepat karena ingin menyambut pria itu. Arthur, suaminya, baru saja memasuki ruangan dengan wajah serius. Ada sesuatu yang berbeda, dan Rose merasa penasaran."Ada apa, Arthur?" tanya Rose, mencoba membaca ekspresi wajah suaminya.Arthur menyusun beberapa dokumen di meja dan akhirnya menatap Rose dengan tegas. "Rose, apa kamu ingin pergi bersamaku?""Pergi bersama?" seru Rose, matanya berbinar. "Kita mau kemana?"Arthur menyeringai, "Kita akan ke Paris."Pernyataan itu membuat Rose terkejut. Dia melompat dari kursinya dan memeluk Arthur dengan erat. "Oh, Arthur, aku tidak bisa percaya! Paris? Sungguh? Kamu mengajakku? Kita ke sana untuk apa? Liburan khusus?"Arthur membalas pelukan itu dengan kaku, "Tentu saja. Kita harus ke Paris. Ini adalah bagian dari rencana bisnis. Aku hanya ingin mengajakmu agar kamu tidak macam-macam saat aku pergi."Namun, senyuman di wajah Rose lama-lama pudar
last updateLast Updated : 2024-01-17
Read more

64. Ini Baru Awal

***Ruang rapat di PT. Bintang Utama Group dipenuhi dengan suasana yang tegang. Semua eksekutif dan pemegang saham berkumpul untuk rapat penting. Mereka duduk di sekitar meja bundar dengan dokumen-dokumen bisnis tersebar di hadapan mereka. Namun, keheningan itu terputus tiba-tiba ketika pintu ruangan terbuka dengan tiba-tiba.Semua mata tertuju pada pintu, dan keheranan terpancar di wajah mereka ketika Kasih, yang sebelumnya dianggap hilang, memasuki ruangan dengan langkah pasti. Sebuah sensasi kaget menyelimuti seluruh ruangan.Vita, pemilik sah PT. Bintang Utama Group, langsung mengejek, "Oh, Kasih, apa yang membawamu ke sini? Sudah lama sekali kita tidak bertemu. Apa kepentinganmu di perusahaan ini?"Kasih tersenyum tajam, "Hai, Tante Vita. Sudah sangat lama kita tidak bertemu dan aku bersyukur karena kita bertemu di waktu yang sangat tepat,” balasnya dan ia tersenyum penuh arti lalu melanjutkan, “Aku pikir sebagai pemegang saham terbesar di perusahaan ini, aku berhak hadir di rap
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more

65. Kamu Hanya Boleh Menangis untukku

***Matahari sudah meredup di langit, memberikan warna senja yang indah di kawasan villa tempat Kasih tinggal. Setelah selesai dengan rapat pemegang saham, Kasih memutuskan untuk pulang ke villa, tempat di mana ia dapat meratapi dan merenungi semua yang baru saja terjadi.Kasih membuka pintu villa dengan hati yang berdebar. Ia tahu bahwa perjuangannya masih panjang, tetapi hari ini, dia telah memberikan perlawanan yang nyata. Begitu memasuki ruang kerjanya di villa, Kasih langsung duduk di kursi dengan gemetaran, merasakan beban emosional yang berat di pundaknya."Ini sudah waktunya. Aku harus melangkah lebih jauh, tidak lagi menjadi Kasih yang bisa diinjak-injak. Aku harus membuktikan bahwa aku bisa bangkit, bahwa aku bisa mengambil yang seharusnya menjadi hakku dan mereka telah mencurinya dari kami,” ucap Kasih berbicara pada dirinya sendiri.Gemuruh tangis terdengar dalam ruangan yang sunyi. Kasih menangis, bukan karena kelemahan, melainkan sebagai bentuk pelepasan dari semua tekan
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more

66. Ciuman itu Seperti Kilat

***Kasih duduk di meja kerjanya yang berada di villa rahasia milik Arthur, matanya memandang layar tablet yang berisi design perhiasan terbarunya. Setiap detail, setiap lekuk dan warna, semua dipikirkan dengan teliti. Namun, di balik semangatnya mencipta keindahan, ada kekosongan yang sulit dijelaskan. Kasih merasa jenuh dengan rutinitasnya yang monoton, dan rasa bosan itu semakin menyiksanya.Dia menarik nafas dalam-dalam, berusaha mengusir perasaan negatif itu. Namun, kali ini, dia tahu bahwa ini bukan sekadar rasa bosan biasa. Ada sesuatu yang lebih dalam, sesuatu yang telah lama terpendam.Kasih mengingat masa kecilnya yang penuh impian. Di keluarganya, seni dan desain memiliki tempat yang istimewa. Mendiang ibunya, seorang desainer perhiasan terkenal di tanah air, telah menjadi sumber inspirasi utama Kasih. Sejak kecil, Kasih bermimpi menjadi seorang desainer perhiasan yang diakui dunia.Namun, kenyataan hidup membawa Kasih ke arah yang berbeda. Set
last updateLast Updated : 2024-01-19
Read more

67. Aku Akan Selalu Patuh

***Keesokan paginya, suasana di ruang makan terasa tegang. Aroma kopi dan hangatnya pancake menciptakan kontras dengan keheningan di antara Kasih dan Arthur. Mereka duduk di meja yang sama, tetapi jarak di antara mereka terasa seperti jurang yang tidak terlampaui.Kasih tidak banyak bicara, fokus pada mangkuk sarapan di depannya. Dia merasa kehadiran Arthur begitu kuat, membuat hatinya berdebar-debar. Namun, takut bahwa rasa itu akan tumbuh subur, Kasih memilih untuk tidak menatap pria itu. Matanya terus menunduk, mencoba menahan gelombang emosi yang berkecamuk di dalam dirinya.Sementara itu, Arthur merasa semakin marah. Tatapannya melintasi meja, mencari tatapan Kasih yang enggan. Tetapi, Kasih terus menghindar. Perasaan marah dan kecewa tumbuh di dalam dirinya. Ia merasa seolah-olah Kasih menolaknya dengan sikap dingin itu."Dari tadi aku di sini seolah aku hanya seorang diri!” kata Arthur dengan dingin.Kasih tidak merespon, wanita itu m
last updateLast Updated : 2024-01-19
Read more

68. Yang Terlarang

***Rose melangkah perlahan ke toilet, mencoba menyingkirkan rasa bosan setelah menghadiri jamuan makan malam dengan para artis film yang terlibat dalam film yang dibintanginya. Ruangan toilet yang tenang memberinya kesempatan untuk bernapas sejenak dan meresapi momen-momen canggung tadi.“Siapa yang menyangka kehidupan ini akan terus menghadirkan kejutan. Aku muak sama mereka yang bermuka dua,” ucap Rose kesal. “Ya, mereka tahu kalau aku adalah Nyonya Arthur Romeo, jadi mereka semua menjilatku,” tambahnya tertawa puas.Namun, ketenangan itu berubah menjadi ketegangan ketika tiba-tiba pintu toilet tertutup dan Sanders, pria yang dari tadi bersikap dingin dan acuh padanya, muncul di hadapannya. Rose memicingkan matanya, terkejut dengan kehadiran yang tidak diinginkannya.“Sanders, apa yang kamu lakukan di sini? Ini toilet perempuan,” ucap Rose waspada.“Rose, kita butuh bicara,” jawab Sanders dengan na
last updateLast Updated : 2024-01-19
Read more

69. Tamparan Peringatan

***Batara Group…Kantor Prabu dipenuhi ketegangan ketika pintu ruangan itu terbuka, dan Arthur masuk dengan langkah mantap. Tatapannya yang tajam mencerminkan tekad yang tak tergoyahkan. Prabu menyambutnya dengan dingin, duduk di balik meja besarnya yang mewah."Selamat datang, Arthur. Kita harus bicara serius, ada hal yang ingin Papa sampaikan," ucap Prabu, mata tajamnya menatap Arthur.Arthur hanya tersenyum dingin. "Apa yang ingin Papa bicarakan denganku? Biasanya Papa selalu enggan mengundangku datang ke Batara Group.” Prabu tidak membuang waktu dan langsung mengungkapkan maksudnya, "Papa hanya ingin bilang padamu kalau Batara Group ini akan jadi milikmu jika istrimu melahirkan anak laki-laki dan untuk saat ini kau harus mengurus Batara Group bersamaku, Arthur. Kita bisa membuat perusahaan ini menjadi yang terbaik di dunia."Arthur tertawa dingin, "Papa, Bukankah Papa yang menginginkan Batara
last updateLast Updated : 2024-01-20
Read more

70. Sepertinya Aku Harus Menciummu

***Suasana ruang eksekutif Evencio Industries terasa begitu dingin dan formal. Arthur duduk di meja besar dengan laporan keuangan yang tersebar di depannya. Tiba-tiba, pintu terbuka dan Angelia memasuki ruangan dengan langkah hati-hati."Arthur, bolehkah aku menganggu waktumu sebentar saja?" tanya Angelia dengan senyum lembutnya.Arthur mengangguk, memberi izin pada wanita itu untuk duduk di depannya. "Apa yang bisa aku bantu, Angelia? Kamu ada masalah lagi dengan mantan suamimu?"Wanita itu mengatur seragam putihnya sebelum berbicara, "Aku datang bukan karena masalah pribadiku, Arthur. Aku juga datang ke sini bukan sebagai dokter, melainkan sebagai seseorang yang peduli pada Kasih dan juga kamu."Arthur mengangkat alisnya, "Apa yang kamu maksud?"Lalu, Angelia memandang Arthur dengan serius, "Kasih seperti menyimpan banyak masalah dalam dirinya, Arthur. Aku melihat tanda-tanda ketidakstabilan emosional pada dirinya. Kamu perlu bersikap lem
last updateLast Updated : 2024-01-20
Read more
PREV
1
...
56789
...
13
DMCA.com Protection Status