***Kasih duduk di meja kerjanya yang berada di villa rahasia milik Arthur, matanya memandang layar tablet yang berisi design perhiasan terbarunya. Setiap detail, setiap lekuk dan warna, semua dipikirkan dengan teliti. Namun, di balik semangatnya mencipta keindahan, ada kekosongan yang sulit dijelaskan. Kasih merasa jenuh dengan rutinitasnya yang monoton, dan rasa bosan itu semakin menyiksanya.Dia menarik nafas dalam-dalam, berusaha mengusir perasaan negatif itu. Namun, kali ini, dia tahu bahwa ini bukan sekadar rasa bosan biasa. Ada sesuatu yang lebih dalam, sesuatu yang telah lama terpendam.Kasih mengingat masa kecilnya yang penuh impian. Di keluarganya, seni dan desain memiliki tempat yang istimewa. Mendiang ibunya, seorang desainer perhiasan terkenal di tanah air, telah menjadi sumber inspirasi utama Kasih. Sejak kecil, Kasih bermimpi menjadi seorang desainer perhiasan yang diakui dunia.Namun, kenyataan hidup membawa Kasih ke arah yang berbeda. Set
***Keesokan paginya, suasana di ruang makan terasa tegang. Aroma kopi dan hangatnya pancake menciptakan kontras dengan keheningan di antara Kasih dan Arthur. Mereka duduk di meja yang sama, tetapi jarak di antara mereka terasa seperti jurang yang tidak terlampaui.Kasih tidak banyak bicara, fokus pada mangkuk sarapan di depannya. Dia merasa kehadiran Arthur begitu kuat, membuat hatinya berdebar-debar. Namun, takut bahwa rasa itu akan tumbuh subur, Kasih memilih untuk tidak menatap pria itu. Matanya terus menunduk, mencoba menahan gelombang emosi yang berkecamuk di dalam dirinya.Sementara itu, Arthur merasa semakin marah. Tatapannya melintasi meja, mencari tatapan Kasih yang enggan. Tetapi, Kasih terus menghindar. Perasaan marah dan kecewa tumbuh di dalam dirinya. Ia merasa seolah-olah Kasih menolaknya dengan sikap dingin itu."Dari tadi aku di sini seolah aku hanya seorang diri!” kata Arthur dengan dingin.Kasih tidak merespon, wanita itu m
***Rose melangkah perlahan ke toilet, mencoba menyingkirkan rasa bosan setelah menghadiri jamuan makan malam dengan para artis film yang terlibat dalam film yang dibintanginya. Ruangan toilet yang tenang memberinya kesempatan untuk bernapas sejenak dan meresapi momen-momen canggung tadi.“Siapa yang menyangka kehidupan ini akan terus menghadirkan kejutan. Aku muak sama mereka yang bermuka dua,” ucap Rose kesal. “Ya, mereka tahu kalau aku adalah Nyonya Arthur Romeo, jadi mereka semua menjilatku,” tambahnya tertawa puas.Namun, ketenangan itu berubah menjadi ketegangan ketika tiba-tiba pintu toilet tertutup dan Sanders, pria yang dari tadi bersikap dingin dan acuh padanya, muncul di hadapannya. Rose memicingkan matanya, terkejut dengan kehadiran yang tidak diinginkannya.“Sanders, apa yang kamu lakukan di sini? Ini toilet perempuan,” ucap Rose waspada.“Rose, kita butuh bicara,” jawab Sanders dengan na
***Batara Group…Kantor Prabu dipenuhi ketegangan ketika pintu ruangan itu terbuka, dan Arthur masuk dengan langkah mantap. Tatapannya yang tajam mencerminkan tekad yang tak tergoyahkan. Prabu menyambutnya dengan dingin, duduk di balik meja besarnya yang mewah."Selamat datang, Arthur. Kita harus bicara serius, ada hal yang ingin Papa sampaikan," ucap Prabu, mata tajamnya menatap Arthur.Arthur hanya tersenyum dingin. "Apa yang ingin Papa bicarakan denganku? Biasanya Papa selalu enggan mengundangku datang ke Batara Group.”Prabu tidak membuang waktu dan langsung mengungkapkan maksudnya, "Papa hanya ingin bilang padamu kalau Batara Group ini akan jadi milikmu jika istrimu melahirkan anak laki-laki dan untuk saat ini kau harus mengurus Batara Group bersamaku, Arthur. Kita bisa membuat perusahaan ini menjadi yang terbaik di dunia."Arthur tertawa dingin, "Papa, Bukankah Papa yang menginginkan Batara
***Suasana ruang eksekutif Evencio Industries terasa begitu dingin dan formal. Arthur duduk di meja besar dengan laporan keuangan yang tersebar di depannya. Tiba-tiba, pintu terbuka dan Angelia memasuki ruangan dengan langkah hati-hati."Arthur, bolehkah aku menganggu waktumu sebentar saja?" tanya Angelia dengan senyum lembutnya.Arthur mengangguk, memberi izin pada wanita itu untuk duduk di depannya. "Apa yang bisa aku bantu, Angelia? Kamu ada masalah lagi dengan mantan suamimu?"Wanita itu mengatur seragam putihnya sebelum berbicara, "Aku datang bukan karena masalah pribadiku, Arthur. Aku juga datang ke sini bukan sebagai dokter, melainkan sebagai seseorang yang peduli pada Kasih dan juga kamu."Arthur mengangkat alisnya, "Apa yang kamu maksud?"Lalu, Angelia memandang Arthur dengan serius, "Kasih seperti menyimpan banyak masalah dalam dirinya, Arthur. Aku melihat tanda-tanda ketidakstabilan emosional pada dirinya. Kamu perlu bersikap lem
***Malam itu, Kasih terlelap dalam tidurnya di kamar villa yang nyaman. Namun, kedamaian itu terganggu oleh bayang-bayang masa lalu yang datang menghantuinya. Dalam mimpi, dia merasa berada di tengah-tengah kegelapan, mencoba mencari sosok pria yang tak kunjung terlihat. Pria yang samar-samar dingatannya, tapi ia merasa kalau pria itu adalah pria yang berharga di hidupnya. Entah kenapa ingatan pria itu di hatinya menghilang begitu saja."Pria itu… di mana kamu? Aku sengaja datang mencarimu, aku ingin tahu siapa kamu dan kenapa aku seperti terjerat olehmu," serunya dengan suara lirih, langkah-langkahnya terdengar berat dalam keheningan gelap.Tiba-tiba, cahaya samar-samar muncul, menerangi wajah pria yang selama ini menghantui pikirannya. Kasih mencoba menghampirinya, namun pria itu terus menjauh. Detik demi detik, jarak di antara mereka semakin lebar."Jangan pergi!" teriak Kasih, tetapi suaranya hanya terbawa angin. Pria itu lenyap dari pandangan
***Hari itu, suasana rapat di PT. Bintang Utama Group terasa berbeda. Kasih memasuki ruangan rapat dengan pandangan penuh semangat. Pada saatnya, semua anggota rapat sudah berkumpul dan duduk di sekitar meja bulat."Selamat pagi, semuanya," sapa Kasih dengan senyuman. "Saya ingin berbicara tentang perubahan besar yang akan kita lakukan di perusahaan ini."Semua mata memandang pada Kasih, penasaran dengan gagasan apa yang akan dia sampaikan. Kasih mulai menjelaskan rencananya, memaparkan ide-ide inovatif untuk mengubah sistem dan manajemen perusahaan. Ia membahas target-target yang realistis namun ambisius untuk meningkatkan kinerja dan pertumbuhan perusahaan."Saya percaya kita bisa mencapai ini semua bersama-sama. Kita butuh perubahan agar perusahaan bisa terus berkembang dan bersaing di pasar yang semakin kompetitif," tutur Kasih dengan keyakinan.Para anggota rapat tercengang mendengarkan ide-ide Kasih. Mereka tidak hanya terkesima dengan visin
***Di rumah mewah milik keluarga besar Vita terasa seperti medan perang ketika Vita, dengan wajah merah padam, masih marah dan kesal pada Kasih yang tadi semuanya sedang rapat di perusahaan."Kasih, kau benar-benar telah melampaui batasmu! Bagaimana bisa kau begitu sombong? Ini bukan tempatmu untuk bersinar!" bentak Vita kesal dengan nada tinggi.Vita terus saja meracau dan juga bicara pada dirinya sendiri menuju ruang keluarga, bahkan ia mengingat bagaimana tadi Kasih tersenyum menyepelekannya, seolah ia telah kalah dari wanita kampungan itu. Vita tidak mau membiarkan Kasih terus menginjak harga dirinya.Alice, yang memang kebetulan sedang berkunjung ke rumah mamanya, yang sedang duduk bersama Bryan di dalam ruangan, melihat ibunya dengan tatapan tak percaya. "Mama? Kenapa Mama terus saja meracau?” tanyanya“Kasih! Si wanita sialan itu tadi saat rapat membuat semuanya kagum padanya dan dia juga menatap Mama dengan penghinaan yang luar biasa! Mama tidak sudi, jika wanita sialan itu b
***Di dalam kegelapan parkiran yang sepi, Alice menyusup dengan diam, menunggu dengan penuh kebencian. Pisau yang tersembunyi di balik jaketnya menjadi senjata gelap yang siap ia gunakan. Alice membayar mahal seseorang untuk memantau aktifitas Kasih dan saat ini adalah waktu yang tepat untuk menyingkirkan Kasih."Kasih, kau takkan selamat kali ini. Mari kita hancur bersama!" gumam Alice penuh dengan kebencian.Dalam kegelapan, detik demi detik berlalu, dan akhirnya, sosok yang ditunggu-tunggu muncul: Kasih.Kasih keluar dari pintu dan langkahnya terhenti mendadak ketika ia melihat Alice, sosok yang penuh dendam berdiri di hadapannya."Alice? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Kasih dengan nada yang terkejut.Alice tak menggubris pertanyaan Kasih. Dengan langkah mantap, ia mendekati Kasih sambil mengacungkan pisau."Kasih, kau akan mati!" teriak Alice dengan api amarah yang menyala di dadanya.Kasih membeku di tempatnya, matanya memperhatikan setiap gerakan Alice dengan ketakutan ya
*** Bintang Utama Group… Suasana di perusahaan menjadi kacau balau saat wartawan mendatangi gedung itu dengan kamera dan pena mereka yang siap mencari berita baru. Semua karyawan memang terkejut, namun mereka tahu siapa orang yang dituju oleh para wartawan itu. Berita tentang hubungan Kasih dan Arthur memang masih menjadi hot topic dan dibicarakan dimana-mana. Sedangkan, Kasih, ia tidak menyangka kalau para wartawan datang ke perusahaannya dalam jumlah yang luar biasa, ia terkejut dan panik, segera menghubungi Arthur dalam keadaan khawatir yang jelas terdengar dalam suaranya. Kasih memegang ponselnya dengan gemetar, menunggu sambungan sampai terhubung. Ia ingin Arthur bertanggung jawab atas apa yang telah pria itu lakukan. “Sayang, ada apa? Sepagi ini kamu sudah menghubungiku, kamu merindukanku?” tanya Arthur. Kasih menghela napas pendek karena ucapan Arthur malah membuatnya tambah sakit kepala. "Arthur, kamu harus cepat datang dan meredakan segala situasi di perusahaan! Ada ba
***Di tengah sorotan media yang menggema, sebuah berita mengejutkan mencuat ke permukaan, memicu kehebohan di seluruh negeri. Pembatalan pernikahan antara Arthur Romeo dan Rose Marry menjadi buah bibir di kalangan masyarakat, menimbulkan beragam spekulasi dan tanya jawab.Suasana di salah satu kantor media cetak pun tak kalah heboh.“Apakah kalian mendengar berita terbaru tentang Arthur dan Rose? Siapa yang bisa membayangkan, setelah lima tahun, pernikahan mereka hanyalah pura-pura belaka!” tanya wartawan 1 dengan nada terkejut.“Tapi kenapa mereka bersikap seperti itu? Dan mengapa Arthur setuju dengan pernikahan palsu itu? Bukankah itu bukan sikap dari pria gentle sepertinya?” wartawan 2 bertanya balik dengan penasaran.Di ruang redaksi media massa, para jurnalis sibuk menulis laporan dan artikel, mencoba mengurai teka-teki di balik drama rumah tangga yang terungkap.“Kabarnya, Arthur tidak pernah menyentuh Rose selama lima tahun pernikahan mereka. Apakah ini karena sikap matre Rose
***Dalam apartemennya yang mewah, Rose duduk di sofa dengan wajah yang penuh kemarahan. Di tangannya, ia memegang ponselnya, sementara layar terang memantulkan kilatan kekesalannya.Rose membaca semua itu dengan suara gemetar, “Tidak mungkin! Semua kontrak dibatalkan? Filmku... iklanku... semuanya! Semuanya hancur dalam sekejap? Semuanya tak bersisa? Tidak ada yang bisa kupertahankan satu pun?”Dia memukulkan ponselnya ke sofa dengan geram, merasa seakan dunianya runtuh dalam sekejap. Pekerjaannya sebagai selebritis papan atas, yang dibangunnya dengan susah payah selama bertahun-tahun, hancur dalam sekejap. Ia bahkan sudah merelakan tubuhnya untuk dinikmati dengan pria-pria itu, tapi kenapa bisa semuanya hancur dan sia-sia?Rose langsung berteriak frustrasi, “Kenapa ini terjadi padaku? Ini semua salah Kasih! Dia ingin menghancurkanku! Kedatangannya membuat mimpiku hancur! Dia yang telah merebut Arthur dan juga mencuri tempatku. Wanita jalang itu harus hancur! Dia tidak boleh menang
***Arthur duduk di ruang kerjanya, pandangannya terfokus pada layar monitor yang menampilkan berbagai laporan keamanan. Willy, asistennya, berdiri di sampingnya, siap menerima instruksi. Ia juga selalu menunggu laporan tentang keberadaan Alice yang saat ini belum diketahui keberadaannya.“Willy, aku ingin kamu memperketat keamanan di sekitar Kasih. Keberadaan Alice masih belum diketahui, dan aku tidak ingin ada risiko baginya. Alice sangat berbahaya, apalagi saat ini dia sudah hancur dan tak mempunyai apa-apa lagi,” ucap Arthur.Willy mengangguk tegas, mencatat setiap kata yang keluar dari mulut Arthur.“Baik, Tuan. Saya akan segera menyiapkan tim keamanan tambahan untuk mengawasi Nona Kasih, Tuan. Kami akan memastikan dia selalu dalam perlindungan yang maksimal. Saya pasti tidak akan membiarkan Nona Kasih dalam bahaya.”Arthur menarik napas dalam-dalam, ekspresinya gelisah. Hatinya dipenuhi dengan kekhawatiran akan keselamatan Kasih. Ia tahu saat ini banyak ancaman baginya, apalagi
*** Pagi itu, suasana di ruang makan villa mereka terasa damai. Cahaya matahari yang lembut menyinari meja makan, menciptakan suasana yang tenang dan menyenangkan. Kasih duduk di seberang Arthur, tetapi ada ketegangan yang terasa di udara. Dia menatap pria yang dicintainya itu dengan cemas, menunggu momen yang tepat untuk mengungkapkan keinginannya. "Arthur," panggilnya perlahan, menahan ketegangan di dalam dadanya. Arthur menatapnya dengan penuh perhatian. "Ada apa, Sayang?" Kasih menarik nafas dalam-dalam sebelum akhirnya mengucapkan kata-kata yang telah ia persiapkan dengan cermat. "Aku ingin meminta izin padamu untuk pergi ke Singapura Minggu depan. Adikku, Zayn, ulang tahun kemarin dan aku merasa bersalah kemarin tidak mengucapkannya, dan aku sudah berjanji untuk menjenguknya." Arthur mengangkat alisnya, sedikit terkejut dengan permintaan Kasih. "Jika aku menolaknya, apakah kamu akan tetap pergi ke Singapura?” Kasih merasa kecewa. Dia ingin sekali bertemu dengan adiknya, t
*** Arthur duduk di ruangannya dengan ekspresi puas yang sulit disembunyikan. Berita tentang skandal panas antara Rose dan Sanders telah menyebar dengan cepat di dunia hiburan, memenuhi semua media massa dan menjadi topik utama pembicaraan di seluruh negeri. Baginya, ini adalah pembalasan yang pantas bagi apa yang telah dilakukan Rose, terutama setelah dia mengetahui bahwa foto-foto Sean dan Kasih yang dikirimkan padanya adalah ulah anak buah Bang Bew yang disuruh oleh Rose. Kejahatan itu telah menyebabkan dia hampir melukai Kasih secara tidak sengaja. Kebencian dan rasa amarahnya semakin memuncak dan ia ingin sekali menghancurkan hidup Rose tanpa ampun."Demi Tuhan, Willy," Arthur berkata pada asistennya dengan nada penuh kepuasan, "sebarkan semua video dan foto tak bermoral itu secara luas. Biarkan semua orang tahu siapa sebenarnya Rose Marry dan Sanders Ivan."Willy menatap bosnya dengan ekspresi yang sedikit khawatir. "Apakah ini tindakan yang tepat,
***Kasih memasuki kantor dengan langkah yang ragu, wajahnya terlihat penuh penyesalan dan ketidakpastian. Dia segera disambut oleh ekspresi lega dari rekan-rekan kerjanya yang telah khawatir karena absennya beberapa hari terakhir."Dapatkah kita membantumu dengan sesuatu, Bu Kasih?" tanya salah satu rekan kerjanya dengan ekspresi perhatian.Kasih tersenyum lembut, merasa bersyukur atas perhatian mereka. "Maafkan saya karena tidak memberikan kabar, semuanya. Beberapa hari terakhir ini saya sedang sakit dan ponselnya mati dan saya hanya istirahat saja," jelasnya dengan suara yang lembut.Rekan-rekan kerjanya segera memberikan senyuman pengertian. Mereka senang melihat Kasih kembali dengan selamat dan sehat.Namun, Tomy menarik Kasih ke ruangannya untuk berbicara secara pribadi. Kasih bisa merasakan atmosfer tegang di udara saat mereka duduk berdua di depan meja Tomy."Tadi pagi, kami menerima kabar bahwa Vita telah masuk penjara. Dan dengan posisi direktur utama kosong, semua dewan di
*** Arthur duduk di ruang tamu villa, wajahnya tegang dan pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan yang mengganggu. Angelia, dokter keluarganya sekaligus sahabat baiknya, adalah satu-satunya orang yang bisa dia percayai saat ini."Apakah kamu tahu bahwa Sean jatuh cinta pada Kasih?" tanya Arthur, matanya mencari kepastian di wajah Angelia.Angelia mengangguk perlahan. "Ya, aku tahu. Aunty Wilhelmina menceritakan semuanya kepadaku saat kami bertemu dan juga pada saat itu aku juga terkejut jika Aunty Wilhemina mengatakan kalau ia pun sangat menyukai Kasih dan mendukung Sean untuk mengejar Kasih."Arthur merasa dadanya terasa sesak saat mendengar konfirmasi itu. Rasanya seperti sebuah pukulan ke jantungnya. "Apa yang harus aku lakukan, Angelia? Aku merasa ketakutan saat Sean jatuh cinta dengan wanita yang sama, aku takut jika kelak Kasih pun jatuh cinta padanya," ucapnya dengan suara yang penuh kebingungan.Angelia menatap Arthur dengan tatapan yang penuh pengertian, Arthur yang selalu kua