Halo, teman-teman. Cerita ini satu bab lagi tamat, ya! Semoga nanti suka dengan ending-nya. Semuanya jaga kesehatan dan tetap bahagia :)
***Di dalam kegelapan parkiran yang sepi, Alice menyusup dengan diam, menunggu dengan penuh kebencian. Pisau yang tersembunyi di balik jaketnya menjadi senjata gelap yang siap ia gunakan. Alice membayar mahal seseorang untuk memantau aktifitas Kasih dan saat ini adalah waktu yang tepat untuk menyingkirkan Kasih."Kasih, kau takkan selamat kali ini. Mari kita hancur bersama!" gumam Alice penuh dengan kebencian.Dalam kegelapan, detik demi detik berlalu, dan akhirnya, sosok yang ditunggu-tunggu muncul: Kasih.Kasih keluar dari pintu dan langkahnya terhenti mendadak ketika ia melihat Alice, sosok yang penuh dendam berdiri di hadapannya."Alice? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Kasih dengan nada yang terkejut.Alice tak menggubris pertanyaan Kasih. Dengan langkah mantap, ia mendekati Kasih sambil mengacungkan pisau."Kasih, kau akan mati!" teriak Alice dengan api amarah yang menyala di dadanya.Kasih membeku di tempatnya, matanya memperhatikan setiap gerakan Alice dengan ketakutan ya
***Kasih menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya dari kejutan dan amarah yang menyelinap di hatinya. Dia menatap tajam Arthur Romeo, atasannya dan mencoba menyelami maksud dari permintaan yang absurd ini."Jadi saya harus jadi simpanan Pak Arthur agar semua hutang ayah saya lunas?" tanya Kasih dengan suara yang bergetar. Dia merasa seperti terjebak dalam sebuah skenario yang tak masuk akal.Arthur tersenyum sinis, seolah menikmati ketidaknyamanan Kasih. "Oh, ya, itulah yang aku inginkan. Jadi, kamu mau atau tidak?" ucapnya sambil mengangkat sebelah alisnya.Kasih tak menjawab, ia hanya menatap pria di hadapannya dengan tatapan tak percaya."Lalu kamu mau bayar dengan apa hutang pria tua itu? Kamu punya apa?" Arthur melirik Kasih dengan pandangan meremehkan, seakan-akan menilainya dari atas ke bawah."Saya bisa bayar, Pak. Kalau perlu nanti gaji saya dipotong tujuh puluh lima persen saja untuk menyicil hutang ayah saya. Saya janji akan bekerja keras, dan saat ini juga s
***Kasih menghela napas dalam-dalam, mengejar setiap detik waktu yang semakin berlalu cepat saat dia tahu adiknya, Zayn, masuk ke rumah sakit. Hatinya terasa berkecamuk, dipenuhi kegelisahan karena belum mengetahui kondisi sebenarnya yang dialami oleh adiknya. Ketika tiba di rumah sakit, seorang pegawai lapas menghampirinya, memperkenalkan diri sebagai Hafid."Mbak Kasih, ya?" tanya Hafid dengan penuh perhatian."Iya, Pak. Saya Kasih, kakaknya Zayn," balas Kasih dengan wajah cemas."Saya Hafid, petugas lapas yang ditugaskan untuk menjaga Zayn," ucap Hafid memperkenalkan diri.Terima kasih sudah menjaga adik saya, Pak," kata Kasih dengan senyuman lemah. "Zayn kenapa bisa masuk rumah sakit, ya? Dia sakit apa?""Zayn tidak sakit apa-apa, Mbak," jawab Hafid dengan ekspresi serius.Kening Kasih mengernyit. "Lalu, kenapa Zayn bisa masuk dan dirawat di rumah sakit?""Saya tidak tahu kenapa alasan pastinya apa, saya sudah menemukan Zayn bersimbah darah dan tergeletak karena dihajar oleh taha
***Kasih menatap tajam Arthur, mencoba mencerna setiap kata yang keluar dari bibir pria itu. "Jadi Bapak ingin saya melahirkan seorang anak?" tanya Kasih, mencoba memastikan kesimpulan yang telah terlintas dalam pikirannya."Iya. Aku butuh seorang ahli waris, kamu juga tahu kalau sampai saat ini aku belum mempunyai anak," jawab Arthur dengan lugas.Kasih merasa dadanya sesak mendengar jawaban itu. "Jadi isi kontrak itu setelah saya melahirkan anak laki-laki, maka kontrak itu akan berakhir?""Iya. Kontrak akan berakhir selama kamu bisa memberikanku anak laki-laki, aku akan menjamin hidupmu, dan kamu tidak boleh mengakui anakmu nanti, jika kamu melanggarnya kamu juga tahu akibatnya," jelas Arthur dengan dingin.Kasih menghela napas pendek, dia sudah membaca isi kontrak yang Arthur ajukan padanya. "Tapi jika saya tidak bisa melahirkan anak laki-laki, bagaimana?""Seumur hidup kamu harus melayaniku!" balas Arthura tanpa rasa belas kasihan."Jika anak itu anak perempuan? Jadi, jika saya h
***Kasih merasa lega karena hari ini akhirnya bisa melepaskan Zayn untuk mewujudkan impiannya belajar di Singapura, di sekolah impian yang selalu menjadi cita-cita adiknya. Dia menatap rumah sederhana yang dulu penuh dengan kenangan manis bersama keluarganya. Meskipun tersenyum, namun hati Zakia terasa robek lagi, teringat akan kehilangan orang tua yang membawa kebahagiaan mereka hilang. Kehilangan itu membuat Zakia merasa seolah-olah kebahagiaan dalam hidupnya terhenti begitu saja."Jangan lemah lagi kamu, Kasih! Kamu ini harus menatap ke depan, jangan terus berdiam karena luka, dan jadi pecundang," ucap Kasih pada dirinya sendiri sambil mengelap air matanya. Harga diri keluarganya selama ini diinjak-injak, dan dia tidak ingin terus menjadi pecundang seperti yang selama ini diinginkan oleh orang-orang di sekitarnya. Keberanian dan tekadnya membuat Kasih bertekad untuk melawan.Kasih membuka pintu rumah dan terkejut melihat Alice, sosok wanita yang dulu merupakan sahabatnya, menatapn
***"Kasih, kamu kenapa harus pindah kost segala sih? Kan rumah kamu juga itu dikontrakkan sama orang, Zayn juga sudah pergi ke Singapura. Jadi, mending kamu di sini saja sama aku dan mama," ucap Echa.“Aku tidak mau merepotkan kamu dan mamamu,” balas Kasih.Echa menghela napas panjang. "Kamu baik-baik saja, kan?""Tentu saja aku baik-baik saja, buktinya kita bisa ngobrol berdua begini," jawab Kasih."Akhir-akhir ini kamu selalu pulang malam, Kasih. Kamu bahkan sulit aku hubungi, aku khawatir karena tidak biasanya kamu tidak memberi kabar begini.""Aku memang sibuk menyiapkan study Zayn, jadi nggak sempat kasih kabar ke kamu karena terlalu letih," balas Kasih menjelaskan."Syukur kalau kamu baik-baik saja. Aku harap kamu dan Zayn selalu bahagia ya! Aku lega karena Zayn akhirnya bisa mewujudkan mimpinya bersekolah ke Singapura. Aku ingin nanti kalau ada apa-apa atau kamu butuh bantuan, kamu jangan sungkan bilang sama aku atau mama ya!""Itu pasti, Cha. Kalau ada apa-apa aku memang sela
***Kasih terus membiarkan air shower mengalir menyiram tubuhnya. Semalam merupakan malam yang paling kelam dalam hidupnya. Bunga kehidupannya layu, membuat wanita itu merasa tak berharga. Air matanya bercucuran, menetes bersama rasa sesal yang mendalam. Bagaimana mungkin dia mengingkari janji suci yang pernah diikrarkan kepada mendiang ibunya? Pada saat itu, Kasih bersumpah untuk menjaga kehormatannya untuk suami masa depannya, bukan untuk suami yang hanya menjalin ikatan pernikahan hingga melahirkan anak laki-laki.Tiba-tiba, Kasih memutus aliran air shower, membungkus tubuhnya dengan kimono handuk. Tubuhnya terasa sakit, dan rasa pedih melanda bagian inti tubuhnya.Dengan pandangan tajam, Kasih duduk di depan cermin rias, tertawa dengan kepahitan. Gelak tawa itu terdengar menusuk hati, meremehkan dirinya yang telah terhina."Kasih Cynthia, kau sudah kehilangan hargamu! Tidak layak dicintai oleh pria mana pun karena kau kotor," ucap wanita itu pada diri
"Kasih, kamu cantik sekali," puji Nimas."Aku harus mengubah penampilanku, Mbak. Aku harus ke luar dari zona nyaman," balas Kasih."Iya, kamu harus tunjukan ke orang-orang kalau Kasih yang dulu dan sekarang berbeda," tukas Nimas. "Mbak lega karena kamu bangkit dari rasa putus asamu dan tidak terlalu larut dalam kesedihan.""Terima kasih ya, Mbak. Di perusahaan ini, hanya Mbak Nimas lah yang masih mau bicara, dan berteman denganku. Mereka semua mendadak menjauhiku setelah mengetahui kalau aku jadi personal assistant-nya Pak Arthur.""Mbak masih tetap begini, dan tidak ada yang berubah dari persahabatan kita di perusahaan ini," ucap Nimas tersenyum. "Mereka hanya iri karena hanya kamu lah satu-satunya wanita yang bisa jadi asisten pribadinya, semua pasti tahu bagaimana sikap Pak Arthur yang dingin pada para wanita, bahkan kalau beliau tidak suka, dia akan menatap dengan tajam. Banyak staff wanita yang menangis karenanya. Mereka kaget karena anak baru mampu
***Di dalam kegelapan parkiran yang sepi, Alice menyusup dengan diam, menunggu dengan penuh kebencian. Pisau yang tersembunyi di balik jaketnya menjadi senjata gelap yang siap ia gunakan. Alice membayar mahal seseorang untuk memantau aktifitas Kasih dan saat ini adalah waktu yang tepat untuk menyingkirkan Kasih."Kasih, kau takkan selamat kali ini. Mari kita hancur bersama!" gumam Alice penuh dengan kebencian.Dalam kegelapan, detik demi detik berlalu, dan akhirnya, sosok yang ditunggu-tunggu muncul: Kasih.Kasih keluar dari pintu dan langkahnya terhenti mendadak ketika ia melihat Alice, sosok yang penuh dendam berdiri di hadapannya."Alice? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Kasih dengan nada yang terkejut.Alice tak menggubris pertanyaan Kasih. Dengan langkah mantap, ia mendekati Kasih sambil mengacungkan pisau."Kasih, kau akan mati!" teriak Alice dengan api amarah yang menyala di dadanya.Kasih membeku di tempatnya, matanya memperhatikan setiap gerakan Alice dengan ketakutan ya
*** Bintang Utama Group… Suasana di perusahaan menjadi kacau balau saat wartawan mendatangi gedung itu dengan kamera dan pena mereka yang siap mencari berita baru. Semua karyawan memang terkejut, namun mereka tahu siapa orang yang dituju oleh para wartawan itu. Berita tentang hubungan Kasih dan Arthur memang masih menjadi hot topic dan dibicarakan dimana-mana. Sedangkan, Kasih, ia tidak menyangka kalau para wartawan datang ke perusahaannya dalam jumlah yang luar biasa, ia terkejut dan panik, segera menghubungi Arthur dalam keadaan khawatir yang jelas terdengar dalam suaranya. Kasih memegang ponselnya dengan gemetar, menunggu sambungan sampai terhubung. Ia ingin Arthur bertanggung jawab atas apa yang telah pria itu lakukan. “Sayang, ada apa? Sepagi ini kamu sudah menghubungiku, kamu merindukanku?” tanya Arthur. Kasih menghela napas pendek karena ucapan Arthur malah membuatnya tambah sakit kepala. "Arthur, kamu harus cepat datang dan meredakan segala situasi di perusahaan! Ada ba
***Di tengah sorotan media yang menggema, sebuah berita mengejutkan mencuat ke permukaan, memicu kehebohan di seluruh negeri. Pembatalan pernikahan antara Arthur Romeo dan Rose Marry menjadi buah bibir di kalangan masyarakat, menimbulkan beragam spekulasi dan tanya jawab.Suasana di salah satu kantor media cetak pun tak kalah heboh.“Apakah kalian mendengar berita terbaru tentang Arthur dan Rose? Siapa yang bisa membayangkan, setelah lima tahun, pernikahan mereka hanyalah pura-pura belaka!” tanya wartawan 1 dengan nada terkejut.“Tapi kenapa mereka bersikap seperti itu? Dan mengapa Arthur setuju dengan pernikahan palsu itu? Bukankah itu bukan sikap dari pria gentle sepertinya?” wartawan 2 bertanya balik dengan penasaran.Di ruang redaksi media massa, para jurnalis sibuk menulis laporan dan artikel, mencoba mengurai teka-teki di balik drama rumah tangga yang terungkap.“Kabarnya, Arthur tidak pernah menyentuh Rose selama lima tahun pernikahan mereka. Apakah ini karena sikap matre Rose
***Dalam apartemennya yang mewah, Rose duduk di sofa dengan wajah yang penuh kemarahan. Di tangannya, ia memegang ponselnya, sementara layar terang memantulkan kilatan kekesalannya.Rose membaca semua itu dengan suara gemetar, “Tidak mungkin! Semua kontrak dibatalkan? Filmku... iklanku... semuanya! Semuanya hancur dalam sekejap? Semuanya tak bersisa? Tidak ada yang bisa kupertahankan satu pun?”Dia memukulkan ponselnya ke sofa dengan geram, merasa seakan dunianya runtuh dalam sekejap. Pekerjaannya sebagai selebritis papan atas, yang dibangunnya dengan susah payah selama bertahun-tahun, hancur dalam sekejap. Ia bahkan sudah merelakan tubuhnya untuk dinikmati dengan pria-pria itu, tapi kenapa bisa semuanya hancur dan sia-sia?Rose langsung berteriak frustrasi, “Kenapa ini terjadi padaku? Ini semua salah Kasih! Dia ingin menghancurkanku! Kedatangannya membuat mimpiku hancur! Dia yang telah merebut Arthur dan juga mencuri tempatku. Wanita jalang itu harus hancur! Dia tidak boleh menang
***Arthur duduk di ruang kerjanya, pandangannya terfokus pada layar monitor yang menampilkan berbagai laporan keamanan. Willy, asistennya, berdiri di sampingnya, siap menerima instruksi. Ia juga selalu menunggu laporan tentang keberadaan Alice yang saat ini belum diketahui keberadaannya.“Willy, aku ingin kamu memperketat keamanan di sekitar Kasih. Keberadaan Alice masih belum diketahui, dan aku tidak ingin ada risiko baginya. Alice sangat berbahaya, apalagi saat ini dia sudah hancur dan tak mempunyai apa-apa lagi,” ucap Arthur.Willy mengangguk tegas, mencatat setiap kata yang keluar dari mulut Arthur.“Baik, Tuan. Saya akan segera menyiapkan tim keamanan tambahan untuk mengawasi Nona Kasih, Tuan. Kami akan memastikan dia selalu dalam perlindungan yang maksimal. Saya pasti tidak akan membiarkan Nona Kasih dalam bahaya.”Arthur menarik napas dalam-dalam, ekspresinya gelisah. Hatinya dipenuhi dengan kekhawatiran akan keselamatan Kasih. Ia tahu saat ini banyak ancaman baginya, apalagi
*** Pagi itu, suasana di ruang makan villa mereka terasa damai. Cahaya matahari yang lembut menyinari meja makan, menciptakan suasana yang tenang dan menyenangkan. Kasih duduk di seberang Arthur, tetapi ada ketegangan yang terasa di udara. Dia menatap pria yang dicintainya itu dengan cemas, menunggu momen yang tepat untuk mengungkapkan keinginannya. "Arthur," panggilnya perlahan, menahan ketegangan di dalam dadanya. Arthur menatapnya dengan penuh perhatian. "Ada apa, Sayang?" Kasih menarik nafas dalam-dalam sebelum akhirnya mengucapkan kata-kata yang telah ia persiapkan dengan cermat. "Aku ingin meminta izin padamu untuk pergi ke Singapura Minggu depan. Adikku, Zayn, ulang tahun kemarin dan aku merasa bersalah kemarin tidak mengucapkannya, dan aku sudah berjanji untuk menjenguknya." Arthur mengangkat alisnya, sedikit terkejut dengan permintaan Kasih. "Jika aku menolaknya, apakah kamu akan tetap pergi ke Singapura?” Kasih merasa kecewa. Dia ingin sekali bertemu dengan adiknya, t
*** Arthur duduk di ruangannya dengan ekspresi puas yang sulit disembunyikan. Berita tentang skandal panas antara Rose dan Sanders telah menyebar dengan cepat di dunia hiburan, memenuhi semua media massa dan menjadi topik utama pembicaraan di seluruh negeri. Baginya, ini adalah pembalasan yang pantas bagi apa yang telah dilakukan Rose, terutama setelah dia mengetahui bahwa foto-foto Sean dan Kasih yang dikirimkan padanya adalah ulah anak buah Bang Bew yang disuruh oleh Rose. Kejahatan itu telah menyebabkan dia hampir melukai Kasih secara tidak sengaja. Kebencian dan rasa amarahnya semakin memuncak dan ia ingin sekali menghancurkan hidup Rose tanpa ampun."Demi Tuhan, Willy," Arthur berkata pada asistennya dengan nada penuh kepuasan, "sebarkan semua video dan foto tak bermoral itu secara luas. Biarkan semua orang tahu siapa sebenarnya Rose Marry dan Sanders Ivan."Willy menatap bosnya dengan ekspresi yang sedikit khawatir. "Apakah ini tindakan yang tepat,
***Kasih memasuki kantor dengan langkah yang ragu, wajahnya terlihat penuh penyesalan dan ketidakpastian. Dia segera disambut oleh ekspresi lega dari rekan-rekan kerjanya yang telah khawatir karena absennya beberapa hari terakhir."Dapatkah kita membantumu dengan sesuatu, Bu Kasih?" tanya salah satu rekan kerjanya dengan ekspresi perhatian.Kasih tersenyum lembut, merasa bersyukur atas perhatian mereka. "Maafkan saya karena tidak memberikan kabar, semuanya. Beberapa hari terakhir ini saya sedang sakit dan ponselnya mati dan saya hanya istirahat saja," jelasnya dengan suara yang lembut.Rekan-rekan kerjanya segera memberikan senyuman pengertian. Mereka senang melihat Kasih kembali dengan selamat dan sehat.Namun, Tomy menarik Kasih ke ruangannya untuk berbicara secara pribadi. Kasih bisa merasakan atmosfer tegang di udara saat mereka duduk berdua di depan meja Tomy."Tadi pagi, kami menerima kabar bahwa Vita telah masuk penjara. Dan dengan posisi direktur utama kosong, semua dewan di
*** Arthur duduk di ruang tamu villa, wajahnya tegang dan pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan yang mengganggu. Angelia, dokter keluarganya sekaligus sahabat baiknya, adalah satu-satunya orang yang bisa dia percayai saat ini."Apakah kamu tahu bahwa Sean jatuh cinta pada Kasih?" tanya Arthur, matanya mencari kepastian di wajah Angelia.Angelia mengangguk perlahan. "Ya, aku tahu. Aunty Wilhelmina menceritakan semuanya kepadaku saat kami bertemu dan juga pada saat itu aku juga terkejut jika Aunty Wilhemina mengatakan kalau ia pun sangat menyukai Kasih dan mendukung Sean untuk mengejar Kasih."Arthur merasa dadanya terasa sesak saat mendengar konfirmasi itu. Rasanya seperti sebuah pukulan ke jantungnya. "Apa yang harus aku lakukan, Angelia? Aku merasa ketakutan saat Sean jatuh cinta dengan wanita yang sama, aku takut jika kelak Kasih pun jatuh cinta padanya," ucapnya dengan suara yang penuh kebingungan.Angelia menatap Arthur dengan tatapan yang penuh pengertian, Arthur yang selalu kua