***
Kasih menatap tajam Arthur, mencoba mencerna setiap kata yang keluar dari bibir pria itu. "Jadi Bapak ingin saya melahirkan seorang anak?" tanya Kasih, mencoba memastikan kesimpulan yang telah terlintas dalam pikirannya.
"Iya. Aku butuh seorang ahli waris, kamu juga tahu kalau sampai saat ini aku belum mempunyai anak," jawab Arthur dengan lugas.
Kasih merasa dadanya sesak mendengar jawaban itu. "Jadi isi kontrak itu setelah saya melahirkan anak laki-laki, maka kontrak itu akan berakhir?"
"Iya. Kontrak akan berakhir selama kamu bisa memberikanku anak laki-laki, aku akan menjamin hidupmu, dan kamu tidak boleh mengakui anakmu nanti, jika kamu melanggarnya kamu juga tahu akibatnya," jelas Arthur dengan dingin.
Kasih menghela napas pendek, dia sudah membaca isi kontrak yang Arthur ajukan padanya. "Tapi jika saya tidak bisa melahirkan anak laki-laki, bagaimana?"
"Seumur hidup kamu harus melayaniku!" balas Arthura tanpa rasa belas kasihan.
"Jika anak itu anak perempuan? Jadi, jika saya hamil dan ternyata jenis kelaminnya perempuan. Apa yang akan Pak Arthur lakukan?"
"Aku akan mengurusnya, tapi kamu tetap harus melayaniku," jawab Arthur tanpa ragu.
"Oke. Saya sudah paham apa isi perjanjian kontrak ini. Saya boleh mengajukan satu syarat?" tanya Kasih dengan mantap.
"Syarat?" tanya Arthur, keningnya berkerut. "Semua yang aku tawarkan padamu itu kurang?"
Kasih menggeleng. "Bukan masalah itu yang saya permasalahkan, saya hanya ingin punya waktu sehari untuk dunia saya, dan juga saya tidak mau berhenti bekerja, saya masih ingin bekerja di perusahaan ini."
"Kenapa kamu masih mau capek bekerja? Fasilitas yang aku tawarkan bahkan setara dengan sepuluh kali lipat dari gajimu, kamu tinggal duduk manis dan belilah barang yang kamu suka tanpa harus bekerja," tawar Arthur.
"Saya bukan wanita seperti itu, Pak. Simpan saja kartu kredit ini karena saya tidak membutuhkannya," balas Kasih, menyimpan kartu berwarna hitam itu di atas meja. "Saya sudah menandatangani, dan saya menyanggupi syarat yang Pak Arthur ajukan, saya hanya minta satu hari untuk dunia saya sendiri, dan saya mohon untuk beberapa hari boleh saya tinggal dengan adik saya? Saya ingin menghabiskan waktu saya bersamanya sebelum Zayn berangkat ke Singapura."
"Kamu tidak membutuhkannya? Kamu sengaja memakai cara seperti ini agar aku tertarik padamu? Trik kamu ini sudah basi! Aku tidak akan mudah tertipu karena wanita sepertimu memang punya banyak akal untuk menggoda pria," sindir Arthur.
Kasih tersenyum miring. "Saya tidak peduli dengan penilaian Bapak terhadap saya karena saya tidak butuh." Wanita itu langsung beranjak dari kursinya. "Terima kasih karena Pak Arthur sudah menetapi janji Bapak untuk membebaskan Zayn dan membalas perbuatan mereka yang memfitnah Zayn, saya juga sangat berterima kasih karena Bapak sudah mengabulkan mimpi Zayn untuk melanjutkan studi di sekolah impiannya, saya pastikan kerja sama di antara kita saling menguntungkan."
"Aku akan memberimu satu hari untuk duniamu asal kamu harus ingat posisimu," balas Arthur.
"Iya. Saya sangat mengerti kalau semua yang ada dalam diri saya adalah milik Pak Arthur sampai saya bisa melahirkan anak laki-laki untuk Bapak," balas Kasih, menghadapinya dengan tekad yang tak tergoyahkan.
Wanita itu langsung pergi meninggalkan Arthur seorang diri. Arthur menatap black card yang ada di atas meja, dia pun tersenyum tipis. “Kamu memang Kasih yang aku kenal,” gumamnya.
Pintu ruangan diketuk dan dibalik pintu muncul Wily berjalan menghampiri Arthur yang masih mematung.
"Tuan, nanti malam Tuan Albert ingin bertemu dengan Anda, dan pertemuan nanti jangan sampai Nyonya Rose tahu," ucap Wily dengan sopan.
"Si tua itu pasti sedang menjilatku kali ini!" tukas Arhur. "Baiklah atur waktu untuk bertemu dengan si tua Bangka itu, dan besok pagi kamu carikan penthouse yang mewah untuk Kasih."
"Baik, Tuan," balas Wily.
"Rose… dia masih berada di Tokyo?"
"Iya. Nyonya masih berada di Tokyo untuk syuting iklan terbaru, dan menurut Steve, Nyonya di sana menyulitkan para staf, bahkan ada salah satu staf yang harus dilarikan ke rumah sakit karena Nyonya Rose mendorongnya terlalu keras sampai staf wanita itu terjatuh ke kolam renang, staf wanita itu tidak bisa berenang," jawab Wily.
"Jangan sampai sikap buruk Rose diketahui publik karena reputasiku bisa rusak karenanya."
"Iya, Tuan. Saya jamin tidak ada yang berani menyebarkan sikap buruk Nyonya Rose pada publik karena mereka tahu siapa Tuan."
"Good! Aku suka cara kamu mengatasi masalah wanita itu dengan baik," puji Arthur.
"Saya memang sudah seharusnya melakukan hal yang terbaik untuk Tuan," balas Wily.
Arthur mengangguk. "Bagus! Sekarang kamu boleh pergi, dan jangan lupa sore nanti urus mereka yang membuat Zayn masuk penjara."
"Baik, Tuan. Saya pamit undur diri."
***
Di Rumah Sakit Medika Utama…
"Sekarang sudah bisa makan, kan?" tanya Kasih, mencoba menenangkan diri setelah berbagai peristiwa yang menimpa adiknya.
"Iya, Kak. Sekarang Zayn sudah bisa menikmati makanan, dan Zayn bisa sembuh karena akhirnya Kakak bisa mengeluarkan Zayn dari penjara. Zayn bersyukur karena Kakak sudah berusaha mati-matian mengeluarkan Zayn dari sana. Terima kasih, Kak," balas Zayn dengan rasa terharu dan rasa syukur yang sulit diungkapkan.
"Kamu bisa ke luar karena kamu tidak bersalah, Zayn. Kakak sudah bilang sama kamu kalau kamu pasti langsung ke luar dari tempat itu," ucap Kasih, merasakan kelegaan yang mendalam.
"Kakak selalu melakukan hal yang terbaik untuk Zayn selama ini. Kakak bahkan mengorbankan masa depan Kakak untuk mengurus Zayn. Zayn sudah berusia 15 tahun, tapi selalu menyusahkan Kakak. Maafkan Zayn karena belum bisa membanggakan Kakak," ungkap Zayn, mencoba menyiratkan penyesalan dan rasa bersalah.
"Kamu tak pernah menyusahkan Kakak. Kakak juga tidak pernah mengorbankan kebahagiaan Kakak. Justru Kakak bahagia karena masih ada kamu yang menemani Kakak. Di dunia ini Kakak nggak punya siapa-siapa. Kamu janji, kan mau terus berada di sisi Kakak?" Kasih mencoba menyampaikan kehangatan dan kasih sayangnya pada adiknya.
Zayn mengangguk. "Zayn bahkan akan membuat Kakak bangga dan nanti kalau Zayn sudah bisa bekerja dan mencari uang, Zayn lah yang akan menjaga dan membahagiakan Kakak," janji Zayn dengan tekad yang bulat.
"Tumbuh lah dewasa dan berbahagia, Zayn. Kebahagiaan kamu adalah kebahagiaan Kakak. Kalau kamu mau melihat Kakak bahagia, kamu juga harus bahagia," tambah Kasih, berusaha memberikan semangat kepada adiknya.
"Kak…" Zayn ragu sejenak sebelum melanjutkan.
"Iya?" tanya Kasih.
"Masalah Kak Bryan…" Zayn mencoba membuka percakapan yang terkadang masih mengejutkan Kasih.
Kasih tersenyum samar, mengetahui bahwa Zayn masih menyalahkan dirinya sendiri atas kandasnya hubungannya dengan Bryan. "Zayn, jangan dibahas lagi, ya! Itu masa lalu, dan yang lalu biarlah berlalu. Lebih baik untuk saat ini kita bahas masa sekarang dan masa depan ya!"
"Tapi gara-gara Zayn, Kakak dan Kak Bryan tidak jadi menikah, padahal Kakak sudah bermimpi untuk menikah dengannya."
"Itu mimpi yang dulu, dan saat ini menikah dengannya bukanlah mimpi utama Kakak. Kakak juga sudah menerimanya dan Kakak harus bangkit karena rancangan mimpi kita belum tentu adalah hal yang terbaik untuk kita. Mungkin rancangan dari Tuhan yang lebih baik untuk kebahagiaan Kakak nantinya."
"Tetap saja Zayn merasa bersalah, Kak. Alasan keluarga Kak Bryan menolak Kakak karena Zayn. Zayn benar-benar minta maaf," lirih Zayn dengan penuh penyesalan.
Kasih tersenyum. "Kakak biasa saja lho, Zayn. Kakak juga nggak patah hati, kalau nggak jadi nikah dan mereka nggak setuju sama Kakak ya itu artinya Kakak sama Bryan nggak jodoh. Kakak selalu yakin kalau takdir Tuhan itu adalah yang terbaik."
Zayn meraih tangan Kasih dan menatap mata kakaknya dengan penuh makna. "Kakak… Zayn janji nanti akan membanggakan Kakak. Zayn akan belajar yang rajin dan membuktikan pada Kakak kalau Zayn pantas jadi adiknya Kakak. Zayn tidak akan pernah mengecewakan Kakak lagi."
"Kakak hanya ingin melihatmu bahagia, Zayn," balas Kasih dengan penuh cinta dan kehangatan.
Kasih rela melepaskan bahagia dan mimpinya demi masa depan Zayn. Mulai esok, dia akan jadi wanita simpanan Arthur Romeo dan mungkin saat itulah Kasih menyadari bahwa mimpi buruknya belum sepenuhnya dimulai. Yang sebenarnya, esok adalah dimulainya perjuangan Kasih untuk mempertahankan martabat dan kehormatannya, serta melindungi adiknya.
‘Besok adalah dimulainya perjuanganku melawan monster bernama Arthur Romeo. Selamat datang… dalam kenyataan yang pahit!’
***Kasih merasa lega karena hari ini akhirnya bisa melepaskan Zayn untuk mewujudkan impiannya belajar di Singapura, di sekolah impian yang selalu menjadi cita-cita adiknya. Dia menatap rumah sederhana yang dulu penuh dengan kenangan manis bersama keluarganya. Meskipun tersenyum, namun hati Zakia terasa robek lagi, teringat akan kehilangan orang tua yang membawa kebahagiaan mereka hilang. Kehilangan itu membuat Zakia merasa seolah-olah kebahagiaan dalam hidupnya terhenti begitu saja."Jangan lemah lagi kamu, Kasih! Kamu ini harus menatap ke depan, jangan terus berdiam karena luka, dan jadi pecundang," ucap Kasih pada dirinya sendiri sambil mengelap air matanya. Harga diri keluarganya selama ini diinjak-injak, dan dia tidak ingin terus menjadi pecundang seperti yang selama ini diinginkan oleh orang-orang di sekitarnya. Keberanian dan tekadnya membuat Kasih bertekad untuk melawan.Kasih membuka pintu rumah dan terkejut melihat Alice, sosok wanita yang dulu merupakan sahabatnya, menatapn
***"Kasih, kamu kenapa harus pindah kost segala sih? Kan rumah kamu juga itu dikontrakkan sama orang, Zayn juga sudah pergi ke Singapura. Jadi, mending kamu di sini saja sama aku dan mama," ucap Echa.“Aku tidak mau merepotkan kamu dan mamamu,” balas Kasih.Echa menghela napas panjang. "Kamu baik-baik saja, kan?""Tentu saja aku baik-baik saja, buktinya kita bisa ngobrol berdua begini," jawab Kasih."Akhir-akhir ini kamu selalu pulang malam, Kasih. Kamu bahkan sulit aku hubungi, aku khawatir karena tidak biasanya kamu tidak memberi kabar begini.""Aku memang sibuk menyiapkan study Zayn, jadi nggak sempat kasih kabar ke kamu karena terlalu letih," balas Kasih menjelaskan."Syukur kalau kamu baik-baik saja. Aku harap kamu dan Zayn selalu bahagia ya! Aku lega karena Zayn akhirnya bisa mewujudkan mimpinya bersekolah ke Singapura. Aku ingin nanti kalau ada apa-apa atau kamu butuh bantuan, kamu jangan sungkan bilang sama aku atau mama ya!""Itu pasti, Cha. Kalau ada apa-apa aku memang sela
***Kasih terus membiarkan air shower mengalir menyiram tubuhnya. Semalam merupakan malam yang paling kelam dalam hidupnya. Bunga kehidupannya layu, membuat wanita itu merasa tak berharga. Air matanya bercucuran, menetes bersama rasa sesal yang mendalam. Bagaimana mungkin dia mengingkari janji suci yang pernah diikrarkan kepada mendiang ibunya? Pada saat itu, Kasih bersumpah untuk menjaga kehormatannya untuk suami masa depannya, bukan untuk suami yang hanya menjalin ikatan pernikahan hingga melahirkan anak laki-laki.Tiba-tiba, Kasih memutus aliran air shower, membungkus tubuhnya dengan kimono handuk. Tubuhnya terasa sakit, dan rasa pedih melanda bagian inti tubuhnya.Dengan pandangan tajam, Kasih duduk di depan cermin rias, tertawa dengan kepahitan. Gelak tawa itu terdengar menusuk hati, meremehkan dirinya yang telah terhina."Kasih Cynthia, kau sudah kehilangan hargamu! Tidak layak dicintai oleh pria mana pun karena kau kotor," ucap wanita itu pada diri
"Kasih, kamu cantik sekali," puji Nimas."Aku harus mengubah penampilanku, Mbak. Aku harus ke luar dari zona nyaman," balas Kasih."Iya, kamu harus tunjukan ke orang-orang kalau Kasih yang dulu dan sekarang berbeda," tukas Nimas. "Mbak lega karena kamu bangkit dari rasa putus asamu dan tidak terlalu larut dalam kesedihan.""Terima kasih ya, Mbak. Di perusahaan ini, hanya Mbak Nimas lah yang masih mau bicara, dan berteman denganku. Mereka semua mendadak menjauhiku setelah mengetahui kalau aku jadi personal assistant-nya Pak Arthur.""Mbak masih tetap begini, dan tidak ada yang berubah dari persahabatan kita di perusahaan ini," ucap Nimas tersenyum. "Mereka hanya iri karena hanya kamu lah satu-satunya wanita yang bisa jadi asisten pribadinya, semua pasti tahu bagaimana sikap Pak Arthur yang dingin pada para wanita, bahkan kalau beliau tidak suka, dia akan menatap dengan tajam. Banyak staff wanita yang menangis karenanya. Mereka kaget karena anak baru mampu
***Kasih menghela napas panjang setelah membaca pesan dari salah satu kerabatnya yang mendadak menghubunginya. Padahal saat kemarin keluarganya terpuruk dan ia meminta bantuan tidak ada satu pun yang mau membantunya. Bahkan mereka tidak mau kenal sama sekali dengannya atau pun Zayn. Semua saudaranya yang masih ada pertalian darah tidak sudi menganggapnya dan adiknya. Tapi kenapa saat ini mereka semua mendadak sok baik dan mengajaknya bertemu? Apa karena saat ini Zayn sudah pergi ke Singapura dan dia sudah menjadi asisten pribadi sang jutawan terkenal, mereka semua seolah menganggap keberadaan dirinya?"Manusia kenapa bisa sejahat itu?" tanya Kasih pada dirinya sendiri dengan pelan."Manusia memang mempunyai sisi yang jahat, Kasih," timpal Arthur."Termasuk kamu, bukan?" sindir Kasih.Arthur tertawa mengejek. "Kamu juga mempunyai sisi jahat, kamu ingin merebut perusahaan yang ayahmu rintis dan membuat mereka menderita. Jadi tidak ada ma
***Kasih terpesona oleh keindahan gemerlap lampu warna-warni yang memenuhi malam di Paris. Menara Eiffel bersinar indah seperti ratapan cinta yang tak terucapkan. Arthur, atasan Kasih, mengajaknya menikmati keindahan tersebut dengan cara yang tak terduga. Meskipun seharusnya Kasih tidak bisa menikmati kesempatan ini, Arthur membuat pengecualian untuknya."Sangat cantik, bukan?" gumam Kasih tanpa bisa menahan kagumnya.Arthur, yang sedari tadi memandanginya, tersenyum puas. "Paris selalu memiliki daya tariknya, dan melihatmu menikmati ini membuat semuanya semakin istimewa,” batinnya dalam hati.Mereka duduk di balkon kamar hotel mewah Arthur yang memiliki pemandangan langsung ke Menara Eiffel. Kasih merasa seperti bintang-bintang Hollywood yang menikmati kemewahan eksklusif.Kasih menatap menara Eiffel tanpa henti yang malam ini dihiasi lampu warna-warni yang terlihat megah. Zakia tidak menyangka kalau sekarang
***Arthur mengajak Kasih pergi ke pesta makan malam yang diadakan oleh para elit Prancis yang terletak di Paris. Kasih menggunakan sheat dress warna hitam dengan keyhole membuat wanita itu secantik dewi. Kasih juga tak jarang melempar senyum ramah pada setiap orang yang menyapanya dan Arthur. Tangan Kasih terus saja melingkar di lengan pria itu, setiap dia ingin melepaskannya, pria itu selalu menolaknya."Kamu ingin melepaskannya karena di sini banyak pria yang menatapmu?" tanya Arthur setengah berbisik."Aku tidak nyaman karena banyak yang menatap aneh pada kita. Pasti mereka bingung karena aku bukan istrimu. Aku tidak ingin nanti ada berita yang aneh-aneh tentang kita," balas Kasih dengan suara yang pelan."Mereka tidak tahu siapa istriku, Kasih. mereka menatap seperti itu karena terkejut aku membawa seorang wanita di pesta ini. Mereka mengira aku ini tidak normal karena yang selalu mendampingiku itu selalu Willy," jawab Arthur."Kam
***"Kamu ini anak haram! Kamu tidak pantas berada di keluarga terhormat seperti ini! Kamu datang bersama ibumu yang murahan itu hanya demi menguasai harta kami? Kamu sengaja datang untuk menghancurkan semuanya? Sampai kapan pun, nama kamu tidak akan pernah saya akui menjadi bagian dari keluarga Sastranegara! Kamu hanya anak haram yang tidak berguna! Enyah saja kamu dari rumah ini!""Aku bukan anak haram, mommy juga bukan perempuan nakal! Kami datang ke sini karena merindukan daddy. Daddy bilang kami harus datang, kami juga punya kartu keluarga yang menyatakan kalau kami adalah keluarga sah dari daddy.""Anak haram! Anak haram!! ""Tidakkk!!!!"Kasih langsung terbangun dan dia terkejut mendengar Arthur berteriak histeris. Dia menggoyangkan bahu pria itu pelan, Arthur tidak juga bangun, pria itu malah menangis dengan keadaan terpejam dan raut wajahnya ketakutan. Wanita itu langsung membelai rambut Arthur lembut. "Tidak apa-apa, semua akan baik-baik
***Di dalam kegelapan parkiran yang sepi, Alice menyusup dengan diam, menunggu dengan penuh kebencian. Pisau yang tersembunyi di balik jaketnya menjadi senjata gelap yang siap ia gunakan. Alice membayar mahal seseorang untuk memantau aktifitas Kasih dan saat ini adalah waktu yang tepat untuk menyingkirkan Kasih."Kasih, kau takkan selamat kali ini. Mari kita hancur bersama!" gumam Alice penuh dengan kebencian.Dalam kegelapan, detik demi detik berlalu, dan akhirnya, sosok yang ditunggu-tunggu muncul: Kasih.Kasih keluar dari pintu dan langkahnya terhenti mendadak ketika ia melihat Alice, sosok yang penuh dendam berdiri di hadapannya."Alice? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Kasih dengan nada yang terkejut.Alice tak menggubris pertanyaan Kasih. Dengan langkah mantap, ia mendekati Kasih sambil mengacungkan pisau."Kasih, kau akan mati!" teriak Alice dengan api amarah yang menyala di dadanya.Kasih membeku di tempatnya, matanya memperhatikan setiap gerakan Alice dengan ketakutan ya
*** Bintang Utama Group… Suasana di perusahaan menjadi kacau balau saat wartawan mendatangi gedung itu dengan kamera dan pena mereka yang siap mencari berita baru. Semua karyawan memang terkejut, namun mereka tahu siapa orang yang dituju oleh para wartawan itu. Berita tentang hubungan Kasih dan Arthur memang masih menjadi hot topic dan dibicarakan dimana-mana. Sedangkan, Kasih, ia tidak menyangka kalau para wartawan datang ke perusahaannya dalam jumlah yang luar biasa, ia terkejut dan panik, segera menghubungi Arthur dalam keadaan khawatir yang jelas terdengar dalam suaranya. Kasih memegang ponselnya dengan gemetar, menunggu sambungan sampai terhubung. Ia ingin Arthur bertanggung jawab atas apa yang telah pria itu lakukan. “Sayang, ada apa? Sepagi ini kamu sudah menghubungiku, kamu merindukanku?” tanya Arthur. Kasih menghela napas pendek karena ucapan Arthur malah membuatnya tambah sakit kepala. "Arthur, kamu harus cepat datang dan meredakan segala situasi di perusahaan! Ada ba
***Di tengah sorotan media yang menggema, sebuah berita mengejutkan mencuat ke permukaan, memicu kehebohan di seluruh negeri. Pembatalan pernikahan antara Arthur Romeo dan Rose Marry menjadi buah bibir di kalangan masyarakat, menimbulkan beragam spekulasi dan tanya jawab.Suasana di salah satu kantor media cetak pun tak kalah heboh.“Apakah kalian mendengar berita terbaru tentang Arthur dan Rose? Siapa yang bisa membayangkan, setelah lima tahun, pernikahan mereka hanyalah pura-pura belaka!” tanya wartawan 1 dengan nada terkejut.“Tapi kenapa mereka bersikap seperti itu? Dan mengapa Arthur setuju dengan pernikahan palsu itu? Bukankah itu bukan sikap dari pria gentle sepertinya?” wartawan 2 bertanya balik dengan penasaran.Di ruang redaksi media massa, para jurnalis sibuk menulis laporan dan artikel, mencoba mengurai teka-teki di balik drama rumah tangga yang terungkap.“Kabarnya, Arthur tidak pernah menyentuh Rose selama lima tahun pernikahan mereka. Apakah ini karena sikap matre Rose
***Dalam apartemennya yang mewah, Rose duduk di sofa dengan wajah yang penuh kemarahan. Di tangannya, ia memegang ponselnya, sementara layar terang memantulkan kilatan kekesalannya.Rose membaca semua itu dengan suara gemetar, “Tidak mungkin! Semua kontrak dibatalkan? Filmku... iklanku... semuanya! Semuanya hancur dalam sekejap? Semuanya tak bersisa? Tidak ada yang bisa kupertahankan satu pun?”Dia memukulkan ponselnya ke sofa dengan geram, merasa seakan dunianya runtuh dalam sekejap. Pekerjaannya sebagai selebritis papan atas, yang dibangunnya dengan susah payah selama bertahun-tahun, hancur dalam sekejap. Ia bahkan sudah merelakan tubuhnya untuk dinikmati dengan pria-pria itu, tapi kenapa bisa semuanya hancur dan sia-sia?Rose langsung berteriak frustrasi, “Kenapa ini terjadi padaku? Ini semua salah Kasih! Dia ingin menghancurkanku! Kedatangannya membuat mimpiku hancur! Dia yang telah merebut Arthur dan juga mencuri tempatku. Wanita jalang itu harus hancur! Dia tidak boleh menang
***Arthur duduk di ruang kerjanya, pandangannya terfokus pada layar monitor yang menampilkan berbagai laporan keamanan. Willy, asistennya, berdiri di sampingnya, siap menerima instruksi. Ia juga selalu menunggu laporan tentang keberadaan Alice yang saat ini belum diketahui keberadaannya.“Willy, aku ingin kamu memperketat keamanan di sekitar Kasih. Keberadaan Alice masih belum diketahui, dan aku tidak ingin ada risiko baginya. Alice sangat berbahaya, apalagi saat ini dia sudah hancur dan tak mempunyai apa-apa lagi,” ucap Arthur.Willy mengangguk tegas, mencatat setiap kata yang keluar dari mulut Arthur.“Baik, Tuan. Saya akan segera menyiapkan tim keamanan tambahan untuk mengawasi Nona Kasih, Tuan. Kami akan memastikan dia selalu dalam perlindungan yang maksimal. Saya pasti tidak akan membiarkan Nona Kasih dalam bahaya.”Arthur menarik napas dalam-dalam, ekspresinya gelisah. Hatinya dipenuhi dengan kekhawatiran akan keselamatan Kasih. Ia tahu saat ini banyak ancaman baginya, apalagi
*** Pagi itu, suasana di ruang makan villa mereka terasa damai. Cahaya matahari yang lembut menyinari meja makan, menciptakan suasana yang tenang dan menyenangkan. Kasih duduk di seberang Arthur, tetapi ada ketegangan yang terasa di udara. Dia menatap pria yang dicintainya itu dengan cemas, menunggu momen yang tepat untuk mengungkapkan keinginannya. "Arthur," panggilnya perlahan, menahan ketegangan di dalam dadanya. Arthur menatapnya dengan penuh perhatian. "Ada apa, Sayang?" Kasih menarik nafas dalam-dalam sebelum akhirnya mengucapkan kata-kata yang telah ia persiapkan dengan cermat. "Aku ingin meminta izin padamu untuk pergi ke Singapura Minggu depan. Adikku, Zayn, ulang tahun kemarin dan aku merasa bersalah kemarin tidak mengucapkannya, dan aku sudah berjanji untuk menjenguknya." Arthur mengangkat alisnya, sedikit terkejut dengan permintaan Kasih. "Jika aku menolaknya, apakah kamu akan tetap pergi ke Singapura?” Kasih merasa kecewa. Dia ingin sekali bertemu dengan adiknya, t
*** Arthur duduk di ruangannya dengan ekspresi puas yang sulit disembunyikan. Berita tentang skandal panas antara Rose dan Sanders telah menyebar dengan cepat di dunia hiburan, memenuhi semua media massa dan menjadi topik utama pembicaraan di seluruh negeri. Baginya, ini adalah pembalasan yang pantas bagi apa yang telah dilakukan Rose, terutama setelah dia mengetahui bahwa foto-foto Sean dan Kasih yang dikirimkan padanya adalah ulah anak buah Bang Bew yang disuruh oleh Rose. Kejahatan itu telah menyebabkan dia hampir melukai Kasih secara tidak sengaja. Kebencian dan rasa amarahnya semakin memuncak dan ia ingin sekali menghancurkan hidup Rose tanpa ampun."Demi Tuhan, Willy," Arthur berkata pada asistennya dengan nada penuh kepuasan, "sebarkan semua video dan foto tak bermoral itu secara luas. Biarkan semua orang tahu siapa sebenarnya Rose Marry dan Sanders Ivan."Willy menatap bosnya dengan ekspresi yang sedikit khawatir. "Apakah ini tindakan yang tepat,
***Kasih memasuki kantor dengan langkah yang ragu, wajahnya terlihat penuh penyesalan dan ketidakpastian. Dia segera disambut oleh ekspresi lega dari rekan-rekan kerjanya yang telah khawatir karena absennya beberapa hari terakhir."Dapatkah kita membantumu dengan sesuatu, Bu Kasih?" tanya salah satu rekan kerjanya dengan ekspresi perhatian.Kasih tersenyum lembut, merasa bersyukur atas perhatian mereka. "Maafkan saya karena tidak memberikan kabar, semuanya. Beberapa hari terakhir ini saya sedang sakit dan ponselnya mati dan saya hanya istirahat saja," jelasnya dengan suara yang lembut.Rekan-rekan kerjanya segera memberikan senyuman pengertian. Mereka senang melihat Kasih kembali dengan selamat dan sehat.Namun, Tomy menarik Kasih ke ruangannya untuk berbicara secara pribadi. Kasih bisa merasakan atmosfer tegang di udara saat mereka duduk berdua di depan meja Tomy."Tadi pagi, kami menerima kabar bahwa Vita telah masuk penjara. Dan dengan posisi direktur utama kosong, semua dewan di
*** Arthur duduk di ruang tamu villa, wajahnya tegang dan pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan yang mengganggu. Angelia, dokter keluarganya sekaligus sahabat baiknya, adalah satu-satunya orang yang bisa dia percayai saat ini."Apakah kamu tahu bahwa Sean jatuh cinta pada Kasih?" tanya Arthur, matanya mencari kepastian di wajah Angelia.Angelia mengangguk perlahan. "Ya, aku tahu. Aunty Wilhelmina menceritakan semuanya kepadaku saat kami bertemu dan juga pada saat itu aku juga terkejut jika Aunty Wilhemina mengatakan kalau ia pun sangat menyukai Kasih dan mendukung Sean untuk mengejar Kasih."Arthur merasa dadanya terasa sesak saat mendengar konfirmasi itu. Rasanya seperti sebuah pukulan ke jantungnya. "Apa yang harus aku lakukan, Angelia? Aku merasa ketakutan saat Sean jatuh cinta dengan wanita yang sama, aku takut jika kelak Kasih pun jatuh cinta padanya," ucapnya dengan suara yang penuh kebingungan.Angelia menatap Arthur dengan tatapan yang penuh pengertian, Arthur yang selalu kua