***
Arthur mengajak Kasih pergi ke pesta makan malam yang diadakan oleh para elit Prancis yang terletak di Paris. Kasih menggunakan sheat dress warna hitam dengan keyhole membuat wanita itu secantik dewi. Kasih juga tak jarang melempar senyum ramah pada setiap orang yang menyapanya dan Arthur. Tangan Kasih terus saja melingkar di lengan pria itu, setiap dia ingin melepaskannya, pria itu selalu menolaknya.
"Kamu ingin melepaskannya karena di sini banyak pria yang menatapmu?" tanya Arthur setengah berbisik.
"Aku tidak nyaman karena banyak yang menatap aneh pada kita. Pasti mereka bingung karena aku bukan istrimu. Aku tidak ingin nanti ada berita yang aneh-aneh tentang kita," balas Kasih dengan suara yang pelan.
"Mereka tidak tahu siapa istriku, Kasih. mereka menatap seperti itu karena terkejut aku membawa seorang wanita di pesta ini. Mereka mengira aku ini tidak normal karena yang selalu mendampingiku itu selalu Willy," jawab Arthur.
"Kam
***"Kamu ini anak haram! Kamu tidak pantas berada di keluarga terhormat seperti ini! Kamu datang bersama ibumu yang murahan itu hanya demi menguasai harta kami? Kamu sengaja datang untuk menghancurkan semuanya? Sampai kapan pun, nama kamu tidak akan pernah saya akui menjadi bagian dari keluarga Sastranegara! Kamu hanya anak haram yang tidak berguna! Enyah saja kamu dari rumah ini!""Aku bukan anak haram, mommy juga bukan perempuan nakal! Kami datang ke sini karena merindukan daddy. Daddy bilang kami harus datang, kami juga punya kartu keluarga yang menyatakan kalau kami adalah keluarga sah dari daddy.""Anak haram! Anak haram!! ""Tidakkk!!!!"Kasih langsung terbangun dan dia terkejut mendengar Arthur berteriak histeris. Dia menggoyangkan bahu pria itu pelan, Arthur tidak juga bangun, pria itu malah menangis dengan keadaan terpejam dan raut wajahnya ketakutan. Wanita itu langsung membelai rambut Arthur lembut. "Tidak apa-apa, semua akan baik-baik
***"Rose, kamu tidak mau memiliki anak?""Kenapa Mami bertanya seperti itu? Mami juga tahu jawabannya," balas Rose."Kalian sudah menikah selama lima tahun, dan juga keluarga besar dari Sastranegara sudah menuntut Arthur untuk memiliki ahli waris, jika dia tidak mempunyai anak laki-laki semua harta milik keluarga Sastranegara akan jatuh pada papa mertuamu, walau dia itu bukan ayah kandungnya Arthur," ucap Kania."Apa? Jadi harus ada syarat agar Arthur bisa jadi ahli waris satu-satunya? Bukankah Arthur itu anak pertama dan juga anak laki-lki satu-satunya?""Karena Arthur disebut sebagai anak dari wanita asing yang awalnya tidak diharapkan, namun karena Arthur datang bersama ibunya dan dari awal kedatangannya ke negara ini adalah musibah untuk keluarga besar Sastranegara dan disebut sebagai aib. Tapi, mereka akhirnya diterima karena bisa menunjukan bukti kalau di mata hukum mereka adalah keluarga yang sah. Jadi, neneknya Arthur meminta s
***"Sayang... "Arthur dan Kasih langsung beralih menatap ke arah sumber suara. Tampak wanita anggun yang sedang berjalan menghampiri mereka."Sayang, aku kangen kamu," ucap wanita itu bergelayut manja di lengan pria itu."Rose, kamu kenapa mendadak ke sini? Bukannya kamu sedang sibuk dengan syutingmu?"'Ah... Jadi wanita ini adalah Rose, istrinya Arthur,' batin Kasih dalam hati."Aku mau kasih kejutan buat kamu, Sayang. Meski aku sangat sibuk, aku selalu memikirkan kamu," balas Rose. Wanita itu langsung menatap wanita yang duduk di depan suaminya, dan tersenyum ramah, "Kamu Kasih, ya?" tanyanya.Kasih mengulas senyum, dan mengangguk. "Iya, Bu. Nama saya Kasih Chintya, saya adalah asisten pribadinya Pak Arthur," jawabnya."Iya, saya sudah tahu. Kamu tadinya kerja di perusahaan ini?""Iya. Saya bekerja sebagai staf administrasi di perusahaan ini," jawab Kasih lagi."Ternyata kamu karyawan terbaik sampai suamiku ini mengangkat kamu jadi asisten pribadinya," ucap Rose. "Pasti sulit ya b
***“Arthur, ada apa denganmu? Bukankah kita sudah sepakat setahun yang lalu agar rumah tangga kita ini bukan hanya sekedar kepentingan bisnis saja? Kamu melupakannya? Kamu juga bilang untuk kita berdua mencoba untuk membuka hati satu sama lainnya, kan?” tanya Rose.Arthur mengangguk. “Ya, kamu benar. Tapi aku mengatakan semua itu setahun yang lalu dan hati manusia seringkali berubah dan kutarik ucapanku itu.”“Jadi, kamu tidak pernah menyukaiku?”“Hmm… kamu pikir saja sendiri,” balas Arthur dengan dingin.Rose tersenyum tipis, “Arthur, kita harus ingat tentang tujuan kita menikah dan pernikahan kita sudah berjalan lima tahun, apa kamu tidak mau mewujudkan rencanamu itu?”“Rose, kamu kenapa mendadak ingin aku terus bersamamu dan memikirkan pernikahan ini? Kamu merencanakan sesuatu?” Arthur menatap tajam pada Rose."Aku tidak merencanakan sesuatu. Apa aku sa
***"Kamu kenapa semalam malah mabuk dan membuat rusuh? Kamu sadar nggak kalau berita semalam kamu mabuk-mabukan di bar, dan juga menari-nari bisa buat karier-mu hancur?" tanya Paris agak kesal.Rose merasa kepalanya agak berat, dia langsung meminum sebotol air mineral agar meredakan pusingnya. "Kan ada kamu yang bisa mengatasi kekacauanku," balasnya dengan enteng."Apa? Jadi kamu melakukan kekacauan sesuka hati karena tahu ada aku yang selalu meng-handle berita buruk itu? Kamu tahu nggak aku harus bayar berapa agar berita negatifmu tidak bocor di luar sana?""Bayar saja, beres! Jangan diambil pusing!" tukas Rose."Rose! Kamu ini bukan artis yang baru muncul, sudah puluhan tahun kamu terjun ke dunia entertaiment, bukan? Seharusnya kamu tahu bagaimana dampaknya kalau kamu membuat ulah, karier-mu akan tamat! Apalagi usiamu tidak muda lagi, kamu nanti akan tergantikan sama mereka yang masih muda, dan juga fresh. Industri kita butuh wajah-wajah baru, d
***Setelah rapat selesai, Kasih menunggu Arthur yang harus menyelesaikan beberapa pekerjaannya. Kasih diminta oleh pria itu untuk menunggu, dan wanita itu pun memutuskan untuk menikmati kopi latte dingin di kedai kopi sebrang L-Q Group."Kasih?"Kasih yang sedang menatap ponselnya langsung beralih ke arah sumber suara yang memanggilnya. Tampak pria bertubuh tinggi yang memiliki bola mata warna biru tersenyum padanya. Pria itu bernama Sean Smith, salah satu rekan bisnis Arthur, dan salah satu direktur di L-Q Group. dan tanpa Kasih sempat membalas sapaan pria itu, dia langsung saja duduk di samping wanita itu."Kamu sedang menunggu Arthur di sini?"Kasih mengangguk. "Iya. Saya masih menunggu Pak Arthur karena beliau masih menyelesaikan beberapa pekerjaan.""Aku tidak menyangka, dan tentunya terkejut karena Arthur mempunyai asisten pribadi seorang perempuan," ucap Sean.Kasih tidak langsung menjawabnya, dia bingung untuk menanggapi pernyataan Sean. Tidak mungkin dia mengatakan kalau
***"Kamu ke mana saja?" tanya Rose."Ke mana saja? Pertanyaan sangat aneh, Rose," balas Arthur."Sudah dua hari ini kamu tidak pulang ke rumah, dan juga kenapa pesanku tidak pernah kamu balas?""Aku sibuk. Kamu juga paham bagaimana sibuknya aku," tukas Arthur."Aku sengaja meluangkan waktuku hanya untuk bertemu, dan bicara padamu! Aku ini istrimu, Arthur. Aku berhak mendapatkan waktumu. Kamu kenapa bisa berubah seperti ini?""Berubah? Aku berubah katamu? Bukankah dari dulu aku tetap seperti ini? Di mana letak perubahanku?""Kamu berbeda saat ini. Kamu tidak menggubris lagi pesan dariku, dan juga wanita itu! Wanita yang saat ini jadi asisten pribadimu selalu saja membuatmu semakin menjauh dariku, dan kamu selalu berpergian dengannya, ke luar negeri pun kamu selalu membawanya? Kenapa?""Wow, ternyata kamu menyelidiku, Rose. Kamu menyuruh orang untuk mengintaiku? Kamu juga memata-matai segala aktifitasku? Kenapa? Kamu takut jika
***"Satu minggu ini aku akan ke Paris bersama Rose, dan kamu tak perlu menghubungiku dengan alasan apapun! Aku tidak mau Rose marah padaku karena dia sedikit curiga denganmu," ucap Arthur. Pria itu langsung merapikan kemejanya.Kasih tidak menjawab, dia sudah tahu kalau keberadaan dirinya hanyalah bayangan semu untuk pria itu. Arthur itu hanya membutuhkan tubuh, dan kehangatan dirinya saja, selebihnya dia tidak dianggap sama sekali oleh pria itu. Kasih tidak peduli karena baginya Arthur hanya alat sebagai balas dendamnya pada mereka yang membuat keluarganya berantakan, apalagi kematian ayahnya menyisakan sesak sampai detik ini."Masalah perusahaan mendiang ayahmu, nanti ada Levia yang akan bicara denganmu, mungkin lusa dia akan menghubungimu," ucap Arthur."Jadi perusahaan ayahku bisa kembali padaku?" tanya Kasih."Hmm... sebenarnya mudah bagiku untuk merebut perusahaan itu, tapi aku tidak mau membuat mereka curiga kalau aku adalah orang yang ada di belakangmu. Aku tidak mau reputas
***Di dalam kegelapan parkiran yang sepi, Alice menyusup dengan diam, menunggu dengan penuh kebencian. Pisau yang tersembunyi di balik jaketnya menjadi senjata gelap yang siap ia gunakan. Alice membayar mahal seseorang untuk memantau aktifitas Kasih dan saat ini adalah waktu yang tepat untuk menyingkirkan Kasih."Kasih, kau takkan selamat kali ini. Mari kita hancur bersama!" gumam Alice penuh dengan kebencian.Dalam kegelapan, detik demi detik berlalu, dan akhirnya, sosok yang ditunggu-tunggu muncul: Kasih.Kasih keluar dari pintu dan langkahnya terhenti mendadak ketika ia melihat Alice, sosok yang penuh dendam berdiri di hadapannya."Alice? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Kasih dengan nada yang terkejut.Alice tak menggubris pertanyaan Kasih. Dengan langkah mantap, ia mendekati Kasih sambil mengacungkan pisau."Kasih, kau akan mati!" teriak Alice dengan api amarah yang menyala di dadanya.Kasih membeku di tempatnya, matanya memperhatikan setiap gerakan Alice dengan ketakutan ya
*** Bintang Utama Group… Suasana di perusahaan menjadi kacau balau saat wartawan mendatangi gedung itu dengan kamera dan pena mereka yang siap mencari berita baru. Semua karyawan memang terkejut, namun mereka tahu siapa orang yang dituju oleh para wartawan itu. Berita tentang hubungan Kasih dan Arthur memang masih menjadi hot topic dan dibicarakan dimana-mana. Sedangkan, Kasih, ia tidak menyangka kalau para wartawan datang ke perusahaannya dalam jumlah yang luar biasa, ia terkejut dan panik, segera menghubungi Arthur dalam keadaan khawatir yang jelas terdengar dalam suaranya. Kasih memegang ponselnya dengan gemetar, menunggu sambungan sampai terhubung. Ia ingin Arthur bertanggung jawab atas apa yang telah pria itu lakukan. “Sayang, ada apa? Sepagi ini kamu sudah menghubungiku, kamu merindukanku?” tanya Arthur. Kasih menghela napas pendek karena ucapan Arthur malah membuatnya tambah sakit kepala. "Arthur, kamu harus cepat datang dan meredakan segala situasi di perusahaan! Ada ba
***Di tengah sorotan media yang menggema, sebuah berita mengejutkan mencuat ke permukaan, memicu kehebohan di seluruh negeri. Pembatalan pernikahan antara Arthur Romeo dan Rose Marry menjadi buah bibir di kalangan masyarakat, menimbulkan beragam spekulasi dan tanya jawab.Suasana di salah satu kantor media cetak pun tak kalah heboh.“Apakah kalian mendengar berita terbaru tentang Arthur dan Rose? Siapa yang bisa membayangkan, setelah lima tahun, pernikahan mereka hanyalah pura-pura belaka!” tanya wartawan 1 dengan nada terkejut.“Tapi kenapa mereka bersikap seperti itu? Dan mengapa Arthur setuju dengan pernikahan palsu itu? Bukankah itu bukan sikap dari pria gentle sepertinya?” wartawan 2 bertanya balik dengan penasaran.Di ruang redaksi media massa, para jurnalis sibuk menulis laporan dan artikel, mencoba mengurai teka-teki di balik drama rumah tangga yang terungkap.“Kabarnya, Arthur tidak pernah menyentuh Rose selama lima tahun pernikahan mereka. Apakah ini karena sikap matre Rose
***Dalam apartemennya yang mewah, Rose duduk di sofa dengan wajah yang penuh kemarahan. Di tangannya, ia memegang ponselnya, sementara layar terang memantulkan kilatan kekesalannya.Rose membaca semua itu dengan suara gemetar, “Tidak mungkin! Semua kontrak dibatalkan? Filmku... iklanku... semuanya! Semuanya hancur dalam sekejap? Semuanya tak bersisa? Tidak ada yang bisa kupertahankan satu pun?”Dia memukulkan ponselnya ke sofa dengan geram, merasa seakan dunianya runtuh dalam sekejap. Pekerjaannya sebagai selebritis papan atas, yang dibangunnya dengan susah payah selama bertahun-tahun, hancur dalam sekejap. Ia bahkan sudah merelakan tubuhnya untuk dinikmati dengan pria-pria itu, tapi kenapa bisa semuanya hancur dan sia-sia?Rose langsung berteriak frustrasi, “Kenapa ini terjadi padaku? Ini semua salah Kasih! Dia ingin menghancurkanku! Kedatangannya membuat mimpiku hancur! Dia yang telah merebut Arthur dan juga mencuri tempatku. Wanita jalang itu harus hancur! Dia tidak boleh menang
***Arthur duduk di ruang kerjanya, pandangannya terfokus pada layar monitor yang menampilkan berbagai laporan keamanan. Willy, asistennya, berdiri di sampingnya, siap menerima instruksi. Ia juga selalu menunggu laporan tentang keberadaan Alice yang saat ini belum diketahui keberadaannya.“Willy, aku ingin kamu memperketat keamanan di sekitar Kasih. Keberadaan Alice masih belum diketahui, dan aku tidak ingin ada risiko baginya. Alice sangat berbahaya, apalagi saat ini dia sudah hancur dan tak mempunyai apa-apa lagi,” ucap Arthur.Willy mengangguk tegas, mencatat setiap kata yang keluar dari mulut Arthur.“Baik, Tuan. Saya akan segera menyiapkan tim keamanan tambahan untuk mengawasi Nona Kasih, Tuan. Kami akan memastikan dia selalu dalam perlindungan yang maksimal. Saya pasti tidak akan membiarkan Nona Kasih dalam bahaya.”Arthur menarik napas dalam-dalam, ekspresinya gelisah. Hatinya dipenuhi dengan kekhawatiran akan keselamatan Kasih. Ia tahu saat ini banyak ancaman baginya, apalagi
*** Pagi itu, suasana di ruang makan villa mereka terasa damai. Cahaya matahari yang lembut menyinari meja makan, menciptakan suasana yang tenang dan menyenangkan. Kasih duduk di seberang Arthur, tetapi ada ketegangan yang terasa di udara. Dia menatap pria yang dicintainya itu dengan cemas, menunggu momen yang tepat untuk mengungkapkan keinginannya. "Arthur," panggilnya perlahan, menahan ketegangan di dalam dadanya. Arthur menatapnya dengan penuh perhatian. "Ada apa, Sayang?" Kasih menarik nafas dalam-dalam sebelum akhirnya mengucapkan kata-kata yang telah ia persiapkan dengan cermat. "Aku ingin meminta izin padamu untuk pergi ke Singapura Minggu depan. Adikku, Zayn, ulang tahun kemarin dan aku merasa bersalah kemarin tidak mengucapkannya, dan aku sudah berjanji untuk menjenguknya." Arthur mengangkat alisnya, sedikit terkejut dengan permintaan Kasih. "Jika aku menolaknya, apakah kamu akan tetap pergi ke Singapura?” Kasih merasa kecewa. Dia ingin sekali bertemu dengan adiknya, t
*** Arthur duduk di ruangannya dengan ekspresi puas yang sulit disembunyikan. Berita tentang skandal panas antara Rose dan Sanders telah menyebar dengan cepat di dunia hiburan, memenuhi semua media massa dan menjadi topik utama pembicaraan di seluruh negeri. Baginya, ini adalah pembalasan yang pantas bagi apa yang telah dilakukan Rose, terutama setelah dia mengetahui bahwa foto-foto Sean dan Kasih yang dikirimkan padanya adalah ulah anak buah Bang Bew yang disuruh oleh Rose. Kejahatan itu telah menyebabkan dia hampir melukai Kasih secara tidak sengaja. Kebencian dan rasa amarahnya semakin memuncak dan ia ingin sekali menghancurkan hidup Rose tanpa ampun."Demi Tuhan, Willy," Arthur berkata pada asistennya dengan nada penuh kepuasan, "sebarkan semua video dan foto tak bermoral itu secara luas. Biarkan semua orang tahu siapa sebenarnya Rose Marry dan Sanders Ivan."Willy menatap bosnya dengan ekspresi yang sedikit khawatir. "Apakah ini tindakan yang tepat,
***Kasih memasuki kantor dengan langkah yang ragu, wajahnya terlihat penuh penyesalan dan ketidakpastian. Dia segera disambut oleh ekspresi lega dari rekan-rekan kerjanya yang telah khawatir karena absennya beberapa hari terakhir."Dapatkah kita membantumu dengan sesuatu, Bu Kasih?" tanya salah satu rekan kerjanya dengan ekspresi perhatian.Kasih tersenyum lembut, merasa bersyukur atas perhatian mereka. "Maafkan saya karena tidak memberikan kabar, semuanya. Beberapa hari terakhir ini saya sedang sakit dan ponselnya mati dan saya hanya istirahat saja," jelasnya dengan suara yang lembut.Rekan-rekan kerjanya segera memberikan senyuman pengertian. Mereka senang melihat Kasih kembali dengan selamat dan sehat.Namun, Tomy menarik Kasih ke ruangannya untuk berbicara secara pribadi. Kasih bisa merasakan atmosfer tegang di udara saat mereka duduk berdua di depan meja Tomy."Tadi pagi, kami menerima kabar bahwa Vita telah masuk penjara. Dan dengan posisi direktur utama kosong, semua dewan di
*** Arthur duduk di ruang tamu villa, wajahnya tegang dan pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan yang mengganggu. Angelia, dokter keluarganya sekaligus sahabat baiknya, adalah satu-satunya orang yang bisa dia percayai saat ini."Apakah kamu tahu bahwa Sean jatuh cinta pada Kasih?" tanya Arthur, matanya mencari kepastian di wajah Angelia.Angelia mengangguk perlahan. "Ya, aku tahu. Aunty Wilhelmina menceritakan semuanya kepadaku saat kami bertemu dan juga pada saat itu aku juga terkejut jika Aunty Wilhemina mengatakan kalau ia pun sangat menyukai Kasih dan mendukung Sean untuk mengejar Kasih."Arthur merasa dadanya terasa sesak saat mendengar konfirmasi itu. Rasanya seperti sebuah pukulan ke jantungnya. "Apa yang harus aku lakukan, Angelia? Aku merasa ketakutan saat Sean jatuh cinta dengan wanita yang sama, aku takut jika kelak Kasih pun jatuh cinta padanya," ucapnya dengan suara yang penuh kebingungan.Angelia menatap Arthur dengan tatapan yang penuh pengertian, Arthur yang selalu kua