Semua Bab Wanita Masa lalu SANG CEO: Bab 81 - Bab 90

123 Bab

81. Terlalu Merindukanmu

***Arthur masih berada di Tokyo, saat ini ia berada di salah satu penthouse pribadinya yang megah dan terasa hening, hanya terdengar suara rapat-rapat kertas laporan bisnis yang tersebar di meja kerjanya. Arthur, yang tengah fokus pada pekerjaannya, tiba-tiba dikejutkan oleh kehadiran Willy, yang langsung datang tanpa ia pinta. Arthur sudah menduga pasti a;pa yang akan Willy sampaikan sangat penting.“Tuan Arthur, saya perlu memberitahu Anda tentang sesuatu yang mungkin akan mengguncangkan Anda. Dan juga ini adalah masalah yang sudah Tuan minta saya untuk mencarinya sampai tuntas," ucap Willy. "Apa yang terjadi, Willy?" tanya Arthur dengan nada yang serius.Willy memberikan sejumlah berkas dan foto kepada Arthur, yang langsung menatapnya dengan ekspresi kaget dan marah."Ini adalah laporan tentang kecelakaan sepuluh tahun yang lalu, yang melibatkan Nona Kasih dan mendiang ibunya, Verlita,” kata Willy menjelaskan."Apa yang kamu temukan?" tanya Arthur dengan tatapan tajam."Saya mene
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-24
Baca selengkapnya

82. Detik Ini, Senyummu Hanya untukku

***Kasih merasakan hangat di sekelilingnya saat dia terbangun dari tidurnya. Begitu matanya terbuka, pandangannya langsung tertuju pada sosok yang duduk di tepi ranjangnya. Tak percaya dengan apa yang dilihatnya, dia meraba wajahnya, mengguncang kepalanya sedikit, berharap itu hanyalah sebuah ilusi. Tetapi, Arthur benar-benar berada di sana. "Arthur? Kamu nyata?" tanya Kasih dengan suara serak.Arthur tersenyum, mengangguk, dan meraih tangan Kasih dengan lembut. "Ya, ini nyata, Kasih. Aku di sini. Aku merindukanmu, Kasih.”"Aku pikir aku sedang bermimpi melihatmu ada di sampingku," ucap Kasih, ia pun tersenyum hangat, senyuman yang tulus."Tidak, ini bukan mimpi. Aku datang untukmu,” balas Arthur.Kasih merasa hatinya dipenuhi kebahagiaan. Arthur melihat senyum hangat itu dan terkejut karena itu adalah senyum pertama yang Kasih berikan padanya. ia terpana dan juga merasa kehangatan di hatinya, ia yang selalu melihat Kasih menangis dan juga enggan melihatnya, kali ini wanita itu ters
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-25
Baca selengkapnya

83. Kegelisahan di Hati

***Arthur duduk di ruangannya yang elegan, mata yang biasanya penuh semangat kini memancarkan ketidakpastian. Rapat pagi tadi telah berakhir, namun suasana hatinya tetap terbungkus dalam misteri. Ia memandang keluar jendela kaca besar, membiarkan cahaya matahari menyinari ruangannya, tetapi hatinya tertutup dalam kegelapan.Setelah rapat, Arthur mencoba mengingat kembali momen-momen pagi tadi. Kasih, dengan senyum lembutnya, menyiapkan pasta kesukaannya. Tetapi ada sesuatu yang tak biasa, ada raut wajah yang gelisah pada Kasih, dan Arthur merasa ada sesuatu yang terpendam di balik matanya yang coba ditutupi dengan senyum.Dalam hati, Arthur mulai bertanya-tanya. Apakah Kasih telah mengingat sesuatu? Apakah kenangan tentang mereka yang terkubur dalam ingatan wanita itu, mulai bangkit lagi? Apalagi tadi Kasih membuat pasta yang memang menjadi faviorit-nya. Arthur tidak tahu apa yang terjadi, namun ia merasa ada kekosongan yang tiba-tiba muncul, sesuatu yang tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-25
Baca selengkapnya

84. Navigasi Takdir

***Suasana di ruang pertemuan PT. Bintang Utama Group begitu hangat dan penuh semangat. Setelah presentasi luar biasa dari Kasih sebagai perwakilan Divisi Pemasaran, tepuk tangan dan sorakan dari staf menyambutnya ketika Kasih kembali ke ruang rapat. Semua orang tampak bersemangat dan penuh kekaguman."Bu Kasih, itu tadi luar biasa! Anda benar-benar tampil sempurna sebagai perwakilan dari kita semua," puji Rani, salah satu staf dari departemen penjualan."Betul, Bu Kasih! Tadi saya merasa bangga sekali bekerja di perusahaan ini," kata Johan, staf dari departemen keuangan, sambil tersenyum antusias.Sementara itu, Tomy, direktur pemasaran perusahaan, juga tak bisa menyembunyikan kebanggaannya. "Kasih, kamu luar biasa! Ayahmu pasti akan merasa bangga melihat prestasi anaknya seperti ini."Kasih tersenyum dan mengucapkan terima kasih pada semua staf yang memberikan pujian. Hatinya berbunga-bunga melihat reaksi positif dari timnya. Namun, kejutan belum berakhir."Kasih, ada yang ingin b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-26
Baca selengkapnya

85. Tadi Malam yang Berbeda

***Villa yang sebelumnya gelap, seketika menyambut kedatangan Kasih dengan suasana yang penuh misteri. Ia menatap dengan kening berkerut ketika pintu villa terbuka dan lampu-lampu yang tersembunyi di dalamnya tidak menyala. Ia meraba-raba di dalam tasnya mencari kunci, dan saat pintu terbuka, ia merasa sedikit waspada.Namun, suasana yang ia temui jauh dari apa yang ia duga. Saat langkahnya masuk ke dalam villa, matanya terbelalak ketika sinar proyektor menyala, menghiasi seluruh ruangan dengan cahaya lembut dan memancarkan siluet-siluet romantis. Kasih membulatkan matanya, mencoba mencerna apa yang terjadi."Hmmm, apa ini?" gumam Kasih pelan, matanya berusaha memahami keindahan romantis yang menari-nari di dinding villa. Sesuatu yang sama sekali tak ia duga.Tiba-tiba, arah pandangnya tertuju pada sosok Arthur yang muncul dari balik pintu ruang tamu. Arthur membawa buket besar bunga gardenia, bunga favorit Kasih. Wanita itu terdiam, terpana oleh keindah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-26
Baca selengkapnya

86. Hanya Ingin Bersamamu

***Matahari pagi bersinar cerah di langit biru, menerangi villa yang menjadi saksi dari kisah cinta yang begitu rumit antara Kasih dan Arthur. Di sebuah teras yang menghadap ke kebun bunga yang indah, Kasih dan Arthur duduk bersama, mencoba mengungkapkan perasaan mereka yang terpendam.“Setelah aku sadar dari koma, semua ingatanku kembali, termasuk tentangmu, Arthur.” Ucap Kasih sambil menatap pria itu.Arthur mengernyitkan dahi, “Mengapa kamu tidak langsung memberitahukannya padaku?”“Aku... aku hanya ragu, belum yakin apakah semuanya nyata. Dan... “, wanita itu menghela nafas, “aku takut bahwa mungkin itu hanyalah ilusi dalam mimpiku.”Arthur terdiam sejenak, mencerna kata-kata Kasih. Tatapannya tetap serius, mencoba memahami perasaan yang tengah dirasakan Kasih.“Mengapa kamu ragu, Kasih? Kenapa tak memberi tahu aku sejak awal?” Arthur bertanya dengan lembut.Kasih langsung memandang ke bawah. “Aku takut. Takut bahwa mungkin ini hanya mimpi yang terlalu indah untuk menjadi kenya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-26
Baca selengkapnya

87. Kesempatan Kedua

***Senja perlahan menyelinap di halaman villa, melukis langit dengan warna-warna hangat yang memukau. Kasih duduk di kursi taman, menatap horison yang dipenuhi warna jingga dan merah keemasan. Udara sejuk dan harum bunga-bunga di sekitar villa menyegarkan pikirannya. Namun, di dalam hatinya, terdapat dualitas emosi yang tak terhindarkan.Malam sebelumnya, suasana panas dan mendebarkan bersama Arthur telah meninggalkan kesan mendalam dalam ingatannya. Kasih bahagia, namun di balik kebahagiaan itu, ada ketakutan yang menghantuinya. Takut kalau kebahagiaan ini hanya sesaat, takut kalau semua ini hanya ilusi yang akan hilang begitu saja.Saat ia terduduk dalam kerinduannya yang melihat senja, langkah lembut Arthur terdengar mendekat. Pria itu duduk di sebelah Kasih dengan tatapan penuh pengertian. "Apa yang sedang kamu pikirkan, Kasih?" tanyanya dengan lembut.Kasih memandang mata Arthur, dan dalam tatapannya terlihat kegelisahan. "Aku bahagia, Arthur. Malam tadi indah, tapi aku juga tak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-27
Baca selengkapnya

88. Jangan Mengusiknya!

***Langit sore melingkupi kawasan perkantoran PT. Bintang Utama Group. Di ruang kerjanya, Vita duduk di hadapan Widodo, wajahnya penuh dengan kegelisahan dan niat buruk. Widodo, yang mengetahui adanya rencana gelap di benak Vita, tetap tenang, menunggu pembicaraan dimulai."Pak Widodo, saya butuh bantuan anda. Kita harus menyingkirkan Kasih dari perusahaan ini. Dia tidak pantas menduduki jabatan direktur pemasaran." Vita memulai pembicaraannya.Widodo langsung menatap tajam, " Bu Vita, saya tidak bisa ikut campur dalam urusan ini. Kasih dipilih oleh dewan direksi karena kemampuannya. Anda harus menerima kenyataan itu.""Tentu saja dia bisa dipilih! Pasti ada orang yang melindunginya. Dia hanya anak kemarin sore yang kebetulan mempunyai saham mayoritas di perusahaan. Pak Widodo tahu ini lebih dalam dari sekadar kemampuan. Tolong, Pak Widodo, saya membutuhkan bantuan anda," ucap Vita masih dengan marah."Bu Vita, saya tidak akan terlibat dalam hal ini. Lebih baik jangan melibatkan diri
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-27
Baca selengkapnya

89. Penyesalan dan Cemburu

*** Restoran mewah itu dipenuhi dengan cahaya lembut dan aroma hidangan lezat. Sean duduk di meja yang telah dipesan oleh perusahaan untuk makan malam bersama Kasih. Tatapannya yang intens dan penuh kagum tidak pernah lepas dari wajah Kasih yang cantik. Setiap kata yang keluar dari mulut Kasih, Sean teliti dan simak, seolah-olah dunia di sekitarnya hanya terisi oleh suara dan pesona Kasih. Tomy, yang mengetahui gelagat Sean, tersenyum puas. Ia tahu persis bahwa Sean pasti menyukai Kasih, dan rasa senang memenuhi hatinya. Ia merasa Sean adalah pria mapan dan baik yang kelak akan membahagiakan putri dari mendiang sahabatnya. Tanpa memberikan kesempatan untuk terlalu lama terbenam dalam ketidakpastian, Tomy memutuskan untuk pamit lebih awal. Tomy langsung berdiri, "Maafkan Om, Kasih. Anak Om mengirim pesan dan meminta Om pulang lebih cepat karena cucu Om mau kakeknya segera pulang. Kasih, bisakah kamu menemani Pak Sean makan malam sampai selesai?" Kasih langsung memandang Tomy dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-28
Baca selengkapnya

90. Kecemburuan Membuatku Gila

***Kasih memandang jam di pergelangan tangannya, mengetahui bahwa waktunya sudah terbatas. Setelah menerima telepon dari Arthur dan pria itu mematikannya secara sepihak tanpa menunggu jawabannya, ia merasa kepalanya agak berat karena ia harus mencapai villa dalam waktu satu jam atau nanti bisa menghadapi kemarahan dan kecemburuan Arthur yang tak terduga. Dengan napas yang berat, Kasih mengelus dadanya, mencoba menenangkan diri sebelum menghadapi pria yang penuh cemburu.“Dasar anak kecil,” gumam Kasih pelan. “Dia kenapa seperti anak kecil ketika cemburu. Tapi aku juga yang terlalu keras kepala untuk menyerah. Arthur selalu menyeramkan jika sedang cemburu.”Dengan hati-hati, Kasih berjalan masuk dari luar restoran dan kembali menemui Sean. Saat tadi Arthur menghubunginya, Kasih memang meminta izin pada Sean untuk menerima panggilan masuk di luar karena ia tidak ingin Sean curiga. Setiap langkahnya terasa berat, bagaikan beban yang tidak bisa dipikulnya sendiri. Sean melihat ke arahny
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
13
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status