Home / CEO / Wanita Masa lalu SANG CEO / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Wanita Masa lalu SANG CEO: Chapter 91 - Chapter 100

123 Chapters

91. Ambisi dan Keinginan

***Ruangan itu terasa hening, hanya dipecah oleh suara gemuruh petir yang sesekali bergemuruh di langit. Alice duduk di tengah kamar, rambutnya yang tak terurus dan mata yang sembab menandakan bahwa air mata telah membasahi pipinya. Surat dari pengadilan agama yang tergeletak di depannya membuat hatinya semakin hancur."Hiks... tidak mungkin... hiks..." Alice meracau dengan suara sesenggukan, mencoba menelan pil pahit yang baru saja diberikan oleh kehidupannya. "Bryan... mengapa... hiks... kenapa dia melakukan ini padaku? Kamu bahkan tak mau menemuiku dan juga datang ke rumah sakit, aku ini istrimu, kenapa bisa kamu mau menceraikanku seperti ini?"Vita, masuk ke dalam kamar dengan pandangan khawatir. "Alice, apa yang terjadi?"Alice menangis tanpa bisa menjawab. Dia hanya menunjukkan surat talak yang memperjelas bahwa Bryan mengajukan cerai. Vita terkejut dan segera berusaha menenangkan putrinya."Alice, kau harus berbicara dengan Bryan. Bicarakan semua ini. Mungkin ini hanya kesalah
last updateLast Updated : 2024-01-29
Read more

92. Bagian dari Rencana

***Suasana kantor Arthur begitu sibuk dengan aktivitasnya yang rutin. Hari itu, dia merencanakan untuk mengajak Kasih makan malam bersama setelah pulang kerja. Saat Arthur baru saja menuliskan pesan singkat untuk Kasih, Willy tiba-tiba muncul di ruang kerjanya dengan ekspresi wajah yang serius."Ada apa, Willy?" tanya Arthur, tatapan langsung tertuju pada asistennya itu.Willy menelan ludah, mencoba menemukan kata-kata yang tepat. "Nyonya Rose, Tuan. Ada kejadian yang tidak terduga.""Rose? Apa yang terjadi?" tanya Arthur, tatapan tak biasa muncul di wajahnya.Willy menarik nafas dalam-dalam sebelum menjawab. "Nyonya Rose sedang tak sadarkan diri. Dia ditemukan di rumahnya.  Nyonya Kania mengatakan bahwa ini mungkin percobaan bunuh diri. Nyonya mencoba menghubungi anda, tapi ponsel Tuan tidak aktif."Mendengar kabar itu, Arthur merasa seolah tak percaya, ia tahu siapa Rose, Rose adalah orang yang sangat mencintai dirinya sendiri, bagai
last updateLast Updated : 2024-01-29
Read more

93. Mencuri Tempatku

***Malam itu, Kasih merasa sesuatu yang tidak biasa. Arthur, yang biasanya selalu menghubunginya  tanpa henti, tiba-tiba menjadi sulit dihubungi. Setelah beberapa kali mencoba mengirim pesan dan menelepon, ponsel Arthur tetap tidak aktif. Kasih merasa bingung dan cemas, mencoba mencari tahu apa yang terjadi."Bukankah ini agak aneh?" gumam Kasih pada dirinya sendiri ketika ia berjalan menuju pintu keluar kantor. Matanya mencari-cari mobil Arthur, tapi tak satupun terlihat di parkiran.Saat ia menginjakkan kaki di luar gedung, sebuah mobil mewah berhenti di depannya. Kasih mendongak, dan terkejut melihat Sean keluar dari mobil dengan senyuman hangat."Kasih, apa kabar?" sapa Sean dengan ramah."Sean, eh, baik. Ada apa? Kamu ada di sini?”" tanya Kasih, keheranan masih tergambar di wajahnya.Sean tertawa kecil. "Aku baru saja lewat, dan aku pikir aku bisa mengantarkanmu pulang. Gimana, mau kuantar pulang, kan?"Sebelum Kasih
last updateLast Updated : 2024-01-29
Read more

94. Ternyata Rindu itu Sakit

***Malam itu, hening merajai ruang tidur Kasih di villa. Cahaya bulan memancar masuk dari jendela, menciptakan suasana yang tenang namun memicu gelisah di dalam hati Kasih. Ia berbalut selimut, berusaha meraih kenikmatan tidurnya, tetapi pikirannya masih terus melayang pada sosok Arthur.Kasih melihat jam di meja sampingnya, jarum jam sudah menunjukkan pukul dua pagi. Tidak ada kabar dari Arthur. Gelisah memenuhi hatinya, membuatnya sulit untuk melanjutkan tidurnya. Ia memutuskan untuk bangkit dari ranjang dan memutari kamarnya."Kenapa aku tidak bisa tidur?" gumam Kasih pada dirinya sendiri, meraba-raba ke dalam gelap malam. Ia tahu bahwa ada sesuatu yang mengganggu pikiran dan perasaannya.Dengan langkah yang tenang, Kasih berjalan ke ruang kerja pribadinya. Di sana, ia dikelilingi oleh alat-alat desain perhiasan yang indah. Dalam usahanya untuk mengalihkan perhatian, Kasih mengambil pensil dan kertas, mulai membuat sketsa desain perhiasan baru.Namun, meskipun tangannya sibuk menc
last updateLast Updated : 2024-01-30
Read more

95. Cepatlah Kembali

***Malam telah menjelang, langit gelap terhampar di atas kota yang padat. Kasih baru saja menyelesaikan pekerjaannya di gedung perkantoran yang megah. Mengenakan mantel hitamnya, ia melangkah ke luar gedung dengan langkah yang lelah dan sedikit lunglai. Cahaya gemerlap kota memantul di matanya yang lelah, dan dengan hati yang penuh harap, Kasih mengambil ponselnya untuk memeriksa pesan. Namun, kecewa menyelinap di wajahnya ketika tidak ada pesan baru dari Arthur."Dua hari ini," gumam Kasih, menatap layar ponselnya dengan ekspresi kecewa. "Mengapa dia tidak memberi kabar? Aku harus bertanya pada Willy? Apa tidak apa-apa?"Langkah Kasih terhenti, dan ia memutuskan untuk memanggil taksi untuk pulang ke villa. Namun, sebelum ia bisa menekan nomor taksi langganannya, terdengar suara yang dikenalinya dengan baik memanggil namanya."Nona Kasih!"Kasih segera menoleh, dan di belakangnya, muncul Pink dengan senyuman hangat di wajahnya. Tanpa ragu, Kasih m
last updateLast Updated : 2024-01-30
Read more

96. Bolehkah Aku Cemburu?

***Dalam ruang pertemuan yang elegan, Kasih dan Sean duduk di seberang meja panjang sambil membahas rencana kerjasama mereka tentang Bintang Hotel. Selembar proposal terbuka di antara mereka, ide-ide cemerlang ditukar dengan penuh antusiasme."Kasih, ide ini luar biasa. Aku tidak sabar untuk melihat implementasinya di Bintang Hotel," ujar Sean, memuji dengan wajah penuh antusiasme.Kasih tersenyum, merasa senang melihat respons positif dari rekan bisnis barunya. "Terima kasih, Sean. Aku yakin kerjasama kita akan membawa kesuksesan bagi kedua perusahaan, aku terlalu bersemangat untuk kerja sama ini dan aku selalu melakukan semuanya secara detail agar tidak ada yang terlewat."Setelah beberapa diskusi intens, mereka akhirnya menyelesaikan agenda rapat mereka. Sean menyimpan proposal tersebut dan memandang Kasih dengan serius."Oh ya, Kasih, aku ingin menyampaikan sesuatu padamu," kata Sean dengan suara lembut.Kasih mengangguk, memberi isyara
last updateLast Updated : 2024-01-30
Read more

97. Jangan Pergi Lagi!

***Dini hari, ketika bintang-bintang masih bersinar cerah di langit, Arthur tiba di villa mewahnya dengan hati yang gelisah. Rindu pada Kasih membuat langkahnya tergesa-gesa, bahkan ia tidak tidur dan tidak pernah istirahat karena jadwalnya sangat padat, ia hanya ingin segera menemui wanita pujaannya itu. Begitu pintu villa terbuka, matanya mencari-cari kehadiran Kasih."Kasih?" panggilnya dengan suara pelan, tak ingin mengganggu ketenangan malam.Langkahnya terdengar di lorong marmer yang memecah kesunyian. Arthur menuju kamar Kasih, berharap menemukannya di sana. Namun, kamar itu hampa."Kasih?" serunya lagi, kali ini dengan kekhawatiran yang lebih jelas.Ia melangkah ke ruang kerja pribadi Kasih. Pintu terbuka lebar, namun ruangan itu juga tidak berpenghuni. Pikirannya berkecamuk, tetapi seakan ada kekuatan yang menariknya keluar.Arthur melangkah menuju taman di belakang rumah. Saat melintasi jendela, ia melihat sosok Kasih yang duduk s
last updateLast Updated : 2024-01-31
Read more

98. Dalam Penjara Cintamu

***Tiba saatnya makan siang, Kasih dan Tomy bersiap-siap menuju restoran di seberang kantor. Namun, tak lama setelah sampai di restoran, kejutan tak terduga menunggu mereka.Wilhelma, yang tampak anggun dalam balutan gaun elegan, tiba-tiba muncul di depan Kasih dan Tomy dengan senyuman cerah. "Kasih, Pak Tomy, apa kabar?" sapa Wilhelma sambil menarik Kasih dengan ramah.“Baik, Aunty,” balas Kasih.“Ah, bagaimana kalau kita makan siang bersama?” tawar Wilhelma dengan bersemangat.Kasih terkejut namun tak bisa menolak ketika Wilhelma mengajak mereka makan siang bersama. "Tentu, Aunty Wilhelma. Terima kasih sudah mengundang kami," ucap Kasih dengan sopan.Mereka bertiga langsung duduk di meja yang telah disiapkan, dan pembicaraan pun dimulai. Wilhelma dengan cepat beralih ke topik ulang tahunnya yang akan segera tiba. "Kasih, pasti Sean sudah memberitahukanmu, kan? Tentang Aunty yang berencana merayakan ulang tahun seca
last updateLast Updated : 2024-01-31
Read more

99. Badai Cemburu

***Malam itu, di vila dipenuhi keheningan. Arthur telah memberi izin pada Kasih untuk pergi ke pesta ulang tahun Aunty Wilhelma. Pink, yang menjadi asisten Kasih, datang ke villa untuk memberitahukannya."Pink, apa benar Arthur mengizinkanku pergi?" tanya Kasih dengan tatapan terkejut. Ia yang sedang sibuk dengan ponselnya terkejut saat mendapat pesan dari pria itu yang mengatakan ia boleh menghadiri pesta ulang tahun Wilhelmina.Pink mengangguk mantap. "Ya, Nona Kasih. Tuan Arthur mengizinkan anda dan bahkan memberi pesan untuk menikmati malam ini."Kasih tersenyum senang mendengar berita itu. "Terima kasih, Pink. Kamu bisa menemani aku ke pesta, kan?"Pink menyambut tawaran itu dengan senang hati. "Tentu saja, Nona Kasih.  Sudah seharusnya saya menjaga, Nona. Ayo kita bersiap-siap."Kasih dan Pink menuju ruang rias untuk mempersiapkan diri. Kasih memilih riasan yang natural, tetapi tetap menonjolkan kecantikannya. Rambutnya diatur de
last updateLast Updated : 2024-01-31
Read more

100. Pria yang Menakutkan

***Kasih hanya menatap Sean dengan tatapan bingung, bayangan kemarahan Arthur menguasai pikirannya. Wanita itu melangkah keluar dari lantai dansa dengan wajah yang kikuk, mencoba menyembunyikan perasaan canggungnya. Dia merasa seperti berada di tengah konflik besar, dan ia tahu harus segera keluar dari pesta sebelum situasinya semakin rumit.Namun, saat ia di luar gerbang rumah Wilhelmina dan mencari keberadaan Pink, langkahnya terhenti ketika tangan Arthur menariknya dengan kasar. Dia menoleh dan melihat tatapan api kecemburuan yang membara di mata pria itu. Tanpa berkata apa-apa, Arthur langsung menariknya menuju mobil. Kasih merasa bagai terperangkap, tetapi dia tahu bahwa menghadapi Arthur dalam keadaan cemburu memerlukan ketenangan dan kepala dingin.Mereka berdua masuk ke dalam mobil dengan suasana yang tegang. Kasih mencoba untuk tidak menatap Arthur, menghindari konfrontasi yang mungkin terjadi. Arthur, yang duduk di kursi pengemudi, masih terlihat mara
last updateLast Updated : 2024-01-31
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status