Semua Bab Wanita Masa lalu SANG CEO: Bab 101 - Bab 110

123 Bab

101. Terbelenggu dalam Posesif

***Keesokan harinya, sinar matahari menembus tirai ruang pribadi Arthur di villa, menyapu wajahnya yang tampak serius. Ia duduk di meja kerjanya, melihat keluar jendela villa yang megah. Kasih, yang masih terlelap di kamar pribadinya, tidak menyadari bahwa hidupnya selalu dalam pengawasan dari pria itu dan terkurung dari posesif yang berlebihan.Setelah menyeduh secangkir kopi, Arthur dengan langkah mantap menuju kamar Kasih. Dengan ketukan lembut, ia membuka pintu dan melangkah masuk. Kasih yang sedang duduk di meja rias, memandang Arthur dengan wajah tanpa ekspresi."Kasih," Arthur memulai pembicaraan dengan suara tegas. "Aku punya keputusan yang perlu kau dengar."Kasih menoleh, matanya bertemu dengan mata tajam Arthur. "Apa itu?" tanyanya singkat."Mulai dari hari ini dan sampai batas yang belum aku tentukan, kau harus tetap berada di villa ini dan tidak boleh keluar tanpa seizinku," ujar Arthur, suaranya tak terdengar bergetar.Kasih terdiam, pandangannya turun ke meja. Ia tahu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-01
Baca selengkapnya

102. Mawar Putih yang Terabaikan

***Sean melangkah dengan langkah hati-hati ke dalam toko bunga yang penuh dengan aroma yang menyenangkan. Pikirannya berkecamuk, mencoba mencari cara terbaik untuk meminta maaf pada Kasih. Dia tahu tindakannya yang terlalu impulsif telah membuat hati wanita yang dicintainya itu kecewa karena ia memang lancang.Setelah menyusuri lorong-lorong di antara berbagai macam bunga, Sean berhenti di depan rak yang dipenuhi dengan mawar putih. Warna yang melambangkan kedamaian dan permintaan maaf. Tanpa ragu, dia memilih beberapa tangkai yang indah dan kemudian membayar di kasir.Dengan hati yang berdebar, Sean menggenggam erat tangkai mawar putih. Langkahnya tergesa-gesa keluar dari toko bunga menuju perusahaan tempat Kasih bekerja. Detak jantungnya semakin cepat, tidak sabar untuk meminta maaf dan merestui hati Kasih.Tiba di perusahaan, Sean berharap bisa menemui Kasih dengan segera. Namun, Tomy, yang terkejut dengan kedatangan Sean menyambutnya dengan tatapan c
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-01
Baca selengkapnya

103. Balasan yang Lebih Pedih

***Vita duduk di ruangannya, mata merah karena kemarahan. Ponselnya berdering tanpa henti, berisi pesan-pesan ancaman dan teror yang tak kunjung berakhir. Kehidupannya yang dulu tenang dan sesuai keinginannya, saat ini berubah menjadi teror yang tak berkesudahan. Bahkan Bryan mau menceraikan putrinya dan enggan menemuinya saat ini dan yang paling membuat darahnya mendidih adalah ketidakadilan yang dialaminya di kantor.Semua karyawan tampak terbuai oleh kasih sayang dan dukungan terhadap Kasih. Vita bisa melihat bagaimana mereka bergumul di sekitar Kasih, memujinya seakan-akan wanita itu adalah sosok yang sempurna. Bahkan Sean Williams, jutawan muda yang begitu diidamkan banyak wanita, digosipkan menyukai Kasih dan berusaha mendekatinya. Bahkan dulu sangat sulit bekerja sama dengan perusahaan milik Sean, tapi Kasih begitu mudah mendaoat tawaran kerja sama darinya.Vita bangkit dari kursinya, wajahnya memerah karena amarah yang meluap-luap. "Kenapa semua orang tampak begitu terpukau
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-01
Baca selengkapnya

104. Hanya Aku yang Bisa

***Malam itu, suasana di kantor Evencio Industries terasa hening. Seiring dengan langit yang gelap, Arthur merasa adanya perubahan dalam sikap Rose. Wanita itu, yang biasanya begitu eksentrik dan selalu mencoba mengusiknya, kini jauh lebih tenang dan terlihat tidak tertarik untuk mengganggunya. Bahkan Rose tidak menerornya dengan serangkaian pesan atau panggilan telepon.Arthur mengernyitkan dahinya, merasa ada sesuatu yang tidak beres. Dia tahu bahwa Rose adalah sosok yang penuh intrik dan selalu punya rencana di balik ketenangannya. Tanpa ragu, Arthur memanggil Willy untuk masuk ke ruangan kerjanya."Willy, masuk ke ruanganku," ucap Arthur dengan suara tegas begitu Willy muncul di pintu ruangannya.Willy mengangguk dan masuk ke dalam ruangan. "Ada yang bisa saya bantu, Tuan?"Arthur duduk di kursinya, memandang Willy dengan serius. "Aku merasa ada yang tidak beres dengan Rose. Perhatikan gerak-geriknya, dan pastikan semua kegiatan di sekitarnya terpantau."Willy mengangguk lagi, "S
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-02
Baca selengkapnya

105. Wanitaku

***Ruangan itu dipenuhi oleh suasana hening yang hanya terpotong oleh suara getaran langkah tegas Kasih di lantai marmer. Dalam gengaman tangannya, Kasih memegang potret keluarga kecilnya yang bahagia. Wajah bahagia ayah, bunda, dan adiknya, Zayn, terpatri jelas dalam potret itu. Namun, ketenangan itu terkoyak saat matanya mengingat tentang apa yang Arthur sampaikan padanya, Vita yang telah menghancurkan kedamaian dan kebahagiaan keluarganya, wanita itu juga yang dengan kejam mengambil semua yang berharga darinya." Tante Vita," gumamnya dengan nada penuh kebencian. "Kamu telah merencanakan semua ini, bukan? Kau yang membuat bunda meninggal dan membuat ayahku hancur. Kamu bukan manusia, bahkan kamu lebih kejam dari iblis!"Kasih menghela nafas panjang, merasakan kebencian yang semakin dalam. Fakta bahwa Vita adalah otak di balik semua tragedi itu membuat hatinya semakin sesak."Tidak hanya bunda, tapi ayahku juga," sambung Kasih dengan suara yang terdengar rapuh. "Kamu memporak-poran
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-02
Baca selengkapnya

106. Menangislah Hanya untukku

***Kasih duduk di meja kerjanya, terlelap dalam pekerjaannya, mengatur dokumen-dokumen terkait rapat hari ini. Namun, senyum muncul di wajahnya ketika ponselnya bergetar, mengingatkan pesan dari Arthur yang akan menjemputnya malam ini.Ia tersenyum senang, menguburkan kelelahannya sejenak. Hari ini adalah hari kemenangan, dan ia bersiap-siap untuk merayakannya bersama Arthur. Dia tahu hanya Arthur yang bisa membuatnya merasa dihormati dan ia bisa merencanakan balas dendamnya karena pria itu. Ketika ia hendak keluar dari ruangannya, mendadak Vita muncul di hadapannya.Vita menatap Kasih dengan sinis, mata kebencian yang tak terbendung. "Kau pikir kau luar biasa, ya, Kasih? Cuma karena merayu pria kaya dengan menjual tubuhmu. Kau bisa mendapatkan semua ini karena dukungan kuat dari pria tua itu, ya.. hanya itu yang kau punya, kau bukan wanita luar biasa, hanya wanita terbuang yang sedang menjual tubuhnya."Kasih tersenyum dengan tenang, menahan godaan untuk menanggapi dengan marah. "Ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-03
Baca selengkapnya

107. Pusat Duniaku

***Malam itu, cahaya bulan menerangi kamar tidur yang sepi. Kasih terbangun di tengah malam, dan matanya terfokus pada sosok Arthur yang masih terlelap dalam tidurnya. Wajahnya yang tampan, damai, dan sepertinya tidak terlalu kuat dihantam masalah. Pria itu memang sangat sempurna baginya, bukan hanya tampan, tapi kepintarannya dan juga wibawanya membuat Arthur adalah pria yang seolah tidak ada kurangnya.Kasih tersenyum melihat pria yang telah mengubah hidupnya dengan begitu dramatis. Namun, di dalam kebahagiaan itu, kebingungan merayapi pikirannya. Terkadang, cinta mereka membuatnya merasa bahagia dan aman, tetapi kadang-kadang, kecemburuan Arthur membuatnya merasa terpenjara. Arthur selalu membuatnya merasa sulit bernapas, jika pria itu sedang terbakar cemburu, pria itu hanya menginginkan dirinya, satu-satunya menjadi pusat dunianya.Hati Kasih menjadi rumit, dipenuhi oleh pertanyaan yang tak kunjung terjawab. Masa depan dengan Arthur—seorang pria yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-04
Baca selengkapnya

108. Senyumanmu itu Milikku

***Di dalam ruang mewah yang tenang di rumah pribadinya, Vita duduk dengan kesal. Roby, sekutunya yang selama ini merangkap jadi direktur keuangan di perusahaan, akhirnya bersiap untuk menyerahkan diri. Vita merasa amarah mendidih dalam dirinya."Roby, apa yang kau lakukan?" Vita memecah keheningan, suaranya mencerminkan kemarahan yang membara.Roby menatap Vita, "Tiap malam aku mendapatkan teror yang mengerikan, Vita. Keluargaku pun ikut terkena dampaknya. Aku ingin mereka baik-baik saja. Aku akan mengakui semua yang aku lakukan di perusahaan. Aku tidak tahan mendapatkan teror itu, lama-lama aku bisa jadi gila dan aku tidak mau anak dan istriku hancur juga."Vita melarangnya, "Tidak, Roby! Kau tidak boleh menyerahkan diri. Aku meyakinkanmu, semuanya akan baik-baik saja. Kasih tidak akan bisa membuat kita hancur. Anak itu hanya menggertak kita agar kita goyah, buktinya saat ini kita baik-baik saja."Roby menggelengkan kepala dengan pasrah, "Kau se
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-04
Baca selengkapnya

109. Sesal Tak Berujung

***Bryan duduk di ruang tamu rumah pribadinya, masih mencerna berita yang baru saja dihadapinya. Proses perceraian dengan Alice terasa begitu cepat, membuatnya terkejut. Di hadapannya, Alice dengan dinginnya menyatakan setuju dengan segala ketentuan yang diajukan oleh Bryan."Bagaimana ini bisa begitu cepat? Kamu tidak merencanakan sesuatu?" Bryan menanyakan pertanyaan yang terus berputar di pikirannya.Alice tersenyum dengan sinis. "Kita tidak perlu waktu lama untuk memutuskan hal ini, Bryan. Aku tahu apa yang aku inginkan dan juga ada harga yang harus kau bayar karena aku dengan mudahnya menyanggupi perceraian ini."Bryan mengangguk, merasa lelah dengan segala drama dalam hidupnya. "Baiklah, apa yang kau inginkan?"Alice tanpa ragu menjawab, "Aku butuh sejumlah uang gono-gini. Dan rumah ini juga sebaiknya menjadi milikku, bukankah itu mudah bagimu? Dan juga aku tak menuntut masalah yang lainnya."Bryan mendengar permintaan itu dengan mata
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-05
Baca selengkapnya

110. Bukan Wanita Baik

***Kantor Kasih, yang biasanya hening, tiba-tiba terasa berbeda ketika Wilhelmina memasuki ruangan dengan senyuman hangatnya. Kasih terkejut melihatnya, tak dapat menyembunyikan ekspresi kebingungannya."Aunty Wilhelmina, apa yang membawa Aunty ke sini?" tanya Kasih sambil merapikan berkas di meja kerjanya.Wilhelmina tersenyum dan menyentuh bahu Kasih lembut, "Aunty rindu padamu, Kasih. Bagaimana kalau kita makan siang bersama?"Kasih memandang Wilhelmina dengan tatapan kaget. "Makan siang bersama? Apa yang terjadi?"Wilhelmina tertawa lembut. "Tidak ada yang terjadi, Kasih. Aunty hanya merindukanmu, itulah sebabnya Aunty datang ke sini. Dan Aunty yakin kita bisa berbicara banyak hal yang menarik."Kasih masih merasa ragu, tapi melihat ekspresi ramah Wilhelmina dan kebaikan wanita itu, akhirnya dia setuju. "Baiklah, kita bisa makan siang bersama."Wilhelmina bersorak kecil, "Sungguh? Aunty pasti akan sedih jika kau menolak."
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-05
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status