Semua Bab Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan: Bab 91 - Bab 100

172 Bab

BAB 91 'Ingin menyentuhmu'

"Apa kamu bahagia melihat saya seperti ini, Rin?" pertanyaan Reygan menyulut bara kemarahan di dalam diri Ayrin. Bibirnya bergetar ingin melepaskan jawaban yang menusuk, tetapi dia menahan diri. Dia tidak ingin memperburuk situasi yang sudah cukup tegang.“Kamu ngomong apa sih, Mas?” Ayrin mengeluarkan protes dengan nada yang tajam, mata berbinar-binar oleh kekesalannya yang mencapai titik puncak.Reygan menatap Ayrin dengan tatapan menusuk, mencari-cari tanda-tanda dalam setiap ekspresi wajahnya. "Jawab saja, Rin! Apa kamu puas melihat kondisi saya?" desaknya dengan suara yang tidak kalah tajamnya.Ayrin menahan napasnya sejenak, mencoba menenangkan diri sebelum menjawab. "Aku senang melihat kondisi kamu semakin baik. Aku senang waktu Beni bilang kamu sudah bisa berdiri," ujarnya dengan tulus sambil men
Baca selengkapnya

BAB 92 'Rasa sakit yang takkan pernah hilang'

Ayrin menatap Reygan dengan kebingungan yang mendalam. Ada sesuatu yang aneh dalam sikap pria itu. Bibirnya tertutup erat, namun ekspresi wajahnya merekah dalam kesakitan yang tersamar. Raut wajahnya mengernyit, seolah-olah dia sedang berjuang menahan sesuatu yang tak terucap.“Ada apa, Mas? Kaki kamu sakit?” tanya Ayrin, suaranya penuh dengan kekhawatiran yang tak tersembunyi. Matanya memperhatikan setiap gerakan Reygan dengan cermat, mencari tanda-tanda kesakitan yang lebih dalam.Reygan menatap Ayrin dengan tajam, seolah-olah mencoba menembus kedalaman hatinya. “Tinggalkan saya sendiri!” bentaknya dengan keras, suaranya memecah keheningan yang menyelimuti ruangan. Tangannya menghempaskan tangan wanita itu yang bersentuhan dengan bahunya.“Kamu kenapa?” desak Ayrin, keberanianny
Baca selengkapnya

BAB 93 Badai yang menghantam

“Raymond….!” desah Ayrin dengan penuh kenikmatan.Di dalam kabin yang kecil namun hangat itu, atmosfir keintiman masih terasa menyala. Sementara kabut malam yang menyelimuti kapal perlahan-lahan mulai surut, Ayrin dan Raymond masih terjaga dalam aliran cinta yang membara. Tubuh-tubuh mereka masih terpaut erat satu sama lain, memancarkan getaran yang mengisi ruangan. Di sudut, Ayra tertidur dengan tenang, tidak terganggu sedikit pun oleh pergulatan nafsu yang memenuhi ruang sempit itu.Dengan napas terengah-engah, Ayrin meraih nafasnya yang hilang. Bibirnya yang kini memerah karena dicium habis-habisan oleh Raymond masih terasa hangat. Dia mendekatkan wajahnya ke arah suaminya, menatap mata lelaki itu dengan penuh rasa syukur dan cinta yang tak terhingga.
Baca selengkapnya

BAB 94 'Bayangan masa lalu'

“Ayra?” seru Ayrin, pandangan cemas mencari putrinya di sekitar kapal yang relatif sepi. Mereka berdua mulai menyusuri koridor kapal dengan langkah yang semakin cepat, mengetuk pintu-pintu kabin dengan penuh kekhawatiran.Tak ada jawaban. Suasana kapal yang sebelumnya penuh kebahagiaan dan ketenangan, kini berubah menjadi ketegangan dan kegelisahan. Ayrin merasa detak jantungnya semakin cepat, khawatir Ayra terjatuh atau terperangkap di suatu tempat.“Ayra, di mana kamu?” panggil Raymond dengan suara yang bergetar, berharap agar sang anak bisa menjawab panggilan mereka.Mereka berdua menuju ke dek, hati-hati memeriksa setiap sudut kapal. Pemandangan Bahama yang sebelumnya indah dan damai, kini menjadi latar belakang yang menciptakan kecemasan yang tak terungkap.
Baca selengkapnya

BAB 95 Getaran perasaan

"Jangan terlalu memaksakan diri seperti kemarin, Mas," ujarnya lembut, suaranya penuh perhatian ketika menemui Reygan yang masih berada di tempat tidur. Reygan menggerutu pelan, raut wajahnya menunjukkan ketidakpuasan. “Padahal saya sudah menyuruhnya diam,” gumamnya, sedikit jengkel. Reygan berusaha menutupi keadaannya yang sebenarnya, tidak ingin membuat Ayrin semakin khawatir. Ketika semalam kakinya kembali kram sampai Beni harus membawanya ke kolam untuk berendam, dia tidak ingin wanita itu terus khawatir tentang kondisinya.“Jangan salahkan Beni, dia nggak kasih tahu aku apa-apa. Aku tahu sendiri waktu aku mau memeriksa kamu di kamar semalam.” Reygan menghela napas panjang, mencoba menahan emosinya yang bergolak. Dia menatap
Baca selengkapnya

BAB 96 'Apa yang harus dibuktikan?'

Ayrin merasa hatinya berdebar kencang ketika Reygan memintanya untuk memijat tubuhnya. Kecurigaannya begitu besar, tetapi tidak ada yang bisa dia lakukan untuk menolak. “Kenapa? Apa kamu takut menyentuh tubuh saya?” tanya Reygan dengan nada tajam yang tak enak didengar. Seolah pria itu paling tahu cara membuat Ayrin merasa tak nyaman. Dia berbalik dan sekarang posisinya tubuhnya menjadi terlentang dan tatapannya terus menatap ke arah wanita itu.  “Diamlah, dan jangan banyak bergerak!” jawab Ayrin dengan nada yang sama tajamnya. Dia mulai memijat tubuh Reygan dengan gerakan yang tegas, mencoba mengabaikan tatapan tajam yang terus mengawasinya. “Ada apa?”Reygan tertawa, tapi senyumnya tidak menyenangkan. “Apa sekarang kamu sudah terangsang melihat tubuh saya?” ejeknya dengan nada merendahkan.
Baca selengkapnya

BAB 97 'Ciuman sungguhan'

“Apa yang harus aku buktikan?”Reygan melirik Ayrin dengan mata tajam, menggertakkan gigi ketika menyadari getar suara yang menghiasi keteguhan wajah wanita itu. Tidak ada yang dapat menyembunyikan keraguan dan kegoyahan dalam diri Ayrin, dan Reygan berencana untuk memanfaatkannya.Reygan menatapnya dengan senyum kecil di bibirnya. “Cium saya, Rin. Biarkan saya merasakan sendiri kalau memang cintamu untuk saya sudah nggak tersisa,” godanya, seraya menggerakkan satu tangannya yang bebas untuk meraih wajah Ayrin.Reygan merasakan guncangan di tangan Ayrin yang kini gemetar di atas tangannya. "Bagaimana?" godanya memecah keheningan yang terasa semakin intens.Ayrin merasa hatinya berdegup kencang. Tangannya yang gemetar menyentuh bibir Reygan dengan
Baca selengkapnya

BAB 98 'Apakah cinta itu masih tersisa?'

Ayrin mengikuti Reygan ke kamarnya dengan kesal. Tatapannya begitu tajam ketika pandangannya bertemu dengan mata pria itu.  "Apa-apaan sikapmu tadi, Mas?" desaknya dengan nada yang penuh kekesalan.Reygan menatapnya dengan dingin. Api amarah semakin berkobar dalam diri Reygan. Melihat mantan istrinya yang masih dicintainya tengah berpelukan dengan terapisnya sendiri, membuatnya hampir kehilangan kendali. "Seharusnya kamu tanyakan pertanyaan itu pada dirimu sendiri. Pantaskah sikapmu yang begitu mesra dengan orang yang kamu pekerjakan?"“Apanya yang mesra? Beni cuma membantuku. Jangan berlebihan!” bentak Ayrin, raut wajahnya mencerminkan kemarahan yang membara.Reygan membalas dengan geraman. "Bantuan apa, huh? Bantuan untuk memuaskanmu?" desaknya,
Baca selengkapnya

BAB 99 'Saat tak bersamamu'

Dalam keheningan pesawat yang membawanya ke London, Ayrin terduduk di kursi dengan pandangan kosong. Air mata mengalir deras tanpa henti, mewarnai pipinya yang pucat.Kenangan pahit tentang orang-orang yang dicintainya memenuhi pikirannya, merobek hatinya seperti belati tajam. Sekarang, semua telah hilang, dan dia merasa sepi, tersudut, dan hancur karena kesalahannya.Ketika ingatan itu kembali menyeruak dalam ingatannya, tangisnya semakin tak terbendung. Bayangan bagaimana dia kehilangan Raymond untuk selamanya sangatlah menyiksanya.Terbayang begitu jelas bagaimana suara polisi yang mengetuk pintu apartemennya membawa berita tragis itu masih menghantui pikirannya seperti mimpi buruk yang tak kunjung berakhir.“Anda harus ikut kami ke rumah sakit. Mr. Williams men
Baca selengkapnya

BAB 100 'Bagaimana aku bisa hidup tanpamu?'

Ayrin menatap wajah suaminya dengan penuh cinta dan kelembutan. Dia mencoba meyakinkan Raymond jika ini bukanlah akhir segalanya. Namun, saat menyadari pria itu mulai mengucapkan pesan-pesannya.“ Hatinya terasa begitu sakit, seakan ada belati yang menghujam dadanya. "Apa pun yang terjadi aku tidak mau kau terus menyalahkan dirimu sendiri, Lily. Berjanjilah padaku, apa pun yang terjadi nantinya… kau… kau harus hidup bahagia,” ujar Raymond dengan terputus-putus.Ayrin menggeleng. Dia berbisik lirih. “Kalau begitu tetaplah bersamaku, Ray.”“Jangan pernah menyalahkan dirimu sendiri atas apa yang terjadi, Lily. Denganku atau tanpa kehadiranku kau harus bahagia. Berjanjilah, Sayang.”“Aku… aku… bagaimana… aku bisa hidup bahagia tanpa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
18
DMCA.com Protection Status