Beranda / Pernikahan / Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan / BAB 98 'Apakah cinta itu masih tersisa?'

Share

BAB 98 'Apakah cinta itu masih tersisa?'

Penulis: Prisma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Ayrin mengikuti Reygan ke kamarnya dengan kesal. Tatapannya begitu tajam ketika pandangannya bertemu dengan mata pria itu.  

"Apa-apaan sikapmu tadi, Mas?" desaknya dengan nada yang penuh kekesalan.

Reygan menatapnya dengan dingin. Api amarah semakin berkobar dalam diri Reygan. Melihat mantan istrinya yang masih dicintainya tengah berpelukan dengan terapisnya sendiri, membuatnya hampir kehilangan kendali. "Seharusnya kamu tanyakan pertanyaan itu pada dirimu sendiri. Pantaskah sikapmu yang begitu mesra dengan orang yang kamu pekerjakan?"

“Apanya yang mesra? Beni cuma membantuku. Jangan berlebihan!” bentak Ayrin, raut wajahnya mencerminkan kemarahan yang membara.

Reygan membalas dengan geraman. "Bantuan apa, huh? Bantuan untuk memuaskanmu?" desaknya,

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 99 'Saat tak bersamamu'

    Dalam keheningan pesawat yang membawanya ke London, Ayrin terduduk di kursi dengan pandangan kosong. Air mata mengalir deras tanpa henti, mewarnai pipinya yang pucat.Kenangan pahit tentang orang-orang yang dicintainya memenuhi pikirannya, merobek hatinya seperti belati tajam. Sekarang, semua telah hilang, dan dia merasa sepi, tersudut, dan hancur karena kesalahannya.Ketika ingatan itu kembali menyeruak dalam ingatannya, tangisnya semakin tak terbendung. Bayangan bagaimana dia kehilangan Raymond untuk selamanya sangatlah menyiksanya.Terbayang begitu jelas bagaimana suara polisi yang mengetuk pintu apartemennya membawa berita tragis itu masih menghantui pikirannya seperti mimpi buruk yang tak kunjung berakhir.“Anda harus ikut kami ke rumah sakit. Mr. Williams men

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 100 'Bagaimana aku bisa hidup tanpamu?'

    Ayrin menatap wajah suaminya dengan penuh cinta dan kelembutan. Dia mencoba meyakinkan Raymond jika ini bukanlah akhir segalanya. Namun, saat menyadari pria itu mulai mengucapkan pesan-pesannya.“ Hatinya terasa begitu sakit, seakan ada belati yang menghujam dadanya. "Apa pun yang terjadi aku tidak mau kau terus menyalahkan dirimu sendiri, Lily. Berjanjilah padaku, apa pun yang terjadi nantinya… kau… kau harus hidup bahagia,” ujar Raymond dengan terputus-putus.Ayrin menggeleng. Dia berbisik lirih. “Kalau begitu tetaplah bersamaku, Ray.”“Jangan pernah menyalahkan dirimu sendiri atas apa yang terjadi, Lily. Denganku atau tanpa kehadiranku kau harus bahagia. Berjanjilah, Sayang.”“Aku… aku… bagaimana… aku bisa hidup bahagia tanpa

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 101 'Memaafkan tetapi tak bisa melupakan'

    Sesampainya di London, Ayrin langsung pergi ke apartemennya yang masih dia pertahankan sampai sekarang.Saat kakinya melangkah masuk ke dalam apartemen, aroma yang menyengat dari kenangan masa lalu menyergapnya. Semuanya terasa begitu akrab, namun pada saat yang sama terasa begitu jauh dan hampa.Tidak ada yang berubah di sana, tetapi semuanya terasa berbeda tanpa kehadiran Raymond dan Ayra. Tidak ada kehangatan yang menyambutnya, tidak ada tawa riang yang memecah kesunyian.“Di mana kamu, Sayang? Mama kangen sekali sama Ayra,” Tidak ada yang berubah di sana, tetapi semuanya tergumam Ayrin sambil memeluk erat boneka beruang kesayangan Ayra. Air matanya mengalir tanpa henti, merindukan pelukan hangat putrinya.Tatapan Ayrin kemudian tertuju pada ke

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 102 'Tak semudah itu melupakannya'

    Beberapa hari berlalu sejak kepergian Raymond dari apartemen mereka. Ayrin terjebak dalam pusaran kekosongan yang semakin menyiksanya. Namun, di tengah kesedihan yang melanda, wanita itu mulai merasakan perubahan dalam dirinya.Ayrin merasa lelah yang tak kunjung reda, mual yang menghantuinya sepanjang hari, dan ketidaknyamanan yang aneh di perutnya. Awalnya, dia mengabaikan gejala-gejala itu, berpikir itu hanya efek samping dari beban emosional yang dia rasakan.Namun, ketika gejala itu semakin kuat dan tidak bisa diabaikan lagi, Ayrin mulai merasa gelisah. Dengan gemetar, dia mengambil tes kehamilan dari laci kamar mandi. Detik-detik menegangkan mengikuti, dan ketika garis kedua muncul, Ayrin merasakan dunianya berputar.Dia duduk tegak di tepi bak mandi, tidak percaya pada apa yang baru saja dia lihat. Kehadiran

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 103 'Jangan melewati batas'

    Ayrin bersimpuh di pusara suaminya dengan air mata yang terus mengalir tanpa henti sampai kepalanya terasa sakit. Bayangan masa lalunya terus berputar di benaknya seperti film yang diputar berulang-ulang. Dia melihat kembali momen-momen bahagia bersama Raymond, Ayra, dan segala penyesalan yang menghantui pikirannya.Tetapi di tengah-tengah rasa sakit yang mendalam, Ayrin menyadari bahwa penyesalan sudah tidak ada gunanya lagi. Orang-orang yang dicintainya telah pergi, dan dia harus belajar untuk hidup tanpanya. Hidup tanpa cinta.“Maafkan aku karena pada akhirnya aku tidak bisa menjaga buah hati kita, Ray,” ujar Ayrin dengan serak. “Maafkan aku karena terus menyakitimu sampai akhir.”Selama beberapa saat, Ayrin terus berbicara seorang diri. Dia menceritakan semua yang terjadi pada Raymo

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 104 'Satu kesempatan lagi?'

    Ayrin menghela napas dalam-dalam ketika mereka sampai di depan pintu apartemennya. Rasanya seperti beban berat menekan dadanya setiap kali dia berada di dekat Reygan. Dia ingin pria itu pergi, menghilang dari kehidupannya sekali dan untuk selamanya."Tolong pergi," desis Ayrin dengan suara gemetar, mencoba menahan gejolak emosinya. "Aku mohon, biarkan aku sendiri."Reygan hanya menatapnya dengan tatapan yang penuh dengan keinginan yang mendalam. “Saya mengerti, Rin. Tapi saya nggak akan pergi begitu saja. Saya akan menunggu di luar sampai kamu mau bicara dengan saya lagi.”Ayrin menelan ludah, berusaha menguatkan hatinya untuk tidak terpengaruh oleh ucapan Reygan. “Aku nggak akan keluar lagi. Jangan sia-siakan waktumu menunggu di luar.”Reygan men

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 105 Jejak yang mulai terlihat

    Ayrin menatap tajam ke arah Reygan, mencoba menunjukkan keteguhan hatinya. Bibirnya tersenyum tipis, tetapi matanya memancarkan keputusan yang bulat. "Kamu harus tetap pergi dari sini! Maaf karena aku nggak bisa memenuhi fantasi kamu tentang kebersamaan kita," ujarnya dengan suara tegas.Reygan menatap Ayrin dengan tatapan tajam yang penuh dengan kekecewaan. "Pria itu sudah meninggal, kan? Jadi apa lagi yang mau kamu tunggu?" bentak Reygan dengan nada yang tajam, seolah-olah mencoba merobohkan benteng keteguhan hati Ayrin. "Kalau memang ini hanya soal anak kamu, saya janji akan membantumu mencarinya. Tapi tolong jangan jauhi saya seperti ini, Rin."Tanpa ragu, tangan Ayrin melambai dengan keras menampar pipi Reygan. Wajahnya langsung memerah karena amarah yang membuncah. "Jangan pernah melewati batas, Mas! Setelah apa yang kamu lakukan sama aku. Kamu nggak pant

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 106 Perempuan Gila

    Dalam perjalanan mereka menemui Madeline Maddison, Ayrin terus mencoba menenangkan diri dan mempersiapkan segala kemungkinan yang akan mereka hadapi. Namun, ketika akhirnya mereka bertemu dengan Madeline, Ayrin merasa seolah dunianya hancur berkeping-keping.“Dimana Ayra? Di mana kau menyembunyikan anakku, huh?” tanya Ayrin dengan suara gemetar, mencoba menahan amarah yang membara di dalam dirinya.Madeline menatap Ayrin dengan wajah yang penuh kebingungan. "Maaf, aku tidak tahu apa yang kau bicarakan. Aku hanya seorang pengurus apartemen, saya tidak tahu apa-apa tentang anakmu."“Jangan berpura-pura lagi wanita sialan! Atau aku akan segera memanggil polisi untuk menangkapmu,” teriak Ayrin sambil mencengkeram bahu wanita berambut pirang itu itu.

Bab terbaru

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 173 Lembar Penutup

    Ayrin duduk dengan gelisah di sebuah bangku kayu yang menghadap kolam. Hatinya dipenuhi dengan berbagai perasaan, harapan, dan kecemasan. Dia terus memandangi jalan setapak yang mengarah ke taman, menunggu kehadiran Lily. Frans telah berjanji untuk membawa gadis itu ke sana, dan saat itu akhirnya tiba.Ketika Lily muncul di kejauhan, melangkah mendekatinya dengan perlahan, Ayrin merasa ada kehangatan yang tak bisa dijelaskan dalam hatinya. Gadis itu tumbuh menjadi remaja cantik, penuh pesona, namun di mata Ayrin, Lily masih seperti anak kecil yang dulu pernah hilang dari pelukannya.Mereka saling pandang untuk beberapa saat, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Keheningan itu begitu penuh makna, seolah semua yang ingin mereka katakan sudah tercurah dalam tatapan mereka."Lily..." suara Ayrin bergetar saat dia akhirny

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 172 Dia yang hilang (Akhirnya kembali)

    Frans tampak gelisah ketika dia menemui Ayrin di tempat prakteknya. Sejenak mereka hanya saling bertatapan, seolah kata-kata yang ingin diucapkan Frans begitu berat untuk disampaikan."Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan, Rin," kata Frans akhirnya, suaranya terdengar gemetar.Ayrin menatapnya dengan cemas. "Ada apa sih, Frans? Kenapa akhir-akhir ini kamu aneh sekali?" desaknya, penasaran dan khawatir karena tidak biasanya Frans datang ke tempat prakteknya dengan ekspresi seperti ini."Kamu tidak sakit, kan?" tuntutnya lagi dengan nada gemetar, takut kalau-kalau ada sesuatu yang buruk terjadi pada sahabatnya.Frans menggelengkan kepalanya perlahan, tatapannya penuh kebimbangan. Dia menatap Ayrin dengan lekat, seakan mencari keberanian dalam pandangannya sebelum akhirnya

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 171 Seperti putriku yang hilang

    "Selamat datang, silakan duduk," sambut Ayrin dengan senyum tulus, matanya berbinar-binar bahagia.Lily dan Frans duduk di tempat yang telah disiapkan, dan tanpa menunggu lama, mereka mulai menyantap hidangan yang telah tersedia. Suasana terasa nyaman dan akrab, seolah mereka sudah menjadi satu keluarga besar."Wah, masakan Tante memang oke juga," puji Lily dengan jujur setelah mencicipi satu suapan. "Semuanya enak, Tan."Ayrin baru akan menjawab, tetapi Rania dengan cepat menyela. "Iya, dong. Masakan Mama emang yang paling enak," ujarnya penuh kebanggaan. Pujian itu membuat semua orang di meja makan tersenyum."Kalau begitu, aku main ke sini setiap hari deh, biar bisa makan enak terus," goda Lily sambil melirik ke arah Rania.

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 170 Kembali utuh 2

    Setelah semua ketegangan ini mereda, Ayrin dan Reygan kembali ke rumah mereka sambil saling bergandengan tangan, perasaan lega dan bahagia terpancar dari wajah mereka."Hai, Sayang," sapa mereka pada anak-anaknya yang tengah duduk bersama di ruang keluarga. Rian dan Rania, yang sedang asyik dengan aktivitas mereka, segera menoleh bersamaan. Melihat kedua orang tuanya datang bersama dengan senyum bahagia membuat hati mereka meledak oleh kebahagiaan."Mama dan Papa nggak akan berpisah, kan?" tanya Rian dengan hati-hati setelah beberapa saat lamanya mereka duduk bersama. Ada kekhawatiran di balik tatapan matanya yang polos, kekhawatiran akan perpisahan yang mungkin terjadi lagi.Reygan tersenyum sambil menoleh ke arah Ayrin, tatapannya penuh kasih. "Bodoh kalau Papa melepaskan wanita sebaik Mama, Rian," katanya dengan

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 169 Kembali utuh

    Setelah akhirnya pulih, Ayrin memutuskan untuk menemui Lily bersama Reygan.Saat mereka masuk, mata Lily menatap mereka dengan perasaan campur aduk. Tidak ada lagi sorot tajam dan kebencian seperti dulu. Yang terlihat di sana hanyalah penyesalan yang mendalam. Gadis itu menundukkan kepalanya, suaranya gemetar saat berkata, "Maafkan Lily, Tante. Maafkan sikap Lily selama ini."Ayrin merasakan gelombang kesedihan mengalir di hatinya. Dia mendekati Lily dengan langkah pelan dan mendekap tubuh gadis itu dengan lembut. "Maafkan Tante juga, Lily. Maaf karena sikap Tante membuatmu salah paham. Maaf karena membuatmu tidak nyaman selama ini," balasnya dengan suara bergetar.Lily pun menangis, menumpahkan segala penyesalan dan kesedihannya di dada Ayrin. Dalam dekapan hangat itu, semua ketegangan yang selama ini a

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 168 Di ambang hidup dan mati

    Ayrin menatap wajah Lily yang pucat di ranjang rumah sakit sebelum operasi transplantasi ginjal yang sebentar lagi akan dilakukan. Hatinya serasa diremas melihat betapa rapuhnya gadis itu. Di dalam hatinya, ada perasaan yang tak terlukiskan. Entah dari mana datangnya perasaan ini, setiap kali berada di samping gadis ini, dia merasakan ada tali tak kasat mata yang mengikat mereka, seolah-olah Lily adalah bagian dari dirinya sendiri.Dengan lembut, Ayrin membelai kepala Lily, sentuhan yang penuh kasih dan kelembutan, seakan gadis itu adalah anaknya sendiri. "Cepatlah sembuh, Lily. Cepatlah kembali pulih. Izinkan Tante meminta maaf padamu. Izinkan Tante menjelaskan semuanya," bisik Ayrin dengan suara yang hangat namun penuh harap. Matanya berkaca-kaca, berharap agar gadis itu segera membuka mata indahnya lagi.Jika dulu Ayrin sangat tidak menyukai tatapan Lily yan

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 167 Penebusan dosa

    Reygan duduk di sudut ruang tunggu rumah sakit, dengan tatapan kosong yang menatap ke langit-langit putih yang terang. Setiap hari, ia merasa tersiksa oleh pertanyaan tak terjawab dan rasa bersalah yang membelit hatinya. Air mata sering kali tak bisa ia tahan lagi, mengalir deras ketika melihat Rania yang terbaring tak sadarkan diri di ranjang perawatan, dan Lily yang masih berjuang untuk hidupnya."Kalau memang dosa-dosaku lah yang menyebabkan semua ini. Tolong limpahkan semuanya padaku, Tuhan. Jangan pada anak istriku. Mereka tidak bersalah. Akulah yang penuh dosa," gumam Reygan dengan suara gemetar, bibirnya bergetar dalam keputusasaan yang mendalam.Tidak hanya Reygan yang dihantui rasa bersalah yang mendalam, tetapi juga Frans. Setiap hari, pria itu duduk di sisi ranjang Lily, memegang tangannya yang lemah, membelai rambutnya dengan penuh kasih sayang. Kat

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 166 Tak sesuai harapan

    Reygan melangkah masuk ke dalam klub malam yang gemerlap, tempat di mana dia pertama kali bertemu dengan Lily. Lampu berwarna-warni yang berkedip-kedip dan musik yang menghentak keras tidak mampu mengalihkan perhatiannya dari kekhawatiran yang menghimpit hatinya. Dia menelusuri setiap sudut klub, berharap menemukan gadis itu di antara kerumunan orang. Namun, sia-sia. Lily tidak terlihat di mana pun."Di mana kamu, Lily?" bisiknya putus asa pada diri sendiri, suaranya tenggelam di tengah bisingnya musik. Rasa bersalah semakin mencengkeram hatinya dengan setiap detik yang berlalu tanpa menemukan gadis itu.Dia hampir tergoda untuk mengalihkan perasaannya dengan segelas minuman. Namun, saat tangan terulur menuju bar, ponselnya bergetar. Panggilan dari Ayrin menyentak kesadarannya."Lily, Mas. Kami sudah bertemu d

  • Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan   BAB 165 Masih belum terlambat

    Ayrin dan Reygan kembali bersama ke rumah sakit. Langkah mereka terayun mantap, seakan sudah menemukan keputusan besar yang akan mengubah segalanya. Ketika Frans melihat mereka, matanya langsung menangkap sinyal yang jelas—Ayrin telah membuat keputusan untuk memaafkan suaminya."Jadi, inikah kejutannya?" kata Frans dengan tenang, matanya yang penuh pengertian menatap dalam ke mata Ayrin. Setelah Reygan pergi ke sudut lain ruangan untuk memberi keduanya privasi, mereka akhirnya mendapatkan kesempatan untuk berbicara."Maafkan aku, Frans," gumam Ayrin sambil menundukkan kepalanya, jemarinya saling meremas dengan gelisah. Dia merasa berat untuk mengucapkan kata-kata itu, tetapi tahu bahwa dia harus melakukannya.Frans mendekat dan memegang kedua pundak Ayrin dengan lembut namun tegas, memaksa wanita itu men

DMCA.com Protection Status