Semua Bab Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder: Bab 101 - Bab 110

541 Bab

Bab 101

"Dimas, aku sudah mandi. Cepatlah mandi."Amel keluar dengan mengenakan pakaian tidur dan rambut yang masih basah. Saat ini, dia sedang mengeringkannya dengan handuk.Dimas menyimpan ponselnya, lalu berkata sambil tersenyum pada Amel, "Aku akan segera mandi."Hanya saja, Amel yang barusan keluar dari kamar mandi tampak seperti apel yang dicuci dengan air, segar dan lezat.Dia membuat orang tidak bisa menahan diri untuk mencicipinya.Dimas menunduk untuk melirik sesuatu di bawahnya yang tidak mau menurut. Tampak kilatan bahaya di matanya. Namun, Dimas menyembunyikan emosinya dengan baik.Tubuh Dimas jelas menginginkan Amel. Namun, sepertinya Amel tidak paham.Dimas berjalan mendekat. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengambil handuk dari tangan Amel dan berkata dengan lembut, "Biar kubantu mengeringkan rambutmu. Rambutmu terlalu panjang, sampai-sampai membasahi pakaian tidurmu.""Ah, nggak ... nggak usah."Keintiman yang mendadak membuat Amel merasa agak kurang nyaman.Namun, Dim
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-12
Baca selengkapnya

Bab 102

Dimas mengalihkan pandangannya dan berkata, "Yunita bilang, dia ingin memberikan hadiah pernikahan untuk kita. Tapi, barang-barang lainnya terlalu mahal. Dia baru saja mulai bekerja dan nggak punya banyak uang. Bagaimana kalau aku bilang padanya untuk membelikan kita pakaian tidur saja?""Ah, apa ini pantas? Barang seperti itu mendingan nggak usah saja."Dimas merendahkan suaranya, "Kalau begitu, aku hanya bisa menyuruhnya memilih kosmetik. Dia sangat ingin memberikannya padamu. Sebagai anggota keluarga di Kota Nataya ini, setelah menikah, kita belum sempat bertemu dengan orang tua. Kita berdua sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Hadiah dari Yunita ini mewakili pengakuan Keluarga Cahyadi kepada kamu. Kalau kamu nggak mau menerimanya, aku rasa Yunita pasti akan sangat sedih."Raut wajah Dimas yang tampak begitu menyedihkan, meluluhkan hati Amel.Selain itu, Dimas sudah mengatakan jika hadiah dari Yunita mewakili sikap Keluarga Cahyadi. Jika Amel terus menolaknya, dia justru malah akan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-12
Baca selengkapnya

Bab 103

"Uhuk, uhuk." Tiba-tiba, Dimas batuk dengan keras.Amel bergegas memberikan segelas air dan menepuk punggung Dimas dengan pelan, "Ada apa? Apa kamu masuk angin?"Dimas menerima gelas dan meminum airnya, kemudian berkata, "Bukan, aku hanya sedikit terkejut. Aku akan mengenalkan kalian kalau ada kesempatan lain."Amel tersenyum dan mengangguk, "Baiklah. Kita memang harus mentraktirnya makan karena dia sudah membantu kita.""Ya," jawab Dimas. Namun, dia sedang memikirkan cara untuk mengatasi hal tersebut dalam hatinya."Apa yang sedang kamu tulis?""Rencana pembukaan toko, aku berencana ...."Sebelum sempat selesai bicara, tiba-tiba Amel mendapatkan panggilan video WhatsApp.Begitu dilihat, ternyata orang yang menelepon adalah Lidya."Huh, ternyata dia masih ingat padaku, kupikir dia sudah lupa pada teman baiknya ini." Meski berkata demikian, Amel tetap menyunggingkan senyuman.Bagaimanapun juga, Amel sudah menikah, jadi dia juga sangat senang melihat teman baiknya punya pacar.Amel pun m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-12
Baca selengkapnya

Bab 104

Loh? Kenapa ini berbeda dengan yang dikatakan Lidya sebelumnya?Sebelumnya, Lidya berkata bahwa Markus adalah pria tampan yang tinggi dan punya otot perut, selain itu juga pandai bicara.Padahal belum lama, tapi Lidya sudah memanggilnya dari si tampan menjadi pria itu?Awalnya, Amel mengira bahwa pacar Lidya adalah orang yang dijodohkan dengannya terakhir kali."Aduh, jangan bahas soal dia lagi. Senin nanti aku harus bagaimana? Aku sudah menyetujui ibuku untuk membawa pacar ke rumah. Dia bahkan bilang ingin mengundang keluargamu untuk datang makan! Benar-benar memusingkan!"Ekspresi Lidya cemberut.Bagaimanapun juga, dia tidak mungkin bisa mencari pacar dalam waktu sesingkat ini.Amel pun melambaikan tangannya sambil berkata, "Aku juga nggak tahu, lebih baik kamu langsung mengaku saja pada Bibi Mirna.""Baiklah, kalau kamu merasa aku bisa hidup dengan lebih baik setelah kartu kreditku dimatikan, bilang saja pada ibuku kalau aku nggak punya pacar."Demi uang, masalah ini harus diatasi.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-12
Baca selengkapnya

Bab 105

"Dimas ...."Amel mendorong lengan Dimas dengan pelan, tapi lengan pria itu sama sekali tidak bisa digeser, Dimas juga tidak merespons.Amel tahu bahwa Dimas lumayan bertenaga, tapi dia tidak menyangka bahwa pria yang tidur akan seberat ini.Kalau dipikir lagi, Dimas pasti sangat lelah. Hari ini, Dimas menemaninya ke toko dan ke luar toko untuk melakukan pemeriksaan. Malamnya, Dimas juga menemaninya kembali ke rumahnya untuk dimarahi.Wajar kalau Dimas kelelahan.Namun, bukankah Dimas terlalu cepat tertidur?Selain itu, bukankah ucapan Dimas barusan sangat memalukan?Di tengah kegelapan, wajah Amel sangat merah. Amel mengeluarkan tenaga dan mencoba untuk melepaskan diri dari tubuh Dimas yang seperti besi.Namun, Dimas yang tertidur benar-benar berat."Huh. Sudahlah, aku juga sudah sangat lelah."Amel menghela napas. Dias merasa saat ini mereka terlalu intim. Namun, di satu sisi, Dimas tidak melakukan apa-apa. Di sisi lain, dia merasa bahwa mereka adalah suami istri yang sah, jadi tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-12
Baca selengkapnya

Bab 106

Amel merasa heran karena belakangan ini dia tidak membeli barang. Apakah mungkin Dimas yang membelinya?"Apakah Anda Bu Amel Santoso?" tanya kurir paket dengan sopan sambil membawa dua buah paket."Eh ... benar, dengan saya sendiri."Kurir paket itu tersenyum sambil berkata, "Halo, ini adalah paket untuk Anda, silakan diterima.""Paketku?" Amel menerima paketnya dengan kebingungan. Dia memeriksa detail paket dan nama penerima, benar bahwa yang tertera adalah namanya sendiri.Namun, dia tidak membeli apa-apa.Setelah melihatnya dengan lebih saksama, nama pengirimnya adalah 'Penggemar Winnie the Pooh'.Nama samaran ini benar-benar luar biasa.Dia tidak mengenali nomor telepon dan nama pengirim, sepertinya nama teman baik dan keluarganya tidak ada yang seperti ini. Jangan-jangan ini nama samaran Dimas?Berpikir sampai sini, Amel merasa agak konyol."Apakah aku boleh tahu apa isi kedua paket ini?"Kurir paket itu menggelengkan kepala, kemudian berkata sambil tersenyum, "Maaf, kami juga ngg
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-12
Baca selengkapnya

Bab 107

"Ternyata begitu."Amel tiba-tiba menyadari bahwa meski dia tidak mengetahui apa hadiah dari Yunita, bagaimanapun ini adalah bentuk perhatian dari wanita itu. Dia berpikir untuk membuka hadiah tersebut setelah Dimas kembali."Kalau begitu aku akan menyimpannya dulu, lalu baru membukanya setelah kamu kembali.""Oke."Dimas memikirkan janji sepupunya, tapi dia tidak menyangka piama itu akan tiba secepat ini. Saat memikirkan Amel memakainya, Dimas merasakan gelombang kegelisahan.Setelah buru-buru menutup telepon, Dimas berpikir sejenak, lalu berkata pada Irfan, "Selesaikan apa yang aku suruh secepat mungkin. Temui aku malam ini."Irfan bergumam setuju, lalu menyeka keringatnya sebelum mengantarkan kepergian bosnya.Mengenai pencarian toko, Amel melakukannya dengan penuh perhatian. Setelah benar-benar melakukan semua ini, dia baru menyadari bahwa idenya untuk membuka toko masih kurang matang.Meski semua aspek sudah dipertimbangkan dengan cukup matang, Amel baru menyadari betapa sulitnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-12
Baca selengkapnya

Bab 108

"Pak Kelvin terlalu memuji. Kalian yang sudah mengalah pada saya."Setiap kali menghadapi mitra bisnis, Dimas selalu menunjukkan sikap yang ramah dan rendah hati, tidak peduli bagaimanapun sifat mitra bisnis tersebut.Hal ini juga merupakan alasan penting kenapa dia bisa membuat industri Grup Angkasa berkembang selangkah demi selangkah.Kelvin tertawa, lalu berkata, "Kami orang tua biasanya lebih lemah. Bagaimana bisa kami dibandingkan dengan kemampuan minum kalian yang masih muda? Aku nggak menyangka Pak Dimas nggak hanya masih muda, tapi juga sangat rendah hati. Nggak banyak anak muda sepertimu. Aku lebih tua darimu, jadi aku akan mengambil kesempatan ini. Ayo, Pak Dimas, izinkan aku bersulang denganmu."Melihat ini, Dimas tidak menghentikannya. Dia mengangkat alisnya sedikit, lalu menuangkan segelas minuman untuk dirinya sendiri.Orang lainnya sudah pingsan karena minum banyak. Dimas menggosok bagian bawah cangkir dengan ujung jarinya, lalu bertanya pada Kelvin, "Saya ingat Pak Kelv
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-12
Baca selengkapnya

Bab 109

Setelah mengatakan itu, Dimas berdiri, lalu berjalan pergi.Dengan pencahayaan lampu yang redup, ekspresi Dimas tidak bisa terlihat jelas. Kelvin memegang kartu nama di tangannya dengan ekspresi tertegun. Saat dia kembali tersadar, Dimas sudah pergi.Jadi ... begini saja?Kelvin masih merasa agak tidak percaya. Dia ingin berkomunikasi lebih jauh dengan orang dari kantor pusat ini. Jika dia bisa menjalin hubungan dengan kantor pusat, dia tidak perlu berurusan dengan Dio lagi.Namun, cara pemuda ini menghadapinya sungguh di luar dugaan.Pemuda ini hanya memberinya kartu nama saja?Begitu Dimas keluar, Irfan sudah lama menunggu di luar pintu.Melihat ketidakpedulian di wajah bosnya, Irfan tidak bisa menahan senyumnya saat berkata, "Bos, Anda memang luar biasa. Anda mencoba memancing ikan dengan umpan. Saya mengerti."Daripada mencoba mengorek rahasia dari orang lain, akan lebih baik untuk menunggu mereka datang atas inisiatifnya sendiri. Trik ini namanya memegang kendali.Namun, Dimas ber
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-12
Baca selengkapnya

Bab 110

Ujung hidung mereka saling bersentuhan.Napas keduanya saling bertemu.Amel tiba-tiba langsung tersadar. Dia menatap Dimas dengan mata terbelalak dan jantung yang berdebar kencang.Sejak keduanya menikah, meski mereka bertemu setiap hari, berbicara tanpa henti serta saling menatap wajah satu sama lain, mereka belum pernah berada begitu dekat. Namun, kali ini mereka sangat dekat hingga Amel bisa mencium napas pria itu, juga melihat setiap sudut wajahnya.Wajah Dimas bisa dibilang sangat sempurna.Alisnya hitam berkilau, tekstur wajahnya sesuai dengan sikapnya yang rapi. Ujung hidungnya mancung, matanya tegas, bibir merahnya tipis dan berkilau. Sementara wajahnya bukan wajah tampan yang populer sekarang ini, melainkan wajah tampan dengan ketegasan dan kelembutan, juga memancarkan sedikit aura tajam.Wajah Dimas sangat indah hingga membuat orang takjub.Suhu udara seakan terus meningkat. Amel tidak bisa tidak tersipu.Dia bahkan lupa mendorong pria itu menjauh."Sayang, kamu sangat cantik
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-12
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
55
DMCA.com Protection Status