Kanaya menelepon Agit. Dia murka sekali. Sejak mereka berpisah di pelataran parkir hotel, Agit jadi berubah. Kanaya merasakannya. Kemarin dia menelepon Agit, nyambung, tapi tidak dijawab. Sampai hari ini. Dua hari Agit mengabaikan telepon-teleponnya. Sekarang malah tidak bisa dihubungi. Kanaya menelepon sekretaris Agit, jawabannya malah Agit sudah dua hari tidak masuk kantor. Hari pertama itu sempat masuk pagi, lalu meninggalkan kantor, itu waktu Agit bertemu dengannya. Kanaya mendengus dalam hati, katanya mau balik ke kantor, bohong. "Aku tahu dia pasti di rumah istrinya." Kali ini desis marah dari bibir Kanaya. Kanaya tahu dimana rumah Agit. Kanaya berniat akan kesana. Jangan main-main sama aku, Agit! Kanaya menginjak gas, segera menuju ke rumah Agit. Sekarang Kanaya berada di depan rumah itu. Kanaya sejenak memperhatikan rumah itu. Dia pernah kesini diam-diam sekedar kepo seperti apa rumah Agit.Rumah tua yang sederhana tapi asri. Rumah itu lebar sekali, lebarnya mungkin 20
Read more