Home / Pernikahan / Mantan Istri Jadi Adik Ipar / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Mantan Istri Jadi Adik Ipar: Chapter 11 - Chapter 20

83 Chapters

#Bab 11. Seperti Ada Yang Disembunyikan

Rafa bertukar pandang dengan Davina dan Fathan, yang penuh dengan tanya. “Mungkin mau ngomongin detail acaranya. Kalian duluan ke mobil, ya. Nanti aku susul,” ujar Rafa, berusaha menghilangkan tatapan bingung dari keduanya.Davina pun mengangguk.Fathan langsung menggendong Tania. Kemudian, menyalimi Sukamto dan Lis lalu mengerling pada Aurel yang melambai pelan padanya. Rafa tidak melepaskan pandangannya dari keluarga kecilnya itu yang masuk ke mobil, lalu kembali ke dalam rumah dan duduk di tempatnya tadi. “Ya, Pak?”Sukamto yang sudah kembali duduk menunjuk-nunjuk ke arah Rafa. “Istrimu sama Fathan tahu kalau kamu itu mantan suaminya Aurelia?”“Ngga, Pak. Mereka berdua sama sekali ngga tahu.”“Kalau Lia memang benar nantinya menikah sama Fathan, apa bakal jadi masalah buat kalian berdua? Tidak ada rasa yang tertinggal bukan?” Sukamto tidak hanya menatap Rafa, tapi juga Aurel.“Insya Allah, ngga akan jadi masalah, Pak,” jawab Rafa padahal Aurel sudah membuka mulutnya.“Kapan kalia
Read more

#Bab 12. Wanita Satu Malam

Feny tengah duduk di lobi hotel. Biasa, menunggu langganannya yang belum juga kunjung datang. Dia bukan wanita biasa, langganannya selalu dari kelas atas. Bayarannya sekali pertemuan pun tidak pernah lepas dari dua digit.Feny masih muda. Umurnya baru 25 tahun. Wajahnya panjang, pipinya dibuat agak chubby akibat perawatan yang dilakukannya, bibir tebal hasil filter miliknya itu tampak sexy. Pada dasarnya dia lumayan cantik.Sebenarnya Feny ingin bekerja normal saja sebagai karyawan biasa, dia pasti diterima. Tapi, dengan alasan himpitan ekonomi sebagai tulang punggung yang harus menghidupi ketiga adiknya, Feny terpaksa mengambil jalur singkat penuh resiko ini.Sore itu, ketika tengah asyik memerhatikan ponselnya, tiba-tiba tatapannya tertuju pada sosok yang baru masuk ke hotel. Seorang wanita berhijab, yang tampak anggun, mengikuti sosok itu.Feny pun menyeringai. ‘Bukan pasangan yang cocok,’ komentar benaknya. Manik matanya terus memerh
Read more

#Bab 13. Sepupu

“Kalah cepet lagi kamu, Put. Lia sampe udah mau dua kali, lho kawin,” celetuk seorang wanita yang mengenakan jilbab sorong. Kulitnya agak gelap, pipinya agak tembem sejurus dengan tubuhnya yang memang lebih lebar.“Ma!” seru Putri kesal. Dia mencoba mengingatkan emaknya itu supaya tidak kelepasan ngomong dan menyebabkan orang sakit hati. Termasuk dia. Mentang-mentang seumuran sama sepupunya—Aurelia, dan betah menjomlo malah diserang begini sama ibu kandung sendiri.Aurel tersenyum tipis, sekaligus geli melihat reaksi sepupunya yang kesal sama ibunya sendiri. “Mama cuma ngomong sesuai kenyataan,” timpal wanita itu lagi sebelum berlalu dari kamar itu.Putri mendengkus melihat emaknya pergi juga setelah setengah jam berdiri di depan pintu. Lalu, menatap sepupunya yang duduk di kursi. Di bawahnya seorang perempuan muda tengah mengoleskan inai merah di kaki Aurelia.“Aku masih betah menjomlo, malah dia yang pusing.”“Tujuan Tante Ani
Read more

#Bab 14. Hari Bahagia

“Saya terima nikahnya dan kawinnya Aurelia Sahara binti Sukamto dengan maskawinnya yang tersebut, tunai.”Ketegangan yang dirasakan Rafa semenjak bangun tidur tadi seketika usai setelah Om Athar dan Om Salman mengucapkan sah diikuti oleh keluarganya yang juga hadir di sana. Ketika penghulu menyetujui bahwa ijab kabul ini sah, lantas menghanturkan doa untuk rumah tangga yang akan dibina, air mata Rafa ingin menetes saat itu juga. Namun, masih bisa dia tahan. Hatinya bukan main bahagia, akhirnya bisa sampai di sini hubungan mereka.“Mempelai wanita silakan ke luar.”Sontak kepala Rafa menoleh ke arah rongga penghubung ruang tamu dengan ruangan sebelah. Jantungnya serasa ingin berjingkrak bahagia saking terpana melihat aura luar biasa yang terpancar dari sosok wanita, yang hampir enam tahun dipacarinya itu. Aurelia tampak berbeda. Jauh lebih cantik. Dia biasanya jarang berdandan tebal, tapi sekalinya dipoles dengan apik, kekasihnya itu tampak luar biasa. Wajahnya juga berkilau. Senyu
Read more

#Bab 15. Mantan Pacar

Davina terus menatap wanita itu. Alisnya naik sebelah ketika menemukan seringai di wajah wanita hitam manis itu. Terbersit rasa tidak suka dalam benaknya.Putri berdiri, melipat kedua tangannya di dada kembali. “Siapa aku?”“Iya. Kok kamu bisa menyebut nama Rafa dengan sesantai itu? Kalian saling kenal?”Putri mengangguk. “Iya. Aku mantan pacarnya.”Davina pun tersentak kaget.“Putri.”Putri malah mendapat tepuk kuat di paha kirinya oleh seorang wanita yang memiliki tone kulit yang sama dengannya. “Ih, Mama!” Putri berusaha menepis tangan wanita itu, yang ikut berdiri. Deretan cincin yang melingkari jemarinya nampak jelas saat wanita berhijab itu menarik lengan Putri. Dia lekas berdiri saat upaya pertamanya tidak berhasil. “Maaf, dia cuma asal bicara,” ujar wanita itu seraya menekan kedua bahu Putri.Kali ini, Putri tidak bisa menolak perintah ibunya yang juga mantan atlet taekwondo semasa SMA itu.Davina tidak puas. Terpampang nyata di wajahnya. Dia masih menatap Putri, meminta pe
Read more

#Bab 16. Pertengkaran Pertama

“Gila kamu, Put!” Aurel sontak memukul lengan sepupunya itu. Cukup keras, buktinya Putri mengaduh kesakitan lantas memegangi bagian yang sakit.“Sakit, Lia!” Putri ingin memukul balik sepupunya, seperti yang selalu mereka lakukan. Tapi, melihat dress pink salem yang membalut tubuhnya itu, membuat Putri mengurungkan niatnya. Aurel itu adalah ratu untuk satu hari ini, dia tidak boleh merusak moment itu.“Biarin! Karena kamu udah keterlaluan, Put!” sergah Aurel marah.Putri melihat ke arah pintu ruang ganti. Fathan sedang mengganti pakaiannya di ruangan yang lain. Dia ngeri-ngeri sedap juga kalau tiba-tiba suami baru Aurel itu muncul dan mendengar percakapan mereka. Wah, bisa kacau beneran, nih.“Rafa sudah setuju dengan pilihannya. Lebih baik aku yang menjadi mantan pacarnya daripada istrinya itu tahu kalau kamu mantan istrinya Rafa!” sergah Putri agak berbisik. Jemarinya sampai menunjuk-nunjuk Aurel.Aurel mencondongkan tubuhnya ke arah Putri. “Ngga ada yang lebih baik, Put!”“Ada! Kal
Read more

#Bab 17. Malam Pertama

Fathan tidak pernah seperti ini, padahal sudah hampir satu tahun tidak bersetubuh dengan wanita. Biasanya dia tidak akan pernah tahan.Hanya satu alasannya, Aurel. Wanita itu yang merubahnya seperti ini. Rasa cinta yang begitu besar pada wanita itu. Hanya menyentuh dengan bergandengan saja sudah berhasil membuat desiran di dadanya. Sesuatu yang belum pernah Fathan alami sebelumnya. Mungkin pernah, tapi dia sudah lupa.Fathan selalu menahan diri setiap kali matanya berhenti di bibir Aurel. Mungkin segan akan hijab anggun yang selalu menutupi aurat Aurel, dia tidak berani hanya untuk sekedar mengecup bibir manis kekasihnya itu. Apakah alasan itu yang membuat Fathan tidak sabar menikahi Aurel? Tidak. Dia memang serasa mau mati setiap kali tidak bertemu Aurel. Mati karena menahan rindu yang menyesakkan dada. Bahkan, dia tidak bisa berkonsentrasi dalam pekerjaan. Selalu terbayang wajah Aurel.Fathan yakin, dengan meminang Aurel menjadi istrinya, segala gejala rindu itu akan usai. “Senyu
Read more

#Bab 18. My Honey

Jemari Aurel menepuk-nepuk area kasur yang ada di sebelahnya. Matanya yang semula terpejam, menyipit sebentar, sebelum terbuka lebar. Dia langsung terduduk. Sosok yang semalam menyediakan lengannya untuk kepala Aurel, pagi ini, sudah tidak ada di sana. Aurel menoleh ke sekeliling ruangan itu. Tapi, tidak juga dia menemukan sosok yang dicari.Sambil merentangkan kedua tangan ke atas, Aurel pun bangkit dari tempat tidur.Tanpa malu akan terlihat jelek, dia menguap selebar mungkin. Rasa kantuk masih sedikit tersisa. Dia mendekati kamar mandi, menempelkan telinganya di pintu, tapi mau selengket apapun tetap saja tak terdengar suara dari dalam sana.“Fathan?” panggil Aurel diikuti dengan pukulan pelan di pintu. Tidak ada juga yang menyahut.Aurel menggigit bibir bawahnya. ‘Kemana, sih kamu, Fathan?’Dia beralih ke arah televisi. Mengambil ponselnya dari atas nakas. Baru saja mau mencari kontak suaminya itu, tiba-t
Read more

#Bab 19. Kesalahan Masa Lalu

“Aurel! Aurel!” Panggil Fathan. Dia berusaha mengejar istrinya, yang berjalan cepat. Hentakan kaki Aurel menyiratkan perasaan marahnya.Aurel tetap berjalan tergopoh-gopoh. Dia tidak menyahut panggilan Fathan itu, apalagi menoleh.Fathan mempercepat langkahnya. Namun ketika berhasil meraih pergelangan Aurel, malah ditepis dengan kasar. Satu-satunya cara adalah dengan menghalangi jalan wanita itu.“Aurel, Aurel!” Fathan berhasil menangkap kedua pergelangan tangan Aurel, tapi wanita itu berusaha sekuat tenaga untuk melepaskannya.Saat sadar kalau kekuatan Fathan lebih besar darinya, Aurel pun menyerah untuk memberontak. Dia menatap tajam mata suaminya itu. “Honey~”“Stop panggil aku dengan sebutan itu! Geli aku karena malah teringat wajah wanita tadi.”“Okay. Okay.” Fathan juga melepaskan genggaman tangannya. Dia tidak mau menyakiti Aurel.“Aku perjelas lagi biar semuanya lebih bisa membuka mataku, ya. Jadi, kamu
Read more

#Bab 20. Alergi

“Memang, Fathan itu punya masa lalu yang lebih ke arah negatif. Dia suka ke club, sering pergi sama perempuan yang entah siapa aku sendiri juga ngga kenal. Tapi, satu yang aku pastikan ke kamu, Rel. Dia benar-benar berubah belakangan ini, mungkin sejak ketemu kamu. Dia sering di rumah, nemenin si kembar main.” Davina berusaha sekuat mungkin agar nilai Fathan kembali naik di mata Aurel.Sambil memanyunkan bibirnya, Aurel duduk di sofa depan Davina. Ditopangnya dagu dengan berpangku di pinggir sofa. “Aku terlihat childish, kan? Bukannya menyelesaikan masalah, tapi malah dibawa sampai ke sini.”Davina mengelus paha Aurel. “Aku bisa paham.”“Yang bikin aku kesel sampai sekarang itu, kenapa dia ngga pernah cerita tentang itu.”“Kamu gila, Rel?! Ngga mungkin dia cerita sama kamu. Pasti takut kalau kamu ngga bakalan mau sama dia.”“Justru itu. Seharusnya dia cerita semuanya. Sama aja dia ngga percaya sama aku. Aku bakal terima dia apa adanya, ko
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status