Suara masjid di ujung komplek masih terdengar cukup jelas. Baru saja Imam selesai membacakan Surah Al-Fatihah di rakaat kedua, namun Aurel malah melipat mukena di rumah. Dia baru saja usai melaksanakan Sholat Isya. Tadi, begitu adzan selesai berkumandang, Aurel sudah siap hendak menunaikan kewajibannya sebagai umat Islam itu.Ponsel di atas nakas, yang masih tersambung dengan kabel charger tiba-tiba berdering sekaligus bergetar.Tanpa ada pikiran jelek atau apapun, Aurel berjalan mendekat setelah meletakkan mukena di dalam closet.Aurel melepas kabel charger, baru meraih ponsel itu, lalu duduk di tepi tempat tidur. “Ibu?” tanyanya bergumam.“Ya, Bu?” Tidak ada alasan bagi Aurel untuk tidak menerima panggilan itu. Semenjak menikah dengan Fathan, Ibu jarang meneleponnya. Paling, Aurel yang menghubungi duluan.“Lia, Ibu sekarang di rumah sakit.”Kening Aurel mengernyit. “Di rumah sakit? Ngapain, Bu?” Seolah lupa ini jam berapa, dia melirik jam digital di layar ponsel. “Malem begini, Bu?”
Baca selengkapnya