Semua Bab Istri Terpilih Tuan Alpha: Bab 1 - Bab 10

136 Bab

Bab 1 - Pil KB

"Sorry Clara! Janinmu tidak tumbuh. Sepertinya, kamu dan pasanganmu harus berusaha lagi." "Dok, bagaimana mungkin?" lirihku. Dokter di hadapanku menggeleng. "Dari hasil pengujian, kami menemukan penurunan produksi hormon androgen pada indung telurmu" Mataku membelalak. Aku masih muda, usiaku memasuki angka 24 tahun dan memiliki gaya hidup sehat. Gen keluargaku juga baik. Lantas, bagaimana ini bisa terjadi? Seolah menyadari kebingunganku, dokter itu pun berbicara, "Ini sepertinya karena pil kontrasepsi yang kamu gunakan terlalu berlebihan. Untuk berhasil, kamu dan pasangan harus bekerja sama lebih giat. Selain itu, hindari pil kontrasepsi!" Deg! "Dokter, aku tidak pernah meminum pil kontrasepsi sejak menikah" Demi Dewi Bulan, bagaimana mungkin aku meminum itu? Orangtua Benigno yang sudah lanjut usia memaksaku harus segera punya anak. Kini, sang Dokter yang menatapku tak percaya. "Apakah hasil pengujiannya salah?!" "Jika demikian, kapan aku harus melakukan check-up ulang?" tanyak
Baca selengkapnya

Bab 2 - Ular Berbisa

Kini terdengar tawa genit dari pelayanku yang bernama Uriya. "Tapi, hanya saya yang bisa memuaskan Tuan, kan?" tambahnya lagi dengan suara dibuat-buat. Benigno meludah ke lantai. "Jelas, Uriya! Bagiku, Clara seperti batang kayu. Tak mungkin aku mau menyentuhnya, cih!" Kali ini, tenggorokanku tercekat. Bagaimana bisa dia tidak menyentuhku? Bukankah seminggu sekali, kami bercumbu dan selalu aku berakhir dengan tubuh telanjangku di bawah selimut? Tetapi, kebingunganku itu tak berlangsung lama. Benigno tiba-tiba tertawa sebelum berkata, "Aku membiusnya dengan obat luar biasa kuat, hingga membuat serigalanya tertidur dan dia berhalusinasi seolah sudah kutiduri!" Mendengarnya, Uriya kembali cekikikan. "Bodohnya dia….! Saya meracuninya dengan pil kontrasepsi dan Anda membiusnya, membuat serigalanya dorman. Sampai kiamat pun, perempuan itu tidak akan bisa hamil!" "Oh iya, Sayangku! Berapa lama lagi aku harus menunggu sebelum Anda mencampakkan Clara?" tanya pelayan perempuan itu dengan sua
Baca selengkapnya

Bab 3 - Benigno Marah

Sial, ternyata itu ular berbisa. Kupikir hanya ular sawah yang menggigit dan bengkak, "Ular adalah binatang melata, Paman! Mereka bebas menjalar kemana mereka suka. Untuk apa aku melemparnya?!" bohongku cepat. "Tapi, itu kamarmu!" hardik paman Benigno. "Dan kamar keponakan Anda juga" sahutku, "Lagipula, apakah Anda tidak menanyai pelayanku yang mengusir ular dengan tubuh telanjang? Dia pakai cara dukun dari mana?" Paman Benigno kelabakan. "Kita kelompok manusia serigala! Berhadapan tanpa pakaian di tubuh bukanlah kejahatan!" teriaknya sembari menggebrak meja. "Lagipula, bagaimana aku bisa menanyainya? Pelayan itu kritis! Jikapun selamat, dia akan lumpuh selamanya!" Aku memutar bola mataku malas. "Baiklah. Karena kalian tetap menilai ketelanjangan tanpa etika bukanlah pengkhianatan, mari kita putar video ini dihadapan para sesepuh dan polisi!" Setelahnya, aku berjalan santai dan keluar dari sana. Mustahil keluarga Benigno akan memihakku, kan? "Clara! Tunggu!" Ayah Benigno tiba-tib
Baca selengkapnya

Bab 4 - Pengembalian Asset

"Menjijikan?" ucapku sambil tertawa. Benigno meludah. "Sampai kiamat pun, aku tidak tertarik mengawini perempuan idiot sepertimu. Hanya asetmu-lah yang membuat kau tampak bersinar di hadapanku," ucapnya penuh penghinaan. "Dan Kau sudah bertemu dengan kiamatmu bukan?" Aku menatapnya licik. Kilat-kilat sontak kebencian terpancar dari wajah Benigno. "Kau—" "Dasar betina kejam! Menyesal Aku tidak meracunimu sampai mati!" maki Benigno lagi. Aku mencemooh, "Orangtuamu pasti paham, kodok emas itu memilki racun neurotik, Benigno!" Seketika Benigno mematung. Wajahnya kini benar-benar membiru. Aku berlalu dan bergidik ngeri! Aku yang idiot saja tahu kopi berbusa putih yang disesap Benigno, mengandung racun kodok emas. Dua hari kemudian, aku menemui ayahku---Alpha El Wongso, "Ayah aku ingin bekerja!" kataku waktu mengunjunginya di penjara ibu kota Lembah Serangga. Hari ini sudah selesai pertukaran aset dengan video lima detik yang kuambil asal-asalan. Jadi, aku berniat berlama-lama menem
Baca selengkapnya

Bab 5 - Bandara Canggih

Untungnya, pesawat yang membawaku pun mendarat dengan sempurna di bandar udara ibukota Lembah Utara. Bandara di sini menawarkan kemegahan yang luar biasa dengan langit-langit yang menakjubkan. Kehebatan teknologi pemindai mata biometrik di sana tak ada tandingannya. Aku sempat deg-degan. Namun, ternyata berhasil melewati proses imigrasi tanpa harus mengantri. Cukup dengan pemindaian mata dan aku pun lolos. Di tengah kebahagiaan, roh serigalaku mengejek, "Bodoh! Jika ketahuan, mereka mungkin akan mencungkil matamu yang kotor itu!" Mendengar itu, aku terkekeh saja, lalu berlalu mencari konter bagasi. Sayangnya, tempat itu begitu panjang berkelok! "Astaga, Dewi!" seruku frustasi. Aku melihat koper kecilku di line 3. Butuh waktu sekian belas menit jika menunggu di sini. "Berpindahlah!" Serigalaku kini berlaku idiot memaksaku untuk berpindah. Bagaimana bisa melakukan shiftout di hadapan manusia biasa? Aku jelas menolak gagasan itu. tapi aku akan telat jika tidak segera mendapatkan koper
Baca selengkapnya

Bab 6 - Nyonya Bernie Yang Licik

Butuh seluruh kekuatan untuk menggantungnya, ketika aku menyadari Nyonya Bernie selaku majikan selalu mempersulitku, bahkan dia tidak memberikan kompensasi hari libur akhir pekan. Setelah pada akhirnya aku membanting pintu kamar dengan begitu keras sehingga rumahnya berguncang, barulah nyonya Bernie mengajakku ke kolam renang. Aku tidak membawa bikini, jadi aku harus membelinya di toko sekitar. Butik yang menjual bikini hanya memiliki model two piece dengan bukaan punggung. Aku baru saja berpikir harus membatalkan ide terjun ke kolam renang, karena aku memiliki tato klan El Wongso, meskipun itu kecil, aku perlu menutupinya supaya tidak terekspos. "Nona ini ada satu, thong dan outer atas lebih tertutup!" Pramuniaga toko menyodorkan bikini berwarna hitam. Thongnya terlalu sexy tetapi outer atasnya akan menutupi tatoku. "Aku ambil ini!" Di dunia serigala melihat mahluk telanjang bukan hal tabu. Tetapi aku bekerja pada keluarga manusia, aku yakin kolam renangnya juga berbeda. Aku men
Baca selengkapnya

Bab 7 - Mia Yang Lugu

Aku sebenarnya basah kuyup lagi karena terduduk di lantai di bawah pancuran. Saat tatapan sedingin es dari Rayden, air mataku tak terbendung. "Siapa kamu Jamila?" Rayden bertanya dengan dingin. Aku mendengar Jesica menyebutnya sebagai tunangannya dan Penguasa Lembah Utara, tapi yang membuatku terkejut, meski Jesica berteriak histeris mencari Rayden. Namun, dia tetap menyandarkan tubuhku ke dinding ruang ganti. Tubuhnya yang kekar menghimpitku, tangannya merayap ke dadaku dan meremasnya. Aku tersengal sengal saat mulut Rayden menyesap dadaku yang seketika memerah. Kupikir Rayden akan segara menghentikan serangannya. Dia menciumi bibirku dengan lembut, mataku seketika melotot protes. Kemudian tangannya merogoh kedalam mulutku dengan kasar. Aku sudah pasrah, ada sesuatu yang meledak melesak keluar dan terus membanjiri pipiku. Rayden membalikkan tubuhku dan dia memeluk punggungku. Saat itu aku sudah kembali menemukan kekuatan untuk berteriak lalu membuka pintu. "Oh, Jamila! Akhirnya kau
Baca selengkapnya

Bab 8 - Hutang Pajak Mia

Segalanya menjadi masuk akal ketika aku menghubungkan cerita Mia dan bau yang keluar dari tubuhnya. Pelapis kaca mobil itu cukup gelap. Tetapi aku manusia serigala, bisa melihat ke kursi belakang. Mataku tak percaya menatap Mia sebagai penunggang yang handal, Mia membiarkan lelaki yang ditindihnya melumat habis seluruh tubuhnya. Sialan! Gerutuku kesal. Aku tidak bisa menunggu mereka selesai karena langit semakin gelap dan petir terus berkilat. Aku pikir kawanan serigala itu hanya berjarak 5 menit, jadi aku menjauh dari mobil, menemukan pondokan kecil. Tubuhku menggigil, bau tajam itu tidak hanya milik satu kelompok. Telingaku waspada saat mendengar serigala menggeram, dari kejauhan aku melihat dua kelompok serigala bertarung di area terbuka di bawah cahaya petir yang berkilat-kilat. Siapakah kelompok itu yang bisa menggiring awan dan hujan? "Awwrgghh," teriakku sambil membanting badanku berguling ke lantai pondokan. Aku mencium bau Rayden tetapi konyol tubuh kekarnya sudah menindihku
Baca selengkapnya

Bab 9 - Bertemu Dallas Di Penjara

"Lihatlah dirimu!" kataku kepada Mia, "Kamu tidak memiliki hutang pajak satu senpun, kamu bersih, Mia!" Seorang pria yang gemuk berjalan dengan malas sambil menggerutu tentang kesalahan yang terjadi karena petugas menganggap Mia mirip dengan pekerja seks komersial yang membayar pajak secara mandiri. Dengan sikap malas, pria itu menandai dokumen yang tidak valid. "Beberapa petugas pajak mendatangi Mia dan melakukan pelecehan!" kataku lugas. Lelaki gemuk itu melirik Mia dengan tatapan curiga. Dia mengingatkan Mia bahwa mereka tidak memungut pajak di jalanan, dan mengancam "Bicara tanpa bukti bisa berakibat pada hukuman!" Saat itu aku menyadari, sepertinya lelaki gemuk ini memberikan tatapan intimidasinya ke arah Mia. Serigalaku menggeram, "Dia juga melahap Mia" mindlinkku menemukan indikasi dari perubahan hidungnya yang mengecil. "Ka-Ka-Mu! Menggeram, Jamila?" Mia ketakukan melihat ke arahku. Aku menyeringai dan menjulurkan lidahku, "Aku hanya menguyah lolipop, jangan khawatir Mia!
Baca selengkapnya

Bab 10 - Cincin Mirah Delima

Serigalaku memicingkan mata dan terkekeh-kekeh, "Lihat! Kamu memiliki penggemar wanita sekarang!" Awalnya aku kaget mendengar ada seseorang yang membelaku, tetapi---Itu Dallas, manusia serigala yang sudah aku kenali baunya, hanya saja selama seminggu aku mendekam dalam sel, aku belum pernah menyapanya. Jika dia membelaku, aku tidak peduli. Melihat aku membuka mata, empat wanita---dua setengah baya dan dua muda, berusaha menarik tubuhku yang malas. Salah satu wanita muda akhirnya menyerah karena tubuhku terlalu sulit untuk ditarik. "Sial bos, dia sangat kaku. Tubuhnya berat!" Dallas tertawa terkekeh-kekeh, "Aku lempar koin emas, jika ada yang bisa menggeser tubuhnya!" Mereka berada di penjara dengan tahanan manusia dan shifter yang berbaur. Maddie takut melawan Dallas yang jelas sebagai shifter. Tetapi, Jamila dari keterangan sipir disebutkan sebagai individu dorman. Sangat mustahil Jamila sebagai shifter, Maddie Brook memberi kode kepada anak buahnya untuk menindasnya. Seorang wani
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
14
DMCA.com Protection Status