"Menjijikan?" ucapku sambil tertawa.
Benigno meludah. "Sampai kiamat pun, aku tidak tertarik mengawini perempuan idiot sepertimu. Hanya asetmu-lah yang membuat kau tampak bersinar di hadapanku," ucapnya penuh penghinaan.
"Dan Kau sudah bertemu dengan kiamatmu bukan?" Aku menatapnya licik.
Kilat-kilat sontak kebencian terpancar dari wajah Benigno. "Kau—"
"Dasar betina kejam! Menyesal Aku tidak meracunimu sampai mati!" maki Benigno lagi.
Aku mencemooh, "Orangtuamu pasti paham, kodok emas itu memilki racun neurotik, Benigno!"
Seketika Benigno mematung. Wajahnya kini benar-benar membiru. Aku berlalu dan bergidik ngeri! Aku yang idiot saja tahu kopi berbusa putih yang disesap Benigno, mengandung racun kodok emas.
Dua hari kemudian, aku menemui ayahku---Alpha El Wongso, "Ayah aku ingin bekerja!" kataku waktu mengunjunginya di penjara ibu kota Lembah Serangga.
Hari ini sudah selesai pertukaran aset dengan video lima detik yang kuambil asal-asalan. Jadi, aku berniat berlama-lama menemui ayahku itu.
Namun, pria tua kesayanganku itu justru mendelik galak. "Kau tidak butuh kerja, Nak! Karena kau batal berkawin dan rahimmu masih muda, aku akan mencari Alpha terkuat untuk mengawinimu!"
"Rahimku kena racun, aku harus menunda selama satu tahun!" kataku berbohong.
Ayahku menghela napas. "Kau ingin bekerja sebagai apa?!" ucapnya dengan suara melunak. Ya, dia tahu berdebat denganku hanya akan menimbulkan kekacauan.
"Ngg—Mungkin jadi baby sitter?!" jawabku asal-asalan.
Ayahku tertawa terbahak-bahak. "Sebaiknya, Kau jadi petugas sekuriti hiburan malam saja sekalian!" Dia mendengus dan menjambak rambutku, mengejek penampilanku, "Lebih baik, pergilah ke salon karena wajahmu seperti tikus got!!"
"Baiklah aku akan memotong kuku di salon," ucapku, lalu berbisik, "ular itu berbau busuk!"
"Hei, jadi kau yang melempar ular itu?" Alpha yang biasanya galak kini hanya bisa menatapku linglung.
"Apa yang Ayah harapkan? Haruskah Aku tetap diam melihat Benigno selingkuh?"
"Tapi, kamu tidak perlu senekad itu!" Dari bahasa tubuhnya, aku tahu ayah kecewa terhadap Benigno. Tapi, dia tetap tak ingin aku berbuat jahat.
"Yang melukai mereka adalah ular. Bukan aku, Ayah," kataku polos.
"Clara!" tegur Ayahku lalu menghela napas panjang. "Sebaiknya, pergilah ke Lembah Utara, tempat kelompok serigala Ki Demang sedang membangun kota metropolitan. Sepertinya, ini berguna untuk kita di masa depan" Kali ini, suara ayah lebih serius. Dia berbisik–tidak ingin orang lain mendengarnya.
Setelah izin dari ayahku, kulanjutkan perjalanan hari ini menemui nenek. Sama dengan ayah, dia sangat mengkhawatirkan keadaanku saat ini.
"Kau boleh berkawin dengan klan manapun, kecuali klan Sinclair dan Holland!" Nenek tampak serius menepuk-nepuk kepalaku. "Kau ingat, kan?!" ulang nenek dengan mimik menjengkelkan.
Aku menghentakkan kakiku dengan frustrasi, menyadari kenapa semua tetua di klan El Wongso selalu memiliki mimik wajah yang menjengkelkan?
"Itu karena kau selalu bertindak bodoh! Kaulah sumber kejengkelan itu!" kata nenek semakin galak setelah membaca pikiranku.
"Nenek! Kok, Clara tidak bisa berkawin dengan klan Sinclair? Bukankah kerabat ibunya, masih bersinggungan dengan klan itu?" Ajeng–sepupuku–yang sedari tadi bersama kami tampak bingung.
Nenek menghela napas. "Rahim Clara bisa membuka portal bagi Holland dan Sinclair, itu karena ibunya berkawin dengan El Wongso. Paket ini mendapat pengecualian dari Dewi Bulan!"
Aku dan Ajeng sontak terkejut. Sepupuku itu bahkan sampai melompat hampir menabrak dinding. Jika rahimku bisa membuka portal, maka ada kemungkinan mereka membawa masuk monster maut pelahap para shifter.
"Itu benar, Nek?" Ajeng bertanya memastikan.
Nenek mengangguk, serius. "Wolf-Shifter seperti kita ini adalah jenis individu supernatural yang memiliki kemampuan untuk berubah menjadi bentuk dari manusia ke serigala sesuka hati, dan bukan karena bulan purnama. Monster itu hanya ada di dunia ketiga alam serigala, tetapi beberapa abad lalu klan El Wongso dari kelompok Alchemis melakukan pemurnian gen serigala bulan menjadi shifter utuh dengan mengambil sample dari klan Sinclair dan Holland. Jadi mereka masih satu darah sebenarnya, itulah kenapa Dewi Bulan mengutuk rahim keturunan El Wongso"
Melihat itu, aku menenangkan diri, sebelum berkata, "Tenang saja! Aku tidak akan berkawin dengan klan Sinclair dan Holland" ,"Kecuali … mereka terlalu tampan!" godaku asal-asalan.
Nenek menggeram keras. Mata tuanya berurat merah. "Jika itu terjadi, akulah yang akan mengorek rahimmu dengan taringku, Anak Nakal!"
Aku tertawa bersama Ajeng. Meski demikian, aku terus kepikiran dengan perkataan Nenekku. "Jika Kau bercampur lagi dengan dengan salah satu klan tersebut, permurnian gen terjadi, anakmu terlalu kuat untuk hidup di dunia shifter!"
Bahkan, saat menyiapkan dokumen perjalanan ke Lembah Utara. Aku menjadi sangat terharu ternyata bakat alchemisku menurun dari leluhurku. Kemampuanku berpindah dari wujud manusia ke wujud serigala dan kembali ke wujud manusia hanya dalam kedipan mata juga karena gen tersebut.
"Kau benar-benar ingin menjadi babysitter?" Roh serigalaku menggeram tak percaya akan pilihanku. Memang, aku belum pernah melakukan pekerjaan ini. Tapi, apalagi yang bisa kulakukan? Tak mungkin, aku jadi pengangguran di Lembah Utara, kan?
Aku senang menjadi baby sitter kelompok Neandhertal yang berbahasa halus. Sekalipun, aku juga jengkel karena manusia selalu menggunakan perintah yang ambigu dan tidak memberiku alamatnya langsung.
Roh serigala dalam tubuhku mendadak memprovokasi, "Mungkin, mereka mencurigaimu sebagai penculik anak." Ah, dasar bodoh, aku hanya kebanyakan berpikir kataku sambil menepuk jidatku sendiri.
Segera aku mengambil rute perjalanan melalui gurun Amethys dan anehnya, aku bisa tidur nyenyak di beberapa penerbangan panjang. Mungkin beberapa hari ini aku terlalu banyak menangis atau mungkin karena perasaan lega? Suasana hatiku cukup baik menuju Lembah Utara, roh serigala itu tidak mengusik pikiranku lagi. Hanya saja, sebuah pesan dari majikanku sungguh menggangu.
[ Jangan telat atau kami membatalkan kontrak ]
Untungnya, pesawat yang membawaku pun mendarat dengan sempurna di bandar udara ibukota Lembah Utara. Bandara di sini menawarkan kemegahan yang luar biasa dengan langit-langit yang menakjubkan. Kehebatan teknologi pemindai mata biometrik di sana tak ada tandingannya. Aku sempat deg-degan. Namun, ternyata berhasil melewati proses imigrasi tanpa harus mengantri. Cukup dengan pemindaian mata dan aku pun lolos. Di tengah kebahagiaan, roh serigalaku mengejek, "Bodoh! Jika ketahuan, mereka mungkin akan mencungkil matamu yang kotor itu!" Mendengar itu, aku terkekeh saja, lalu berlalu mencari konter bagasi. Sayangnya, tempat itu begitu panjang berkelok! "Astaga, Dewi!" seruku frustasi. Aku melihat koper kecilku di line 3. Butuh waktu sekian belas menit jika menunggu di sini. "Berpindahlah!" Serigalaku kini berlaku idiot memaksaku untuk berpindah. Bagaimana bisa melakukan shiftout di hadapan manusia biasa? Aku jelas menolak gagasan itu. tapi aku akan telat jika tidak segera mendapatkan koper
Butuh seluruh kekuatan untuk menggantungnya, ketika aku menyadari Nyonya Bernie selaku majikan selalu mempersulitku, bahkan dia tidak memberikan kompensasi hari libur akhir pekan. Setelah pada akhirnya aku membanting pintu kamar dengan begitu keras sehingga rumahnya berguncang, barulah nyonya Bernie mengajakku ke kolam renang. Aku tidak membawa bikini, jadi aku harus membelinya di toko sekitar. Butik yang menjual bikini hanya memiliki model two piece dengan bukaan punggung. Aku baru saja berpikir harus membatalkan ide terjun ke kolam renang, karena aku memiliki tato klan El Wongso, meskipun itu kecil, aku perlu menutupinya supaya tidak terekspos. "Nona ini ada satu, thong dan outer atas lebih tertutup!" Pramuniaga toko menyodorkan bikini berwarna hitam. Thongnya terlalu sexy tetapi outer atasnya akan menutupi tatoku. "Aku ambil ini!" Di dunia serigala melihat mahluk telanjang bukan hal tabu. Tetapi aku bekerja pada keluarga manusia, aku yakin kolam renangnya juga berbeda. Aku men
Aku sebenarnya basah kuyup lagi karena terduduk di lantai di bawah pancuran. Saat tatapan sedingin es dari Rayden, air mataku tak terbendung. "Siapa kamu Jamila?" Rayden bertanya dengan dingin. Aku mendengar Jesica menyebutnya sebagai tunangannya dan Penguasa Lembah Utara, tapi yang membuatku terkejut, meski Jesica berteriak histeris mencari Rayden. Namun, dia tetap menyandarkan tubuhku ke dinding ruang ganti. Tubuhnya yang kekar menghimpitku, tangannya merayap ke dadaku dan meremasnya. Aku tersengal sengal saat mulut Rayden menyesap dadaku yang seketika memerah. Kupikir Rayden akan segara menghentikan serangannya. Dia menciumi bibirku dengan lembut, mataku seketika melotot protes. Kemudian tangannya merogoh kedalam mulutku dengan kasar. Aku sudah pasrah, ada sesuatu yang meledak melesak keluar dan terus membanjiri pipiku. Rayden membalikkan tubuhku dan dia memeluk punggungku. Saat itu aku sudah kembali menemukan kekuatan untuk berteriak lalu membuka pintu. "Oh, Jamila! Akhirnya kau
Segalanya menjadi masuk akal ketika aku menghubungkan cerita Mia dan bau yang keluar dari tubuhnya. Pelapis kaca mobil itu cukup gelap. Tetapi aku manusia serigala, bisa melihat ke kursi belakang. Mataku tak percaya menatap Mia sebagai penunggang yang handal, Mia membiarkan lelaki yang ditindihnya melumat habis seluruh tubuhnya. Sialan! Gerutuku kesal. Aku tidak bisa menunggu mereka selesai karena langit semakin gelap dan petir terus berkilat. Aku pikir kawanan serigala itu hanya berjarak 5 menit, jadi aku menjauh dari mobil, menemukan pondokan kecil. Tubuhku menggigil, bau tajam itu tidak hanya milik satu kelompok. Telingaku waspada saat mendengar serigala menggeram, dari kejauhan aku melihat dua kelompok serigala bertarung di area terbuka di bawah cahaya petir yang berkilat-kilat. Siapakah kelompok itu yang bisa menggiring awan dan hujan? "Awwrgghh," teriakku sambil membanting badanku berguling ke lantai pondokan. Aku mencium bau Rayden tetapi konyol tubuh kekarnya sudah menindihku
"Lihatlah dirimu!" kataku kepada Mia, "Kamu tidak memiliki hutang pajak satu senpun, kamu bersih, Mia!" Seorang pria yang gemuk berjalan dengan malas sambil menggerutu tentang kesalahan yang terjadi karena petugas menganggap Mia mirip dengan pekerja seks komersial yang membayar pajak secara mandiri. Dengan sikap malas, pria itu menandai dokumen yang tidak valid. "Beberapa petugas pajak mendatangi Mia dan melakukan pelecehan!" kataku lugas. Lelaki gemuk itu melirik Mia dengan tatapan curiga. Dia mengingatkan Mia bahwa mereka tidak memungut pajak di jalanan, dan mengancam "Bicara tanpa bukti bisa berakibat pada hukuman!" Saat itu aku menyadari, sepertinya lelaki gemuk ini memberikan tatapan intimidasinya ke arah Mia. Serigalaku menggeram, "Dia juga melahap Mia" mindlinkku menemukan indikasi dari perubahan hidungnya yang mengecil. "Ka-Ka-Mu! Menggeram, Jamila?" Mia ketakukan melihat ke arahku. Aku menyeringai dan menjulurkan lidahku, "Aku hanya menguyah lolipop, jangan khawatir Mia!
Serigalaku memicingkan mata dan terkekeh-kekeh, "Lihat! Kamu memiliki penggemar wanita sekarang!" Awalnya aku kaget mendengar ada seseorang yang membelaku, tetapi---Itu Dallas, manusia serigala yang sudah aku kenali baunya, hanya saja selama seminggu aku mendekam dalam sel, aku belum pernah menyapanya. Jika dia membelaku, aku tidak peduli. Melihat aku membuka mata, empat wanita---dua setengah baya dan dua muda, berusaha menarik tubuhku yang malas. Salah satu wanita muda akhirnya menyerah karena tubuhku terlalu sulit untuk ditarik. "Sial bos, dia sangat kaku. Tubuhnya berat!" Dallas tertawa terkekeh-kekeh, "Aku lempar koin emas, jika ada yang bisa menggeser tubuhnya!" Mereka berada di penjara dengan tahanan manusia dan shifter yang berbaur. Maddie takut melawan Dallas yang jelas sebagai shifter. Tetapi, Jamila dari keterangan sipir disebutkan sebagai individu dorman. Sangat mustahil Jamila sebagai shifter, Maddie Brook memberi kode kepada anak buahnya untuk menindasnya. Seorang wani
Lalu aku berlari menaiki taksi yang ada di gerbang penjara, "Bisakah Anda membawaku ke pelabuhan Lembah Utara, dan menyetirlah sekarang!" "Silakan pindai mata Anda, Nona! Baru aku menjalankan mobilku!" jawab supir taksi dengan acuh tak acuh. "Katakan sejujurnya, apakah Anda mendengar suara guntur dan menyadari langit tiba-tiba berubah gelap?" tanyaku kepada supir taksi, setelah dia melaju beberapa saat dari gerbang penjara. "Ho, itu mitos yang kami dengar, manusia biasa tidak bisa merasakan kehadiran Black Shadow" Supir taksi itu menoleh kepadaku dengan wajah mengerikan, pucat seperti tak bernyawa "Apakah Anda shifter, Nona? "Ummh, aku baru keluar dari penjara dan mendengar mitos yang sama juga!" Mataku berkedip samar. Setidaknya, setelahnya supir taksi itu membawa mobilnya dengan kecepatan yang luar biasa, itu mengobati rasa kecewaku yang meluap ketika aku mengetahui bahwa tiket pesawat dan kapal penumpang dengan tujuan ke Selatan, untuk seminggu ke depan sudah habis. "Mohon ma
"Rayden, Aku harus pergi! Aku tidak punya banyak waktu untuk bersenang-senang!" Aku memohon Rayden melepaskanku. Serigalaku sebenarnya senang bertemu dengannya tetapi waktuku kritis, mobil jemputan menuju kapal kargo, pasti sudah datang. "Siapa Kamu yang bisa memutuskan kapan aku harus berhenti bersenang-senang?" jawab Rayden acuh tak acuh. "Jawab aku, Jamila!" bisik Rayden. Aku merasa putus asa, nafas Rayden semakin berat menyapu seluruh wajahku. Aku bisa saja memukulnya dalam pertarungan tetapi ini sangat beresiko, Rayden adalah penguasa Lembah Utara. Dia pasti membawa banyak pengawal yang akan memblokir pelabuhan dan kapal tidak mungkin mendapat ijin meninggalkan pelabuhan. Waktu Rayden mendaratkan bibirnya dalam lekuk leherku, aku hanya bisa merintih pelan. Aroma tubuhnya yang maskulin dan menggoda sebenarnya menggugah relung kebahagiaanku. Kini ia berpindah menciumi bibirku. Kepalaku berdenyut menahan malu dan gairah. Dalam lima menit jika aku tidak bisa melarikan diri dar