Home / Historical / TRANSMIGRASI PUTRI KEJAM / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of TRANSMIGRASI PUTRI KEJAM: Chapter 21 - Chapter 30

120 Chapters

TERBONGKARNYA FAKTA

"Qiao Zhi Jing?" gumam Bai Wuxin kala mendapati sosok Qiao Zhi Jing yang datang menerobos masuk ke dalam kamarnya. Tak hanya Bai Wuxin saja, termasuk Hua Rog yang ada di sana pun turut memasang ekspresi tak biasa."Kenapa? kalian kaget kalau ini aku?" sindirnya."Apa mungkin ... kau mendengar semua yang baru saja kami katakan?" Bai Wuxin menyelidiki Qiao Zhi Jing guna memastikan."Memangnya kenapa jika aku mendengarnya? kenapa? yang benar saja! jika aku tidak mendengarnya, aku yakin kalian akan selamanya menyembunyikan hal ini." Qiao Zhi Jing menyeringai diiringi tawa kecil, saking merasa konyolnya kala menghadapi situasinya saat ini.Fakta yang penting dan sengaja disembunyikan, pad akhirnya akan tetap terbongkar juga. Kebohongan memang tidak akan bertahan lama. Walaupun dirinya hanya memerankan karakter Qiao Zhi Jing, namun entah mengapa dirinya merasa terkhianati. Sakit yang dia rasakan teramat nyata. Hatinya terasa sakit dan sesak kala menyadari fakta bahwa dirinya ditipu dengan mu
last updateLast Updated : 2024-01-05
Read more

TRAUMA MASA LALU

Semalaman, Qiao Zhi Jing tidak bisa tidur karena hatinya yang gelisah dan tidak terima. Amarahnya belum terlampiaskan sebelum dia memberi pelajaran terhadap kedua pria yang mempermainkannya. “Nona, Anda mau pergi ke mana tengah malam begini?” tanya Ban Xia dengan raut wajah menahan kantuk kala menyadari Qiao Zhi Jing yang telah beranjak dari ranjang tidurnya. “Apa Anda ingin kabur lagi?” tuduhnya. Sepontan Qiao Zhi Jing menghentikan langkahnya di depan pintu kamarnya tatkala aksinya terpergok oleh Ban Xia. Netranya membola karena terkejut, lalu dia berbalik. “Aisshh … tenang saja. Aku sudah lama melupakan rencana konyol itu. Sebentar saja. Aku hanya ingin bertemu Pangeran,” ungkapnya apa adanya. “Nona, bukannya tadi Anda sudah menemuinya? Apa Anda begitu tidak inginnya berpisah dengan Pangeran, sampai-sampai … .”“Shuttt! Terserah kau berpikir apa. Aisshh … .” Qiao Zhi Jing tak ingin meladeni Ban Xia yang selalu salah memahami niatnya. Ia pun akhirnya keluar dari kamarnya.
last updateLast Updated : 2024-01-05
Read more

PERUBAHAN SIKAP

Rekasi kepekaan tubuh Bai Wuxin yang sensitif terhadap sentuhan, reflek membangkitkan kesadarannya. Dengan sigap, Bai Wuxin bangkit seraya melancarkan serangan terhadap Qiao Zhi Jing yang tengah menyentuhnya. Bai Wuxin mencekik leher Qiao Zhi Jing, lalu menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang. Posisi Qiao Zhi Jing berada di bawah dengan leher dicengkram erat, sedangkan Bai Wuxin berada di atas meninding tubuhnya guna mengunci pergerakan Qiao Zhi Jing yang dianggap sebagai musuhnya. “Okh! Okh!” Terbatuk-batuk akibat rongga pernapasannya terasa sesak ketika Bai Wuxin melancarkan serangan tiba-tiba terhadapnya. Kedua alis Bai Wuxin mengernyit kala menatap lawan yang dianggapnya musuh, ternyata tak lain seorang Qiao Zhi Jing. “Qiao Zhi Jing?” Perlahan Bai Wuxin melonggarkan cengkramannya, lalu bangkit dari ranjang tempat tidurnya. “Kau … tengah malam begini, apa yang kau lakukan di dalam kamarku? Jangan-jangan, kau … kau ingin bermacam-macam terhadap tubuhku?” tebaknya ragu-ragu. “Ek
last updateLast Updated : 2024-01-07
Read more

TUDINGAN KEJAM

“Hei, tutup mulut busukmu itu!”PLAK!Tamparan mendarat di wajah Qiao Zhi Jing secara tiba-tiba. Seketika semua murid yang menyaksikan adegan itu menghentikan aktivitasnya, sebab tertarik dengan situasi yang tengah terjadi. Bai Qian Qian yang berhasil menampar wajah Qiao Zhi Jing, tampak puas dengan tawanya yang menggelegar. “Bagaimana rasanya ditampar? Qiao Zhi Jing, sekali saja kau harus merasakannya. Ah, rasanya belum lengkap jika semua orang yang pernah kau siksa tidak datang menyaksikannya. Mereka pasti tertawa gembira melihatmu seperti ini,” cetusnya. “Tu … .” Hampir saja Hua Rong salah ucap. Karena dia saat ini tengah meminjam identitas Shangguan Qiwu, maka aturannya dia harus menganggap Qiao Zhi Jing sebagai kakaknya. “Kakak, apa kau baik-baik saja?” tanya Hua Rong seraya menyentuh lengan Qiao Zhi Jing yang digunakan untuk menutupi wajahnya yang baru saja ditampar oleh Bai Qian Qian. Sepontan Qiao Zhi Jing menepis telapak tangan Hua Rong, lalu dia menegakkan pandanga
last updateLast Updated : 2024-01-07
Read more

BALAS DENDAM

“Tumben sekali. Ada perlu apa mencariku di tempat ini?” tanya Bai Ruyu seraya berjalan menghampiri Bai Qian Qian yang tengah fokus menyaksikan Zhiqi (harimau peliharaan Bai Ruyu) yang lahap menyantap daging mentah yang dilemparkan Bai Qian Qian dari atas.Kedatangan Bai Ruyu sepontan menyadarkan Bai Qian Qian dari cermatannya yang fokus. “Kakak pertama, kau sudah datang,” sapa Bai Qian Qian. Bai Ruyu menghentikan langkahnya di jarak sekitar 2 meter dari tempat Bai Qian Qian berpijak. Sengaja tidak membalas sapaan Bai Qian Qian dan lebih berfokus mengedarkan pandangannya kepada sosok harimau jantan peliharaannya yang rakus menyantap makanan. “Apa kau memberi nama hewan peliharaanmu ini? siapa namanya?” tanya Bai Qian Qian berbasa-basi. “Zhiqi,” Jawabnya singkat, “kenapa tiba-tiba tertarik?” selidiknya. “Tidak, aku hanya penasaran … apa dia juga menyukai daging manusia?” tanyanya. “Omong kosong apa yang kau bicarakan? Aku tahu kau juga mendengarnya. Beberapa hari lalu, Zhiq
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

PUZZLE INGATAN PERINGATAN MIMPI

“Cambuk dia!” titahnya. “T-tuan, putri. Maaf, saya bersalah, Tuan putri. Saya tidak sengaja, Tuan putri,” lirih seorang pelayan yang tengah berlutut di hadapan seorang Tuan Putri yang dikenal kekejamannya. Berkali-kali pelayan wanita itu bersujud membenturkan keningnya ke lantai hinggga berdasarah demi meminta pengampunan dari sang Tuan putri. Akan tetapi, gadis yang dipanggil sebagai Tuan Putri itu sengaja mengacuhkannya. Justru amarah semakin memuncak kala dia merasa pelayan itu semakin mengesalkan. “Tunggu apa lagi? apa kalian tidak mendengarku?! Cepat bawa dia dan cambuk dia. Jangan lupa juga panaskan besi untuknya!” sentak Tuan putri kepada para bawahannya yang berada di sana. “B-baik, Tuan putri,” jawab para bawahan. “Tuan, Putri. Saya mohon ampuni saya. Tuan putri, tolong jangan hukum saya!” Pelayan itu terus berteriak meminta pengampunan dari sang Tuan putri sepanjang dia diseret keluar. “AAAARRGGGHHHH! AAAARRRGHHH!” Terdengar jeritan lantang tatkala algojo mulai menghuku
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more

MUNCULNYA KECURIGAAN

"Di mana Qiao Zhi Jing? kenapa beberapa hari ini aku tidak melihatnya? Dia juga sengaja bolos sekolah. Apa yang sebenarnya terjadi padanya?" tanya Bai Wuxin tanpa berbasa-basi kala mengunjungi Taman Aprikot yang tampak sepi dari biasanya. Seolah kediaman itu terasa telah mati, hanya menyisakan beberapa pengurus rumah yang senantiasa membersihkan halaman dan bagian dalam kediaman.Seorang paman tukang kebun yang mengurus halaman Taman Aprikot pun menjawab pertanyaan dari Bai Wuxin, "Maaf, Pangeran. Beberapa hari ini, Tuan Putri memang tidak pernah tinggal di kamarnya," jawabnya berterus terang."Tidak ada? lalu ke mana dia? apa pulang ke rumah keluarganya?" cecar Bai Wuxin, menebak-nebak."Tidak, Pangeran. Tuan Putri sengaja merahasiakan kepergiannya karena tidak ingin Anda mengkhawatirkannya. Sebelum pergi, Tuan Putri sempat berpesan agar saya menyampaikan pesan ini kepada Anda, 'karena kita bukan suami istri, aku tidak ingin membebanimu dengan menumpang tempat tinggal di kediamanmu.
last updateLast Updated : 2024-01-10
Read more

DIKEPUNG BANDIT

Sreettt … Samar-samar Qiao Zhi Jing mendengar suara benda yang ditarik. Teringat dia pernah melihat Bai Wuxin berlatih panah. Ya, suara tarikan tali busur menghentikan langkahnya seketika.‘Dari manakah asalnya? Di mana musuh sedang bersembunyi?’ batin Qiao Zhi Jing. Was-was dengan kondisi sekitarnya yang tampak tenang, namun sangat mencurigakan. Seperti kata pepatah, tempat yang tenang adalah tempat yang paling berbahaya. “Ada masalah apa, Nona? Kenapa berhenti?” tanya Ban Xia. Heran karena Qiao Zhi Jing tiba-tiba menghentikan langkahnya. “Tidak, aku hanya merasa … .”“Nona, awasss!!!” Ban Xia tanpa ragu menghadang panah demi melindungi Qiao Zhi Jing. Seketika netra Qiao Zhi Jing terbelalak kala menyaksikan Ban Xia yang terluka parah menggantikannya. Belum sempat Qiao Zhi Jing menuntaskan perkataannya, namun takdir mendahului perkiraannya.Tidak disangka, ternyata anggota pembunuh lainnya telah siaga berjaga di halaman belakang kuil. Qiao Zhi Jing merasa bersalah karena keputu
last updateLast Updated : 2024-01-11
Read more

ANAK PANAH

Setiap ruangan telah dijelajahi dan diperiksa dengan teliti. Namun, Bai Wuxin dan Hua Rong tak juga menemukan sesosok pun manusia di sana. Tatkala Bai Wuxin tiba di ruangan tempat biasa Qiao Zhi Jing berdoa, pada saat itulah ia menyadari tanda-tanda keanehan.Abu sisa dupa yang bertempat di depan papan leluhur terasa masih hangat kala Bai Wuxin menyentuhnya. Pada saat itulah Bai Wuxin menduga bahwa sisa abu dupa itu berasal dari dupa yang baru saja habis dinyalakan."Bagaimana, Pangeran? apa Anda menemukan sesuatu?" Hua Rong selesai menggeledah seluruh tempat, lalu bertemu Bai Wuxin di ruangan yang sama.Reflek Bai Wuxin menoleh ke arah Hua Rong yang tengah melangkah ke arahnya. "Apa kau menemukan sesuatu?" tanya Bai Wuxin.Jawaban Hua Rong tertera jelas ketika dia menggeleng-gelengkan kepalanya. Kuil itu benar-benar sepi. Rasanya semakin mencurigakan."Coba pegang ini," titah Bai Wuxin sembari menyodorkan wadah dupa kepada Hua Rong. Tak banyak bertanya, Hua Rong langsung saja menuru
last updateLast Updated : 2024-01-11
Read more

DENDAM KESUMAT

"Sayang sekali, aku bukan penyuka barang bekas. Apalagi bekas Bai Wuxin sialan itu!" hina Bai Ruyu seraya menampar wajah Qiao Zhi Jing dengan kasar.'Dasar pria berengsek! beraninya kau menghinaku! siapa yang kau bilang barang bekas, hah?! asal kau tahu, aku belum pernah menyerahkan mahkotaku kepada siapa pun! Manusia hina! pria terburuk di dunia!' hardik Qiao Zhi Jing dalam batinnya. Hanya bisa bergumam dalam hati, karena mulutnya masih terekat rapat.Rasa panas dan perih menjalari pipinya. Tamparan Bai Ruyu sungguh membuat harga diri Qiao Zhi Jing terluka. Ingin segera dia membalaskan dendamnya. Namun, dia tanpa daya. Sungguh, Qiao Zhi Jing ingin menangisi nasibnya yang sial. Tak pernah ada hari baik sejak dia datang ke dunia asing yang aneh ini.'Dia? mungkinkah ... dia juga terlibat?' batin Qiao Zhi Jing tatkala pandangannya menatap ke arah sosok gadis yang berdiri di samping Bai Ruyu.Siapa lagi jika bukan Bai Qian Qian yang juga menjadi salah satu dalangnya. Guratan senyum terlu
last updateLast Updated : 2024-01-11
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status