Cedron ditendang Claude keluar kamar. Begitu membalikkan tubuh, dia pun bertemu dengan Lillia dan Liman.Saat ini Cedron merasa agak canggung. Hanya saja, dia tetap melambaikan tangan untuk bersalaman dengannya. “Hei, sudah kembali, ya?”“Emm.” Lillia mengangguk. Tatapannya terlihat dingin seperti biasa.Cedron merasa sangat bosan. Dia berjalan ke sisi Lillia, lalu bertanya, “Gimana kalau kita ngobrol sebentar?”“Aku masih ada urusan, nggak ada waktu untuk mengobrol bersamamu.” Saat perjalanan pulang, Lillia sudah memesan tiket pesawat. Dia hanya ada waktu tiga jam saja.“Hanya ngobrol sebentar saja. Pak Liman, apa kamu mau ikut?” Cedron tersenyum pada Liman.Liman menggeleng. “Kalian ngobrol saja. Aku kembali ke kamar dulu.”Setelah Liman pergi, Cedron bertanya pada Lillia, “Mengenai masalah Pak Edbert, apa kamu ingin mendengarnya?”Lillia menatap Cedron sembari membalas, “Aku tahu ada orang kuat di belakangnya. Hanya saja, masalah hari ini sudah berlalu.”“Apa kamu benar-benar merasa
Baca selengkapnya