Cedron ditendang Claude keluar kamar. Begitu membalikkan tubuh, dia pun bertemu dengan Lillia dan Liman.Saat ini Cedron merasa agak canggung. Hanya saja, dia tetap melambaikan tangan untuk bersalaman dengannya. “Hei, sudah kembali, ya?”“Emm.” Lillia mengangguk. Tatapannya terlihat dingin seperti biasa.Cedron merasa sangat bosan. Dia berjalan ke sisi Lillia, lalu bertanya, “Gimana kalau kita ngobrol sebentar?”“Aku masih ada urusan, nggak ada waktu untuk mengobrol bersamamu.” Saat perjalanan pulang, Lillia sudah memesan tiket pesawat. Dia hanya ada waktu tiga jam saja.“Hanya ngobrol sebentar saja. Pak Liman, apa kamu mau ikut?” Cedron tersenyum pada Liman.Liman menggeleng. “Kalian ngobrol saja. Aku kembali ke kamar dulu.”Setelah Liman pergi, Cedron bertanya pada Lillia, “Mengenai masalah Pak Edbert, apa kamu ingin mendengarnya?”Lillia menatap Cedron sembari membalas, “Aku tahu ada orang kuat di belakangnya. Hanya saja, masalah hari ini sudah berlalu.”“Apa kamu benar-benar merasa
Malam harinya, Lillia membawa hadiah mahal ke rumah sakit. Hanya saja, dia tidak langsung masuk ke kamar pasien Jeff, melainkan menyuruh pasien untuk memberi tahu Priya.Dengan segera, Priya keluar bersama dengan Kelly.“Ngapain kalian ke sini?” Priya segera buka suara.Kelly membalas dengan suara pelan, “Seharusnya datang untuk minta maaf.”Priya melirik buah tangan di tangan Lillia dan Ohara, dia pun menyindir, “Jangan-jangan ada racun di dalam sana. Apa kalian ingin meracuni seluruh anggota keluargaku? Keluarga kami sudah nggak berani terima barang kalian lagi. Kami masih sayang nyawa kami!”Lillia tidak berbicara. Ohara menggenggam tangannya dan juga tidak berbicara sama sekali.Priya merasa mereka tidak sanggup menjelaskan. Jadi, suara mereka semakin keras lagi. “Asal kalian tahu, jangan pura-pura di hadapanku! Jangan harap kalian bisa mengambil hati Claude hanya dengan mengambil sedikit barang itu!”Baru saja Priya menyelesaikan omongannya, terdengar suara Claude dari sebelah. “A
Claude menggenggam botol air mineral. Beberapa saat kemudian, dia baru berkata, “Seharusnya kamu bisa merasakan bahwa aku juga menyukaimu. Kenapa kamu selalu bersikap sesantai ini?”Lillia membalas, “Aku nggak merasa seharusnya memiliki respons terhadap rasa sukamu yang nggak seberapa.”Claude memperlakukanmu dengan baik mungkin karena dia merasa itulah yang dinamakan suka. Namun bagi Lillia, Claude masih bisa memendam rasa suka juga karena dia tidak terima dirinya dipaksa untuk bercerai.Meskipun rumah tangganya tidak berlandasan oleh rasa suka, tetapi Claude tetap ingin mempertahankannya. Dia memiliki karier yang cemerlang, tetapi malah gagal dalam pernikahannya. Claude pasti tidak puas lantaran merasa ada yang kurang. Itulah sebabnya Claude ingin menebusnya.Claude sendiri juga tidak menyangka jawaban Lillia akan membuatnya kebingungan. Sepertinya dia sendiri juga tidak menyangka akan mendapat jawaban seperti ini.“Claude, pernikahan kita sangat gagal. Sampai aku merasa aku bisa men
Malam harinya, aib program acara Okasa TV yang diberikan Lillia kepada Liman telah diekspos. Berita menjadi viral dalam seketika.Keesokan paginya, Lillia menerima panggilan dari Edbert.“Ada apa dengan masalah di internet?” tanya Edbert dengan emosi tinggi. Sepertinya dia yakin semua ini adalah ulah Lillia.“Aku baru saja bangun tidur. Apa yang sudah terjadi di internet?” tanya Lillia dengan lugu.Edbert tersenyum sembari mengancam. “Kamu jangan pura-pura lagi. Kalau kamu nggak beri kamu penjelasan, sepertinya kita nggak akan bisa bekerja sama dengan baik.”“Pak Edbert, ngomong itu mesti ada buktinya. Jangan karena terjadi sedikit hal, kamu pun mencari masalah sama aku. Kalau kamu nggak ingin kerja sama denganku, kamu bisa langsung bikin pernyataan di Instagram. Kamu bisa bayar ganti rugi saja. Jangan lempar tanggung jawab ke sisiku!” Terdengar suara tidak berdaya dalam ucapan Lillia.“Kamu baca Instagram sendiri sana!” Usai berbicara, Edbert langsung memutuskan panggilan.Lillia memb
Sikap malas Lillia membangkitkan emosi Edbert.Ujung bibir Liman spontan melengkung ke atas.“Ayo mulai!” Edbert berbicara dengan emosi tinggi, lalu berjalan ke samping.Lillia kembali memulai. Kali ini Edbert juga tidak berkata lain.Saat istirahat, Edbert mengambil buku berjalan ke samping, lalu berbisik dengan kru di tempat.Liman dan Lillia duduk beristirahat di kursi. Liman membuka sebotol air mineral kepada Lillia. “Acara TV ini menjengkelkan sekali.”“Sekarang baru permulaan saja.” Lillia menolak air pemberian Liman. Dia mesti menjaga sikap di sini.Liman tersenyum, lalu meneguk air sendiri. Dia bergumam, “Jaivyn dibujuk mereka untuk keluar dari program acara ini. Entah apa tujuan mereka.”Lillia bersandar di bangku, lalu membalas dengan perlahan, “Kita lihat saja nanti.”Adegan Lillia tidaklah banyak. Setelah dua jam berlalu, Edbert bertanya pada Lillia dengan tidak sabar, “Apa yang sudah berhasil kamu selidiki?”“Coba aku lihat ponselku dulu,” balas Lillia. Dia mengeluarkan po
Setelah keluar dari hotel, Lillia berkata dengan mengerutkan keningnya, “Sikap Edbert bersahabat sekali. Nggak sesuai dengan karakternya.”“Aku akan suruh temanku untuk memeriksa ponselmu.” Liman menenangkan Lillia.Lillia spontan berkata, “Apa kamu percaya dia nggak berhasil memeriksanya? Kalau dia nggak berhasil menemukan apa-apa, seharusnya dia merasa sangat marah, bukan menerima kenyataan dengan tenang.”Liman mengangguk tanda dirinya setuju dengan omongan Lillia. Hanya saja, dia sendiri juga tidak tahu alasannya.Lillia tidak mempermasalahkan hal ini lagi. Dia bersama Liman kembali ke hotel.Setelah kembali ke hotel, Lillia pun mandi. Dia mulai memikirkan masalah stasiun televisi dan juga Edbert.Sesuai logika, Studio LMOON juga tidak tergolong hebat hingga bisa diundang untuk menghadiri acara di stasiun televisi. Apalagi sejak awal, kelihatan sekali Edbert sangat meremehkannya. Itu berarti Edbert sangat tidak menyukainya.Lelaki seperti mereka juga sering bertemu dengan banyak wa
Claude segera membalas, “Apa kamu merasa hal itu memungkinkan?”Sekarang hanya ada Lillia di mata Claude. Dia tidak pernah kepikiran untuk mengalihkan rasa sukanya terhadap Lillia ke diri wanita lain.Cedron pun tersenyum ketika melihat sikap Claude. “Dengan karaktermu, sepertinya kamu butuh keberanian untuk bisa menghadapi kesalahanmu. Kamu bisa memahami ketidakmudahan Lillia di masa lalu sudah tergolong sangat bagus. Jadi, segera tebus kesalahanmu. Jangan pikirkan hasil akhirnya ataupun balasannya.”Claude menatapnya. “Apa kamu nggak tahu karakterku?”“Sudah terlalu lama kamu bersikap keras. Aku kira kamu selamanya nggak akan menyadari kesalahanmu,” ucap Cedron dengan tersenyum.Claude menggigit bibirnya dan tidak membalas. Dia tidak pernah tahu bagaimana dirinya di hadapan teman-temannya.….Lillia dan Liman sedang berdiskusi. Liman berkata, “Kalau rekaman itu bermanfaat untukmu, kamu simpan saja. Lagi pula, si pengirim sudah menghancurkan nomornya setelah mengirim video itu. Kalau
Lillia naik ke lantai dua, lalu memasuki sebuah kamar.Baru saja hendak mengubrak-abrik kamar, tetiba seseorang keluar dari dalam rak.Lillia tidak sempat merespons. Dia pun ditabrak dengan kuat. Lelaki berbadan tinggi dan kekar itu meraih tangan Lillia, lalu merampas kunci yang diikat di pergelangan tangannya.Lillia mendorong si lelaki. Namun, si lelaki kembali mendekat.Lillia tidak ingat siapa lelaki ini. Tenaganya sangatlah besar, bahkan tidak ada batasan sama sekali.Saat Lillia membalikkan tubuhnya, dia malah langsung memeluk Lillia.Lillia yang merasa jijik langsung menjerit, “Berhenti!”“Lorraine, maaf! Permainan memang seperti ini.” Si lelaki juga tidak memedulikannya, langsung merampas kunci di tangan Lillia.Tak peduli bagaimana Lillia meronta, tidak ada hasilnya sama sekali. Tetiba dia berhenti meronta, lalu memalingkan kepalanya melihat ke sisi lawan. “Kalau kamu nggak ingin reputasimu hancur setelah acara ini tayang, lebih baik kamu jangan dekat-dekat sama aku. Meskipun
Claude menatap Lillia dan berkata, “Kalau mereka datang mencari masalah lagi, teleponlah aku. Untung saja hari ini asistenmu juga sedang lembur dan meneleponku tepat waktu. Kalau nggak, aku nggak tahu akan sekacau apa tempat ini sekarang.”Bagaimanapun juga, Edward benar-benar akan menghancurkan Perusahaan LMOON.Lillia menggigit bibirnya tanpa mengatakan apa-apa. Malam ini, dia memang merasa marah. Namun, dia sebenarnya juga merasakan kesedihan yang tidak dapat dimengerti.“Kamu pulang saja dulu. Aku mau istirahat,” kata Lillia dengan nada yang agak dingin.Claude meliriknya, lalu bertanya, “Kamu sedih?”“Nggak,” jawab Lillia dengan ekspresi cemberut.“Kalau begitu, istirahatlah yang baik. Ingat, kalau mereka datang untuk mempersulitmu lagi, kamu harus meneleponku,” hibur Claude dengan nada lembut.Claude tahu dari mana datangnya kesedihan Lillia. Bagaimanapun juga, Edward dan Imelda adalah orang tua kandung Lillia. Namun, mereka malah datang untuk menindas Lillia. Mana mungkin Lillia
Ohara memegang sapunya erat-erat, lalu memelototi Edward dan Imelda sambil berseru, “Suatu hari nanti, kalian pasti akan menyesal!”Edward hanya mendengus. Dia mengira Ohara sedang berbicara tentang opini publik. Dia pun menjawab dengan tampang mengejek, “Aku nggak akan menyesal. Biarpun Kelly berbuat salah, kami akan tetap mendukungnya!”Imelda menatap Lillia dan berkata, “Kamu memang berbakat, tapi karaktermu malah begitu buruk. Kelly sudah berulang kali menyanjungmu, tapi kamu bukan hanya nggak menanggapinya, malah bekerja sama dengan Claude untuk mempermalukannya. Sebenarnya, kamu sudah tahu dari awal kalau kamu tetap nggak akan kalah meski Claude menyetujui perjanjian pernikahan dengan Keluarga Jaspal, ‘kan?”“Kamu tahu Claude menyukaimu, makanya kamu bisa membiarkannya tunangan sama Kelly dengan tenang. Selain bisa menyelesaikan krisis LMOON, kamu juga bisa menertawakan Kelly!”Lillia sama sekali tidak ingin menjelaskan apa-apa. Saat ini, pipinya sudah bengkak. Sangat jelas bahwa
Begitu pulang ke Kediaman Jaspal, Kelly langsung tidak berhenti menangis di ruang tamu.Edward oun buru-buru turun ke lantai bawah. Setelah melihat tampang Kelly yang begitu sedih, dia segera bertanya, “Sayang, ada apa?”“Mantan istrinya Claude itu Lillia. Apa kalian tahu, tapi nggak memberitahuku?” tanya Kelly pada Edward dengan berlinang air mata.Edward duduk di sisi Kelly dan hendak menjawab. Namun, begitu melihat pipi Kelly yang merah dan bengkak, dia segera bertanya, “Siapa yang memukulmu?”Kelly menjawab sambil menangis, “Lillia melihat aku dan Claude makan di restoran, lalu juga sengaja membawa beberapa pria makan di sana dan menggoda mereka untuk membuat Claude marah. Waktu aku berdebat dengan Lillia, Claude menamparku deminya.”Seusai berbicara, Kelly menangis makin kencang.Edward pun berdiri dengan marah, lalu segera mencari ponselnya dan hendak menelepon Claude untuk memakinya. Begitu melihat Kelly yang menangis tersedu-sedu, Imelda yang baru turun juga buru-buru memelukny
Lillia juga melihat Claude dan Kelly meninggalkan restoran. Setelah para bos itu selesai makan, Lillia pun memanggilkan mobil untuk mengantar mereka kembali ke hotel sebelum masuk ke mobilnya sendiri. Hanya saja, sebelum mobilnya sempat keluar dari tempat parkir, mobil Claude pun memblokir jalannya.Claude duduk di dalam mobil dan menatap Lillia dengan ekspresi tidak senang. Sementara itu, Lillia mengerutkan kening, tetapi tidak mengatakan apa-apa.Setelah saling bertatapan dari dalam mobil untuk sesaat, Claude baru turun dari mobil. Pada akhirnya, Lillia mau tak mau turun dari mobil setelah Claude mengetuk kaca jendelanya 3 kali.“Ada apa?” tanya Lillia dengan kening berkerut.“Aku nggak langsung memberitahumu aku sudah kembali ke ibu kota karena Hans bilang kamu sedang rapat. Makanya, aku pergi ke Kediaman Jaspal dulu,” jelas Claude dengan sikap mendominasi. Dia juga memerangkapi Lillia di antara tubuhnya dengan mobil.Lillia menjawab dengan ekspresi datar, “Pak Claude, kenapa kamu h
Edward pun menjawab dengan tidak senang, “Aku tahu kamu sama sekali nggak menyukai Kelly.”Claude hanya tersenyum dan tidak menjawab.Begitu mendengar percakapan mereka, Imelda juga merasa sangat sedih.“Aku pada dasarnya memang nggak bersedia menikahinya, tapi dia sendiri yang memaksa. Aku ini orang yang selalu memegang janjiku. Berhubung kalian sudah melepaskan Perusahaan LMOON, aku akan memenuhi janjiku dengan menyetujui perjanjian pernikahan dengan Keluarga Jaspal,” jawab Claude dengan ekspresi acuh tak acuh.Edward tidak lagi berbicara. Dia bangkit dari tempat duduk dan mengisyaratkan Imelda untuk naik ke lantai atas bersamanya.Malam ini, Lillia mengajak beberapa bos besar ke Xennington. Baru saja mereka semua duduk, dia langsung melihat Kelly dan Claude berjalan masuk ke restoran. Dia pun merasa agak terkejut karena tidak tahu bahwa Claude telah kembali ke ibu kota ....Namun, setelah teringat kembali ucapan Claude sebelumnya, Lillia pun tidak memikirkannya lagi. Claude pernah m
“Apa kamu masih marah sama Kelly? Hari ini, aku sudah menegurnya sebelum datang. Pokoknya, aku akan selalu berpihak padamu. Percayalah padaku,” ujar Louis dengan nada yang terdengar sangat memelas.Moonela menjawab, “Aku nggak marah, cuma ingin jalan-jalan sendiri!”“Tapi, tetanggamu bilang kakimu cedera dan dia juga sempat menggantikanmu untuk lapor polisi. Kalau kakimu cedera, kenapa kamu masih bisa berkeluyuran?” tanya Louis dengan sengaja.Kali ini, Moonela tidak bisa menjawab dengan begitu cepat. Setelah terdiam sejenak, dia baru berkata, “Cedera kakiku nggak parah, kok .... Kamu pergi ke rumahku?”“Emm, aku rindu banget sama kamu. Aku datang mencarimu, tapi kamu nggak menyahut. Jadi, aku tanya ke tetanggamu,” jawab Louis dengan nada lembut.“Aku lagi nggak ada di rumah. Jangan mencariku lagi! Aku sedang jalan-jalan di luar. Kalau suasana hatiku sudah baikan, aku akan meneleponmu,” jawab Moonela. Intinya, dia menolak untuk bertemu dengan Louis.Louis pun merasa agak marah dan berk
Selama adiknya hilang, Louis selalu berharap dia bisa segera pulang ke rumah. Sekarang, adiknya memang sudah kembali. Selain itu, dia juga merasa dirinya bersikap sangat baik terhadap Kelly dan selalu menuruti permintaannya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Louis merasa Kelly menjadi makin menyebalkan. Dia bukan hanya suka melakukan trik kotor secara diam-diam, juga sering memicu perselisihan di hadapan orang tuanya. Dia juga berkata dirinya menyukai Lillia, tetapi malah selalu berlagak seperti korban dan mengatakan Lillia sering menindasnya.Kelly tidak menyangka Louis akan menggunakan nada bicara seperti ini untuk berbicara dengannya. Dia pun terisak, lalu bertanya dengan suara gemetar, “Kak, apa kamu sudah bosan denganku? Setelah memiliki orang yang disukai, Kakak jadi membenciku?”Louis menjawab dengan dingin, “Aku juga punya urusanku sendiri. Kamu nggak perlu menggunakan alasan Moonela memukulmu untuk mengikatku. Lagian, aku juga sudah bosan harus menemanimu jalan-jalan s
Di hari ketiga Moonela hilang, Claude masih belum menemukan informasi apa-apa. Saat ini, dia sedang duduk di kantor dan memikirkan bagaimana cara bawahan Kelly memindahkan Moonela. Dia sudah menyelidiki semua CCTV, tetapi tidak menemukan ada yang aneh. Dia hampir tidak pernah bertemu kesulitan seperti ini. Setelah berpikir lama, dia tiba-tiba teringat sesuatu dan segera menelepon Nelson.“Coba cari kesempatan untuk pergi ke rumah Moonela lagi, lalu periksalah seluruh rumahnya dengan teliti. Aku curiga dia masih berada di dalam rumah,” perintah Claude dengan nada dingin.“Aku rasa Louis yang paling cocok untuk melakukan hal ini,” jawab Nelson. Untuk mengurangi risiko, hanya Louis seorang yang paling cocok untuk melakukan hal ini. Claude pun terdiam sejenak, lalu memutuskan sambungan telepon. Dia sudah secara tidak langsung menyetujui usul Nelson.Tidak lama kemudian, Lillia menerima telepon dari Claude. Baru saja dia menekan tombol menerima panggilan, terdengar Claude yang bertanya, “A
Melihat Moonela yang membagikan foto avatar virtual yang dibuatnya kepadanya setiap hari, Lillia merasa Moonela juga lumayan suka bermain permainan ini. Namun, begitu teringat cedera kaki Moonela, dia mau tak mau mulai merasa khawatir lagi. Dia sedang mempertimbangkan apakah dirinya harus menelepon Moonela untuk menanyakan keadaannya atau tidak.Tepat pada saat ini, Moonela malah meneleponnya terlebih dahulu. Lillia pun segera menjawabnya.“Lillia, aku lagi di ibu kota, nih! Apa kamu lagi senggang? Aku kangen sama kamu,” tanya Moonela dengan gembira.Lillia melihat jadwalnya, lalu menjawab, “Kamu datang ke perusahaan saja, ya? Akhir-akhir ini, aku sibuk banget dan hanya bisa menemuimu di kantor.”Lillia dan Moonela pada dasarnya selalu bersikap jujur pada satu sama lain. Saat ini, ada setumpuk pesanan yang harus ditangani dan rapat tiada akhir yang harus dihadiri Lillia setiap hari. Jadi, dia tidak bisa meluangkan waktu untuk menemui Moonela di luar.“Ya sudah deh. Kamu harus lebih per