All Chapters of Suami Serabutan Ternyata Anak Sultan: Chapter 1 - Chapter 10

60 Chapters

BAB 1

KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNG BAB 1"Mas Fadli, sudah mau berangkat kerja?"Suamiku yang baru pulang dari menyadap karet di kebun Pak Rt, menyapa suami dari kakak pertamaku dengan ramah.Mas Fadli yang sudah memakai sepatu kerjanya berdiri seraya mengangkat dagunya memperlihatkan gaya sombong dan angkuh."Kamu tidak lihat? Belum buta 'kan?" Suami kakakku itu berkata dengan tatapan mengejek sambil berjalan ke arah motornya."Lagian tidak perlu tanya-tanya! Sudah tahu Fadli itu setiap hari Senin sampai Sabtu kerja, bukan seperti kamu yang setiap malam kerja tapi tidak ada hasilnya sama sekali!" Alih-alih ibuku menimpal dengan ketus dari dalam rumah.Sedetik kemudian Ibu sudah keluar dari dalam rumah, aku yang sedang menyiram bunga langsung menghentikan aktivitas."Iya, mending pulang dari nyadap langsung mandi, biar tidak merusak bau parfum suamiku yang mahal itu! Kerja bagai kuda hasilnya tidak ada!" ejek Mbak Gina dengan tersenyum miring."Apa kalian lupa? Siapa yang membel
Read more

BAB 2

KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 2"Baiklah, Bu. Aku dan suamiku akan pergi hari ini juga," ucapku sambil berdiri dari duduk. "Anggita, kamu beneran ingin meninggalkan ibumu? Kenapa kamu menjadi anak durhaka sekarang sekarang?" Suara Ibu seketika melunak saat aku sama sekali tidak keberatan untuk pergi dari rumah dan tidak menganggapnya Ibu sesuai ucapannya tadi."Kamu sudah gi-la, Anggita? Kamu rela meninggalkan Ibu untuk pergi bersama orang lain itu?" Mbak Gina berujar sambil melempar pandangan sinis pada suamiku."Dia suamiku, bukan orang lain. Ayo, Mas, kita berkemas dan pergi dari sini," ucapku dan mengajak Mas Ilham untuk pergi berkemas."Anggita-""Sudah, Bu. Biarkan saja Anggita pergi dari sini, kita lihat saja nanti, dia dan suaminya itu pasti akan kembali ke sini lagi, karena Gina pernah melihat rumahnya yang lama sudah hampir roboh!" ucap Mbak Gina saat Ibu ingin mencegahku melangkah."Pergi lah sekarang, dan jangan kembali lagi!" usir Mbak Gina yang menatapku taj
Read more

BAB 3

KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 3Kami sudah sampai setelah setengah jam perjalanan dari rumah ibuku. Lokasinya tidak begitu jauh."Sabar, ya? Walau bagaimana pun Ibu, dia tetap ibu kita," ucap Mas Ilham sembari memarkirkan motor di samping rumah.Rumah sederhana yang hanya memiliki satu kamar, sudah dua tahun kami meninggalkan rumah ini demi menjaga ibuku di rumahnya.Rumah panggung ini terbuat dari papan, dinding papan dan lantainya juga dari papan. Atap daunnya sudah banyak yang bocor karena sudah lama tidak diganti.Kupandangi halaman rumah yang sudah ditumbuhi rumput ilalang setinggi lutut, yang tampak bergoyang saat angin bertiup pelan.Tanah ini adalah tanah Mas Ilham yang dibeli sebelum menikah denganku. Setelah menikah denganku, kami membangun rumah sederhana.Kami menikah tanpa dihadiri keluarga suamiku. Karena orang tuanya tidak menyetujui pernikahan kami, alasannya karena aku anak bungsu dan Mas Ilham juga anak bungsu.Kata suamiku, ibunya percaya dengan mitos-mi
Read more

BAB 4

KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 4"Pak Udin, apa benar ini rumahnya? Kita salah alamat kali, masa adikku tinggal di rumah yang mirip kandang kambing begini?" Deg!Jantungku berdetak lebih cepat saat mendengar ucapan seorang wanita yang berdiri di samping wanita paruh baya itu. Mungkin, wanita paruh baya itu adalah ibunya."Menurut informasi dari penjual sayur tadi, inilah rumahnya," sahut Pak supir itu."Ya ampun, mirip kandang kambing, kok bisa adikku tinggal di tempat seperti ini? Mana banyak kotoran kambing lagi tuh! Pasti adikku tidur dengan kambing juga, menyesal sekali aku ikut Ibu ke sini!" Wanita yang satunya lagi ikut mengomentari rumah ini dengan mengomel tiada henti."Kalian ini, jaga ucapan kalian, kalau pemilik rumah ini dengar gimana?" Satu wanita yang berjilbab coklat itu menegur."Biarin, emang kenyataannya begini kok, mirip kandang kambing di tempat nenek kita di kampung. Mana bisa di sebut rumah."Lancar sekali muncungnya mengatakan bahwa rumahku mirip kan
Read more

BAB 5

KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 5"Kamu kalau mau pergi, pergi saja, tapi jangan membawa beras Ibu, kembalikan berasnya!" hardik ibuku saat aku sudah berdiri di hadapannya.Aku menoleh ke belakang dan melihat Ibu mertua dan ketiga kakak iparku yang melihat ke arahku dan Ibu.Aku tidak tahu apa tanggapan mereka sekarang terhadap ibuku? Ibu datang di saat tidak tepat kalau hanya untuk membahas soal beras.Salahku juga, kenapa aku membawa beras itu. Walau beras itu adalah milik kami sendiri."Bu, tolong jangan sekarang, ada Ibu mertua dan kakak iparku, aku mohon, Bu. Jangan mempermalukan-""Oh, ternyata ada Ibu mertuamu? Setelah beberapa tahun kamu menikah dengan anaknya yang mis-kin itu, dan baru sekarang dia datang. Pantasan saja kamu mencuri beras di rumah Ibu, ternyata mau menjamu keluarga suamimu itu untuk makan!" sela Ibu membuatku semakin malu."Bu, tolong jangan berbicara seperti itu, Tolong lah, Bu. Ayo, masuk dan berkenalan lah dengan Ibu mertuaku," pintaku memohon
Read more

BAB 6

KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 6"Lho, memangnya ngapain nelpon Pak Udin?" "Ibu mau pulang! Nah, itu Pak Udin. Titin, Irna, Linda, kita pulang sekarang!" panggil ibu mertua tegas memanggil ke tiga kakaknya Mas Ilham.Mobil sedan yang dikendarai Pak Udin berhenti di depan rumah. Entah ke mana Pak Udin pergi? Kalau Pak Udin berada di sini saat ibuku datang, pasti ibuku akan bersikap baik kepada ibu mertuaku.Seperti ibu mertuanya Bang Usman. Saat datang menggunakan mobil, ibuku langsung menyambutnya dengan senyum hangat. Karena bagi ibuku, yang mempunyai mobil sudah pasti orang kaya dan bertahta."Kita pulang?" tanya Kak Irna."Iya, lebih baik pulang, tiba-tiba Ibu merasa gerah!" jawab ibu mertua ketus."Syukurlah! Tidak jadi menginap, ayo, aku sudah kepanasan berada di rumah ini. Ilham, kamu tidak pulang?" Kak Titin bertanya."Duluan, kapan-kapan aku akan menyusul membawa istri dan anakku," jawab Mas Ilham dengan tersenyum manis melihat kakaknya itu."Betah amat hidup di si
Read more

BAB 7

KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 7PoV Author."Gina, ini sudah tanggal tujuh, kenapa adikmu belum mengantarkan uang kiriman dari Arini dan Usman?" Bu Dira menghampiri Gina di teras.Gina yang sedang menggunting kukunya pun menyahut. "Wah, benar juga ya, jangan-jangan Anggita sudah membelanjakan uang kiriman itu, ini 'kan musim hujan, Bu. Si Ilham pasti tidak bisa bekerja. Kita ke rumah mereka saja, Bu." "Tapi, tunggu dulu, Ibu mau telpon Usman dan Arini, mereka berdua sudah mengirimnya atau belum." Bu Dira ingin melangkah masuk untuk mengambil ponselnya."Kelamaan, Bu. Uangnya pasti sudah dikirim dari kemarin, ayo, kita pergi sekarang ke rumah Anggita," ucap Gina, dan beranjak dari kursi untuk mengambil kunci motornya yang ada di dalam kamar."Bu Dira," panggil Bu Tijah."Bu Tijah, aduh, kok sudah datang sepagi ini? Ada apa?" Bu Dira mendadak terlihat panik, saat melihat Bu Tijah, Bu Tijah adalah orang yang ingin menagih hutangnya, Bu Dira memasang sendal menuju ke arah Bu
Read more

BAB 8

KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNG BAB 8Jangan menuduh yang bukan-bukan, Mbak. Sepersen pun, kami tidak pernah memakan uang kiriman-""Diam! Kamu jangan ikut campur, Ilham!" bentak ibuku pada Mas Ilham."Bicaramu sok sekali!" timpal Mbak Gina ketus, dan mengalihkan pandangannya ke arahku. Dengan sekali sentakan keras, kantong berisi mie ayam yang kupegang sudah berpindah ke tangan Mbak Gina."Lihat ini, Bu. Anggita semakin berani saja! Dia sudah membelanjakan uang kiriman untuk Ibu, dengan membeli makanan kesukaan mereka!" tuduh Mbak Gina, sambil memperlihatkan isi kantong kepada Ibu."Itu dibeli memakai uang kami, Bu. Jangan mendengar tuduhan yang Mbak Gina buat." Aku menghela nafas berat, saat ibuku hanya berdecak menatapku sekilas.Ucapanku selalu saja salah dan tidak benar. Ibu pasti sudah sangat percaya dengan apa yang dituduhkan Mbak Gina.Ibu mengambil kantong di tangan Mbak Gina dan melambungkan kantong itu ke halaman, kantong berisi mie ayam itu pecah setelah menyentuh t
Read more

BAB 9

KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 9Sesampainya di depan rumah Ibu, aku dibuat bingung dengan kehadiran Imron, dia tampak sedang asik mengobrol hangat dengan Bang Usman di teras."Ilham, kenapa lama sekali datangnya?" tanya Bang Usman, setelah aku turun dan suamiku memarkirkan motornya."Iya, Bang, tadi saya-""Menjual hasil karet, makanya lama," potong Imron sebelum suamiku selesai berbicara.Imron tersenyum miring seakan-akan dia sedang mengejek suamiku."Yah, kerjaanmu itu-itu terus, kapan suksesnya kalau begitu terus?" ucap Bang Usman terdengar meremehkan.Perasaanku menjadi tidak enak mendengarnya."Anggita, lihat dia, dulu dia sangat cantik, setelah menikah, kenapa menjadi kurus dan kusam seperti itu? Sudah jelas kalau Ilham tidak becus menjadi suami, Anggita pasti tidak bahagia menikah dengannya." Alih-alih Imron menatapku dan menilai penampilanku. "Coba dulu Anggita menikah denganku, pasti penampilannya tidak semiris sekarang!" lanjut Imron."Ngapain kamu di sini, Imro
Read more

BAB 10

KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 10PoV Author.Sebelum adzan subuh berkumandang, Ilham sudah bangun dari tidurnya. Ilham tersenyum melihat istrinya yang masih tertidur lelap sambil memeluknya.Pelan Ilham menurunkan tangan Anggita dari dadanya. Dia beranjak turun dari ranjang dan berjalan pelan agar tidak menimbulkan bunyi berdecit dari lantai papan yang diinjaknya.Ilham menuju dapur, mengeluarkan ikan dan ayam dari dalam kulkas, dan merendamnya di dalam baskom berisi air.Kembali Ilham membuka kulkas dan mengambil sayur. Lalu memisahkan cabe dari tangkainya dan mengupas bawang.Anggita tersadar saat tangannya meraba tapi tidak mendapatkan Ilham berada di tempat tidur.Anggita bangkit dari tempat tidur, mengikat rambutnya asal dan melangkah menuju dapur.Suara langkah kaki Anggita di dengar Ilham. 'Pasti suara langkah kakiku tadi, sudah membangunkan bidadariku.' batin Ilham."Mas, kok tidak membangunkan aku?" ucap Anggita sambil melihat Ilham duduk lesehan sambil memotong t
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status