KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 10PoV Author.Sebelum adzan subuh berkumandang, Ilham sudah bangun dari tidurnya. Ilham tersenyum melihat istrinya yang masih tertidur lelap sambil memeluknya.Pelan Ilham menurunkan tangan Anggita dari dadanya. Dia beranjak turun dari ranjang dan berjalan pelan agar tidak menimbulkan bunyi berdecit dari lantai papan yang diinjaknya.Ilham menuju dapur, mengeluarkan ikan dan ayam dari dalam kulkas, dan merendamnya di dalam baskom berisi air.Kembali Ilham membuka kulkas dan mengambil sayur. Lalu memisahkan cabe dari tangkainya dan mengupas bawang.Anggita tersadar saat tangannya meraba tapi tidak mendapatkan Ilham berada di tempat tidur.Anggita bangkit dari tempat tidur, mengikat rambutnya asal dan melangkah menuju dapur.Suara langkah kaki Anggita di dengar Ilham. 'Pasti suara langkah kakiku tadi, sudah membangunkan bidadariku.' batin Ilham."Mas, kok tidak membangunkan aku?" ucap Anggita sambil melihat Ilham duduk lesehan sambil memotong t
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 11PoV Author."Selingkuh?" Gina berkata, sambil menatap suaminya yang tampak mengusap tengkuknya. "Kamu salingkuh, Mas?" tanya Gina dengan mata berkaca-kaca."Kamu percaya sama ucapannya, Anggita?" Fadli menatap Anggita tajam."Ck! Tidak sih. Sudah lah, kita langsung ke toko perabotan saja, tanpa uang dari mereka pun, kita masih bisa membelinya untuk Ibu," ucap Gina sambil mengibas tangannya ke udara."Bangkai kalau disembunyikan bagaimana pun, pasti akan tercium juga, yang pada akhirnya akan membuatnya hancur dengan sendirinya," ucap Anggita sambil duduk dan menatap ke arah punggung Gina dan suaminya.Mereka berdua yang sudah pergi melangkahkan kaki dari hadapan Anggita langsung membalikkan badan untuk melihat ke belakang."Urus saja hidup kalian, jangan mencampuri urusan orang lain!" hardik Fadli sambil menuding wajah Anggita."Maaf, bersikap sopan lah kepada istriku!" tekan Ilham, Ia sigap memasang badan melindungi Anggita.Ilham sudah san
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 12"Apa itu, Mas?" Aku melihat empat kotak paket yang dibawa Mas Ilham masuk ke rumah. Tidak biasanya dia pulang dari kebun membawa kotak paket. Aku mengekor dari belakang mengikuti langkah suamiku menuju dapur."Kiriman dari Kak Titin, Kak Irna, Kak Linda dan Ibu, ini semuanya untukmu," ucap Mas Ilham, dia meletakkan paket itu diatas meja dapur.Dengan senyum mengembang, aku mengambil gunting dan membuka kotaknya, aku penasaran dengan isinya. "Kak Titin titip salam, dan dia berpesan, harus di pakai apa yang sudah dia kirimkan," ucap Mas Ilham sambil menuang air minum ke dalam cangkir plastik. Lalu meminumnya hingga tandas."Kak Titin bilang begitu? Kok bisa?""Kak Titin itu memang judes orangnya, kalau bicara pedas bukan main, tapi hatinya baik kok," jelas Mas Ilham, mengenai Kakak tertuanya itu."Kirimkan nomor WhatsApp nya, aku mau berterimakasih kepada Kak Titin," ucapku sambil melihat baju tidur khusus untuk ibu hamil, bukan hanya satu p
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 13PoV Author."Anggita tidak bisa memberikan perhiasan ini untuk Ibu. Maaf," ucap Anggita lagi."Sayang," panggil Ilham. Dia turun kebawah menghampiri Anggita yang tengah bersitegang dengan ibu mertuanya."Ilham, kamu belum pernah berbakti kepada ibu mertuamu ini, 'kan?" ucap Bu Dira kepada Ilham. Anggita mengernyitkan kening mendengarnya.'Sebenarnya, perlakuan seperti apa yang ibu anggap berbakti kepadanya? Apa ibu tidak melihat baktinya suamiku saat berada di rumah ibu? Dan saat membantuku untuk menjaga dan bergantian merawat ibu saat dirawat di rumah sakit dulu?' batin Anggita.Bu Dira pernah dirawat di rumah sakit dan tidak bisa berjalan selama dua bulan lamanya. Karena mengalami sakit kaki akibat penyakit asam urat yang di deritanya, yang membuat kedua kakinya membengkak dan tidak bisa berjalan.Siapa lagi kalau bukan Ilham yang mengangkatnya ke dalam kamar mandi, saat Anggita mau memandikan Bu Dira karena Bu Dira sering buang air diata
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 14"Mbak Anggita!" Aku menyembulkan kepala lewat jendela kamar untuk melihat siapa yang memanggilku."Iya, ada apa?" tanyaku pada adiknya Imron."Ini, undangan pernikahan dari Bu Wiwin. Kemarin Ira lupa mengantarnya, ini baru ingat, acaranya hari ini, Mbak." jelasnya. Aku keluar rumah dan turun tangga untuk mengambil undangannya."Oke, terima kasih, Ira?" ucapku."Sama-sama mantan calon kakak ipar, he-he-he," kelakarnya sambil menghidupkan mesin motornya dan pergi berlalu.Anak itu, entah kapan aku menjadi calon kakak iparnya? Untung suamiku belum pulang, kalau tidak, pasti suamiku akan salah paham kalau mendengarnya.Sembari menunggu suamiku pulang dari menyadap karet, aku memungut pakaian kotor untuk di cuci. Kemudian deru motor suamiku terdengar masuk ke halaman rumah."Assalamualaikum!" ucapnya saat memasuki rumah."Wa'alaikumsallam," "Undangan dari siapa, Sayang?" tanya Mas Ilham, sepulangnya dia dari menyadap karet dan melihat kartu und
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 15PoV Author."Memang menantu idaman ini, mah. Jaman sekarang, sangat susah untuk mendapatkan menantu yang sayang sama keluarga istrinya. Kebanyakan kalau sudah menikah, pasti akan menyuruh istrinya untuk fokus mengurus suami dan keluarga suami, tapi beda dengan Ilham, dia yang langsung turun tangan untuk membantu merawat mertuanya, pokoknya saya salut sama menantu Bu Dira, jangan di sia-siakan menantunya, Bu. Semoga, saya mendapatkan menantu seperti Ilham juga," ucap temannya Bu Dira."Memujinya sangat berlebihan, Bu. Saya ikut doakan, semoga ibu-ibu ini mempunyai menantu yang baik dan lebih dari saya," imbuh Ilham. "Saya pamit ke dalam kamar dulu, ya, ibu-ibu," ucap Ilham sambil beranjak dari duduknya untuk menunaikan sholat zuhur."Aamiin, semoga saja, silakan Ilham, kami juga mau pergi ke acara itu lagi, ayo Bu Dira," kata salah satu temannya Bu Dira dan mengajak Bu Dira untuk ikut."Duluan, nanti saya nyusul," sahut Bu Dira."Ayo, Dek,"
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 16PoV Author."Mbak Gina ada perlu apa tadi datang ke sini?" tanya Ilham."Minta jagain Ibu di rumah, katanya, dia mau menyusul Mas Fadli yang hilang kabar. Aku suruh Mbak Gina antar Ibu ke sini saja, kalau menginap di sana, nanti kamu malah repot masak sendiri untuk para tukang," jawab Anggita sambil menyendokkan lauk ke dalam mangkok, untuk para tukang bangunan makan siang."Terus, Ibu mau? Memangnya, ke mana Mas Fadli perginya? Kok harus nyusul segala?" "Kita lihat saja nanti, Ibu bakalan datang atau tidak. Mas Fadli pergi ke rumah ibunya, sudah enam hari tidak ngasih kabar, nomor ponselnya juga tidak aktif," jelas Anggita."Kasihan ya, Mbak Gina, pasti Mbak Gina belum tahu kalau Mas Fadli itu sudah selingkuh," ucap Ilham sambil mengetuk es batu, dan mencampurnya ke dalam air sirup yang sudah di buatnya di dalam termos air."Kita lihat saja, Mas. Semoga, setiap masalah yang dihadapi Mbak Gina ada jalan keluarnya," sahut Anggita. "Sudah si
BAB 17PoV Author.Brak!Setelah melaksanan kewajiban sholat magrib. Anggita terperanjat mendengar pintu utama di buka dan di tutup dengan kasar oleh Gina.Cepat Anggita membuka mukena dan melipat sajadah, dan keluar dari dalam kamar.Bu Dira yang juga mendengar ikut keluar kamar, dan melihat Gina yang sudah terduduk di lantai dengan menyandarkan badannya ke pintu sambil memegangi kepalanya."Gina? Kamu tidak jadi menginap di rumah mertuamu? Mana Fadli?" Bu Dira menyibak gorden dan membuka jendela, Ia menyembulkan sedikit kepalanya melihat ke luar rumah dan tidak mendapati siapa pun di luar rumah.Gina terisak sambil mengumpat, dia tidak menyangka bahwa Ana sudah menikah dengan suaminya dari setahun yang lalu."Mas Fadli sudah menikah tanpa sepengetahuanku, Bu." lirih Gina sambil memeluk lutut."Menikah? Fadli? Gimana ceritanya? Ibu tidak mengert-""Mas Fadli sudah menikah lagi, Bu! Dia sudah menikah dari satu tahun yang lalu!" teriak Gina sembari bangkit menuju ke dalam kamar. Dia