KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 14"Mbak Anggita!" Aku menyembulkan kepala lewat jendela kamar untuk melihat siapa yang memanggilku."Iya, ada apa?" tanyaku pada adiknya Imron."Ini, undangan pernikahan dari Bu Wiwin. Kemarin Ira lupa mengantarnya, ini baru ingat, acaranya hari ini, Mbak." jelasnya. Aku keluar rumah dan turun tangga untuk mengambil undangannya."Oke, terima kasih, Ira?" ucapku."Sama-sama mantan calon kakak ipar, he-he-he," kelakarnya sambil menghidupkan mesin motornya dan pergi berlalu.Anak itu, entah kapan aku menjadi calon kakak iparnya? Untung suamiku belum pulang, kalau tidak, pasti suamiku akan salah paham kalau mendengarnya.Sembari menunggu suamiku pulang dari menyadap karet, aku memungut pakaian kotor untuk di cuci. Kemudian deru motor suamiku terdengar masuk ke halaman rumah."Assalamualaikum!" ucapnya saat memasuki rumah."Wa'alaikumsallam," "Undangan dari siapa, Sayang?" tanya Mas Ilham, sepulangnya dia dari menyadap karet dan melihat kartu und
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 15PoV Author."Memang menantu idaman ini, mah. Jaman sekarang, sangat susah untuk mendapatkan menantu yang sayang sama keluarga istrinya. Kebanyakan kalau sudah menikah, pasti akan menyuruh istrinya untuk fokus mengurus suami dan keluarga suami, tapi beda dengan Ilham, dia yang langsung turun tangan untuk membantu merawat mertuanya, pokoknya saya salut sama menantu Bu Dira, jangan di sia-siakan menantunya, Bu. Semoga, saya mendapatkan menantu seperti Ilham juga," ucap temannya Bu Dira."Memujinya sangat berlebihan, Bu. Saya ikut doakan, semoga ibu-ibu ini mempunyai menantu yang baik dan lebih dari saya," imbuh Ilham. "Saya pamit ke dalam kamar dulu, ya, ibu-ibu," ucap Ilham sambil beranjak dari duduknya untuk menunaikan sholat zuhur."Aamiin, semoga saja, silakan Ilham, kami juga mau pergi ke acara itu lagi, ayo Bu Dira," kata salah satu temannya Bu Dira dan mengajak Bu Dira untuk ikut."Duluan, nanti saya nyusul," sahut Bu Dira."Ayo, Dek,"
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 16PoV Author."Mbak Gina ada perlu apa tadi datang ke sini?" tanya Ilham."Minta jagain Ibu di rumah, katanya, dia mau menyusul Mas Fadli yang hilang kabar. Aku suruh Mbak Gina antar Ibu ke sini saja, kalau menginap di sana, nanti kamu malah repot masak sendiri untuk para tukang," jawab Anggita sambil menyendokkan lauk ke dalam mangkok, untuk para tukang bangunan makan siang."Terus, Ibu mau? Memangnya, ke mana Mas Fadli perginya? Kok harus nyusul segala?" "Kita lihat saja nanti, Ibu bakalan datang atau tidak. Mas Fadli pergi ke rumah ibunya, sudah enam hari tidak ngasih kabar, nomor ponselnya juga tidak aktif," jelas Anggita."Kasihan ya, Mbak Gina, pasti Mbak Gina belum tahu kalau Mas Fadli itu sudah selingkuh," ucap Ilham sambil mengetuk es batu, dan mencampurnya ke dalam air sirup yang sudah di buatnya di dalam termos air."Kita lihat saja, Mas. Semoga, setiap masalah yang dihadapi Mbak Gina ada jalan keluarnya," sahut Anggita. "Sudah si
BAB 17PoV Author.Brak!Setelah melaksanan kewajiban sholat magrib. Anggita terperanjat mendengar pintu utama di buka dan di tutup dengan kasar oleh Gina.Cepat Anggita membuka mukena dan melipat sajadah, dan keluar dari dalam kamar.Bu Dira yang juga mendengar ikut keluar kamar, dan melihat Gina yang sudah terduduk di lantai dengan menyandarkan badannya ke pintu sambil memegangi kepalanya."Gina? Kamu tidak jadi menginap di rumah mertuamu? Mana Fadli?" Bu Dira menyibak gorden dan membuka jendela, Ia menyembulkan sedikit kepalanya melihat ke luar rumah dan tidak mendapati siapa pun di luar rumah.Gina terisak sambil mengumpat, dia tidak menyangka bahwa Ana sudah menikah dengan suaminya dari setahun yang lalu."Mas Fadli sudah menikah tanpa sepengetahuanku, Bu." lirih Gina sambil memeluk lutut."Menikah? Fadli? Gimana ceritanya? Ibu tidak mengert-""Mas Fadli sudah menikah lagi, Bu! Dia sudah menikah dari satu tahun yang lalu!" teriak Gina sembari bangkit menuju ke dalam kamar. Dia
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 18Dua bulan setelah kejadian di rumah ibuku. Aku sama sekali belum pergi ke sana, begitu juga dengan ibu dan Mbak Gina. Mereka berdua memang benar-benar menganggap aku juga ikut terlibat dalam pernikahan kedua Mas Fadli.Kata sabar, itu yang selalu suamiku ucapkan saat aku mengeluhkan tentang perlakuan mereka berdua padaku. Aku yang tidak tahu apa-apa tentang pernikahan kedua Mas Fadli malah ikut dimusuhi. Entah apa kabarnya sekarang? Mungkin, Mbak Gina sudah mengambil jalur perceraian dari pada hidup dimadu.Ya, wanita mana yang sanggup dimadu? Bahkan, kalau itu terjadi denganku, aku akan mengambil keputusan yang sama. Lebih baik bercerai dari pada harus berbagi suami dengan wanita lain."Ada lagi yang harus kami bantu, Pak?" ucap tukang bangunan."Sudah selesai, Pak. Saya ucapkan terima kasih banyak atas bantuannya, Pak. Tanpa bantuan kalian, pasti pindahannya menjadi lama," "Sama-sama, Pak Ilham. Kalau begitu, kami semua pamit undur diri
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 19PoV Gina."Mereka datang ke sini?" tanya Ibu setelah aku mengambil ponselku dari seorang ibu-ibu, yang membantu mengangkat Ibu ke rumah warga di pinggir jalan. Ibu jatuh saat motor yang kukendarai oleng dan menabrak pohon.Ibu mengalami luka lecet, namun Ibu merasakan sakit di kakinya, mungkin terkilir.Aku sudah menelpon Anggita, tapi tidak diangkat. Aku pun menelpon nomor Ilham dan menyuruh ibu-ibu itu yang berbicara. Biar Anggita percaya."Itu mereka datang, Bu." Aku menunjuk ke arah Anggita dan Ilham yang turun dari atas motor."Ibu, Mbak Gina, kalian tidak apa-apa?" Raut kecemasan Anggita terlihat saat sudah berada di depan kami, dia duduk di samping Ibu dan memeriksa bagian apa saja yang terluka di tangan Ibu."Kaki Ibu sakit," lirih Ibu sambil memegangi kaki kanannya yang tampak susah digerakkan."Mas, pinjam mobil kakakmu boleh? Kita bawa Ibu ke rumah sakit," ucap Anggita yang menoleh ke arah Ilham di sampingnya. "Sebentar, Dek. Tu
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 20"Mbak!" teriakku keras, saat melihat Mbak Gina mengangkat satu tangannya dan ingin menampar kakak iparku. "Apa yang Mbak lakukan?" Aku memegang tangannya cepat, jangan sampai perbuatannya ini membuatku malu di hadapan keluarga suamiku."Dia menyebut Mbak ulat bulu, Anggita!" ketus Mbak Gina seraya menepis tanganku. Lalu bersedekap dada melihat kakak iparku dengan kebencian."Kalau seperti ini, sebaiknya Mbak pulang saja, Kak Titin itu cuma becanda, tapi Mbak menanggapi candaannya dengan serius," kataku sambil masuk ke dalam kamar memberikan minum kepada Ibu."Yang salah itu kakak iparmu, Anggita. Gina orangnya tidak bisa dibawa becanda. Gina, sebaiknya kamu pulang saja, kamu akan di olok-olok kalau berada di sini," ucap Ibu. Mbak Gina melihat sekilas ke arah Ibu dan langsung pergi ke luar kamar."Ibu, jangan bicara begitu,""Anggita, jadi tidak ke dokternya?" tanya Kak Titin. "Sepertinya sudah terlalu sore, besok saja kita ke dokternya ya?
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 21PoV Author."Kalau ibumu mau pulang biarkan saja, ibumu mungkin tidak betah tinggal di sini, karena di sini ramai orang, mungkin setelah Ibu dan semuanya pulang ke Bandung, baru ibumu betah di sini," ucap Bu Belinda yang membuat Bu Dira langsung mendelik menatapnya."Ya, Ibu akan pulang sekarang, Ibu tidak di hargai di sini," lirih Bu Dira. Dia merasa kalau besannya sudah menantangnya.'Aku harus bisa, aku tidak mau diremehkan sama besanku yang belum kukenal lama, dia pasti sengaja untuk mengujiku.' batin Bu Dira.Anggita tertegun melihat Bu Dira yang memaksakan dirinya untuk bangkit dari tempat tidur, dan menjuntaikan kakinya kebawah secara perlahan.'Aduh! Sakit sekali!' batin Bu Dira, Ia meringis sambil mengigit bibir. Kakinya terasa sangat sakit saat menapakkan kakinya ke lantai, Ia berdiri dan berjalan satu langkah dengan pincang.Langka ke tiga, Bu Dira tampak menyerah sambil memegangi lututnya dengan suara yang terdengar meringis."K