KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 21PoV Author."Kalau ibumu mau pulang biarkan saja, ibumu mungkin tidak betah tinggal di sini, karena di sini ramai orang, mungkin setelah Ibu dan semuanya pulang ke Bandung, baru ibumu betah di sini," ucap Bu Belinda yang membuat Bu Dira langsung mendelik menatapnya."Ya, Ibu akan pulang sekarang, Ibu tidak di hargai di sini," lirih Bu Dira. Dia merasa kalau besannya sudah menantangnya.'Aku harus bisa, aku tidak mau diremehkan sama besanku yang belum kukenal lama, dia pasti sengaja untuk mengujiku.' batin Bu Dira.Anggita tertegun melihat Bu Dira yang memaksakan dirinya untuk bangkit dari tempat tidur, dan menjuntaikan kakinya kebawah secara perlahan.'Aduh! Sakit sekali!' batin Bu Dira, Ia meringis sambil mengigit bibir. Kakinya terasa sangat sakit saat menapakkan kakinya ke lantai, Ia berdiri dan berjalan satu langkah dengan pincang.Langka ke tiga, Bu Dira tampak menyerah sambil memegangi lututnya dengan suara yang terdengar meringis."K
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 22"Berani sekali kau menamparku!" hardik Mbak Gina, dia mendekati Kak Irna dan ingin membalas menamparnya."Mbak, berhentilah bersikap arogan," cegahku cepat, Mbak Gina menurunkan tangannya yang sudah terangkat ke udara dan menoleh menatapku tajam."Dia sudah menampar saudaramu, Anggita. Kenapa kamu terlihat santai dan tidak membelaku? Aku saudara kandungmu sendiri, balas perbuatan wanita ini!" ucap Mbak Gina dengan amarah."Bukan hanya satu wanita mura-han yang menggoda suamiku! Yang bersikap sama sepertimu, Gina. Aku percaya seratus persen kepada suamiku," kata Kak Irna."Akan kujelaskan semuanya. Kemarin malam, saat aku mau ke rumah teman, Irna menyuruhku untuk langsung mengantarkan Gina pulang ke rumahnya apabila motor yang ada di bengkel belum selesai diperbaiki. Jadi, saat hampir sampai di bengkel, Gina minta langsung diantarkan pulang, saat arah pulang ke rumah. Tiba-tiba ...," ucapan Bang Rudi menggantung karena Mbak Gina tiba-tiba la
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 23Mobil masuk ke halaman rumah. Ketiga kakak iparku dan suaminya masing-masing duduk di teras. Kak Irna menyuruhku untuk segera turun dari mobil."Ada apa, Kak?" tanyaku, setelah berada di dekat Kak Irna."Ibumu, tadi nangis," jawab Kak Irna."Dek, kamu kasih ke Ibu, ya?" Mas Ilham memberikan kotak kue yang di pegangnya padaku. Aku menganggukkan kepala dan berlalu masuk ke dalam rumah.Kuketuk pintu kamar yang Ibu tempati. Ibu duduk dan menyuruhku untuk masuk dan menutup pintu. Ada apa dengan ibu?"Ibu, kenapa?" tanyaku, mata Ibu tampak basah. Entah apa yang membuatnya menangis?"Apa ini?" Ibu balik bertanya sambil menunjuk ke arah kotak yang kuletakkan di sampingku duduk."Selamat nambah umur, ya, Bu? Ini kue dari Mas Ilham," ucapku. Ibu menyeka air matanya yang tersisa di sudut mata."Cuma ini?" tanyanya membuat keningku mengkerut dalam.Ibu bilang cuma ini? Padahal, ini kue kesukaannya yang dibeli Mas Ilham dari toko kue langganan Ibu."Ma
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 24PoV Author."Anggita, Ilham," panggil Bu Dira, perhatian Anggita dan Ilham yang melihat tv langsung teralihkan ke arah Bu Dira yang sudah duduk di sofa lainnya."Iya, Bu. Ada apa?" sahut Ilham dan bertanya."Boleh tidak kalau Ibu tinggal di sini? Ibu mau tinggal di sini, bersama kalian berdua," ucap Bu Dira, setelah hampir tiga Minggu tinggal di rumah Ilham dan Anggita, Bu Dira merasa nyaman dan enggan untuk pulang ke rumahnya."Tinggal di sini?" tanya Anggita, memastikan lagi bahwa apa yang di dengarnya tidak salah. Ia sedikit terkejut mendengarnya. "Ibu mau tinggal di sini bersama dengan kami?" ulang Anggita."Iya," sahut Bu Dira sembari mengangguk cepat."Kalau Ibu mau tinggal bersama kami, kami sangat senang mendengarnya, Bu. Tinggal lah bersama kami semaunya yang Ibu mau, karena Ibu adalah Ibu kami, tidak mungkin kami melarangnya dan menolak." Ilham berbicara dengan senyum kebahagiaan di wajahnya.Tentu saja Ilham bahagia, karena keing
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGSelamat membaca🥰BAB 25Setelah Ibu pulang dari rumahku, tidak sekali pun Ibu menelpon untuk minta dijemput, aku pun tidak mempertanyakannya, mungkin Mbak Gina memang benar-benar melarang Ibu untuk tinggal bersama kami."Anggita, boleh ambil minyak goreng dulu tidak? Soalnya, uangku ketinggalan nih," ucap tetanggaku, pelanggan pertama yang datang saat toko sembako milik kami baru di buka."Boleh, ambil aja," sahutku seraya tersenyum. Tetanggaku itu pulang setelah mendapatkan apa yang dia butuhkan.Sudah satu bulan toko sembako kami buka, dan Alhamdulillah sekali, semakin hari pelanggan kami semakin ramai. Sebab, di gang tempat kami tinggal hanya kami yang membuka toko sembako.Deru motor terdengar berhenti di depan toko, sepertinya aku mengenal suara motor itu, aku bangkit dari tempat duduk menuju ke depan toko."Kak Arini?" Aku heran dengan kehadiran Kak Arini."Wih, keren banget kamu, sudah sukses sekarang ya?" Kak Arini turun dari motor sambil
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 26PoV Author."Tambahin lagi susu sama bawangnya, ini cuma bisa bertahan satu Minggu, sama minyak goreng tambah dua lagi," ucap Gina setelah memeriksa isi kantong plastik berisi sembako itu. "Terus berasnya mana?" tanya Gina."Ini berasnya Ilham letakkan keatas motor, ya?" Ilham mengangkat satu karung beras dua puluh kilo dan membawanya ke depan, untuk diletakkan keatas motor Gina."Mau ngapain lagi, Mbak?" tanya Anggita, saat melihat Gina mengitari ruangan toko, seakan sedang mencari sesuatu."Mbak minta ini satu, ya?" pinta Gina, seraya mengangkat satu kardus mie instan."Parah banget nih, Mbak! Di kasih hati minta jantung, tidak boleh dan letakkan lagi ke tempat semula," ucap Anggita dengan kesal. Gina mencebik menanggapi ucapan Anggita."Ilham, Mbak ambil satu kardus ini, ya? Untuk lauk nasi," kata Gina pada Ilham yang sudah kembali masuk ke dalam toko."Maaf, Mbak, Mbak tidak boleh mengambil sesuka hati Mbak. Kami baru merintis usaha ini
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 27"Besar sekali rumah Anggita," ucap suara seseorang yang tidak asing didengar oleh telingaku, saat kakiku hampir sampai di pintu utama.Sungguh, aku sedikit kaget melihat Ibu, Mbak Gina, Mas Fadli, Bang Usman dan Kak Arini datang ke rumahku. Apa yang mereka inginkan?"Jaya belum pulang, 'kan?" Ibu bertanya seraya celingukan melihat ke dalam rumah. Oh, ternyata mencari Bang Jaya."Anggita, Jaya masih di sini, 'kan?" ulang ibu lagi."Ya, jelas masih, itu mobilnya masih ada," timpal Mbak Gina.Aku menyuruh mereka semua masuk ke dalam rumah. Jantungku berdebar tidak karuan, entah apa keperluan mereka dengan Bang Jaya?Suasana di ruang tamu mendadak sunyi, hanya terdengar suara kedua keponakanku yang sedang bermain di depan TV."Ehem!" Mas Ilham berdehem, seperti ingin mencairkan suasana yang tampak tegang. Karena semua terlihat diam dan saling melihat satu sama lain."Kenapa kalian semua datang ke sini?" tanyaku hati-hati."Ibu ke sini ada perlu
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNG BAB 28PoV Author."Aku pergi dulu." Fadli yang baru selesai menerima telpon dari Ana pamit kepada Gina."Mau ke mana memangnya?" Gina memasang wajah tidak senang melihat Fadli yang akan meninggalkannya di rumah sakit. "Siapa yang telpon?" lanjutnya sambil bersedekap dada melihat Fadli."Ana lagi hamil, dia tidak bisa jauh dariku, kamu harus mulai terbiasa untuk tidak terlalu bergantung padaku, Ana membutuhkanku saat ini," ucap Fadli."Maksudmu, sekarang aku tidak membutuhkanmu, begitu? Kalau kamu seperti ini, lebih baik kita pisah saja!" rajuk Gina dan mengancam."Terserah kamu, lama-lama capek juga menghadapi kamu yang selalu merajuk seperti anak kecil!" ketus Fadli seraya membalikkan badan dan pergi meninggalkan Gina yang terpaku mendengar ucapannya.'Ana sialan, aku tidak tahan kalau seperti ini terus, awas kamu, Ana! Aku akan membuat perhitungan sama kamu nanti!' batin Gina. Matanya merah penuh amarah dan dendam kepada Ana, yang sudah membua