Semua Bab My Hot Boss: Bab 101 - Bab 110

116 Bab

Bertemu Lagi dengan Sharena

Pagi ini, minggu pertama setelah Ardian berangkat ke LONDON. Fanny sudah kembali dengan kesibukan totalnya di kantor. Sementara proyek di New Vealland masih terus dalam progress, Fanny hanya berkunjung ke sana di sela waktu luangnya saja.“Bu, ada tamu penting yang meminta bertemu,” ucap Sandra kepadanya.Fanny mengarahkan matanya kepada Sandra, dia melihat jika asistennya itu sangat serius berbicara kepadanya.“Baik, persilahkan untuk masuk,” ucap Fanny sambil berusaha tenang.Ada raut ambigu yang ditangkapnya dari wajah Sandra barusan, namun kemungkinan aneh itu ditepisnya dengan sangat cepat.“Aku, meminta firma hukum kalian untuk menjadi wali hukum Carltzon Group,” ucap Sharena sambil melangkah masuk ke dalam ruangan kerja Fanny.Detik itu juga nafas Fanny mendadak terhambat oleh sesak yang berat.“Ada apa? Bukankah perusahaan sekelas Carltzon Group tidak membutuhkan wali hukum dari firma hukum baru seperti kami?” ucap Fanny mendebatnya.Fanny ing
Baca selengkapnya

Kamu Tidak Juga Berubah

“Ini Bu, lokasinya,” ucap Rafael seraya menunjuk sebuah butik di tepi jalan dimana kini mobilnya menepi.Dengan nafas yang sesak, Fanny melangkah masuk ke dalam sana.Hanya beberapa menit, dan Fanny dan Sandra sudah kembali dengan beberapa tote bag besar di tangannya.“Sudah Bu?” ucap Rafael.“Sudah, ayo cari makan dulu,” ucap Fanny.Seperti memiliki firasat jika malam ini Adam akan kembali pulang terlambat, Fanny pun menikmati makan malamnya di sebuah resort bintang lima.“Sebentar ya, saya ke kamar kecil dulu,” ucap Fanny.Sandra dan Rafael dengan tenang menunggunya. Fanny baru melangkah keluar dari restroom saat matanya tanpa sengaja menangkap sang suami tengah bersama seorang wanita yang cukup dia kenali. Adam tengah menyuapi Anna dengan manjanya.Tangannya mengepal dengan kuat di samping tubuhnya. Ingin rasanya Fanny berteriak saat ini. Deretan kisah lalu Adam dengan Anna kembali mengobarkan emosi dan juga mencuatkan rasa sakit yang sudah be
Baca selengkapnya

Fanny Sakit

Sudah hampir satu bulan ini Fanny bertahan di kantornya. Menjalani kehidupan yang sulit dijelaskannya lagi kepada siapa pun. Mengisi kesibukan dengan padatnya rutinitas kantor dan juga pertemuan dengan kliennya.Menjadi istri seorang Hussein nyatanya hanya mimpi buruk dalam hidupnya. Karena semua janji manis suaminya mendadak lenyap begitu saja dengan hadirnya kembali wanita bernama Anna yang lagi-lagi membuat mereka hancur berantakan.Usia kehamilannya sudah di trimester akhir, namun bukannya kebahagiaan kedua orang tuanya yang akan menyambut kelahiran buah cintanya ini melainkan sebuah perpisahan. “Sandra, aku akan ke kantor Bank sebentar ada beberapa hal yang harus diperiksa,” ucap Fanny sambil menenteng tas nya pergi.“Baik, Bu,” jawab Sandra.Bersama Rafael, Fanny kini meninggalkan kantornya menuju kantor Bank yang tidak terlalu jauh dari sana.***“Tidak mungkin!” ucap Fanny dengan mata terbelalak melihat sejumlah penarikan dari merchant yang tidak
Baca selengkapnya

Tidak Bersuami

“Siapa yang menelepon?” tanya Adam yang baru keluar dari kamar mandi dengan handuk melingkar di bagian bawah tubuhnya.“Nomor tak dikenal, salah sambung. Sudah kuhapus kok,” ucap Anna sambil meletakkan ponsel Adam tersebut di meja.Adam tak mencurigai apapun. Dia terlalu terbuai oleh birahinya yang terpuaskan oleh Anna sehingga tertutup mata hatinya dari kenyataan jika dia adalah seorang suami dari Fanny Cesa yang bahkan akan segera memberikannya sepasang bayi kembar.“Adam sayang, jika ada lagi yang menanyakan padamu apapun terkait Fanny, sebaiknya kau tidak perlu memperdulikannya. Aku yakin wanita rubah itu tengah mencoba berbagai cara untuk membuatmu bersama lagi dengannya. Tidak boleh ya, aku akan sangat sedih jika kau pergi lagi.” ucap Anna sambil membelai lembut dada bidang Adam.“Anna sayang, mana bisa aku kehilangan kenikmatanku bersamamu, kau wanita yang paling memenuhi gairah ranjangku, Fanny terlalu kaku dan main aman, aku bosan,” ucap Adam sambil menyesap
Baca selengkapnya

Ruangan NICU

Keberadaan Adam di klinik tersebut kemudian diketahui oleh dokter Abimanyu. Dokter itu menghubunginya lagi untuk memberitahukan kondisi Fanny dengan bayinya.“Bolehkah aku menjenguknya Dok?” tanya Adam melalui sambungan teleponnya.“Tentu Pak Adam, silahkan,” ucap Abimanyu.Dokter itu tidak tahu jika Adam memang sedari tadi sudah berada di kliniknya.“Pak, apakah Anda akan menemui Ibu begitu saja?” ucap Jhon dengan kening yang sedikit berkerut.Adam pun merasa diingatkan. “Jhon, cepat belikan aku bunga dan juga cokelat kesukaan Ibu,” ucap Adam sambil melemparkan senyum tipis di wajahnya.Adam sangat gugup kali ini. Dia telah berada di posisi terendahnya sebagai seorang suami di mata sang istri.Setengah jam menunggu dan Adam pun akhirnya siap menemui Fanny.Dengan bunga tulip segar kesukaan sang istri dan juga cokelat favoritnya, Adam melangkah masuk menuju kamar Fanny di rawat.Tiba di depan pintu, Adam melihat Sandra dan Rafael di sana. Dua pasang manik mata staf setia sang istri me
Baca selengkapnya

Pulang

“Pak, apakah kami bisa mengetahui nama bayinya?” tanya dokter Abimanyu kepada Adam dengan sedikit ragu.Detik itu juga Adam dan Fanny saling memandang bersamaan.“Kami belum membicarakannya,” ucap keduanya kompak dengan mata saling menghunus.Hal ini jelas membuat dokter Abimanyu tersenyum tawar, mengingat biasanya pasangan baru yang memiliki anak akan sangat antusias menyiapkan nama untuk sang buah hati. Meski demikian, kesibukan pasangan ini membuat dokter Abimanyu memakluminya. Sebagai pimpinan brand dagang terbesar dan juga seorang lawyer ternama di New Filla, tentu saja akan sangat sulit mereka menemukan waktu luang untuk memikirkannya.Sejumlah konflik yang sempat terkuat di dalam pernikahan pasangan ini pun tak luput dari perhatian dokter Abimanyu yang semakin memaklumi kondisinya.“Baiklah, ini untuk Baby Girl’s dan ini untuk Baby Boy’s,” ucap Abimanyu sambil menyiapkan dokumen kelahiran kedua bayi tersebut.Fanny sangat lega, meski hingga saat ini dia masih belum mau bicara ke
Baca selengkapnya

Nama Si Kembar

“Aku tidak mau kau menyesali keputusanmu ini suatu hari nanti,” ucap Adam menegaskan.“Seperti aku yang seringkali menyesal telah bersedia menikah denganmu bukan?” jawab Fanny sambil mengganti popok Baby Girl’s.“Sayang, jangan terus mengungkitnya lagi. Aku mohon, maafkan aku dengan tulus,” ucap Adam memohon.Detik itu juga Fanny menghentikan gerakan tangannya lalu menatap Adam dengan seksama.“Aku tidak mengungkitnya, kau yang memulainya. Dan jika aku harus memaafkanmu dengan tulus pun aku sudah melakukannya. Tapi lihat yang terjadi, kau melupakan betapa beratnya usahaku melepaskanmu dari tuntutan Anna saat itu hingga dengan mudah kau kembali lagi ke pelukannya,” ucap Fanny diselingi beberapa tarikan nafasnya yang sangat berat.Adam membisu. Dia tak bisa menjawabnya lagi. “Ini tidak mudah untukku Dam, bukan sekali kau mendua.” ucap Fanny dengan mata yang sangat cepat berlinang air mata.Adam terpaku. Semakin tak bisa menolak kalimat Fanny yang ditujukan
Baca selengkapnya

Kabar Duka

Hujan masih mengguyur New Filla dengan derasnya hingga larut malam ini. Adam meringkuk di bibir ranjang sebelah kiri sementara Fanny di sebelah kanan. Di tengah mereka adalah baby Lilac dan baby Abigail. Fanny memang tidak mau tidur berpisah dengan buah hatinya.Fanny yang besar di panti asuhan, hanya ingin belahan jiwanya kini merasakan peluk buai dari kedua orang tuanya dengan utuh tanpa dibatasi apapun. Dan Adam pun sepakat dengan keputusannya kali ini. Adam yang juga besar di tangan baby sister tentu sangat menghargai keputusan hebat istrinya yang bahkan merelakan profesinya digantungkan sementara.Nyenyak keempatnya tengah sangat nikmat, saat suara barang pecah di luar kamar mengejutkannya.“Apa itu Dam?” tanya Fanny.Adam yang juga terjaga oleh suara tersebut langsung turun dari ranjangnya.“Jangan kemana-mana!” ucap Adam.Fanny mengangguk mengiyakannya. Dirangkulnya erat kedua buah hatinya.PRAANGSuara pecahan kembali terdengar.“Adam! Kau
Baca selengkapnya

Berangkat Ke London

Setelah dua minggu, renovasi rumah akhirnya selesai. Di berbagai bagian masih terdapat banyak puing-puing bangunan di sana yang berceceran. Pagi ini sejumlah petugas kebersihan sedang menyelesaikan finishing dari renovasinya itu.Adam benar-benar tidak ingin kecolongan setelah insiden pemecahan kaca yang dilakukan oleh orang tak dikenal ke rumahnya tengah malam itu dan juga insiden racun yang nyaris saja mencelakai keluarganya.Kini, Adam benar-benar menjadi semakin ekstra dalam pengawalan dan juga penjagaan rumahnya. Pagi yang cerah di New Filla, mentari menyembul dengan sangat hangat dari balik jendela rumah memberikan energi yang lebih cerah.Adam tengah menikmati sarapan bersama Fanny. Keduanya kini sudah memulai hidup normalnya tanpa ada lagi kerepotan para penjaga dan juga pekerja di rumahnya. Insiden mengenai percobaan untuk meracuni yang dilakukan oleh orang tak dikenal yang menyamar di antara para pekerja pun akhirnya ditangani oleh pihak kepolisian. M
Baca selengkapnya

Pewaris Schwaley Corp

Dengan jetlag sekitar delapan jam, mereka harus sedikit menyesuaikan waktu terlebih dahulu.Senyuman akhirnya mengembang di wajah Fanny saat keluar dari pesawat dan menghirup udara segar kota London dengan sangat tenang. Kedua buah hatinya pun bisa mendarat dengan selamat di sana, ini adalah sebuah berkah tersendiri untuk Fanny.Di bagian luar bandara, Dipo dan juga beberapa staf dari Schwaley Corporation sudah menunggunya.“Adam, bisakah kau mengatakan padaku apa yang terjadi sebenarnya?” tanya Fanny kepada Adam dengan memaksa.Adam menghentikan langkahnya, dia merasa tidak tega untuk mengatakannya sendiri kepada Fanny. Meski riwayat panjang kehidupannya bersama Ardian mengalami pasang surut; tapi Adam merasa bahwa Ardian pun memiliki sangat banyak sekali jasa dalam pernikahannya dengan Fanny.“Sayang, sebaiknya kita berangkat! Kasihan mereka terlalu lama menunggu,” ucap Adam kepada istrinya. Fanny pun menurut. Rombongan ini pun tak menunggu waktu lama lagi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status