Semua Bab Kembalinya Duchess Muda: Bab 21 - Bab 30

66 Bab

Bab 11a

“Bagaimana kabar Tuan Muda Lunox selama ini?” Kalista bertanya dengan ringan. “Saya baik-baik saja, Nona Muda. Terimakasih sudah bertanya.” balas Tuan Muda Lunox sopan. Saat ini, keduanya masih berada di taman bunga yang indah. Bedanya adalah, sekarang ada dua cangkir keramik di atas meja. Yang satu berisi cairan putih, sedangkan yang lain adalah coklat yang jernih. Aroma melati dapat tercium dari cangkir yang terletak di depan meja seorang pemuda. “Hm.”“Begitu rupanya.” Kalista menyeruput cangkirnya secara perlahan. “Tolong jangan bersikap terlalu formal, Tuan Muda Lunox. Anda adalah penyelamat saya. Saya pasti sudah menderita luka berat jika tidak ada Anda yang melindungi saya.” lanjut sang nona muda. “Sudah menjadi tugas saya untuk melindungi Anda, Nona Muda.” balas Tuan Muda Lunox. “Seperti rumor yang beredar, Tuan Muda Lunox benar-benar orang yang rendah hati.” Kalista berbicara dengan tenang. “Ngomong-ngomong, Anda hanya pernah mengunjungi Villa Ruliazer di malam hari.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 11b

“Kenapa kau ingin bertemu denganku?" Kalista bertanya pada si penyamar. Kali ini, si penyamar tidak langsung menjawab. Ada kekosongan dalam ekspresinya selama beberapa saat. Tapi seolah sudah mengambil keputusan, wajah penuh tekad segera terlihat. “Saya..”“Nona Muda!!” suara teriakan kembali menginterupsi ucapan Tuan Penyamar. Semua orang secara serempak melihat ke arah sumber suara. Dan begitu terkejutnya mereka ketika melihat wajah yang sangat mirip dengan pemuda di samping. Kalista sendiri sudah tahu jika Tuan Muda Lunox yang barusan berbincang dengan dirinya adalah palsu. Namun Ia tak menyangka jika yang asli langsung datang ke sini. “Nona Muda.” dengan kecepatan yang mencengangkan, Tuan Muda Lunox yang asli sampai di samping Kalista. “Tuan Muda Lunox. Sungguh suatu kebetulan.” ucap Kalista sembari melirik si penyamar. “Nona Muda.”“Tolong maafkan kekasaran adik saya. Saya pasti akan menerima hukuman apapun selama Nona Muda mau membebaskan adik saya.” Tuan Muda Lunox seger
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 12a

“Aku lebih membenci seseorang yang menyembunyikan kebenaran daripada mereka yang berwajah jelek.”“Dan jika kau terus bersikeras untuk mempertahankan bentuk kamuflasemu karena alasan wajah jelek, aku benar-benar akan menjauhimu.” ucap Kalista. Segera setelah Kalista mengucapkan kata-kata itu, dia dapat melihat pemuda bernama Leon mengangkat tangan kirinya. Sebuah cincin zamrud gelap terlihat begitu pemuda itu melakukannya. “Jadi karena cincin itu.” batin Kalista. “Pantas saja aku dapat merasakan adanya fluktuasi sihir dari sekitar pemuda itu. Meski begitu, sihirnya tampak lemah dan seperti terkontaminasi oleh sesuatu. ” lanjutnya dalam hati. Sesaat kemudian, Kalista melihat pemandangan yang tak akan pernah Ia lupakan seumur hidup. Mendengar penuturan Leon sebelumnya, gadis itu telah mempersiapkan hatinya. Ia memutuskan untuk menjaga ekspresi wajahnya apapun yang terjadi. Namun begitu Ia melihat penampilan yang muncul setelah sihir kamuflase menghilang, hatinya tidak bisa membant
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 12b

“Apa itu?” tanya Kalista lembut. Berusaha untuk tidak menakut-nakuti seseorang yang masih berdiri di sampingnya. “Itu karena ini.” ucap Tuan Muda Lunox sembari mengeluarkan sebuah bros kecil dari sakunya. “Ini adalah bros yang Nona Muda berikan saat kami berada di pusat keamanan Kota Luxedon. Awalnya saya mengira jika itu hanyalah bros biasa yang cantik. Tapi semuanya berubah saat saya mendatangi adik laki-laki saya.”“Nona Muda, Anda memberikan sebuah sihir pada bros ini bukan?” Tuan Muda Lunox kembali bertanya. “Saya bukannya menyalahkan Nona Muda. Saya yakin apa yang Nona Muda berikan kepada saya adalah hal-hal baik.” lanjut pemuda bermanik merah itu menambahkan. “Itu benar. Aku memang melakukannya.” jawab Kalista jujur. “Sihir yang Nona Muda berikan aktif saat saya menemui adik laki-laki saya. Mungkin karena sihir Nona merasakan aura kuat milik adik saya yang terbilang agresif. Jadi benda itu segera melancarkan serangan.”“Awalnya saya cukup terkejut. Saya khawatir adik saya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 13a

Di halaman luar Villa Ruliazer. Terlihat belasan kereta berbaris dengan rapi. Diantara semuanya, ada kereta terbesar dengan corak burung elang yang tengah membentangkan sayap. Di tempatkan di area tengah, kereta itu terlihat tertutup. Ada empat orang yang berjaga di setiap sisi. Di bagian belakang dari barisan kereta, terdapat kereta lain dengan ukuran yang lebih kecil. Kendati demikian, kayu keras yang digunakan membuat kereta itu tampak kuat dan kokoh. “Letakan barang itu di sana.” seorang pelayan wanita tampak tengah memerintah orang yang lebih muda. “Apa ada yang lain?” suara lain bertanya ingin tahu. “Tidak.”“Itu adalah kotak terakhir.” jawab pelayan yang lebih tua. Setelah memastikan kembali tidak ada hal yang tertinggal, para pelayan wanita segera masuk ke dalam villa. Meninggalkan para penjaga yang bertugas mengawasi kereta. Di dalam Villa Ruliazer. “Anda benar-benar akan pergi besok, Nona Muda?” suara seorang pemuda terdengar mengandung ketidaksenangan. “Seperti yan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 13b

“Kenapa tidak membangunkanku?” tanya Kalista menatap dingin pada lawan bicaranya. “Itu karena Nona Muda tampak sangat lelap saat tidur. Saya khawatir Anda akan bangun jika saya membangunkan Nona Muda.” jawab pemuda yang tengah diinterogasi. “Bukankah arti dari membangunkan adalah membuat seseorang terbangun dari tidur?”“Berhenti mengatakan omong kosong dan berikan aku jawaban yang masuk akal. Jika tidak, jangan salahkan aku karena bersikap kejam.” ancam Kalista dengan sudut mata menyipit. Saat ini, keduanya tengah berada di salah satu kamar tamu di Kediaman Ruliazer. Rombongan mereka telah sampai sejak beberapa waktu yang lalu. Hanya saja, Kalista menemukan dirinya telah terbaring di kamar miliknya begitu membuka mata. Itu artinya, seseorang telah memindahkan dirinya dari kereta ke kamarnya di Kediaman Ruliazer. Bertanya kepada pelayan, dia tahu jika orang yang membawanya adalah pamannya. Meski begitu, hal tersebut masih sangat memalukan. Dilihat oleh puluhan pelayan yang menyam
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 14a

(Tok.. Tok.. Tok..) Di pagi hari yang tenang. Suara ketukan pintu terdengar dari balik pintu. Suara tersebut sedikit menyeramkan. Dikarenakan masih sedikitnya tanda-tanda kehidupan yang terdeteksi. (Tok.. Tok.. Tok..) Suara ketukan kembali terdengar. Kali ini lebih keras dari sebelumnya. Hal tersebut membuat gadis kecil yang masih bergelung di dalam selimut merasa sedikit terusik. (Tok.. Tok.. Tok..) Ini adalah ketukan ketiga. (Tok.. Tok.. Tok..) Ketukan keempat. (Tok.. Tok.. Tok..) Ketukan kelima. Kalista yang sebelumnya ingin mengabaikan ketukan di pintu kamarnya pada akhirnya harus memaksa dirinya untuk bangkit. Sepertinya, si pengetuk tidak akan menyerah sampai dibukakan pintu. Dan dia sebagai korban menjadi satu-satunya yang dirugikan dalam masalah ini. (Ceklek.) “Kenapa mengetuk sepagi ini?” Kalista bertanya tanpa basa-basi. Di mansion ini, hanya ada satu orang yang berani mengetuk pintu kamar pemilik rumah dengan begitu bersemangat. Seseorang yang tanpa tahu malu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 14b

Matahari telah muncul dengan begitu indahnya. Menyinari setiap tempat yang terjamah oleh cahayanya. Burung-burung berkicau seolah saling beradu nyanyian termerdu. Di bawah pohon yang rindang, tampak seorang gadis kecil yang tengah duduk di salah satu bangku alun-alun ibukota. Jubah panjang berwarna coklat muda menutupi tubuhnya yang kecil. Kesan yang terlihat tidak mewah, namun juga tak seperti rakyat jelata yang kekurangan uang. Kalista telah menggunakan sihir teleportasi berkali-kali. Berjalan ke sana dan ke mari untuk menemukan penipu yang menjebaknya mengelilingi ibukota. Sayangnya, sampai saat ini Ia masih belum menemukan si berandal licik. Yang ada, tubuhnya kelelahan setelah berjalan cukup lama dengan sihir yang terus digunakan. Di saat seperti ini, aroma daging lezat yang tengah dipanggang tercium. Membuat perut yang belum diisi menabuh genderang perang. Kelelahan, kelaparan dan kehabisan mana sihir. Tiga kombinasi tersebut berhasil membuat Kalista menghentikan pencariannya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 15a

(Tap.) (Tap.) (Tap.) Kalista berjalan dengan tenang. Layaknya seorang bangsawan yang selalu mempertahankan keanggunan dalam setiap perilakunya. Tujuan utama gadis itu adalah berpura-pura melewati meja milik pemuda berambut pirang di sebelah kanan barisan. Langkah demi langkah diambil. Punggung lurus dengan tatapan mata ke depan. Semakin dekat Kalista dengan tempat tujuannya, gadis itu merasa ada sesuatu yang salah. “Apa restoran memang biasanya sesunyi ini?” batin Kalista. Saat Kalista hampir sejajar dengan pemuda berambut pirang yang duduk membelakanginya, tiba-tiba pemuda itu menengok ke arah Kalista. Membuat keduanya saling menatap. Saat itu, mata sang nona muda segera berkontraksi. Hal tersebut dikarenakan Ia mengetahui siapa pemilik wajah yang tengah menatapnya, “Kenapa dia ada di sini?”Sebelum Kalista dapat bereaksi, tanganya telah dipelintir. Membuat gadis kecil itu harus menekuk lututnya karena tekanan berat dari orang di belakangnya. “Hentikan Robert!”“Jangan menya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 15b

“Saya minta maaf, Yang Mulia. Benda itu terlihat sangat berharga. Saya tidak mempunyai keberanian untuk menerima benda seperti itu dari Yang Mulia. ” Kalista mencoba menolak secara halus. Tidak ada hal bagus jika terseret ke dalam politik kerajaan. Pemuda di depannya mungkin terlihat ramah dan baik hati. Namun jika dirinya tenggelam pada perlakuan baik yang semu itu, tak ada bedanya dengan dirinya di masa lalu. Dia yang dulu jatuh cinta pada orang yang hanya ingin memanfaatkan dirinya pasti akan merutuki kebodohannya jika kembali jatuh pada hal yang sama. Itu seperti keluar dari mulut buaya dan masuk ke dalam mulut harimau. Itu sebabnya lebih baik bagi dirinya untuk menghindari segala situasi yang berhubungan dengan putra mahkota. Karena belajar dari pengalamannya, dia tahu pemuda di hadapannya tidak sebaik kelihatannya. “Nona Ruliazer. Apa menurut Anda benda itu lebih berharga dari ketulusan saya?” tanya putra mahkota. “Saya tidak berani mempertanyakan ketulusan Yang Mulia Putr
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status