Marah, shyok, itulah gambaran dari wajah Papa Hendra, Rasty, dan juga mama Anita saat ini. Mereka sangat kaget--setelah mendengar kalimat bernada ancaman dari mulut kakek Darma, dan ternyata musibah itu disebabkan karena Rania. Amarah telah menyeruak dari dalam diri Mama Anita, dan Rasty. Pasangan ibu dan anak itu, sudah terbakar oleh emosinya. "Jadi, semua ini karena anak sialan, itu?!" cecar Mama Anita, dadanya kembang-kempis, wajahnya mengeras akan emosinya yang teramat sangat, "Rasty!" panggil mama Anita kemudian, masih dengan nada yang sama. "Telepone, Rania! Bagaimanapun, dia harus mengetahui hal ini!" Masih dengan nada suara yang penuh dengan emosi, Mama Anita memerintah Rasty. "Sudahlah, Maa," gumam papa Hendra dengan lirih, mendapati emosi sang istri pada Rania- dia nampak sedih. "Sudah, bagaimana?! Semua kekacauan ini karena dia. Dan, bagaimana pun anak itu harus mengetahuinya-kalau tidak Darma Wijaya akan datang lagi, dan menghancurkan dagangan kita. Memang papa mau,
Read More