Home / Pernikahan / Ditalak Usai Akad / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Ditalak Usai Akad: Chapter 31 - Chapter 40

84 Chapters

Part 31

Sementara di tempat lain, tepatnya di atas sebuah motor yang tengah melaju kencang seorang pria berpakaian pengantin berusaha menghentikan laju motor. Lelaki itu adalah Faiq, sang calon pengantin yang dibawa kabur oleh seorang pria. Entah apa tujuan pria itu membawa kabur sang pengantin baru.“Hei Pak! Berhenti, bapak mau bawa saya kemana? Kok jalannya lewat sini,” tanya Faiq menepuk bahu sang sopir sedikit kencang. Tanpa memedulikan tepukan Faiq, sang sopir terus saja melarikan motornya ke jalan yang lengang.“Pak! Berhenti,” teriak Faiq dengan nada suara lebih keras. Tapi teriakan itu tetap tak digubris oleh si pengendara motor. Kebetulan jalanan sepi, jadi mudah saja bagi pak sopir bersikap acuh dan tak peduli.“Jika bapak tidak berhenti juga, saya loncat nih,” ancam Faiq tak kehilangan akal. Faiq mengambil ancang-ancang bersiap untuk meloncat.Mendadak sang sopir terkaget-kaget dengan ancaman penumpangnya. Wah bahaya, kalau dia bisa kabur, habis aku dimarahi bos besar. Ini tak bo
Read more

Part 32

“Terus gimana dengan pernikahan Ela Umi, Abi.” Tanya Ela dengan wajah murung. Harusnya ia bahagia dengan batalnya pernikahan ini. Namun setelah ia pikir matang-matang, tak ada salahnya menerima asalkan itu bisa membuat Umi dan Abinya bahagia.Meskipun awalnya ia keberatan dengan pernikahan ini, tapi melihat kebahagiaan kedua orang tuanya, tentu saja hal ini menjadi pemikiran bagi Ela sendiri. Apalagi bila mengingat, tak sedikit waktu dan biaya yang telah mereka keluarkan, tiba-tiba batal begitu saja, siapa yang tak sedih dibuatnya.“Sementara pernikahanmu dengan Faiq kita tunda dulu sampai Faiq ditemukan.” Jawab umi Rosyida dengan wajah sendu. Ia mencoba kuat dengan cobaan ini supaya sang anak tidak larut dalam duka dan bersedih berkepanjangan.“Kenapa ditunda Ros, Ela bisa menikah dengan Erlangga.” Usul Waida yang tiba-tiba muncul di tengah-tengah mereka.Ela, Rosyida dan Abi Hisyam saling lirik, tak percaya dengan apa yang mereka dengar barusan.“Maksudmu,” tanya Rosyida penuh int
Read more

Part 33

“Oh iya Ela, menurutmu siapa dalang dibalik orang yang membawa kabur si Faiq?” tanya Farah seraya menatap wajah sahabatnya yang sembab karena menangis. Gadis bergigi ginsul itu menatap iba sahabat baiknya. Dia pikir-pikir kemaren, penderitaan Ela pasti berakhir dengan bahagia. Siapa sangka ternyata kembali berakhir dengan tragis. Kasihan sekali dia, sungguh gadis yang malang. Andai ia yang mengalami nasib seperti Ela, mungkin ia takkan sanggup bertahan. Bisa jadi ia akan mengakhiri hidupnya. Astagfirullah, mikir apa aku ini, batin Farah dalam hati."Entahlah Far, aku tidak tahu. Aku juga tidak ingin memikirkan itu sekarang, kini pikiranku fokus pada keberadaan mas Faiq. Kami harus segera menemukannya. Jadi tak terpikirkan untuk mencari tahu siapa pelaku penculikan itu sebenarnya.""Mungkin nanti setelah masalah ini selesai, kita akan tempuh jalur hukum, orang itu harus mendapatkan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya." sambung Ela seraya menghela nafas panjang. Seakan beban berat
Read more

Part 34

“Menghilang bagaimana maksudmu?”Lalu si penelepon menceritakan semua hal yang ia dapat dari ibu panti tanpa ada yang ditutupi perihal menghilangnya sang anak dibawa kabur oleh seseorang. Kini tak satu pun orang yang tahu keberadaannya. Tak siap mendengar kabar itu sambungan telepon langsung terputus begitu saja. Lelaki yang bernama Ibnu itu memijit pelipisnya dengan perasaan sedih yang luar biasa. Padahal dia sudah merencanakan membawa anak itu kehadapan istrinya yang hampir 25 tahun hidup dalam keadaan menderita menanti pulangnya sang buah hati. Untung dia belum menceritakan kepada istrinya, kalau dia sudah menemukan putranya. Surprise di hari ulang tahun istrinya harus tertunda sementara waktu, sampai sang anak ditemukan. Raut sedih terpancar jelas di wajahnya. Matanya berkaca-kaca menahan sesak di dada.'Harus berapa lama lagi hamba menunggu untuk bertemu anak hamba ya Allah. Tolong lindungi dia di mana pun ia berada. Jangan pisahkan kami lagi ya Allah. Biarkan kami berkumpul, m
Read more

Part 35

“Waalaikumsalam,” sahut pak Ibnu dengan wajah terkejut bukan main. Netranya membola seketika, saat melihat tamu di hadapannya. Ternyata pendengarannya tidaklah salah. Suara itu adalah suara mantan karyawannya dulu, dulu sekali. Sudah lama berlalu.“Kamuu....”“Iya, ini saya Pak, bagaimana kabar bapak?” tanya sang lelaki itu basa basi untuk mencairkan suasana yang sempat tegang.“Kamu datang ke sini hanya untuk menanyakan kabar saya?”“Itu salah satunya pak, karena sudah lama kita tidak bertemu. Tapi saya punya tujuan lain ingin bertemu dengan bapak."“Iya untuk apa kamu sebenarnya datang ke sini? Setelah sekian tahun, baru sekarang kamu muncul di hadapan saya.”“Seperti yang saya katakan sebelumnya, kedatangan saya ke sini ingin membicarakan tentang....” Belum juga pria itu selesai bicara telah dipotong oleh pak Ibnu.“Tidak perlu diteruskan, sekarang saya mengerti, tanpa kamu beritahu pun saya sudah menduganya. Jadi selama ini kamu yang menyembunyikan keberadaan putra saya.” Cecar p
Read more

Part 36

"Ada kabar baik," ucapnya setelah mendaratkan bokongnya di kursi. Pria tua yang masih terlihat gagah itu melempar senyum ke arah Ilman dan teman-temannya.“Ada kabar baik apa Pa, kenapa papa gak bilang di rumah. Kenapa harus ke sini?” tanya Ilman penasaran. Penasaran dengan kabar baik yang dibawa papanya hingga harus datang ke tempat ini. Ini pasti ada hubungannya dengan kasus yang tengah diselidikinya. Tidak mungkin kasus lain.“Apa ini ada hubungannya dengan orang tua Faiq Pa,” tanya Ilman menduga-duga ingin memastikan. Kalau iya betapa bahagianya Faiq bisa bertemu dengan orang tua yang sudah dia cari sebulan terakhir ini. Tepatnya dua Minggu menjelang pernikahannya.“Tepat sekali, makanya papa ke sini, tidak bicara di rumah, supaya kalian bisa langsung dengar sekaligus tanpa papa harus mengulang-ngulang cerita.”Dengan sangat menggebu lelaki tua itu menjawab pertanyaan sang anak dengan wajah bahagia. Mewujudkan kebahagiaan anaknya merupakan keinginan terbesarnya. Apalagi setelah me
Read more

Part 37

"Pak Abraham, silakan duduk!" Ibnu menyambut tamunya dengan senyum sumringah. Ia sungguh tak sabar mendengar kabar yang dibawa tamunya.Betapa tidak, inilah hari yang dia tunggu-tunggu dengan tak sabar dari kemaren. Asa membuncah dalam rasa. Saat ibu panti memberitahunya bahwa ada seorang pria yang ingin bertemu mengabarkan keberadaan sang putra, dia jadi semangat berkali lipat. Sekian tahun menunggu, akhirnya keberadaan sang putra mulai ada titik terang.Setelah mendapatkan nomor telepon orang tersebut dari ibu panti, keduanya saling membuat janji bertemu. Maka di sinilah mereka sekarang.Sementara tiga pria yang bersama pak Abraham menatap lekat-lekat wajah ayah yang dirindukan oleh sahabat mereka Faiq. Ketiganya saling pandang haru, tak menyangka mereka lebih dulu bertemu dengan ayah sahabatnya. Padahal mereka tau betapa Faiq merindukan lelaki yang tampak begitu gagah itu.“Baik! Terima kasih Pak,” sahut pak Abraham seraya tersenyum ramah tak lupa saling berjabat tangan. Lalu menda
Read more

Part 38

“Sekarang jelaskan posisi terakhir kalian. Saya akan meminta orang kepercayaan saya untuk menyelidi melalui cctv di sepanjang jalan yang kalian lewati.” pinta Pak Ibnu mulai mengerahkan tenaga dan pikirannya untuk mencari keberadaan sang putra yang telah lama dinantinya. Tidak ada waktu untuk berpangku tangan. Semakin cepat bertindak semakin cepat juga mengetahui dan mendeteksi posisi Faiq berada.Ikhsan dengan gamblang menceritakan posisi terakhirnya saat Faiq dibawa kabur dengan motor kepada pak Ibnu. Sesekali pria itu tampak marah, berani-beraninya pria itu membawa putranya di hari bahagianya. Awas saja, jika saya temukan kalian tidak akan saya beri ampun, gumam Ibnu dalam hati. Penjara tempat yang pantas untuk kalian, karena berani bermain-main dengan saya. Geram pak Ibnu dalam hati.Setelah mengetahui duduk perkaranya, serta merta pak Ibnu berdiri lalu mendekat ke arah tiga lelaki dan memeluknya bergantian. "Sekali lagi terima kasih atas bantuan kalian semua, kami sekeluarga tid
Read more

Part 39

“Emang Abi tidak punya firasat seperti Umi, umi merasa Ela tengah bersedih hati mengenang nasib tragis yang menimpanya, kemudian prustasi dan akhirnya berniat mengakhiri hidupnya. Bisa saja-kan," ujar umi Rosyida tampak cemas dan mulai mengkhawatirkan anak gadisnya.“Tidak mungkin umi, Ela anak yang kuat, tidak mungkin dia melakukan hal serendah itu. Percaya sama Abi, anak Abi itu anak terdidik dan kuat iman. Jadi tak mungkin dia berbuat hal yang tercela. Umi jangan berpikiran buruk dulu," pungkas Abi Hisyam sedikit kecewa dengan pandangan sang istri terhadap Ela."Sekuat-kuatnya orang bila terus diterpa badai akan rapuh Abi. Umi rasa sekarang Ela tak sanggup lagi memikul semua komplik yang dialaminya. Makanya Ela ....” umi Rosyida tak sanggup meneruskan perkataannya, andai benar itu yang dilakukan Ela. Umi Rosyida tak sanggup membayangkan hal itu. Wanita itu tertunduk dengan air mata tak berhenti mengalir. Gestur tubuhnya menunjukkan semakin resah dan gelisah. Sementara sang suami te
Read more

Part 40

“Bro! Kayaknya ini orang yang kita cari. Lihat nih! Wajahnya sama dengan wajah orang yang difoto ini.” Tunjuk salah satu pria menyodorkan ponsel ke wajah dua temannya. Ketiganya menatap foto itu secara seksama, serta mengangguk serentak.“Benar Ini orangnya, harus kita tolong segera. Jangan sampai terlambat, bos bisa marah nanti.” ujar salah seorang pria, kemudian mendekati lelaki yang tengah terbaring dalam keadaan tidak sadarkan diri."Tega benar orang itu meninggalkan dia dalam keadaan pingsan begini." celetuk salah seorang dengan perasaan khawatir. "Namanya juga orang jahat, mana punya perasaan.""Bisa jadi orang jahat itu sengaja meninggalkannya di sini untuk menghilangkan jejak? lihat saja tangan pemuda ini juga tidak terikat." "Sepertinya pemikiranmu tepat sekali. Kalau begini, bagaimana kita bisa melacak pelakunya.""Sudah! jangan pikirkan itu dulu. Keselamatan pemuda ini yang harus kita pikirkan lebih dulu."Ketiga pria itu pun langsung memberikan pertolongan dengan membawa
Read more
PREV
1234569
DMCA.com Protection Status