Semua Bab Ditalak Usai Akad: Bab 41 - Bab 50

84 Bab

Part 41

Pak Ibnu dan Bu Arina tampak bingung. Lalu tak lama kemudian pak Ibnu baru ingat. Mungkin saja orang suruhannya menggunakan nama Faiq sesuai identitas yang ada di dompetnya. Mungkin nama itu yang di daftarkan oleh orang yang menemukannya kemaren. Saya yakin sekarang, pasti nama itu yang di daftarkan, gumam pak Ibnu dalam hati.“Maaf Suster, sepertinya kami yang salah menyebutkan nama. Coba Suster ketik nama pasien Faiq, lengkapnya Faiq Ayyubi, itu pasien yang ingin kamu temui,” Ucap pak Ibnu.“Baik! Mohon tunggu sebentar.” Suster itu bergegas mengetik nama sesuai yang disebutkan pak Ibnu dan benar saja nama itu muncul dilayar komputer, beserta ruangan dan di kamar berapa. Suster Yati yang tertulis di name tag itu menyampaikan pada pak Ibnu.“Pasien ada di ruangan Kamboja kamar 321 Pak,” jawab Suster tak lama kemudian."Alhamdulillah, ternyata ada ya Sus, kami sudah panik duluan tadi." kelakar pak Ibnu mengurangi ketegangan yang sempat terjadi. Suster membalas dengan senyuman. "Kalau d
Baca selengkapnya

Part 42

“Duduk sini Ma, nanti kamu capek berdiri terus.” Titah Pak Ibnu menunjuk ke kursi. Bu Arina pun tidak menolak perhatian yang ditunjukkan sang suami, karena memang ia sudah lelah berdiri dari tadi saat ikut reuni dadakan pertemuan suaminya dengan sahabatnya. Lekas wanita itu mendudukkan bokong di kursi tepat di dekat wajah si buah hati. Pelan-pelan ia menunduk, lalu menciumi dahi sang putra sangat lama sekali. Lalu membetulkan selimut yang menutupi sebagian tubuh putra tercinta. Sejenak ia bisa rehat dari rasa penat yang dirasakannya. Banyak rasa yang ingin ia ungkapkan atas pertemuan setelah penantian panjang itu. Rasa bahagia tiada terkira. "Terima kasih Pa, sudah menemukan putra kita, mama semakin cinta pada papa," ungkap Bu Arina tanpa sungkan di depan wajah sang putra."Apa pun itu, asal mama bahagia, pasti akan papa lakukan, sekalipun memetik bulan di langit," gombal pak Ibnu memeluk sayang istri tercinta."Hhmm, bisanya menggombal dalam situasi tegang begini." cebik Bu Arini me
Baca selengkapnya

Part 43

Lelaki yang dipanggil Syam itu pun masuk ke ruangan ingin membezuk anak dari sahabat yang baru bertemu setelah sekian tahun lamanya terpisah.“Perkenalkan Syam! Ini anak kami Genta.” Begitu pun sebaliknya pak Ibnu memperkenalkan Genta kepada sahabatnya."Genta, pria tampan ini adalah sahabat papa."Genta alias Faiq menoleh ke arah sahabat dari papanya. Wajahnya terkejut sempurna saat menyadari siapa orang yang dimaksud.“Abi... Abi Hisyam,” panggil Faiq terbata-bata. Tangannya langsung menggapai berusaha meraih tangan lelaki yang telah banyak berjasa padanya."Eh! Kalian sudah saling kenal mengenal rupanya. Dunia ini sempit ternyata," kaget Ibnu heran, bagaimana bisa putranya mengenal Hisyam sahabatnya. "Iya Pa," sahut Faiq terus memandang ke arah Abi Hisyam.“Abi di sini? Abi datang ingin membesukku juga?” tanya Faiq tak percaya. Lelaki yang dipanggil Faiq itu terkejut bukan main saat menyadari siapa yang tengah terbaring di ranjang pasien. Sungguh ia tak menyangka kalau pasien itu
Baca selengkapnya

Part 44

“Gimana Faiq, apa kamu akan melanjutkan pernikahan ini atau justru membatalkannya.” Tanya pak Ibnu pada anak lelakinya. “Papa tidak ingin mempengaruhi pikiranmu, kamu yang jalani, jadi kamu juga yang memutuskan.”“Papa hanya berpesan, sebelum memutuskan sesuatu, tanya hati kecilmu terlebih dulu, kamu akan temukan jawabannya di sana. Biasanya kata hati itu sering benar."“Iya Pa, aku sudah punya jawaban.” jawab Faiq malu-malu."Bagus, jadi cowok itu harus berpikir realistis, cerdas, cermat dan cekatan. Papa dukung apapun keputusanmu."“Jadi apa jawabanmu,” kejar Abi Hisyam menatap wajah anak asuhnya. Faiq menatap balik wajah teduh lelaki yang banyak berjuang untuknya. Tidak ada salahnya menyenangkan hati orang tua. Apalagi bila melakukan dengan ikhlas, maka hasilnya jiwa menjadi tenang, lapang tanpa beban. Abi Hisyam tak sabaran menunggu jawaban, akhirnya kembali bicara. "Kenapa diam? kamu ragu? katakan saja. Abi tidak marah atau pun kecewa. Seperti yang papamu bilang tadi, bahwa j
Baca selengkapnya

Part 45

“Maaf Dok, ini sedikit melenceng. Boleh saya menanyakan sesuatu?” tanya pak Ibnu menatap lekat pemuda di depannya.“Silakan pak Ibnu, saya akan jawab semampunya. Asal jangan yang sulit saya jawab,” balas Erlangga berkelakar. Hidup tak melulu serius, kadang kita butuh candaan. Supaya hidup terkesan tidak monoton.“Sebelumnya tolong maafkan, jika pertanyaan saya membuat anda tersinggung, kesal maupun marah.”"Loh! Kenapa saya bisa marah dan kesal? apa pertanyaan yang ingin bapak ajukan ada hubungannya dengan saya," tanya dokter Erlangga dengan wajah penuh kerutan."Iya, pertanyaan ini ada hubungannya denganmu.""Masalah apa ya Pak? Apa mungkin ada hubungannya dengan Faiq juga?""Benar sekali, pertanyaan yang ingin saya sampaikan erat kaitannya denganmu dan Faiq."Dokter Erlangga merenung panjang seakan menebak pertanyaan apa yang akan dilontarkan oleh pria di depannya. Setelah cukup lama terdiam, dokter Erlangga kembali bicara.“Sampaikan saja Pak Ibnu, jangan khawatir, bila semua itu d
Baca selengkapnya

Part 46

Wanita itu kini dihantui rasa takut, takut Ela berbadan dua. Rasa cemas dan khawatir yang melingkupi hati dan pikiran umi Rosyida membuatnya kurang fokus. Bahkan suara salam yang sedikit lumayan keras yang diucapkan beberapa pengunjung di pintu kamar tidak terdengar oleh umi Rosyida. Pikirannya tengah terganggu dengan keadaan Ela yang bertingkah seperti orang hamil. Apa Ela menutupi sesuatu darinya, desisnya dalam hati. Hal itu tentu saja membuat sebagian orang yang berada di pintu menjadi heran dan bertanya-tanya. Termasuk pak Ibnu yang bingung melihat kelakuan istri sahabatnya.“Hisyam, istrimu kenapa? Sedang melamun atau sedang memikirkan apa itu,” bisik pak Ibnu tepat di telinga Abi Hisyam.Abi Hisyam yang tengah melamun jadi terkejut mendapatkan pertanyaan. “Iya, kenapa ya. Tadi baik-baik saja saya tinggalkan. Kenapa sekarang jadi banyak melamun.” jawab Abi Hisyam dengan dahi berkerut.“Gih kamu samperin, tanya kenapa? kita tunggu di sini.” Titah pak Ibnu pada Abi Hisyam. “ Iya,
Baca selengkapnya

Part 47

“Jangan-jangan dia....” Faiq tidak meneruskan perkataannya dan berbalik masuk ke dalam menemui Abi Hisyam dan umi Rosyida. Sontak saja kedua orang itu terkejut bukan main.“Loh Faiq, gak jadi pulang. Masih mau di sini menemani Ela ya,” canda Abi Hisyam garing dengan wajah mengerling nakal. Faiq yang dicandai tentu saja memerah mukanya.“Bukan begitu Abi, tadi di luar ada keributan. Kata suster ada pria aneh yang mencurigakan di depan kamar ini. Sebaiknya Abi dan umi berhati-hati, jangan meninggalkan Ela tanpa penjagaan yang ketat.” ucap Faiq dengan napas yang sedikit sesak karena bicara tanpa jeda."Hah! benarkah! Kamu serius," tanya Abi Hisyam sangsi. Masa di rumah sakit ada orang yang berniat jahat, rasanya tidak masuk akal."Benar Abi, tidak ada salahnya untuk lebih berhati-hati."Tak lama suster menyusul masuk lalu membenarkan perkataan Faiq, meminta semua orang untuk berhati-hati.“Benar Bu, kata mas ini." jelas suster mendukung perkataan Faiq."Tadi saya mau ke sini mengantar ob
Baca selengkapnya

Part 48

Keduanya pun langsung membopong tubuh Ela dan membawanya pergi tanpa perlawanan.Sementara itu Faiq baru saja sampai gerbang rumah sakit. Setelah orang suruhan papanya meminta izin menjaga Ela dalam jarak jauh atas permintaan Ela sendiri timbul ke kekhawatiran dalam hatinya. Maka di sinilah dia sekarang menyusul untuk berjaga-jaga jangan sampai kejadian yang terjadi padanya terjadi juga pada Ela. Ela tidak boleh merasakan diculik seperti dirinya. Dia perempuan pasti merasakan ketakutan tidak sama seperti laki-laki.Untuk kali ini ia tidak boleh ceroboh, pria bucin itu tidak boleh menang untuk ketiga kalinya. Ia yakin pria itulah yang menjadi dalang gagalnya pernikahan Ela. Bahkan sampai dua kali. Jangan sampai besok rencana mempercepat pernikahannya dengan Ela di rumah sakit pun akan gagal untuk yang ke tiga kali. Itu sangat, sangat tidak boleh terjadi.Faiq baru saja sampai di gang arah kamar Ela dan melihat umi Rosyida melangkah pelan memasuki kamar rawat calon istrinya. Ia tidak me
Baca selengkapnya

Part 49

“Ela,” panggil umi Rosyida tak lama masuk ke dalam. Kini wanita itu sudah mengetahui apa yang terjadi pada Ela berdasarkan cerita sang bodyguard. Segera ia ungkapkan rasa terima kasih yang mendalam karena Faiq berhasil menggagalkan aksi pria itu yang ingin memisahkannya dari Ela.“Faiq! Bagaimana keadaan Ela?”“Ela masih pingsan Umi, mungkin sebentar lagi bangun.”“Terima kasih ya Nak, untung kamu cepat datang. Kalau tidak! Orang jahat itu pasti berhasil membawa kabur Ela dan memisahkannya dari umi.” Serta merta umi Rosyida memeluk Faiq dengan erat sebagai ungkapan rasa terima kasih.Mendapat pelukan mendadak dari calon mertua membuat Faiq gugup dan salah tingkah. “Eh I-iya, sudah menjadi kewajibanku Umi sebagai calon suami Ela. Aku pasti akan melakukan yang terbaik untuknya menjaga dan menyayanginya sepenuh hati.” Umi Rosyida tersenyum mendengar penuturan Faiq, kini perasaannya sedikit lebih tenang. Bahkan kini ia semakin yakin bahwa Faiq akan memberi kebahagiaan untuk Ela. Tak la
Baca selengkapnya

Part 50

Sementara di tempat lain, seorang pria tampak kesal dan membanting apa saja yang ada di depannya. Betapa ia terlihat marah dengan keadaan yang tidak berpihak kepadanya. Lelaki yang tengah dilingkupi emosi itu menarik napas perlahan-lahan seakan pasokan oksigen habis menyesakkan dada. Wajahnya memberengut tak enak lihat. "Dimana sih mereka?" umpatnya kesal. "Kenapa tidak satu pun dari mereka menelponnya!! Apa mereka tidak tahu kalau saya menunggu kabar itu dari tadi," gumam lelaki itu semakin tampak murka. Tak mungkin ia menghubungi duluan, bisa ketahuan kalau mereka kerja sama. Lelaki itu bolak bolak melihat pesan di ponsel berharap ada info, kalau tidak telpon, setidaknya ada pesan yang masuk. Biar ia tidak lelah menunggu.“Dimana kalian, apa kalian berhasil membawa perempuan idamanku kabur dari rumah sakit itu.” Harap pria itu dalam hati. "Awas saja jika kalian gagal, kalian tidak akan mendapatkan sepersen pun dari yang telah saya janjikan," ancamnya dalam hati.Rasanya pria itu in
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status