Share

Part 50

Author: Firdawati
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Sementara di tempat lain, seorang pria tampak kesal dan membanting apa saja yang ada di depannya. Betapa ia terlihat marah dengan keadaan yang tidak berpihak kepadanya. Lelaki yang tengah dilingkupi emosi itu menarik napas perlahan-lahan seakan pasokan oksigen habis menyesakkan dada.

Wajahnya memberengut tak enak lihat. "Dimana sih mereka?" umpatnya kesal. "Kenapa tidak satu pun dari mereka menelponnya!! Apa mereka tidak tahu kalau saya menunggu kabar itu dari tadi," gumam lelaki itu semakin tampak murka. Tak mungkin ia menghubungi duluan, bisa ketahuan kalau mereka kerja sama. Lelaki itu bolak bolak melihat pesan di ponsel berharap ada info, kalau tidak telpon, setidaknya ada pesan yang masuk. Biar ia tidak lelah menunggu.

“Dimana kalian, apa kalian berhasil membawa perempuan idamanku kabur dari rumah sakit itu.” Harap pria itu dalam hati. "Awas saja jika kalian gagal, kalian tidak akan mendapatkan sepersen pun dari yang telah saya janjikan," ancamnya dalam hati.

Rasanya pria itu in
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ditalak Usai Akad   Part 51

    “Bagaimana menurutmu Ela, apa aku tetap di sini atau ikut papa,” tanya Faiq menatap wajah Ela lekat-lekat. Faiq tidak ingin mengecewakan Ela, ia baru saja menghalalkan perempuan yang terbaring dalam keadaan lemah itu, masak sudah harus ditinggal. Maka Faiq lebih baik meminta izin lebih dulu. Jika diizinkan maka dia akan pergi, jika tidak, dia minta waktu bertemu sampai besok siang.“Pergi saja Mas, aku tidak apa-apa.” Sahut Ela cepat. Ela belum terbiasa dengan kehadiran Faiq di sisinya, jadi ia lebih memilih Faiq pergi saja. Setidaknya sampai ia terbiasa lebih dulu, tidak bagus juga untuk kesehatan jantungnya. Tidak baik juga untuk hatinya, ia lebih nyaman sendiri saat ini. Menata hatinya untuk melayani sang suami seutuhnya dan tentu saja ia butuh waktu sendiri. ia butuh waktu untuk adaptasi dengan status yang baru disandangnya.“Benar tidak apa-apa,” tanya Faiq memastikan. Ia tidak mau di cap lelaki yang tidak perhatian di hari pertama pernikahannya.“Iya Mas Faiq, tidak apa-apa. Pe

  • Ditalak Usai Akad   Part 52

    Baru tiga langkah kakinya berjalan, Dokter Erlangga berbalik tak jadi pergi karena ingat sesuatu. Lalu memanggil Faiq. Faiq yang baru sampai pintu kamar pun ikut berbalik ke arah datangnya suara.“Iya, kenapa Dokter?” tanya Faiq heran seraya menatap wajah lelaki mantan suami dari istrinya itu.“Selamat ya atas pernikahan kalian. Semoga kalian menjadi keluarga yang sakinah mawadah dan warahmah. Langgeng sampai kakek nenek.” ucapnya tulus dan tegar. Meskipun di luar dokter Erlangga tampak baik-baik saja, tapi tidak di dalam hatinya. Hatinya meringis melihat kenyataan di depan mata, kini Ela tak mungkin dapat ia raih. Gadis yang ia talak sesudah akad, kini telah resmi menjadi istri orang.“Terima kasih Dokter Erlangga.” balas Faiq tersenyum ramah. “Kamu sungguh beruntung mendapatkan gadis seperti Ela. Saya sangat menyesal telah menalaknya waktu itu.”Faiq ternganga seketika, diam terpaku setelah mendengar fakta yang baru terungkap. Apa katanya, menyesal. Jadi dia menyesal menalak Ela, b

  • Ditalak Usai Akad   Part 53

    Faiq baru saja sampai di rumahnya setelah mengantar Ela pulang ke rumah orang tuanya. Jam menunjukkan pukul 07.30 malam ketika itu. Klakson mobil ia bunyikan di depan pagar yang menjulang tinggi untuk memberitahu pak satpam agar segera membuka gerbang. Tak lama muncul pak satpam dari balik pagar. Lelaki itu melongok sebentar sebelum membuka, memastikan siapa yang datang, senyum ramah tak lupa ia berikan saat tahu siapa yang duduk di belakang kemudi dengan kaca mobil yang terbuka setengah. “Oh Den Genta sudah pulang toh, sebentar ya den saya buka dulu gerbangnya.” Ucap lelaki berbadan tegap dengan kumis melintang di sepanjang bibirnya. Senyum khas tersampir di bibir pria beranak tiga itu. Selalu seperti itu, siapa saja tamu yang datang pastilah ia sambut dengan ramah. Makanya sang majikan seneng memperkerjakannya. Ia pun betah bekerja di sana karena memiliki majikan yang memperlakukannya layaknya saudara.“Iya Pak Jon,” jawab Faiq suka gemas dengan pak satpam satu ini. Hanya dia yang

  • Ditalak Usai Akad   Part 54

    “Ma, boleh aku nanya?”“Iya, kamu mau nanya apa?”Faiq terdiam sesaat sebelum menanyakan sesuatu hal yang membuatnya bingung bercampur heran. Ia sempat ragu, apa pertanyaan yang akan ia lontarkan tidak akan membuat namanya tersinggung. Tapi jika tidak ditanyakan membuatnya penasaran."Kok diam? gak jadi nanya. Kalau tidak, mama mau masuk kamar, mau istirahat sebentar." "Jadi Ma, tapi ...." Faiq kembali diam. "Bicara saja, tidak usah sungkan. Mama ini mama kamu, orang yang telah melahirkan kamu, kenapa kamu jadi ragu gitu. Coba kamu pikir, jika kamu tidak diculik, mungkin banyak pertanyaan yang sudah kamu utarakan. Mama akan jawab semampunya. Mau nanya apa?" kejar Bu Arina menatap sang putra yang berada di tangga.“Kenapa mama masih menyimpan kenangan tentangku, itu sama saja artinya mama menyakiti diri mama sendiri. Bahkan sudah bertahun-tahun lamanya. Apa mama tidak tambah terluka? Tentu semua kenangan tentangku membuat mama kesulitan membuang bayangan diriku.”“Mama tahu, mama sen

  • Ditalak Usai Akad   Part 55

    Sore ini mereka meninggalkan rumah sakit, setelah selesai merapikan semua barang yang dipakai selama masa perawatan Ela. Besar harapan dalam hati Abi Hisyam, semoga anggota keluarganya tidak ada lagi yang menginjakkan kaki di rumah sakit ini. Berharap semua sehat wal afiat. Merawat orang sakit itu tidak mudah, banyak yang harus dikorbankan. Waktu, tenaga, pikiran dan yang tak kalah penting adalah finansial. Termasuk tulisan Ela yang sempat terbengkalai, tidak bisa update setiap hari. Banyak pembaca yang menanti kelanjutan cerita ditalak Usai akad.Perjalanan yang ditempuh kurang lebih 1 jam itu, berakhir sudah. Keluarga Abi Hisyam baru saja sampai di rumah diantar oleh Faiq. Setelah mobil berhenti, Abi Hisyam yang berada di sebelah sopir turun lebih dahulu diikuti oleh umi Rosyida. Sementara Ela dan Faiq menunggu giliran untuk turun. Jalanan rumah Ela memang sempit, jadi tidak bisa turun dari pintu sebelahnya karena mepet ke tembok.Faiq turun lebih dulu dari Ela. Seperti halnya di r

  • Ditalak Usai Akad   Part 56

    Wajahnya memberengut kesal, karena tidak mendapatkan informasi apa pun selain pesan terakhir Ela yang sedang sakit, dan menyampaikan permintaan maaf wanita itu kepada pembaca setia cerita di talak usai akad, karena ia tidak bisa melanjutkan cerita sementara waktu. Kabar sakitnya Ela sudah sampai di telinganya. Bahkan beberapa orang suruhan yang disewanya selalu mengabarkan perkembangan terbaru tentang wanita tercinta. Bahkan rencana pernikahan Ela di rumah sakit juga sampai ke telinganya. Saat itu ia begitu tidak bisa menerima kabar itu, lalu dia menyusun siasat dengan orang bayaran yang nyatanya sampai sekarang tak ada kabar beritanya.Pria yang sedang dimabuk cinta itu makin ketar ketir dan takut Ela lepas ke tangan pria lain. Dia merasa percuma dengan beberapa usaha untuk menggagalkan pernikahan itu, namun nyatanya sebentar lagi pernikahan itu akan terlaksana.Perkembangan terakhir tentang pernikahan itu jadi terlaksana atau tidak, belum sampai ke telinganya karena orang yang disew

  • Ditalak Usai Akad   part 57

    Pak polisi itu cepat bangkit berdiri dan tak mau memberi kesempatan pada tersangka kabur lebih jauh lalu bergegas mengejarnya. Kejar-kejaran pun tak terelakkan antara Soni dan seorang aparat polisi. Tidak ada yang mau mengalah, yang satu ingin menyelamatkan diri, sedangkan yang lain ingin menangkapnya. Entah siapa yang akan berhasil.Keduanya berlari sekuat tenaga dan upaya. Dengan misi masing-masing. Yang satu berusaha menghindar yang satu lagi berusaha untuk menangkap. Beberapa orang yang berlalu lalang di pinggir jalan jadi penonton aksi kejar-kejaran antara Soni dan pak polisi yang tidak memberi kesempatan untuk Soni mengambil napas barang sejenak. Tak jarang, beberapa kali Soni hampir menabrak beberapa pejalan kaki demi bisa berlari sejauh mungkin. Hanya umpatan yang dilampiaskan orang untuk menunjukkan kekesalan hatinya pada Soni. Soni terus berlari tak peduli dengan umpatan tersebut. Yang penting bagi Soni tidak tertangkap pihak polisi.“Itu kan Soni anaknya pak Rusdy, kenapa

  • Ditalak Usai Akad   Part 58

    “Iya Mas, tapi ada apa ya?” belum juga Faiq menjawab pertanyaan Ela, sambungan telepon pun berakhir begitu saja. Perempuan itu jadi menggerutu kesal, ia kan penasaran, kenapa suaminya itu harus menjemputnya. Ela hanya mengendikkan bahu dan pasrah lalu melangkah ke parkiran, ia akan duduk menunggu sang suami di sana. Ela masih bertanya-tanya dalam hati 'Sebenarnya ada apa ya, kemaren katanya tak bisa menjemput karena sibuk bekerja. Kenapa tiba-tiba tadi telepon mengabarkan bisa jemput. Ada yang aneh, berbagai kemungkinan terbersit dalam benaknya. Apa mungkin mas Faiq ingin mengajakku pulang ke rumahnya. Batin Ela dengan perasaan kacau. Ia belum siap untuk tinggal bersama keluarga lain yang baru dikenalnya. Bagaimana ini? Desisnya gamang. Jangan-jangan mama mas Faiq memaksanya untuk mengajakku tinggal di rumahnya, dan dia tak bisa menolaknya makanya sekarang mas Faiq menjemputku. Ela terus melamun sepanjang jalan menuju parkiran, hingga tak sengaja bertabrakan dengan Farah sahabat b

Latest chapter

  • Ditalak Usai Akad   Part 84

    Lelaki itu akhirnya pergi juga meninggalkan kamar, meninggalkan Ela dengan degup jantung yang menderu. Bibir wanita itu kembali tersungging manis. Membayangkan tingkah agresifnya tadi sungguh membuatnya malu. Ia sungguh tak percaya, bisa melakukan hal yang sangat tabu untuknya. Wajahnya memerah, sontak ia menutup wajah dengan kedua telapak tangannya.Setelah mengatur debar di dada, Ela mulai siap-siap seperti permintaan suaminya. Ia beranjak ke lemari, meraih kado dari Farah yang dulu hampir saja ia buang. Tapi setelah ia tahu kegunaan pakaian tipis menerawang itu, ia menyimpannya kembali di lemari. Kini ia berniat memakainya untuk menyenangkan sang suami. Yah, kini hatinya telah mantap, siap sempurna tanpa ada keraguan sedikitpun.Hampir 20 menit ia bersiap-siap dan menunggu kedatangan sang suami di kamar tepatnya di tempat tidur. Beberapa kali ia menguap, tapi sayangnya orang yang ditunggu tak kunjung datang. Ela menarik selimut hampir menutupi seluruh badannya. Ia belum siap menu

  • Ditalak Usai Akad   Part 83

    “Mas, kok berhenti, gak jadi masuk?” tanya Ela bingung. Wanita itu memindai area ruang keluarga, dan tatapannya melongo kaget, menyaksikan pertikaian antara kakak ipar dan suaminya.Bukannya menjawab pertanyaan Ela, Faiq justru berbisik di telinga sang istri. “Lihat itu, mereka lagi berantem. Kita dengarkan dari sini.”“Menguping pembicaraan orang diam-diam itu tidak baik Mas, apalagi mereka tengah berantem. Ayo kita keluar saja,” ajak Ela cepat seraya berbisik. Tangannya tak lupa menarik tangan sang suami dan mengajaknya keluar. Tapi sayang, Faiq tak bergerak dari posisinya. Ela menatap suaminya dengan perasaan kalut, takut ketahuan oleh kakak ipar dan suaminya.“Ayo Mas, tunggu apa lagi. Sebaiknya kita pergi sekarang,” pinta Ela memelas.Faiq mendekatkan bibir ke telinga sang istri lalu berbisik, “Ini kedua kalinya mereka berantem, aku harus tahu apa yang mereka debatkan.”“Tapi....”“Syut... Diamlah. Nanti kita ketahuan, bahaya!” pinta Faiq menutup mulut sang istri. Akhirnya Ela men

  • Ditalak Usai Akad   Part 82

    “Bunda,” ucapnya terbata-bata. Wanita itu lantas membuka pintu dan memintanya mamanya masuk ke dalam. Perempuan yang dipanggil bunda itu pun lantas masuk ke apartemen sang putri. Lalu mendaratkan bokongnya di kursi tunggal yang ada di sana. Matanya memindai area ruang keluarga yang tertata dengan rapi dan juga bersih. Meskipun rapi dan bersih, tetap saja tinggal sendiri itu tidak menyenangkan.“Betah kamu tinggal menyendiri di sini?”“Maksud bunda?”“Kamu jangan pura-pura tidak tahu apa maksud perkataan bunda.”“Menikah!! Itu yang ingin bunda katakan bukan?”“Iya, apalagi.”“Kapan kamu bisa memenuhi permintaan bunda, Nak? Kamu itu bukan ABG labil lagi. Kamu itu sudah kelewat dewasa.”Widuri tersentak kaget, ia sangat paham dengan maksud perkataan sang bunda, memang dirinya sudah kelewat dewasa, bahkan sebentar lagi usianya mencapai 29 tahun. Tapi mau bagaimana, lelaki yang ia sukai dari dulu bahkan sampai sekarang tidak berubah, namun tidak direstui oleh sang bunda hanya karena lelak

  • Ditalak Usai Akad   Part 81

    “Baiklah! Saya mengerti. Sebenarnya apa yang hendak kamu bicarakan?” tanya Widuri menatap lekat sang mantan. Dadanya sampai sekarang masih bergetar hebat, saat menatap lelaki di depannya itu. Rasa cinta itu semakin menancap dalam hati, meskipun tidak terlihat rasa rindu itu di mata Faiq. Tak membuat rasa cintanya padam, tapi terus saja menyala terang. Apalagi setelah melihat keberhasilan dan kesuksesan yang pria itu sandang sekarang menambah rasa kagum dan keinginan untuk memiliki lelaki itu sepenuhnya semakin tertancap kuat dalam dadanya. Terlebih setelah mendengar perkataan Ela, kalau Faiq belum menikah dan tidak punya wanita spesial. Ia berharap, dialah wanita yang mendampingi Faiq melewati fase kehidupan berumah tangga. Ia merasa, Faiq masih mengharapkannya, belum bisa move on, buktinya sampai sekarang Faiq masih betah menyendiri. Bisa seyakin itu Widuri memahaminya, padahal andai ia tahu, jika Faiq sudah memiliki wanita spesial yang bergelar istri, entah bagaimana perasaan per

  • Ditalak Usai Akad   Part 80

    “Ela, Maaf! Tadi gak bangunin kamu, soalnya tidurmu pulas banget,” ucap Faiq menyesal seraya mendaratkan bokongnya di kursi tak jauh dari Ela. Lelaki itu menatap sang istri yang tak menoleh sedikit pun padanya.Sebenarnya tadi Faiq ragu untuk masuk ke dalam ruang keluarga, ulahnya semalam yang pura-pura pingsan membuatnya enggan bertemu dengan Ela. Ia khawatir Ela mengetahui kepura-puraannya dan bisa saja wanita itu menceritakan kepada orang tuanya. Tapi bila tetap diam dan menunggu di luar juga akan membuat kedua orang tuanya pasti bertanya-tanya. Makanya Faiq memberanikan diri masuk bergabung dengan istri dan kedua orang tuanya. Ia tak hiraukan, meskipun nanti pandangan buruk yang dilayangkan Ela.“Tidak apa-apa Mas.” Jawab Ela singkat, setelah terdiam cukup lama. Itu pun karena tak enak pada kedua mertuanya, bila Ela menampakkan kekesalan di depan sang mertua. “Oh iya Mas, nanti kita jadi pergi menemui Bu Widuri?” tanya Ela memastikan. “Kalau jadi, aku mau siap-siap sekalian mau ka

  • Ditalak Usai Akad   Part 79

    “Bukan begitu, sekarang sudah terlalu larut. Bagaimana kalau besok saja,” ucap Faiq bernegosiasi. Lelaki itu bicara tanpa beban, seolah sang istri tidak marah dituduh tidak virgin.Bukan tanpa alasan Faiq menunda sampai besok, malam ini karena sudah terlalu malam dan ia juga dari tadi menguap terus, maka tercetuslah ide menunda malam pertama itu sampai besok pagi.Lelaki itu berusaha membujuk Ela, tapi sayangnya Ela sudah terlalu kesal. Akhirnya ia bicara dengan ketus. Bahkan terkesan mengancam. Ela jelas tak bisa terima begitu saja, di mana harga dirinya. Kehormatannya dipertanyakan.“Sekarang! Atau tidak sama sekali,” ancam Ela tak terima dicurigai tidak perawan oleh lelaki yang baru beberapa hari ini sah menjadi suaminya.Sebagai wanita yang selalu menjaga kehormatannya, jelas kecewa dibuatnya.Sakit hatinya dituduh tidak perawan apalagi oleh suami sendiri. Rasanya Ela ingin menjambak rambut lelaki itu untuk melampiaskan kekesalan hati, tapi ia tak punya keberanian melakukannya. Si

  • Ditalak Usai Akad   Part 78

    “Mas lupa, pernikahan kita kan masih menjadi rahasia, masa aku bongkar di depan dosenku sendiri. Mana mungkin?” kilah Ela masam dengan wajah memberengut kesal."Eh iya, benar juga. Maaf lupa?" cengir Faiq tak enak hati.“Terus dia percaya?”“Iya, dia percaya begitu saja. Saat itu aku juga heran, kenapa dia bisa seyakin itu pada orang yang baru dikenalnya. Bahkan dia bilang begini, kamu adik angkat Faiq di panti ya, dia mencoba menebaknya.”“Terus kamu jawab apa?”“Aku jawab dengan anggukan saja.”“Terus yang membuatku merasa aneh dan bingung, kok dia bisa langsung bilang begitu ya, makanya aku curiga ada hubungan tak biasa antara mas Faiq dengan Bu Widuri. Karena wanita itu seperti sangat mengenal diri mas Faiq. Itu baru pikiranku yang pendek itu mas, belum tentu benar. Makanya sekarang aku beranikan tanya.”“Kapan kalian ketemu?”“Waktu aku masih tinggal bersama Abi dan umi, mas Faiq jemput ke rumah terus mengantarku ke kampus. Waktu itu dia melihat mas Faiq berada dibalik kemudi.”

  • Ditalak Usai Akad   Part 77

    “Kamu belum jawab salamku, menjawab salam itu wajib, jika kamu lupa.” Ujar Faiq mengingatkan istrinya.“Waalaikumsalam,” sahut Ela cepat. Wanita itu masih tampak menetralkan napas yang memburu karena saking terkejutnya. Lalu mengulurkan tangan untuk Salim dengan suaminya.“Kamu kaget ya, sedang apa sih, asyik bener, hingga beberapa kali salamku tak kamu jawab.” Protes Faiq meletakkan tas berisi laptop dan map berisi berkas di meja samping tempat tidur. Lelaki itu menghempaskan bokong tepat di sebelah Ela.“Maaf Mas, aku tidak mendengar ucapan salammu.” Jawab Ela tak enak hati.“Tidak apa-apa, aku juga minta maaf telah membuatmu terkejut.”“Terus kenapa mas mengagetkan aku, coba bayangkan kalau aku jantungan dan mati, gimana coba?”“Maaf, maaf, janji tidak akan diulangi.” Ucap Faiq untuk kedua kalinya. “Kamu sedang apa sebenarnya? Kok sampai kaget gitu? Kamu tidak melakukan sesuatu hal yang mencurigakan bukan?”“Ya tidaklah Mas, biasa, aku lagi nulis,” bohong Ela. Padahal tadi dia seda

  • Ditalak Usai Akad   Part 76

    “Kamu kenal dengan lelaki muda itu,” tanya pak Handoko mendekati sang putra sambil tangannya menunjuk ke Faiq yang kini hanya kelihatan punggungnya saja.Sebenarnya dia penasaran, bagaimana bisa Faiq mengenal putranya, mereka tidak pernah ketemu secara langsung. Selama ini Erlangga juga tidak pernah menceritakan teman yang bernama Faiq. Makanya dari pada penasaran, mending dia tanya langsung pada Erlangga.“Kenal Pa, dia itu-kan Faiq. Suami baru Ela.”“Apa?” ucap Bu Waida dan pak Handoko tak percaya secara bersamaan karena saking terkejutnya. “Kapan mereka menikah, bukannya waktu itu calon suami barunya itu diculik sebelum akad nikah dilangsungkan.” Oceh Bu Waida tak percaya, karena dia masih berharap, dengan batalnya pernikahan itu, ia berharap masih ada harapan untuk Erlangga bersatu dengan mantan istrinya.Kini harapan wanita itu sirna seketika, ia tak menyangka pernikahan itu ternyata telah dilangsungkan. Kenapa ia tidak tahu mengenai perihal itu, kenapa juga Rosyida tidak mengund

DMCA.com Protection Status