Home / Pernikahan / Ditalak Usai Akad / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Ditalak Usai Akad: Chapter 51 - Chapter 60

84 Chapters

Part 51

“Bagaimana menurutmu Ela, apa aku tetap di sini atau ikut papa,” tanya Faiq menatap wajah Ela lekat-lekat. Faiq tidak ingin mengecewakan Ela, ia baru saja menghalalkan perempuan yang terbaring dalam keadaan lemah itu, masak sudah harus ditinggal. Maka Faiq lebih baik meminta izin lebih dulu. Jika diizinkan maka dia akan pergi, jika tidak, dia minta waktu bertemu sampai besok siang.“Pergi saja Mas, aku tidak apa-apa.” Sahut Ela cepat. Ela belum terbiasa dengan kehadiran Faiq di sisinya, jadi ia lebih memilih Faiq pergi saja. Setidaknya sampai ia terbiasa lebih dulu, tidak bagus juga untuk kesehatan jantungnya. Tidak baik juga untuk hatinya, ia lebih nyaman sendiri saat ini. Menata hatinya untuk melayani sang suami seutuhnya dan tentu saja ia butuh waktu sendiri. ia butuh waktu untuk adaptasi dengan status yang baru disandangnya.“Benar tidak apa-apa,” tanya Faiq memastikan. Ia tidak mau di cap lelaki yang tidak perhatian di hari pertama pernikahannya.“Iya Mas Faiq, tidak apa-apa. Pe
Read more

Part 52

Baru tiga langkah kakinya berjalan, Dokter Erlangga berbalik tak jadi pergi karena ingat sesuatu. Lalu memanggil Faiq. Faiq yang baru sampai pintu kamar pun ikut berbalik ke arah datangnya suara.“Iya, kenapa Dokter?” tanya Faiq heran seraya menatap wajah lelaki mantan suami dari istrinya itu.“Selamat ya atas pernikahan kalian. Semoga kalian menjadi keluarga yang sakinah mawadah dan warahmah. Langgeng sampai kakek nenek.” ucapnya tulus dan tegar. Meskipun di luar dokter Erlangga tampak baik-baik saja, tapi tidak di dalam hatinya. Hatinya meringis melihat kenyataan di depan mata, kini Ela tak mungkin dapat ia raih. Gadis yang ia talak sesudah akad, kini telah resmi menjadi istri orang.“Terima kasih Dokter Erlangga.” balas Faiq tersenyum ramah. “Kamu sungguh beruntung mendapatkan gadis seperti Ela. Saya sangat menyesal telah menalaknya waktu itu.”Faiq ternganga seketika, diam terpaku setelah mendengar fakta yang baru terungkap. Apa katanya, menyesal. Jadi dia menyesal menalak Ela, b
Read more

Part 53

Faiq baru saja sampai di rumahnya setelah mengantar Ela pulang ke rumah orang tuanya. Jam menunjukkan pukul 07.30 malam ketika itu. Klakson mobil ia bunyikan di depan pagar yang menjulang tinggi untuk memberitahu pak satpam agar segera membuka gerbang. Tak lama muncul pak satpam dari balik pagar. Lelaki itu melongok sebentar sebelum membuka, memastikan siapa yang datang, senyum ramah tak lupa ia berikan saat tahu siapa yang duduk di belakang kemudi dengan kaca mobil yang terbuka setengah. “Oh Den Genta sudah pulang toh, sebentar ya den saya buka dulu gerbangnya.” Ucap lelaki berbadan tegap dengan kumis melintang di sepanjang bibirnya. Senyum khas tersampir di bibir pria beranak tiga itu. Selalu seperti itu, siapa saja tamu yang datang pastilah ia sambut dengan ramah. Makanya sang majikan seneng memperkerjakannya. Ia pun betah bekerja di sana karena memiliki majikan yang memperlakukannya layaknya saudara.“Iya Pak Jon,” jawab Faiq suka gemas dengan pak satpam satu ini. Hanya dia yang
Read more

Part 54

“Ma, boleh aku nanya?”“Iya, kamu mau nanya apa?”Faiq terdiam sesaat sebelum menanyakan sesuatu hal yang membuatnya bingung bercampur heran. Ia sempat ragu, apa pertanyaan yang akan ia lontarkan tidak akan membuat namanya tersinggung. Tapi jika tidak ditanyakan membuatnya penasaran."Kok diam? gak jadi nanya. Kalau tidak, mama mau masuk kamar, mau istirahat sebentar." "Jadi Ma, tapi ...." Faiq kembali diam. "Bicara saja, tidak usah sungkan. Mama ini mama kamu, orang yang telah melahirkan kamu, kenapa kamu jadi ragu gitu. Coba kamu pikir, jika kamu tidak diculik, mungkin banyak pertanyaan yang sudah kamu utarakan. Mama akan jawab semampunya. Mau nanya apa?" kejar Bu Arina menatap sang putra yang berada di tangga.“Kenapa mama masih menyimpan kenangan tentangku, itu sama saja artinya mama menyakiti diri mama sendiri. Bahkan sudah bertahun-tahun lamanya. Apa mama tidak tambah terluka? Tentu semua kenangan tentangku membuat mama kesulitan membuang bayangan diriku.”“Mama tahu, mama sen
Read more

Part 55

Sore ini mereka meninggalkan rumah sakit, setelah selesai merapikan semua barang yang dipakai selama masa perawatan Ela. Besar harapan dalam hati Abi Hisyam, semoga anggota keluarganya tidak ada lagi yang menginjakkan kaki di rumah sakit ini. Berharap semua sehat wal afiat. Merawat orang sakit itu tidak mudah, banyak yang harus dikorbankan. Waktu, tenaga, pikiran dan yang tak kalah penting adalah finansial. Termasuk tulisan Ela yang sempat terbengkalai, tidak bisa update setiap hari. Banyak pembaca yang menanti kelanjutan cerita ditalak Usai akad.Perjalanan yang ditempuh kurang lebih 1 jam itu, berakhir sudah. Keluarga Abi Hisyam baru saja sampai di rumah diantar oleh Faiq. Setelah mobil berhenti, Abi Hisyam yang berada di sebelah sopir turun lebih dahulu diikuti oleh umi Rosyida. Sementara Ela dan Faiq menunggu giliran untuk turun. Jalanan rumah Ela memang sempit, jadi tidak bisa turun dari pintu sebelahnya karena mepet ke tembok.Faiq turun lebih dulu dari Ela. Seperti halnya di r
Read more

Part 56

Wajahnya memberengut kesal, karena tidak mendapatkan informasi apa pun selain pesan terakhir Ela yang sedang sakit, dan menyampaikan permintaan maaf wanita itu kepada pembaca setia cerita di talak usai akad, karena ia tidak bisa melanjutkan cerita sementara waktu. Kabar sakitnya Ela sudah sampai di telinganya. Bahkan beberapa orang suruhan yang disewanya selalu mengabarkan perkembangan terbaru tentang wanita tercinta. Bahkan rencana pernikahan Ela di rumah sakit juga sampai ke telinganya. Saat itu ia begitu tidak bisa menerima kabar itu, lalu dia menyusun siasat dengan orang bayaran yang nyatanya sampai sekarang tak ada kabar beritanya.Pria yang sedang dimabuk cinta itu makin ketar ketir dan takut Ela lepas ke tangan pria lain. Dia merasa percuma dengan beberapa usaha untuk menggagalkan pernikahan itu, namun nyatanya sebentar lagi pernikahan itu akan terlaksana.Perkembangan terakhir tentang pernikahan itu jadi terlaksana atau tidak, belum sampai ke telinganya karena orang yang disew
Read more

part 57

Pak polisi itu cepat bangkit berdiri dan tak mau memberi kesempatan pada tersangka kabur lebih jauh lalu bergegas mengejarnya. Kejar-kejaran pun tak terelakkan antara Soni dan seorang aparat polisi. Tidak ada yang mau mengalah, yang satu ingin menyelamatkan diri, sedangkan yang lain ingin menangkapnya. Entah siapa yang akan berhasil.Keduanya berlari sekuat tenaga dan upaya. Dengan misi masing-masing. Yang satu berusaha menghindar yang satu lagi berusaha untuk menangkap. Beberapa orang yang berlalu lalang di pinggir jalan jadi penonton aksi kejar-kejaran antara Soni dan pak polisi yang tidak memberi kesempatan untuk Soni mengambil napas barang sejenak. Tak jarang, beberapa kali Soni hampir menabrak beberapa pejalan kaki demi bisa berlari sejauh mungkin. Hanya umpatan yang dilampiaskan orang untuk menunjukkan kekesalan hatinya pada Soni. Soni terus berlari tak peduli dengan umpatan tersebut. Yang penting bagi Soni tidak tertangkap pihak polisi.“Itu kan Soni anaknya pak Rusdy, kenapa
Read more

Part 58

“Iya Mas, tapi ada apa ya?” belum juga Faiq menjawab pertanyaan Ela, sambungan telepon pun berakhir begitu saja. Perempuan itu jadi menggerutu kesal, ia kan penasaran, kenapa suaminya itu harus menjemputnya. Ela hanya mengendikkan bahu dan pasrah lalu melangkah ke parkiran, ia akan duduk menunggu sang suami di sana. Ela masih bertanya-tanya dalam hati 'Sebenarnya ada apa ya, kemaren katanya tak bisa menjemput karena sibuk bekerja. Kenapa tiba-tiba tadi telepon mengabarkan bisa jemput. Ada yang aneh, berbagai kemungkinan terbersit dalam benaknya. Apa mungkin mas Faiq ingin mengajakku pulang ke rumahnya. Batin Ela dengan perasaan kacau. Ia belum siap untuk tinggal bersama keluarga lain yang baru dikenalnya. Bagaimana ini? Desisnya gamang. Jangan-jangan mama mas Faiq memaksanya untuk mengajakku tinggal di rumahnya, dan dia tak bisa menolaknya makanya sekarang mas Faiq menjemputku. Ela terus melamun sepanjang jalan menuju parkiran, hingga tak sengaja bertabrakan dengan Farah sahabat b
Read more

Part 59

“Yup! Benar sekali. Sebenarnya bukan Soni yang mengaku, tapi orang suruhan pria itu yang mengungkap jati diri orang yang menyuruhnya. Lagian ya, mana mau sahabatmu itu mengakui perbuatannya, bahkan dia berusaha kabur dari kejaran polisi. Untung Pak Rusdy menemukan dan membawanya ke kantor polisi,” terang Faiq lugas dan jelas. “Makanya kita dipanggil ke sini untuk dimintai keterangan.” jelas Faiq dengan wajah bahagia. Ya, ialah orang yang paling berbahagia dengan ditangkapnya Soni, dengan begitu tidak ada lagi yang akan mengancam keutuhan rumah tangganya. Lelaki itu memang layak dihukum atas perbuatannya dan mempertanggung jawabkan kesalahannya.“Oh gitu syukurlah, aku berharap kejadian ini tidak terulang kembali. Tidak ala yang berusaha mengangguku. Sudah cukup aku dibuat menderita karena ulahnya.“Kamu senang sekarang?” sambung Faiq ikut merasa senang dan bahagia.“Senang? Mas Faiq ini makin aneh saja. Bagaimana mungkin aku senang bertemu pria gila itu, ada-ada saja.” Kilah Ela sedi
Read more

Part 60

“Baiklah! Semua sudah cukup jelas. Keterangan yang kalian berikan sudah cukup kuat untuk dijadikan bukti. Kami akan memprosesnya dalam waktu dekat. Kalian tunggu saja kabar dari kami," ucap pak polisi."Sama-sama Pak, bila ada lagi keterangan yang dibutuhkan kami siap bantu. Hubungi kapanpun bapak mau," ucap Faiq tersenyum Ramah. "Beri dia hukuman yang setimpal dengan perbuatannya Pak," sambung Faiq lugas menatap tajam ke arah Soni."Dan kamu Soni, sadarlah! cinta itu tak bisa dipaksa. Saya berharap selama kamu di sini bisa merenungi semua perbuatanmu dan akhirnya sadar, tindakan kamu itu salah besar.""Kamu yang harusnya sadar, kembalikan Ela padaku dan ceraikan sekarang juga. Kamu itu baru datang dalam kehidupan Ela, jangan sombong bisa memilikinya. ingat! suatu saat nanti aku akan datang merebutnya darimu.""Astagfirullah Soni, apa yang kamu katakan. Di kantor polisi saja kamu masih berani mengancam Faiq, apa kamu gila," bentak pak Rusdy kalap."Iya, aku gila. Gila karena Ela meni
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status