“Ma, boleh aku nanya?”“Iya, kamu mau nanya apa?”Faiq terdiam sesaat sebelum menanyakan sesuatu hal yang membuatnya bingung bercampur heran. Ia sempat ragu, apa pertanyaan yang akan ia lontarkan tidak akan membuat namanya tersinggung. Tapi jika tidak ditanyakan membuatnya penasaran."Kok diam? gak jadi nanya. Kalau tidak, mama mau masuk kamar, mau istirahat sebentar." "Jadi Ma, tapi ...." Faiq kembali diam. "Bicara saja, tidak usah sungkan. Mama ini mama kamu, orang yang telah melahirkan kamu, kenapa kamu jadi ragu gitu. Coba kamu pikir, jika kamu tidak diculik, mungkin banyak pertanyaan yang sudah kamu utarakan. Mama akan jawab semampunya. Mau nanya apa?" kejar Bu Arina menatap sang putra yang berada di tangga.“Kenapa mama masih menyimpan kenangan tentangku, itu sama saja artinya mama menyakiti diri mama sendiri. Bahkan sudah bertahun-tahun lamanya. Apa mama tidak tambah terluka? Tentu semua kenangan tentangku membuat mama kesulitan membuang bayangan diriku.”“Mama tahu, mama sen
Read more