Home / Romansa / Tuan CEO, Aku ingin Bercerai / Chapter 1421 - Chapter 1430

All Chapters of Tuan CEO, Aku ingin Bercerai: Chapter 1421 - Chapter 1430

1465 Chapters

Bab 1421

Molly tertegun. Untuk beberapa lama, dia hanya mematung dan diam. Dia tidak tahu mengapa Ivander marah. Mungkin pria itu ingin dia berpakaian lebih seksi.Molly segera menaruh perlatan makan yang dipegangnya dan berkata dengan hati-hati, "Aku ganti dulu.""Pergilah," perintah Ivander dengan nada suram.Molly segera masuk ke ruang ganti. Ivander mereservasi kamar ini selama tiga bulan. Molly sering datang melayaninya, jadi dia juga meninggalkan beberapa pakaian ganti di sini.Saat ini, Ivander sedang marah. Molly buru-buru melepas gaun bermotif bunga yang dikenakannya dan mengenakan gaun tanpa lengan berwarna hitam.Saat Molly sedang berganti pakaian, tubuhnya tiba-tiba membeku. Kemudian, napasnya mulai terasa berat. Dia sangat ingin merokok untuk menghilangkan kegelisahannya. Dia butuh rokok!Molly mengambil sebatang rokok dari tasnya dengan tangan gemetar. Sambil bersandar di pintu lemari, dia menyalakan rokok itu dan mengisapnya dalam-dalam.Setelah nikotin masuk ke paru-parunya, emo
Read more

Bab 1422

Molly berharap mendapatkan ketulusan, tetapi Ivander hanya bisa memberikan ketulusannya satu kali. Pria itu telah mengatakan dengan sangat jelas bahwa hubungan mereka saat ini hanyalah berdasarkan saling suka. Apabila Molly tidak bisa menerima hal itu, dia boleh saja pergi.Sayangnya, Molly tidak tega untuk pergi. Peluang berbicara seperti ini jarang sekali terjadi. Dia tidak ingin menyia-nyiakannya.Molly menoleh dan menatap Ivander dengan serius, lalu bertanya, "Kalau begitu, apa kamu menginginkan sesuatu yang lain?"Di tengah malam yang gelap, sebuah mobil Land Rovar hitam melaju di jalan. Mobil itu meninggalkan lampu-lampu jalan di belakangnya satu per satu.Dalam kesunyian perjalanan itu, suara Ivander akhirnya terdengar tenang tetapi tegas. "Sudah kubilang, di antara kita cuma ada tidur bareng. Nggak akan ada yang lain.""Aku tahu," jawab Molly pelan. Suaranya kecil hampir seperti bisikan. Setelah itu, Molly memalingkan wajahnya ke luar jendela. Dia menatap pemandangan malam di l
Read more

Bab 1423

Ivander menunjukkan sikap yang sangat ramah dan hangat terhadap Mia. Mia  pun menggenggam tangan Ivander, lalu meraba perlahan dari lengan hingga ke wajahnya.Anehnya, Ivander dengan sabar membiarkan Mia melakukan itu. Di sisi lain, Wulan yang melihatnya hanya bisa terpana. Dia berpikir bahwa pria ini benar-benar luar biasa.Badannya tinggi tegap, kakinya panjang, wajahnya tampan dengan fitur yang sempurna, ditambah pakaiannya yang terlihat mahal dan elegan. Molly benar-benar beruntung bisa mengenal seseorang seperti ini.Sementara itu, Mia yang telah selesai meraba wajah Ivander tidak henti-hentinya memuji, "Sama seperti yang Molly bilang, kamu ganteng banget. Wajahmu benar-benar enak dipandang."Wajah Mia yang penuh keriput terlihat berseri-seri dengan mata yang menyipit bahagia. Meski penglihatannya telah lama hilang, senyum itu seperti menyimpan kehangatan dari galaksi yang berkilauan. Dengan penuh antusias, dia mengundang Ivander untuk naik ke rumah.Namun, Molly buru-buru menyela
Read more

Bab 1424

Dalam kesunyian malam, Ivander bertanya pada dirinya sendiri apakah dia bisa memaafkan Molly? Bisakah dia memaafkan wanita itu, lalu kembali bersamanya dan menjalani hidup saling mencintai seumur hidup? Jawabannya adalah tidak.Meski Ivander tahu Molly menyukainya, perasaan itu tetap seperti permen yang ditemukan di tengah racun. Bahkan jika dia masih memiliki perasaan terhadap Molly, dia tahu perasaan semacam itu akan memudar seiring waktu.Saat Ivander menikah dengan wanita lain dan memiliki keluarga, dia akan mengalihkan perhatian dan energinya pada istri dan anak-anaknya. Perlahan-lahan, obsesinya pada Molly akan hilang. Hanya saja, hatinya mulai sedikit goyah. Dia tidak lagi sedingin dan sekaku sebelumnya.....Seminggu kemudian, Molly sedang syuting iklan untuk Perusahaan Teknologi Mudeco. Brandon ternyata jauh lebih profesional dan ramah daripada yang dibayangkannya.Mungkin karena mendengar pesan dari manajer, Brandon menjaga jarak yang cukup saat syuting bersamanya. Meski begi
Read more

Bab 1425

Ivander menoleh ke arahnya, lalu menatap dengan mata hitamnya yang dalam. Setelah beberapa saat, dia baru bertanya dengan suara serak, "Gimana denganmu? Kenapa kamu merokok?"Molly menjawab dengan suara pelan, "Aku juga nggak akan merokok lagi."Namun, Ivander tidak benar-benar memercayainya atau mungkin dia tidak peduli. Hanya Molly yang benar-benar peduli dengan pertemuan kembali mereka.Setelah mengucapkan itu, Ivander menginjak pedal gas. Molly mengira dia akan membawanya ke hotel lagi.Di luar dugaannya, Ivander malah membawanya ke sebuah penthouse di dekat kantor. Tempat itu sangat luas dan berukuran kira-kira 200 meter persegi. Dekorasinya sangat mewah.Di depan pintu, Molly berdiri ragu-ragu dan tidak segera masuk. Setelah mengganti sepatunya, Ivander tidak melihatnya di belakang.Ivander berbalik dan menatapnya dengan tenang, lalu memberi tahu, "Mulai sekarang, kita bakal bertemu di sini. Bubur buatanmu enak. Aku sudah minta pembantu untuk belikan bahan-bahannya. Kalau sudah s
Read more

Bab 1426

Dalam situasi seperti itu, mana mungkin Molly bisa mengatakannya dengan jujur? Dia bahkan tidak berani menatap mata Ivander.Molly hanya menyandarkan wajah kecilnya ke lekukan bahunya, lalu membalas pelan, "Kamu pasti tahu maksudku."Ivander menoleh dan ingin menciumnya. Molly sempat menghindar beberapa kali, tetapi akhirnya tak bisa mengelak. Pria itu berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya.Seorang pria yang berada di usia penuh gairah memang benar-benar menakutkan. Namun, Molly tidak pernah sepenuhnya lepas kendali.Di satu sisi, Molly merasa kasihan padanya. Di sisi lain, dia juga takut sesuatu yang buruk akan terjadi. Sepanjang proses itu, alisnya tetap berkerut dan wajahnya menunjukkan ketakutan yang jelas.Ivander memandangnya dari atas dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Malam itu, sikapnya lebih lembut dan perhatian dibandingkan sebelumnya sejak mereka bertemu kembali.Usai bermesraan, kedua orang itu berpelukan erat dalam keheningan. Tubuh mereka penuh dengan keringat.
Read more

Bab 1427

Wajah Molly memucat. Wanita itu mengambil bunga dari tangan Molly, lalu menciumnya dan berkata kepada Ivander dengan ekspresi gembira, "Ini bunga kesukaanku. Ivander, bagaimana kamu bisa tahu?"Wanita itu terlihat dekat dengan Ivander, sepertinya mereka sudah kenal cukup lama. Molly merasa sangat malu sehingga tidak berani berlama-lama di tempat itu lagi. Hatinya terasa sakit. Molly berucap, "Bunganya sudah kuantar, aku pergi dulu."Wanita itu berterima kasih pada Molly. Dia tersenyum manis. Molly juga buru-buru pergi.Setelah masuk ke lift, air mata Molly mengalir. Dia tahu kelak wanita tersebut akan menjadi nyonya di rumah itu. Molly tidak berani masuk ke rumah itu lagi. Dia tidak ingin merusak kebahagiaan mereka.Lift terus bergerak turun. Saat sampai di lantai 1, pintu lift terbuka. Molly yang hendak keluar dihalangi seorang pria. Baju pria itu sangat familier. Molly mendongak, lalu tertegun ketika melihat Ivander.Bukannya Ivander menemani pacarnya? Kenapa dia turun ke lantai bawa
Read more

Bab 1428

Seharusnya Brandon datang untuk liburan. Dia memakai kacamata hitam. Sosoknya tampak menonjol. Brandon dan Molly kebetulan duduk di kereta bagian depan.Molly membawa sekantong telur yang diberikan orang tua murid. Dia tidak berpakaian mewah. Hari ini, Molly hanya memakai sweter dan sepatu putih. Rambut Molly yang panjangnya sebahu tergerai, dia tampak sangat polos.Brandon mengamati Molly sejenak, lalu bertanya, "Kamu pergi ke gunung untuk bantu murid miskin?"Molly mengangguk. Dia jarang berhubungan dekat dengan orang-orang dari dunia hiburan. Molly juga tidak ingin berhubungan dengan Brandon.Jadi, Molly bersandar di kursi dan memejamkan matanya. Tidak disangka, Brandon lebih ramah dari biasanya. Dia melihat rambut Molly dan bertanya, "Kamu berencana mundur dari dunia hiburan?"Molly tidak menyangkal. Masih ada setengah tahun lagi sebelum kontraknya berakhir. Setelah itu, Molly memang ingin mundur dari dunia hiburan.Molly berencana pindah ke kota kecil, lalu membeli rumah dan seeko
Read more

Bab 1429

Suasana di restoran terasa canggung.Molly sebenarnya bisa menyangkal bahwa hubungannya dengan Brandon belum sejauh itu, melainkan sebatas teman. Carla khusus datang jauh-jauh kemari. Jika menyangkal, Molly akan melukai perasaan Carla. Dia juga akan kehilangan pertemanan dengan Brandon.Yang dimiliki Molly tidak banyak. Apalagi, Ivander sudah punya pacar. Tidak ada gunanya juga jika Molly menyangkal. Di dalam hati Molly, dia sudah menyerah pada Ivander.Cahaya lampu yang terang membuat wajah mungil Molly tampak pucat. Dia berbisik, "Benar. Aku sudah punya pacar. Namanya Brandon. Pak Ivander seharusnya juga mengenalnya."Ivander memandang Brandon dan Carla dengan tatapan dingin. Dengan statusnya yang tinggi, Ivander tentu tidak perlu berbicara dengan segan pada mereka. Terlebih lagi, Brandon adalah pacar Molly sekarang.Ivander mengangguk pelan sambil bertanya, "Kalian jatuh cinta saat syuting iklan?"Wajah Molly bertambah pucat. Ketika syuting iklan dengan Brandon, Molly jelas-jelas be
Read more

Bab 1430

Ketika suasana hati Ivander sedang tidak baik, Vloryne menyodorkan sepiring kecil kue kepada Ivander dan bertutur, "Kak Ivander, makan kue biar lebih tenang. Lagian, ke depannya kamu akan sering merasakan suasana hati seperti ini.""Menurutku, Brandon lumayan. Aku pernah menonton dramanya. Orang aslinya lebih tampan daripada di layar," sambung Vloryne.Ivander mana mungkin bisa mendengar ucapan ini? Ekspresinya muram.Vloryne bertopang dagu sambil menatap Ivander. Katanya, "Sudahlah. Kalau benaran nggak rela, kejar saja."Ivander menuangkan anggur, lalu menyesapnya dan merasakan sensasi pedas di ujung lidahnya. Setelah itu, dia membalas dengan datar, "Siapa yang nggak rela? Aku dan dia nggak akan ada masa depan."Vloryne merasa Ivander sedang berpura-pura. Orang yang berpura-pura ditakdirkan menangis sendirian saat malam hari, seperti seseorang. Vloryne seketika melamun.....Di sisi lain, Molly dan Carla meninggalkan restoran satu jam kemudian. Ketika pergi, Molly berpikir sejenak, te
Read more
PREV
1
...
141142143144145
...
147
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status