Wajah Molly memucat. Wanita itu mengambil bunga dari tangan Molly, lalu menciumnya dan berkata kepada Ivander dengan ekspresi gembira, "Ini bunga kesukaanku. Ivander, bagaimana kamu bisa tahu?"Wanita itu terlihat dekat dengan Ivander, sepertinya mereka sudah kenal cukup lama. Molly merasa sangat malu sehingga tidak berani berlama-lama di tempat itu lagi. Hatinya terasa sakit. Molly berucap, "Bunganya sudah kuantar, aku pergi dulu."Wanita itu berterima kasih pada Molly. Dia tersenyum manis. Molly juga buru-buru pergi.Setelah masuk ke lift, air mata Molly mengalir. Dia tahu kelak wanita tersebut akan menjadi nyonya di rumah itu. Molly tidak berani masuk ke rumah itu lagi. Dia tidak ingin merusak kebahagiaan mereka.Lift terus bergerak turun. Saat sampai di lantai 1, pintu lift terbuka. Molly yang hendak keluar dihalangi seorang pria. Baju pria itu sangat familier. Molly mendongak, lalu tertegun ketika melihat Ivander.Bukannya Ivander menemani pacarnya? Kenapa dia turun ke lantai bawa
Seharusnya Brandon datang untuk liburan. Dia memakai kacamata hitam. Sosoknya tampak menonjol. Brandon dan Molly kebetulan duduk di kereta bagian depan.Molly membawa sekantong telur yang diberikan orang tua murid. Dia tidak berpakaian mewah. Hari ini, Molly hanya memakai sweter dan sepatu putih. Rambut Molly yang panjangnya sebahu tergerai, dia tampak sangat polos.Brandon mengamati Molly sejenak, lalu bertanya, "Kamu pergi ke gunung untuk bantu murid miskin?"Molly mengangguk. Dia jarang berhubungan dekat dengan orang-orang dari dunia hiburan. Molly juga tidak ingin berhubungan dengan Brandon.Jadi, Molly bersandar di kursi dan memejamkan matanya. Tidak disangka, Brandon lebih ramah dari biasanya. Dia melihat rambut Molly dan bertanya, "Kamu berencana mundur dari dunia hiburan?"Molly tidak menyangkal. Masih ada setengah tahun lagi sebelum kontraknya berakhir. Setelah itu, Molly memang ingin mundur dari dunia hiburan.Molly berencana pindah ke kota kecil, lalu membeli rumah dan seeko
Suasana di restoran terasa canggung.Molly sebenarnya bisa menyangkal bahwa hubungannya dengan Brandon belum sejauh itu, melainkan sebatas teman. Carla khusus datang jauh-jauh kemari. Jika menyangkal, Molly akan melukai perasaan Carla. Dia juga akan kehilangan pertemanan dengan Brandon.Yang dimiliki Molly tidak banyak. Apalagi, Ivander sudah punya pacar. Tidak ada gunanya juga jika Molly menyangkal. Di dalam hati Molly, dia sudah menyerah pada Ivander.Cahaya lampu yang terang membuat wajah mungil Molly tampak pucat. Dia berbisik, "Benar. Aku sudah punya pacar. Namanya Brandon. Pak Ivander seharusnya juga mengenalnya."Ivander memandang Brandon dan Carla dengan tatapan dingin. Dengan statusnya yang tinggi, Ivander tentu tidak perlu berbicara dengan segan pada mereka. Terlebih lagi, Brandon adalah pacar Molly sekarang.Ivander mengangguk pelan sambil bertanya, "Kalian jatuh cinta saat syuting iklan?"Wajah Molly bertambah pucat. Ketika syuting iklan dengan Brandon, Molly jelas-jelas be
Ketika suasana hati Ivander sedang tidak baik, Vloryne menyodorkan sepiring kecil kue kepada Ivander dan bertutur, "Kak Ivander, makan kue biar lebih tenang. Lagian, ke depannya kamu akan sering merasakan suasana hati seperti ini.""Menurutku, Brandon lumayan. Aku pernah menonton dramanya. Orang aslinya lebih tampan daripada di layar," sambung Vloryne.Ivander mana mungkin bisa mendengar ucapan ini? Ekspresinya muram.Vloryne bertopang dagu sambil menatap Ivander. Katanya, "Sudahlah. Kalau benaran nggak rela, kejar saja."Ivander menuangkan anggur, lalu menyesapnya dan merasakan sensasi pedas di ujung lidahnya. Setelah itu, dia membalas dengan datar, "Siapa yang nggak rela? Aku dan dia nggak akan ada masa depan."Vloryne merasa Ivander sedang berpura-pura. Orang yang berpura-pura ditakdirkan menangis sendirian saat malam hari, seperti seseorang. Vloryne seketika melamun.....Di sisi lain, Molly dan Carla meninggalkan restoran satu jam kemudian. Ketika pergi, Molly berpikir sejenak, te
Angin malam bertiup, membuat dedaunan di atas pohon berdesir halus. Seolah-olah sedang menceritakan kisah dari seribu tahun lalu.Mobil hitam Brandon berhenti. Molly tidak segera turun. Dia menoleh ke arah pria itu dan menyerahkan sebuah kotak yang sangat mahal padanya sembari berbisik pelan, "Maaf."Kotak itu diberikan oleh Carla. Di dalamnya ada gelang giok putih yang merupakan warisan turun-temurun dari keluarga Brandon. Molly tahu gelang itu sangat berharga. Jadi, dia tidak berani menerimanya.Di dalam mobil yang temaram, mata hitam Brandon menyorot lebih gelap dari malam. Satu tangannya membelai kemudi dengan lembut, seolah-olah sedang menyentuh hati kekasihnya.Brandon menatap wajah Molly yang polos dan rapuh, lalu berucap pelan, "Ini bukan keputusan mendadak, aku sudah lama merencanakannya."Brandon berbalik dan memandang ke kaca depan mobil. Dia melanjutkan dengan suara rendah, "Industri hiburan nggak bisa dibilang besar, tapi juga nggak kecil. Biarpun kita belum pernah satu pr
Molly melihat Ivander. Air matanya mengalir saat mobil pria itu melewati mereka.Namun, Ivander tidak lagi memandangnya. Dia hanya melihat Molly berada di pelukan Brandon. Semuanya sudah berakhir.Ivander merasa akhir seperti ini cukup baik. Molly sudah menemukan kebahagiaannya. Terlepas apakah dirinya akan menikah atau tidak, Ivander juga tidak perlu tersiksa lagi setiap malam. Dia tidak akan merindukan wanita itu lagi. Tidak perlu terjerat dalam cinta dan benci yang menyiksanya lagi.Brandon juga melihat Ivander. Dia bertanya pada Molly, "Apa kamu mau menjelaskan padanya? Sekarang belum terlambat."Brandon bukan orang suci. Dia mencintai Molly, tetapi cintanya juga bercampur rasa iba. Meski Molly tidak bersamanya, dia tetap berharap wanita itu bisa hidup bahagia.Molly berbeda dengannya. Meski wanita itu adalah seorang bintang, ada kalanya Brandon merasa dia seperti hewan kecil yang tidak diinginkan siapa pun. Dia ingin membawanya pulang dan menyayanginya.Brandon pikir, berhubung I
Molly tertegun sejenak. Sutradara terlihat tidak senang dan hendak menegurnya, tetapi Ivander sudah selesai menggantungkan mantelnya. Saat dia berbalik, tatapannya yang diarahkan kepada Molly begitu dalam.Sutradara yang sangat peka, langsung menyadari bahwa Ivander menaruh perhatian khusus pada Molly. Dia pun berpikir, kalau mereka benar-benar punya hubungan, bukankah itu akan menguntungkan?Segera, sutradara mengatur agar Molly duduk di sebelah Ivander. Bahkan, dia secara khusus meminta Molly untuk menyajikan makanan untuk Ivander dan menemaninya minum agar pria itu merasa senang.Namun, Molly mengatakan dengan suara kecil bahwa dia tidak bisa melakukannya. Mendengar itu, sutradara sontak kesal dan menegur dengan nada ketus, "Gimana kalian melakukannya dulu, lakukan saja seperti itu sekarang. Apa susahnya?"Wajah Molly menjadi sedikit pucat. Hal yang paling tidak ingin dia lakukan adalah memanfaatkan hubungan dengan Ivander demi keuntungan. Namun dalam situasi seperti ini, dia tidak
Di dalam lift, Ivander menatap angka-angka merah yang berubah di layar. Suaranya datar saat bertanya, "Kamu sering ikut acara begini? Sering menuangkan minuman untuk pria? Sering menyajikan makanan? Sering juga membersihkan celana mereka? Apa Brandon nggak peduli?"Setahu Ivander, Brandon juga memiliki perusahaan yang cukup menghasilkan selain sebagai aktor. Bukankah Molly adalah pacar Brandon? Mana mungkin dia membiarkan Molly keluar seperti ini, tampil di depan umum tanpa rasa malu, dan mengorbankan harga dirinya demi uang?Ivander benar-benar memandang rendah Molly. Namun, masa lalu mereka nyata. Kenyataan bahwa dia tidak bisa melupakannya juga nyata. Cinta pertama memang memiliki kekuatan yang luar biasa.Setengah menit kemudian, lift berhenti di lantai paling atas. Ketika keluar, mereka tiba di sebuah hotel internasional yang mewah.Ivander langsung menggunakan kartu untuk membuka pintu sebuah suite. Berdiri di depan pintu, dia menatap Molly sambil berujar, "Masuklah! Tenang saja,
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se