Home / Romansa / Pemuas Hasrat Dosen Tampanku / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Pemuas Hasrat Dosen Tampanku: Chapter 11 - Chapter 20

108 Chapters

ToD

Jiyya menatap horror kearah sahabatnya yang malah nyengir kuda bukannya merasa bersalah. Mulutnya menganga lebar sebelum dirinya cukup sadar untuk mengatakan apa-apa. Kini Jiyya mempertanyakan moralitas gadis itu sebagai manusia, dan betapa anehnya dia karena bisa berteman belasan tahun dengan orang yang bahkan nilai dalam adat dan tradisionalnya benar-benar minus macam Silvana. “Ada apa dengan ekspresimu? Kau itu sangat mudah ditebak ya seperti sedang membaca buku,” tutur Silvana lagi. “Kau betulan jalang ya Silvana!” timpal Jiyya kasar. Silvana malah tertawa. “Kau tidak usah semarah itu, chill sayang calm down.”“Hah bagaimana bisa aku tenang ? Maksudku bagaimana kalian bisa melakukannya begitu saja?” Jiyya menepuk dahinya. Sementara Silvana malah terkikik geli atas seluruh reaksi yang diperlihatkan oleh sahabatnya yang selalu reaktif menyangkut masalah seperti ini. Silvana angkat bahu kemudian sambil mengibaskan rambutnya, gadis itu benar-benar nampak bangga untuk sesuatu yang
last updateLast Updated : 2024-02-17
Read more

Aku Wanita Pemburu

Silvana menggerutu, dia mengumpat pada dirinya sendiri karena lalai. Gadis itu berjalan dengan susah payah, lantaran mulai merasakan efeknya. Jiyya sempat menyebutkan soal lututnya yang terluka. Ya, dia tidak merasakannya saat itu juga karena pikirannya lebih fokus pada kesenangan yang dia dapatkan. Tapi hari ini tidak begitu. Seharian Silvana mencari keberadaan Sir Leon. Tapi dia tidak menemukan keberadaan pria itu dimanapun well, sebenarnya kalau boleh jujur Silvana tidak begitu percaya diri maksimal hari ini. Sebab penampilannya kali ini tidak begitu prima karena dia tidak ingin ada seorangpun yang berkomentar soal luka dilututnya seperti yang Jiyya lakukan. Alhasil dia mengenakan celana jeans panjang dan bukan rok mini yang biasa dia kenakan. Namun tentu bukan Silvana namanya kalau dia tidak bisa memadupadakan busana yang dia kenakan ke kampus. Karena tidak bisa menampakan bagian bawah tubuhnya, Silvana memilih tanktop ketat sebagai atasan dan mengenakan kemeja berlengan pendek
last updateLast Updated : 2024-02-17
Read more

Silvana si Rubah Licik

Leon bungkam seketika. Matanya melotot tidak percaya. Ini adalah kali pertama seorang gadis muda yang bersatus sebagai mahasiswinya sendiri berani mengatakan hal se-frontal itu terhadapnya. Leon memang pernah menghabiskan waktu dengan gadis muda sebelumnya, tapi tentu saja pria itu bukan tipe pria seperti Joan yang tidak masalah melakukannya dengan siapapun. Leon tipe yang lebih suka menjaga kehidupan pribadinya dengan tidak melibatkan orang yang dia kenal untuk sebuah hubungan satu malam. Meski jujur, penawaran dari Silvana mengundangnya untuk berkata ‘Ya’ tanpa berpikir, tapi tetap saja beresiko. Dia berbahaya. Terakhir kali mereka melakukannya sampai tahap itu saja, Leon sampai sulit berkonsentrasi dan susah tidur. Apalagi kalau mereka melakukannya kan?“Kenapa kau sangat terobsesi denganku?” Leon berujar dengan nada lemah. Dia merasa heran karena baru kali ini ada seseorang yang menaruh perhatian padanya seberlebihan ini. Apa Leon terlalu santai pada semua orang sampai dia semuda
last updateLast Updated : 2024-02-17
Read more

Dirty Talk (18+)

Silvana didorong hingga punggungnya menyentuh dinding setibanya mereka di kamar yang dipesan oleh Sir Leon. Pria itu bahkan langsung memberinya sebuah ciuman ganas yang memiliki adiksi terbaik bagi Silvana. Lidah pria itu menjelajahinya lebih dalam lantaran Silvana memberikan izin masuk padanya dengan sambutan hangat. Sementara lengan pria itu bergerak menuju satu titik lain yang telah mendambakan dirinya sejak lama. Gadis itu mau tidak mau mengerang ketika pria itu merambah pada pahanya, membuka kancing celana jeans yang dia kenakan. Sungguh, Silvana menyesal dia mengenakan pakaian setidak-layak ini untuk Sir Leon. Meski pakaian dalamnya serasi, tapi tetap saja bagian luarnya kali ini sedikit mengecewakan gadis itu. Jadi mempersulita pergerakan. “Sir, kau sangat tidak sabaran,” komentar Silvana. Pria itu tidak mengatakan apa-apa, pandangan matanya sudah dipenuhi oleh letupan gairah. Ah, inilah dia. Sekarang Silvana hampir akan mendapatkan mangsa terbaiknya. Dia menunggu, membiarka
last updateLast Updated : 2024-02-17
Read more

It Would be My Pleasure (18+)

ria itu lantas langsung membenamkan dirinya sehingga mereka benar-benar menyatu. Kontan Silvana menjerit akan hal itu. “Oh… shit! Sir Leon!” Gadis itu bahkan tidak sadar hingga meneriakan nama pria itu dengan nada suaranya yang meninggi. Nyaris seperti tercekik. Dia meraih bahu pria itu berpegangan sementara punggungnya melengkung. Sir Leon sendiri hampir ambruk diatas tubuh Silvana. Untung saja pria itu masih sanggup menahan berat tubuhnya. Pria itu menggeram, sementara Silvana mengerang tatkala pria itu mulai mencoba untuk menggerakannya secara perlahan. Ketika bibir Sir Leon mendapati leher Silvana, pria itu menggunakannya sebagai sebuah kesempatan untuk dapat membenamkan dirinya sendiri disana. Menghirup aroma gadis itu dalam-dalam sebanyak yang dia bisa. Sementara Gadis itu benar-benar dibuat kacau balau. Belum pernah ada yang bisa membuatnya seperti ini sebelumnya. Seolah dia memang tercipta untuk pria ini. Dia pria yang sempurna. sesuai harapannya, bahkan melebihi ekspektasi
last updateLast Updated : 2024-02-17
Read more

Morning Glory

Keesokan paginya, Silvana terbangun dan menemukan dirinya dalam sebuah kondisi oxymoron ekstrim. Ya, sebab disatu sisi dia telah mendapatkan sebuah rasa nyaman yang tidak pernah dia rasakan, namun disisi lain juga ada rasa hampa disudut hatinya. Gadis itu mulai dapat mencerna segalanya setelah beberapa saat, bahwa saat ini dia sedang terbaring di kamar hotel yang dia dan juga Sir Leon kunjungi kemarin sore. Dia juga menyadari lengan kuat Sir Leon tengah melingkari tubuhnya dengan sangat posesif dengan tubuhnya yang kekar nan kokoh tersebut telah menempel di tubuhnya. Berbagi kehangatan satu sama lain. Sesungguhnya ini adalah perasaan yang luar biasa, jenis perasaan yang paling indah yang pernah gadis itu rasakan. Meski setelah dia itu mulai merasakan rasa sakit.Ya, Seluruh tubuhnya terasa kaku dan juga pegal. Kakinya bahkan terasa seperti jeli, bagian pinggulnya pun menjerit kesakitan, lengannya terkulai, dan perutnya terasa keram laksana menerima jahitan permanen disana. Itu kombina
last updateLast Updated : 2024-02-18
Read more

After (18+)

Perlahan Silvana bergeser dan bergerak kebawah tubuh pria itu, Sir Leon kontan mengangkat selimut untuk melihat ulah apa lagi yang hendak dilakukan oleh mahasiswi nakalnya itu. “Silvana, tidak usah. Kau tidak perlu—” Belum sempat dia menuntaskan ucapannya, Silvana sudah lebih dulu meletakan tangannya yang telah dia beri pelicin dengan air liurnya sendiri. Adegan selanjutnya sudah bisa ditebak, tanpa harus menunggu lama perbuatan Silvana terbayar kontan tatkala napas pria itu berubah tajam dan berat ketika dibuai oleh Silvana yang sedang memanjakannya dibawah sana. Nah, dalam situasi seperti inilah Silvana akan jauh merasa aman. Dia sangat hafal bagaimana cara menyenangkan seorang pria dengan tindakannya dan membuat hatinya teralihkan dalam sebuah emosi yang memusingkan. Lagipula sejauh ini tindakannya jauh lebih efektif daripada menggunakan lidah sekadar untuk membalas kata-kata. Bahasa cintanya bukan afirmasi kata yang disaat yang sama adalah kelemahannya. Sebab Silvana kadang sela
last updateLast Updated : 2024-02-18
Read more

Pijatan Sir Leon

Saat dia memikirkan soal Jiyya, sahabatnya. Sir Leon sudah kembali kepadanya namun kali ini pria itu datang dengan nampan berisi kudapan dan dua cangkir yang Silvana ketahui isinya sebagai kopi. Pria itu juga sudah mengenakan kimono handuk untuk menutupi tubuhnya. Ah, layanan pesan antar hotel ini cukup cepat dan tanggap rupanya. Pria itu terlihat menyeringai tatkala Silvana memberikan tatapan sedikit kecewa lantaran dia yang memang sudah menutupi tubuhnya lebih dulu.“Tidak sopan menatapku dengan tatapan seperti itu,” ujar pria itu seraya meletakan nampan diatas meja terdekat ranjang. Sementara dia kemudian mendudukan dirinya di tepi ranjang sambil memberikan Silvana satu cangkir yang telah disesuaikan dengan pesanannya. “Nah, ini milikmu Princess, satu kopi dengan lebih banyak gula, ekstra krimer dan susu.”Silvana tersenyum mendengar panggilan barunya dari pria ini. Ya, meskipun itu dia ucapkan dengan nada menyindir. Bukan jenis panggilan yang diutarakan dengan cara yang seksi saat
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more

Up down (18+)

Senyum Sir Leon melebar dan kemudian pria itu menundukan kepalanya disana. Hisapan serta belaian dia fokuskan pada bagian yang sudah dia ketahui sebagai kelemahan gadis itu. Hal itu tentu saja langsung mendapatkan respon erangan dari yang bersangkutan. Tangan gadis itu bahkan mulai bergerak untuk untuk mencengkram seprai di kedua sisi tubuhnya sebagai penghantar rasa frustasinya dalam kenikmatan. Pria itu benar-benar sangat menikmati aktivitasnya.Silvana sekali lagi mengerang tatkala merasakan bagian tubuh yang tidak bertulang terdorong ke dalam dirinya. Denyutan kenikmatan memaksa gadis itu untuk bergerak gelisah lantaran merambat menuju tulang belakangnya. Kedua jari kakinya melengkung merasakan Sir Leon bergerak sejauh dan sedalam yang dia bisa dengan lidahnya.Sekali lagi Silvana mengerang, menggerakan tangannya untuk menyentuh rambut hitam milik pria itu sesekali menjambaknya bila pria itu kedapatan berbuat nakal dibawahnya. Bukan salahnya, Silvana merespon semua itu dengan mere
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more

Friends to Lovers?

Tiga hari. Butuh waktu bagi Silvana sebelum dia merasa baik-baik saja selepas tidur dengan dosen idamannya itu. Alih-alih menjalani harinya seperti biasa, gadis itu malah memilih untuk tidak keluar kamar sampai ibunya yang cerewet bertingkah lebih berisik lagi karena Silvana berubah agak murung setelahnya. Ibunya membelikannya obat, karena berpikir bahwa Silvana jatuh sakit. Namun sebenarnya tidak, karena yang sakit dari Silvana bukan fisiknya melainkan hatinya. Dia sebenarnya ingin bertemu dengan Jiyya, mereka belum bertukar kabar dan suara sejak hari dimana dia menginap dikediaman gadis itu. Di kampus Silvana bahkan menjadi saksi bisu atas tindak tanduk sahabatnya yang terkesan mengendap-endap di kampus. Sudah jelas bahwa Jiyya sedang berupaya untuk menghindari Sir Joan. Hanya saja karena mereka ada beda kelas hari itu, Silvana otomatis berpisah dari Jiyya. Dia tidak tahu lagi situasi gadis itu setelahnya, entah dia berhasil menghindari Sir Joan atau tidak. Ah, tapi bukankah yang
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status