Home / Romansa / Pemuas Hasrat Dosen Tampanku / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Pemuas Hasrat Dosen Tampanku: Chapter 21 - Chapter 30

108 Chapters

Kawan Tanpa Melibatkan Perasaan

Mendengar hal itu, Jarvis tentu saja refleks membulatkan matanya. Pemuda itu tertohok dengan pertanyaan Silvana yang tidak pernah dia duga akan keluar dari bibir sahabatnya. Memang benar bahwa mereka selalu bersama, dan dekat satu sama lain. Bahkan tidak jarang orang kerap salah paham terhadap hubungannya dengan Silvana. Hanya saja tidur dengannya? Jarvis tidak pernah berpikir sampai kearah sana.Jarvis sadar betul bahwa Silvana memang gadis yang cantik. Sejak masuk kampus dia sudah menjadi primadona dan banyak teman prianya yang minta dikenalkan dengan gadis itu. Namun Jarvis, adalah Jarvis. Dia lebih suka ketenangan dan tidak mau disorot dan dikenal sebagai ‘temannya Silvana’ sebab impiannya simple. Dia hanya ingin melanjutkan study-nya dengan nyaman tanpa perlu ada bumbu drama.Tapi sekarang, di tempat ini Jarvis malah mendapati sebuah adegan drama terjadi dihidupnya dengan dia yang sebagai pemain didalamnya. Jarvis tahu bahwa sebagai seorang pria dia tentu tergoda untuk melakukann
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more

Thank's to Jarvis

Selang beberapa jam selepas Jarvis menemuinya. Silvana rasa dia sudah bisa mulai bangkit kembali. Gadis itu keluar kamar untuk pertama kalinya, meski memang wajahnya masih terlihat sedikit kusut. Meski begitu setidaknya dia sudah bisa mulai menggerakan tubuhnya dan tidak hanya berbaring saja. “Kau sudah lebih baik sekarang?” tanya sang Mama tatkala dia mengetahui putri semata wayangnya baru saja keluar dari kamar. “Ya, sedikit lebih baik,” balas gadis itu sambil membuang bekas wadah ayam goreng yang dibawakan Jarvis. “Kurasa Jarvis baru saja membersihkan isi otakmu," celetuk sang Mama yang tampaknya punya kecurigaan tertentu kepada mereka berdua.Silvana menanggapi hal tersebut dengan santai, sejujurnya dia sendiri juga tidak heran kalau sang mama di beberapa kesempatan sering sekali menjodoh-jodohkan dia dengan Jarvis. “Ya, dia memang teman yang pengertian. Entah jadi apa kalau aku tidak punya orang sebaik dia.” “Jadi, kalian berdua berkencan sekarang?” selidik Mamanya, wanita pa
last updateLast Updated : 2024-02-20
Read more

Bestie

Raut curiga Jiyya, tiba-tiba berubah lagi matanya menyipit seolah dia sudah tahu topik apa yang akan Silvana bahas dalam pembicaraan mereka berdua. “Ya, tentu aku tidak sibuk sama sekali.” Dia kemudian melirik kearah Dean. “Dean kau juga harus mendatangi pertemuan lain kan? orang-orang pasti sudah menunggumu,” sambung Jiyya lagi yang langsung ditanggapi dengan wajah Dean yang cemberut. “Kau bilang mau ikut denganku! Kau sudah janji kan?” Terlepas dari pernyataan Dean yang memohon padanya dengan suara manja tanpa merasa bersalah, membuat wajah Jiyya terlihat jijik pada sahabat kecilnya. Jiyya mencondongkan tubuhnya pada Dean sambil memperlihatkan raut muka intimidasi pada Dean, setelah itu dia meninju kecil bahu pemuda itu. “Sejak awal aku bilang aku tidak mau ikut denganmu. Bedebah! Kau yang menjebakku. Pergi saja sendiri dan jangan libatkan aku!” tutur Jiyya dengan suara yang sedikit meninggi. Membuat Silvana bergidik ngeri lantaran sahabatnya akan berubah menjadi bak nenek sihir
last updateLast Updated : 2024-02-20
Read more

Kepo Akut

“… aku penasaran apakah kau melakukannya dengan Sir Joan atau tidak?” Raut muka Jiyya yang semula serius, langsung rusak dengan mudah tatkala mendengar pertanyaan Silvana untuknya. Semula gadis itu berpikir bahwa Silvana memiliki masalah yang serius dalam hidupnya sampai dia tidak hadir di kampus. Tadinya Jiyya hendak menjenguknya hari ini dengan Dean. Tapi mereka malah cekcok didepan kedai ramen kesukaan pemuda itu dan Jiyya sendiri enggan masuk sebab dia menyadari akan dijebak lagi oleh Dean untuk bertemu muka dengan Sir Joan. Jiyya dan pria itu sudah selesai. Dia telah membuat batasan yang tinggi untuk itu. Tapi entah kenapa sejak dia keluar dari kediaman Sir Joan setelah satu hari menginap disana, pria itu seolah kelimpungan dan berusaha terlalu keras untuk mendapatkan moment bersamanya. Jiyya benci untuk menyadari bahwa Sir Joan sampai hati menggunakan Dean untuk membujuk dirinya. Benar-benar pria merepotkan. “Kami tidak melakukannya.” Kekehan Silvana kontan terhenti begitu me
last updateLast Updated : 2024-02-20
Read more

Dilema Berat

“Siapa tahu nanti kau ingin melakukannya.”Jiyya kontan merona. Sementara Silvana yang sadar dia telah berhasil menggoda Jiyya lagi hanya bisa terkekeh pelan sambil menggelengkan kepalanya. “Well, rasanya hanya berlaku untukmu ya Jiyya. Kau bahkan belum tuntas melakukannya tapi aku merasa kau ada hati pada Sir Joan. Kau harusnya lihat dirimu sendiri yang tersipu tiap kali aku mencoba membahas Sir Joan dalam pembicaraan kita.” Tepat setelah mengatakan itu, Silvana tiba-tiba saja merasakan jantungnya menegang. Dia masih ingat dirinya dan Sir Leon yang sempat bertukar canda, bahkan pria itu memberinya sarapan dan kopi di pagi harinya, juga bagaimana pria itu menyapa saat dia baru saja terjaga, dan Silvana yang bangun dari tidurnya dalam posisi dipeluk dengan hangat oleh tangan kekarnya. Semua itu membuatnya merasa bahwa dia baru saja menyindir dirinya sendiri. Astaga! Tadinya Jiyya hendak marah pada Silvana, tapi begitu mengetahui ekspresi gadis itu berubah Jiyya cepat-cepat kembali pad
last updateLast Updated : 2024-02-20
Read more

Kelly & Leon

Aduh!Kalimat yang berkali-kali Leon ucapkan sejak dia terbangun. Bahkan kali ini dia mengatakannya lagi ketika dia merasa bagian belakang tubuhnya tertekuk tatkala dia berjalan. “Aku benar-benar sudah tua sepertinya. Rasa sakit ini membuatku makin menyadarinya,” gumam pria itu. Dia berhenti sebentar untuk mengeluhkan hal itu sambil menekan punggung bawahnya dan melakukan peregangan sebentar. Sampai dia mendengar bunyi ‘krek’ pada tulang belakangnya. Meski sempat bertingkah seperti pria jompo, Leon tetap berupaya untuk melangkahkan kaki sebagaimana mestinya. Berjalan dengan tangan yang dimasukan kedalam saku sedangkan satu tangannya lagi membawa beberapa berkas untuk bahan ajarnya. Dia sudah menyelesaikan kelasnya, dan ini adalah hari ketiga dia menyadari bahwa Silvana tidak masuk kelasnya. Dia masih merasakan sisa dari petualangan liarnya dari tiga hari lalu. Mungkinkah Silvana juga merasakan hal yang sepertinya? Leon meringis. Pria itu menyadari bahwa dia sedikit lebih kasar dari
last updateLast Updated : 2024-02-20
Read more

Main Hati

“Oh aku paham, Leon,” gumam perempuan itu. Nada suaranya terdengar bosan dan kesal disaat yang bersamaan. “Ini cukup mengkonfirmasiku bahwa kau akhirnya telah menemukan oranglain.”“Apa?” Mendengar komentar Kelly, kontan ada sesuatu yang menjalar di tulang belakangnya. Gelenyar tidak nyaman itu membuat pria itu serba salah. “Aku tidak mene—”“Sudahlah, tidak usah mengatakan alasan yang hanya membuat aku semakin menyedihkan.” Kini suara Kelly terdengar sendu. Dia mungkin kecewa karena ini kali pertama Leon menolaknya. Dia bahkan tidak bisa membayangkan pria itu akan menolaknya seperti ini. Sebelumnya padahal Kelly cukup percaya diri bahwa Leon akan terus mengejar-ngejarnya. Namun dititik ini rasanya anggapan super pede-nya yang kelewatan itu sudah tidak berlaku lagi. “Aku paham kalau kau sudah berpindah kelain hati.” Leon menggelengkan kepalanya, dia tidak bisa membenarkan persepsi yang Kelly ujarkan padanya. Sebab bagi Leon sendiri dia masih belum bisa memahami dirinya untuk sekarang
last updateLast Updated : 2024-02-20
Read more

Membangun Kembali

“Dia benar-benar muridku yang hebat. Bayangkan dia bahkan bisa berlari paling cepat di trek! Kuberitahu kalian ya, muridku itu sudah tidak bisa diragukan lagi kemampuannya. Dia pekerja keras, dan pantang menyerah. Dia benar-benar membuatku kagum. Masih kecil tapi semangat juangnya tinggi. Ini gila! Aku selalu jadi termotivasi bila sedang mengajarinya.” Leon hanya bisa menghela napas sembari menggosok wajahnya tatkala dia mendengarkan cerocosan Ronald yang kali ini sedang membanggakan salah satu muridnya yang disebut-sebut akan mengikuti olimpiade olahraga nasional. Ya, itu memang akan menjadi sebuah kebanggaan bagi seorang guru, saat murid yang diajarnya lebih hebat dari pada dia sendiri. Tapi sayangnya Leon sedang tidak punya mood untuk meladeni Ronald. Saat ini dia, Joan, dan juga Ronald datang ke kedai hot pot, lokasinya agak berbeda dari biasanya namun itu juga karena Joan tiba-tiba bilang ingin memakan sesuatu yang pedas. Dia juga menambahkan bahwa makanan pedas bisa menetralis
last updateLast Updated : 2024-02-21
Read more

Mencintaimu Secara Ugal-ugalan

Leon melihat sekelilingnya, dia menemukan sebuah gang dimana untuk pertama kalinya dia dan Silvana membuat sebuah petualangan panas tak lazim dimuka umum. Pria itu dengan cepat mengambil rokok di saku sebelah kanan celana, kemudian menyalakannya. Dia melirik sedikit kearah Silvana yang mengekor disisinya. Leon melemparkan senyuman kecil kearah gadis itu ketika dia melakukannya. “Aku tidak melakukan apa-apa. Kau sendiri yang menghilang dari pandanganku. Bukankah sikapmu sekarang menunjukan seberapa banyak kau merindukanku?” Leon menyindir gadis itu setelah menghisap nikotin kesukaannya. Mencoba untuk bersantai dan menikmati apa yang benda itu berikan untuk memperbaiki mood-nya. Silvana terlihat memutar matanya dan kemudian menatap tajam pada Leon. Tatapan itu terlihat menusuk, membuat Leon jujur saja sedikit tersentak karenanya. “Harusnya kau juga berkaca pada dirimu sendiri, kata-kata itu lebih cocok untuk dirimu sendiri, Sir,” balasnya keras, dia memang pandai membuat Leon kelimpun
last updateLast Updated : 2024-02-21
Read more

Give it to Me (18+)

Leon sudah sangat terkejut mendengar pernyataan yang luar biasa frontal dari Silvana. Namun pria itu mulai mengembalikan ekspresi wajahnya ke posisi semula. Seharusnya dia bisa lebih siap menghadapi Silvana, karena gadis itu memang selalu terang-terangan mengungkapkan perasaannya. “Itu pun kalau kau memang sanggup mencintaku.” Leon tidak menyangka bahwa dirinya malah mengatakan sesuatu bernada menantang pada Silvana. Mendengar dia berkata demikian, gadis itu menyunggingkan senyuman manisnya. “Sangat mudah buatku, kalau tidak sanggup aku tidak mungkin masih mengejarmu seperti ini, Sir. Hanya saja aku tidak suka melanggar apa yang sudah aku janjikan padamu. Ingat yang pernah aku bilang waktu itu?” Leon tentu tidak akan pernah melupakan apa saja yang pernah terjadi diantara mereka berdua, sebelum maupun sesudahnya. Tiba-tiba hal itu menjadi sebuah kenangan yang sulit untuk pudar seiring berjalannya waktu. Dan bila dia mengingat apa yang Silvana katakan sebelum mereka akhirnya tidur ber
last updateLast Updated : 2024-02-21
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status