Semua Bab Pemuas Hasrat Dosen Tampanku: Bab 51 - Bab 60

108 Bab

Joan si Dosen Caper

“Sir Joan, kau pikir apa yang sedang kau lakukan?!” “Hm?” Tanpa rasa bersalah Joan memiringkan kepalanya untuk menatap wajah Jiyya yang sejak beberapa saat lalu mencoba berontak dan melarikan diri darinya. Saat ini Sir Joan dan Jiyya bertemu di jalanan kampus, mereka sesekali adu mulut sepanjang jalan. Herannya walaupun Jiyya telah melakukan banyak hal yang memungkinkan agar dia bisa lepas dari pria itu tetap saja semuanya sia-sia. Padahal dia berharap ada seseorang yang bisa menolongnya dari pria ini. Bukankah perbuatan Sir Joan ini bisa dilaporkan sebagai sebuah perbuatan yang tidak menyenangkan. Jiyya khawatir dia akan dibawa kesuatu tempat dan mereka berdua akan berada dalam posisi berbahaya lagi yang mana Jiyya tidak mau mengulangi kesalahan yang hampir merenggut prinsip hidupnya sebagai seorang wanita konservatif ditengah gempuran open minded.Namun berbeda dengan apa yang ada dipikiran Joan. Pria itu sebenarnya tidak merencanakan apapun di kepalanya. Dia tidak benar-benar tah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-01
Baca selengkapnya

Si Pencari Celah

Joan memanfaatkan kesempatan yang sempit itu untuk bergerak. Dengan menggunakan sebelah tangannya, tiba-tiba saja Joan menautkan jemarinya pada jemari Jiyya dibelakang punggungnya. Sementara Jiyya tiba-tiba saja merasakan kulitnya terbakar. Pergerakan yang Sir Joan lakukan tentu sangat mengejutkannya, namun dia tidak bisa menolaknya lantaran itu akan jadi rumit bagi mereka bila dia berteriak sekarang. Jiyya merasa apa yang sedang terjadi diantara dia dan Sir Joan adalah hal yang sama sekali tidak pantas. Dia menggeser sedikit posisinya. Itu adalah sebuah gerakan halus sebagai upaya Jiyya menjauhi Joan. Namun pergerakan kecil tersebut nampak disadari dengan jelas oleh sang dosen tampan. “Keberadaanmu disini bersama mahasiswimu sedikit mengundang skandal—” Entah sengaja atau tidak, namun cara Maria mengucapkan kata itu dan memenggalnya disana seolah memiliki unsur rahasia erotis diantara mereka berdua. “—aku akan lebih percaya bahwa kau bersama mahasiswa lainnya. Dimana yang lainnya?”
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-02
Baca selengkapnya

Kenekatan Joan

Jiyya menghentakan kakinya dengan kasar di sepanjang jalan yang dia lewati. Mood-nya benar-benar telah dirusak. Gadis itu bahkan berusaha keras untuk menahan air mata yang hampir jatuh ke pipinya. Dia membenci Sir Joan. Terlebih Jiyya benci dirinya sendiri yang selalu terjebak dalam situasi yang membuatnya muak. Kenapa rasanya dia menjadi gadis yang bodoh? Dia selalu dengan mudahnya terjebak bersama Sir Joan. Dan kali ini gadis itu bahkan tidak bisa menahan emosinya sendiri ketika nama Bestian disebut-sebut oleh orang lain dengan cara seperti itu. Hati mungilnya serasa diremas, bahkan semakin lama semakin ditekan hingga nyerinya tidak tertahankan. Dengan kedua tangan yang terkepal, Jiyya sempat melemparkan tatapan penuh kebencian dari balik bahunya terhadap perempuan asing yang nampak cukup akrab dengan dosen-nya itu. Setelah dia berhasil pergi dari mereka, Jiyya mempercepat langkahnya lagi. Berusaha sekilat mungkin meninggalkan mereka berdua sejauh yang dia bisa. Tapi tetap saja, an
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-02
Baca selengkapnya

Sentuhan yang Membuai

Joan mundur sedikit, dia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan apapun dalam moment ini. Dia ingin Jiyya secara utuh. Dia ingin melihat ekspresi apa yang gadis itu buat ketika sedang bermain dibawah sana. Begitu melihat raut wajah kepayahan dan penuh kepasrahan dari Jiyya. Joan tidak bisa menahan dirinya untuk sekali lagi menangkup bibir Jiyya yang sesekali mendesis akibat ulahnya. Setidaknya dengan ini, suara Jiyya tidak akan bisa didengar. Walaupun memang sayang rasanya karena desahan Jiyya adalah suara favoritnya sejauh ini. Tapi Joan tidak mau berbaik hati membagi suara itu kepada siapapun. Lidah mereka terjalin dan melingkar satu sama lain. Meski telah mencoba menutupi suara Jiyya melalui ciuman itu, namun tetap saja Joan tidak mampu meredam erangan Jiyya dalam ciuman mereka. Gadis itu melepaskan pagutannya, dia meraih bahu Joan yang sedang bekerja dibawah sana. Kedua kaki gadis itu nampak sedikit kesulitan untuk menapak tanah. Joan juga mulai merasa bahwa tangannya sudah mulai
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-02
Baca selengkapnya

Heart to Heart Conversation

"Kenapa Sir Joan memperlakukan saya seperti ini?” Setelah merasa kesunyian lebih membuat atmosfer diantara mereka terasa canggung, Jiyya pada akhirnya angkat bicara. “Seperti apa?” “Ya, seperti menggendong saya, dan mengantar saya pulang.”“Anggap saja saya sedang berbaik hati pada mahasiswi cantik yang sedang patah hati.” “Saya tidak patah hati.” Jiyya mengujar, meski begitu ekspresinya tidak dapat terbaca bila seandainya Sir Joan bisa melihat bagaimana air mukanya sekarang. “Dan saya… saya minta maaf,” gumam Jiyya. Sir Joan tidak langsung berkomentar.“Untuk apa?” Akhirnya setelah Sir Joan mempertimbangkan banyak hal Jiyya mendengar suaranya sedikit lebih rendah dan lembut. Pria itu mungkin berpikir untuk tidak mengatakan sesuatu yang akan menyakitinya, atau menggunakan nada bicara yang akan menyinggungnya. Mulut Jiyya sedikit menganga sebelum dia menjawab ucapan Sir Joan untuknya. “Untuk sikap saya yang buruk beberapa saat yang lalu. Saya tahu bahwa saya sangat bodoh karena me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-03
Baca selengkapnya

Insecurity

Adalah hal yang sedikit lucu bagi seorang Jiyya. Dia mencoba menyibukan diri agar tidak berurusan dengan Sir Joan namun semesta malah mengirim pria itu untuk hadir di sekitarnya dalam ranah kebetulan. Padahal ada banyak tempat yang bisa mereka datangi, tapi pertemuannya dengan Sir Joan seolah telah direncanakan dan bahkan dengan lari saja tidak cukup bagi Jiyya untuk dapat menghindari. Sekali lagi pria itu menjebaknya lagi. Kali ini dengan satu problematika lainnya. Mengingatkan Jiyya pada Bestian. Menjeratnya dengan sebuah skinship tak wajar, namun cukup membantunya untuk melupakan sementara. Jiyya selalu rentan saat mendengar nama Bestian disebut. Terlebih oleh orang asing yang Jiyya saja tidak pernah bertemu muka dengannya sebelum ini. Aneh baginya mendengar orang lain berbicara buruk soal Bestian. Sekaligus bodoh baginya karena selalu bergerak tanpa sadar untuk membela seorang pria yang barangkali sudah tidak mau peduli pada dia lagi. Meski begitu fakta bahwa Bestian selalu ada di
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-03
Baca selengkapnya

Pernyataan Cinta Mendadak

Bagi Joan, kehidupan yang dia miliki sudah seperti sebuah pertunjukan komedi. Dia tidak tahu apa yang semestinya dia perlihatkan, entah harus tertawa atau biasa saja karena segala hal terasa jadi begitu monoton dan tidak lagi memiliki adanya gairah didalamnya. Segalanya sudah sangat alami. Joan juga sudah terbiasa dengan segala sesuatu yang berjalan layaknya saat dia sedang menyelesaikan setiap potongan puzzle menjadi satu bentuk utuh. Kehidupannya tidak pernah terasa lengkap bahkan barang sehari. Namun setidaknya dia ingin menyelesaikan sesuatu. Menjaga sesuatu yang selalu dirasa sempurna, indah sekaligus mendebarkan, menyenangkan dan juga menyakitkan.Permulaan kisah ini tanpa perkenalan resmi dengan basa basi siapa namamu menjadi titik tertariknya garis asmara antara Joan dengan mahasiswi manisnya kini. Joan dulu mengidentifikasikan perasaannya pada Jiyya sebagai jatuh cinta pada pandangan pertama, cukup aneh sebetulnya untuk menjadi metodi bagi seorang Joan menjatuhkan hati. Kare
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-04
Baca selengkapnya

Pria yang Putus Asa

“Saya tidak bisa bersama denganmu, Sir.” Gadis itu berucap di balik pelukan erat Joan. “Saya yakin masih mencintai orang yang sama untuk saat ini. Saya merasa bersalah setiap kali saya mengingat dia saat sedang bersamamu.” Katanya lagi. “Sejak awal, kita memang tidak memiliki ketertarikan. Barangkali hal ini juga berlaku untukmu. Sir Joan hanya kebetulan pernah menjamah tubuh saya sehingga kau merasa penasaran karena belum merenggut kehormatan saya. Ini bukan cinta. Yang saya tahu, saya juga tidak memiliki cinta untukmu pula.” Joan benar-benar kesal pada takdir. Mengapa harus seperti ini? Joan merasa dia sudah melakukan hal yang terbaik untuk menarik atensi gadis ini. Dia menjadi sosok yang selalu peduli padanya, menjadi pendengar setia ceritanya, menjadi pembimbing untuk membantunya meraih impian, menjadi sosok yang akan bersedia ada saat dibutuhkan ketika dia merasa kesepian. “Kamu selalu cantik dimata saya, Jiyya. Mungkin memang benar ada waktu dimana kita salah kaprah dan meng
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-04
Baca selengkapnya

Are You Ready, Jiyya?

Jiyya benar-benar tidak tahu apakah dia telah melakukan hal yang benar sekarang. Terakhir kali mereka memang saling bersentuhan satu sama lain, dan itu adalah sebuah pengalaman yang tidak bisa Jiyya lupakan hingga detik ini. Namun tampaknya situasi sekarang barangkali akan membawakan sebuah pengalaman yang semakin tidak dapat Jiyya hilangkan karena dia tanpa sadar dan dengan entengnya berkata ‘ya’ pada ajakan sang dosen muda. Alih-alih menolak seperti yang seharusnya.Jiyya sedikit berdebar, tetapi disaat yang bersamaan dia juga merasa takut. Di titik ini Jiyya hanya bisa memperhatikan dengan gugup ketika pria itu mengeluarkan sesuatu dari dompetnya. Sebuah bungkus plastik kecil yang sepertinya Jiyya ketahui meskipun tidak pernah dia gunakan. Sebuah kondom. Apakah pria itu memang sudah mempersiapkannya dari awal? Apakah dia berpikir bahwa Jiyya akan mengiyakan sehingga memiliki persiapan di dompetnya? Pria benar-benar adalah sebuah entitas yang berbahaya, lebih tua, seumuran, atau ba
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-05
Baca selengkapnya

Our First Time

Jiyya menghela napas dalam-dalam dan kemudian menganggukan kepalanya. Dia memejamkan mata seraya menggigit bibir bawahnya.Sir Joan menekan bagian dirinya ke pintu masuk Jiyya, begerak dengan sepelan mungkin. Sejujurnya Jiyya sudah sangat basah dan pergerakannya jadi relative lebih mudah. Walau begitu, Jiyya merasa bahwa hal itu tidak menjadikan Sir Joan nyaman. Tubuhnya tersentak sedikit, alisnya berkerut spontan. Pria itu baru seperempat jalan barangkali, tapi Jiyya sudah tidak kuat dan malah merasakan kesakitan seakan tengah di robek di dalam sana.Jiyya kontan mengaduh.Hanya dalam kata itu segera Joan merasakan gelombang rasa bersalah melewatinya. Pria itu langsung tidak memaksakan diri dan hanya diam saja. Sejujurnya tidak terhitung berapa banyaknya para gadis yang menyerahkan kegadisannya kepada Joan. Tapi dalam situasi sekarang dia benar-benar tidak ingin menyakiti Jiyya sama sekali. Dia ingin memberikan pengalaman pertama yang luar biasa kepada gadis itu. Mungkin karena di pe
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-05
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status