Home / Romansa / Pemuas Hasrat Dosen Tampanku / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Pemuas Hasrat Dosen Tampanku: Chapter 61 - Chapter 70

108 Chapters

He is so Fine

Jiyya betulan masih cukup kesulitan untuk percaya bahwa segalanya betulan terjadi diantara mereka. Fakta bahwa mereka sudah bercinta, dan pengalaman pertamanya dia habiskan dengan sang dosen membuat Jiyya tidak bisa berhenti mempertakanyan akal sehatnya. Sesekali pemikirannya terus mengujar apakah ini benar-benar realita ataukah hanya sekadar mimpi belaka? Sebab dia tidak hanya kehilangan keperawanannya, tapi juga kehilangan kepercayaan bahwa orang yang mengambilnya adalah sang dosen muda yang dia hormati, dan kagumi. Selain itu Jiyya juga mulai dapat mengklasifikasikan bahwa sosok Bestian sudah benar-benar tergeser dari dalam hatinya untuk saat ini. Dia tidak mengira bahwa dengan bercinta, sosok yang dia cinta bisa menghilang dalam sekejap begitu saja. Gadis itu menahan erangan ketika Joan menciumnya dengan sangat dalam, bergerak masuk dan keluar secara perlahan kali ini seolah dia begitu menikmati pengalamannya bersama Jiyya. Ketika merasa puas dengan bibir, pria itu kemudian meny
last updateLast Updated : 2024-03-05
Read more

Flower Shower Time

Jiyya hanya diam saja bak patung seraya menatap tubuh indah Joan dalam diam. Ketika kulit mereka berdua bersentuhan, Jiyya tidak bisa menampik bahwa tubuhnya langsung bergidik. Adegan ini seperti sebuah deja vu baginya. Ataukah mungkin saat ini mereka tengah mencoba untuk kembali menulis ulang sejarah? Situasinya mirip sekali, hingga Jiyya merasa akan ada hal mendebarkan yang akan terjadi sekali lagi di kamar mandi. Joan menurunkan nosel shower kemudian mengarahkannya pada paha Jiyya yang berdarah. Berkat tersiram air darah tersebut kemudian mulai meluruh ke bawah. Jiyya tetap diam ketika tangan Joan mulai aktif dengan lembut membelai bagian pahanya yang sekarang sudah bersih total. Pria itu benar-benar memandikan dirinya sekarang. Dia bahkan berjongkok di depan tubuhnya untuk membersihkan beberapa bagian yang tidak terlihat ketika pria itu dalam posisi berdiri. “Pindahkan kakimu sedikit ke samping, Jiyya.” Joan benar-benar setengah berbisik ketika memberi perintah. Tapi Jiyya meng
last updateLast Updated : 2024-03-06
Read more

Mahasiswi Piaran

Ketika Joan terbangun, dia sampai membutuhkan waktu beberapa saat untuk mengingat dimana dia berada. Kamar yang dia tempati sekarang jelas bukan miliknya. Kecuali jika tiba-tiba berubah menjadi lebih sederhana dari yang dia ingat. Sampai dia kemudian menyadari bahwa kakinya terjalin dengan kaki seseorang dan disitulah dia memahami apa yang sudah terjadi. Joan menoleh hanya untuk melihat Jiyya yang rupanya telah terjaga lebih dulu darinya. Kepala mereka berada di satu bantal yang sama dengan senyum lembut tersunggingi tepat diwajah Joan secara otomatis begitu mata mereka berdua saling bersitatap seperti ini. “Selamat pagi Jiyya,” sapa Joan. Jiyya balas tersenyum meski nyaris tidak terlihat saking tipisnya senyum yang gadis itu buat. Joan benar-benar merasakan letupan kebahagiaannya saat itu juga. “Halo,” balasnya. Ada keheningan yang singkat dimana mereka berdua hanya saling memandang satu sama lain. Joan mendekatkan wajahnya, sekadar untuk menelusuri hidung Jiyya yang begitu ramp
last updateLast Updated : 2024-03-06
Read more

Saling Mengalahkan

Joan tahu bahwa dia baru saja mengatakan sesuatu yang bodoh tentang melakukannya dan kemudian melepaskan Jiyya. Nyatanya setelah hampir satu pekan mereka tidak bicara satu sama lain. Joan benar-benar sedikit gila. Karena itu dia memutuskan untuk menjadi pria yang ingkar janji kali ini. Tidak peduli bila Jiyya memandang rendah dirinya. Dia bahkan menunggu sampai malam, karena dia tahu Jiyya sedang bersama dengan Ms. Donna. Ketika gadis itu keluar, dia menyiapkan hatinya untuk bicara. “Jiyya,” panggil pria itu. Sesaat Jiyya terkesiap, tapi kemudian dia kembali pada ekspresinya seperti biasa. “Ah, Sir Joan.” “Aku baru saja keluar, dan kurasa kau juga baru selesai. Apa kita bisa pulang bersama? itu pun kalau kau tidak keberatan.” Jiyya sesaat melirik kearah arlojinya sendiri untuk memastikan waktu. Namun kemudian menganggukan kepalanya. Dalam situasi ini Joan merasa sangat lega di berpikir bahwa mungkin Jiyya sudah melupakan segalanya. Walaupun di sudut hatinya dia merasa sedikit tida
last updateLast Updated : 2024-03-07
Read more

Dinner

“Apa kamu lapar? Aku akan buatkan sesuatu untuk mengisi energimu,” ujar Jiyya setelah gadis itu memutuskan membawa Joan ke kediamannya. Tapi pria itu malah justru memilih untuk memeluknya dari belakang begitu mereka berdua telah benar-benar masuk ke dalam. “Aku lebih suka tinggal di tempat tidur,” gumam pria itu lagi. Bibirnya begitu dekat dengan cuping telinganya sehingga Jiyya dapat merasakan seluruh tubuhnya langsung terasa kesemutan. Tiba-tiba seluruh ketenangan yang Jiyya bangun selama perjalanan pulang tadi langsung terkikis dan hilang. “Kalau begitu kau bisa ke tempat tidur,” katanya menjawab, seraya menggeliat sehingga dapat bebas dari pelukan Joan. Pria itu langsung membuat suara yang mengindikasikan bahwa dirinya kecewa begitu menyadari bahwa Jiyya memilih untuk menjauh darinya. Tapi rasa kecewanya itu berlangsung hanya sesaat sebab ketika dia menatap punggung Jiyya yang menjauh dari tempatnya berdiri sekarang dia bisa melihat bahwa Jiyya secara perlahan membuka pakaianny
last updateLast Updated : 2024-03-07
Read more

Ooh~ Ketahuan

“Kamu ada kelas hari ini?” Jiyya menoleh untuk melihat Joan mengenakan sepatunya di depan pintu. Dia tidak bisa menahan senyum ketika pria itu mengenakan kemeja yang kancingnya terlepas sehingga dada-nya dapat terekspos bebas. Ya, itu pun terjadi karena ulahnya. Sedikit banyak memberinya memori yang lumayan baik. Walaupun itu sedikit buruk, tapi Jiyya menyukai kenakalannya. “Ya, saya ada kelas hari ini,” kata Jiyya menjawab pertanyaan pria itu. “Ms. Donna menawarkan dirinya untuk memberikanku jam ekstra untuk mengajar secara khusus di minggu ini. Silvana juga mendapatkan penawaran yang sama, tapi kurasa dia akan lebih memilih untuk menghabiskan seminggu penuhnya dengan Si—” Jiyya kontan langsung menutup mulutnya sendiri. Dia hampir saja mengatakan sebuah omong kosong kepada Joan. Joan hanya mendongak dari posisinya yang terduduk, seraya mengangkat alis. “Dengan Leon?” tebaknya yang membuat Jiyya kontan tersentak. Mulut Jiyya menganga. “Tidak! eh? Apa? bagaimana bisa Sir Joan meneb
last updateLast Updated : 2024-03-08
Read more

Joan Sagapung

Ini sedikit mengherankan, pasalnya Ms. Donna tidak mengatakan apa-apa tentang dia yang sempat memergoki Jiyya dan Joan di dalam mobil. Sepanjang kelas, dan bahkan hingga berarkhir pun nyatanya Jiyya merasa tidak tenang dan takut kalau-kalau wanita itu akan mengatakan sesuatu tentang hubungannya dengan Sir Joan. Bukankah itu sudah pasti karena mereka berdua terlampau tak hati-hati?Sebelum setiap intruksi di lontarkan, Jiyya selalu tersentak seolah wanita itu akan memarahinya atau barangkali mendapatkan caci maki dan cela darinya. Tapi anehnya Ms. Donna tidak menyinggung soal itu dan tetap memberikannya kelas ekstra seperti biasa tanpa ada perubahan yang berarti. Diam-diam Jiyya memperhatikan dosen wanita yang memfavoritkan dirinya sebagai mahasiswi kesayangan. Ms. Donna sepertinya berada dalam suasana hati yang bagus. Dia sesekali memberikan beberapa arahan yang di barengi dengan senyuman di wajah, memberinya pujian saat Jiyya melakukan sesuatu yang bagus, dan kritik yang terbilang ti
last updateLast Updated : 2024-03-08
Read more

On The Table

Jiyya melepaskan ciumannya untuk mengerang hebat, menempatkan kedua tangannya untuk bertahan di leher Joan saat pria itu menarik dirinya sesaat. Merasa belum puas hanya dengan mengisi relung terdalam Jiyya, Joan menundukan kepalanya dan melahap satu puncak yang sejak tadi sedikit mendistraksi dan menarik perhatiannya. Memberi jilatan lembut seraya menggerakan pinggulnya, sekali lagi Jiyya hanya dapat mengerang keras. Pria itu menahan beban Jiyya menggunakan kedua tangannya di pinggul yang berarti Jiyya akan hanya akan bergerak atas pergerakannya. Jiyya sendiri mulai kehilangan kendali, dia meracau liar sementara jari jemarinya bergerak ke atas dan menjerat rambut bagian belakang Joan. Dia terengah atas sensasi di bawah sana yang sungguh tidak dapat di ungkapkan dengan kata. Terlebih pria itu memang selalu punya cara untuk memanjakannya tidak hanya di satu titik, melainkan di beberapa titik yang merupakan kelemahannya. Joan pandai mengirimkan perasaan yang penuh nikmat luar biasa ke s
last updateLast Updated : 2024-03-09
Read more

F--kfinger

Jiyya hanya melepaskan tawa kecil untuk menanggapi pertanyaan Joan. Wajahnya kontan memerah, seraya mencengkram botol air mineral dengan sedikit lebih keras. “Ya, bagaimana pun juga saya di hantam dari dua sisi,” ujar Jiyya mengkonfirmasi kepada pria itu. “Kelas ekstra Ms. Donna memang selalu sulit,” tutup Jiyya kemudian seraya meneguk air di dalam botol tersebut. Matanya tertuju pada lantai dan meja, pikirannya sedikit tidak beres saat itu. “Tapi sejujurnya, kalau Sir Joan bertanya soal pendapatku mengenai percintaan kita. Maka berhubungan seks di atas meja tidak membantu meringankan otot saya yang lelah.” Joan hanya menyeringai dan meneguk air mineral miliknya pula. Pria itu tiba-tiba tergoda untuk meremas paha Jiyya yang baginya terlalu menggemaskan. “Maaf ya,” ujar pria itu. Nada bicaranya menunjukan bahwa sesungguhnya dia sama sekali tidak menyesal telah berbuat demikian. Justru dia merasa senang bukan kepalang setelah mengerjai mahasiswi manisnya itu dengan sebuah permainan spo
last updateLast Updated : 2024-03-09
Read more

You are My Soulmate

Pertanyaan itu Joan ujarkan seraya menambah satu jarinya lagi dan mendorongnya ke dalam. Dia menyukai moment tertentu menyiksa Jiyya dengan seluruh kenikmatan yang bisa dia berikan. Dan Jawaban Jiyya? tentu saja gadis itu hanya bisa membalasnya sebatas dari rintihan keras saja. Joan berseringai, dia memilih untuk membungkam bibir gadis itu dengan bibirnya sementara jarinya masih sibuk memompa di bawah sana. Ciuman itu memang berawal dengan lembut, tetapi semakin lama makin berkembang menjadi liar dan tidak terkendali karena gairah. Jiyya bahkan kini sudah melepaskan satu tangannya untuk berpegangan pada bahu Joan dan memperdalam pergulatan lidah mereka. Menggesekan tubuh satu sama lain, berusaha untuk memberikan perlawanan atas pergerakan jari pria itu di dalamnya. Tapi Joan memang bukan tipe yang mudah mengalah. Alih-alih memberikan kesempatan dia justru mempercepat pergerakan jarinya. Jiyya kontan melepaskan ciumannya dan mengerang keras lagi. Jika bukan karena kursi dan sebelah t
last updateLast Updated : 2024-03-09
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status